Disusun oleh:
1. Awank Zuhud Fajar A 4. Larasati Windu Putri
(1910631080060) (1910631080086)
2. Habib Nurizzman 5. Mia Restu Fauzi
(1910631080142) (1910631080154)
3. Kori Imanul Wardana 6. Nada Nur Aida
(1910631080150) (1910631080094)
Awank Zuhud Fajaralvidens a) , Habib Ibnuzzman b) , Kori Imanul Wardana c), Mia Resti Fauzi
d) , Larasati Windu Putri e), Nada Nur Aida f)
a) 1910631080060@student.unsika.ac.id b) 1910631080142@studentunsika.ac.id
c) 1910631080150@student.unsika.ac.id d) 1910631080155@student.unsika.ac.id
e) 1910631080086@student.unsika.ac.id e) 1910631080094@student.unsika.ac.id
Abstrak
Artikel ini berisi tentang bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk
satuan-satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara
lisan maupun tulis. Sedangkan bahasa jurnalistik dalam pemakaian bahasanya lebih
menekankan pada daya kemunikatifannya. Pemakaian dalam sebuah kata sudah biasa kita
lantunkan atau ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada sebuah pemakaian kata tersebut
tujuannya untuk memudahkan artian dan proses pemahaman dalam membaca baik itu ucapan
secara spontan maupun bentuk bacaan atau tulisan. Pemakaian kata menurut (KBBI) adalah
pe.ma.kai.an [n] proses, cara, pembuatan memakai, penggunaan. Dengan pemakaian kosa
kata tujuan lainnya agar memudahkan proses berkomunikasi dan menyampaikan informasi.
Sebuah kalimat adalah kumpulan dari beberapa kata atau kelompok kata. Sebuah Kalimat
mempunyai arti berdasarkan subjek predikat, objek, maupun keterangan yang berdasarkan
arah sebuh kalimat tersebut. Dalam alenia bahasa jurnalistik alinea merupakan suatu
kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Setidaknya
dalam satu alinea terdapat satu gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas. Pembuatan
alinea bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema
dari tema yang lain.
Bahasa dalam jurnalistik merupakan suatu kesatuan kalimat yang independen serta lebih
menekankan pada kekomunikatifannya. Bahasa jurnalistik juga mengikuti dengan kaidah-
kaidah yang sesuai dengan bahasa Indonesia baku. Yang menjadi pembeda yaitu bahasa
jurnalistik ini lebih menekankan ke arah komukasi/kekomunikatifannya. Dalam sebuah bahasa
kita bisa berkomunikasi dengan baik dengan garis besar adanya kandungan kosakata yang
memiliki arti dan makna sebagai penjelas. Jadi, dalam bahasa terdiri dari sebuah kata yang
mempunyai arti sebagai penjelas dan pengartian untuk memberikan informasi yang sesuai
dalam suatu komunikasi. Adapun bagian yang berupa aline bahasa dalam jurnalistik yang
merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Dalam satu alinea terdapat satu gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas. Pembuatan
alinea bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema dari
tema yang lain.
Dalam suatu pembahasan mengenai materi bahasa jurnalistik yang terdiri dari definisi sebuah
bahasa,kata, kalimat, dan alinea. Pada pembahasan yang akan diperjelas mengenai materi ini
kita harus memahami secara akurat, sebagai seorang jurnalistik kita harus paham akan
penggunaan kata yang baik dan benar. Pertama membahas perihal bahasa Indonesia jurnalis tik
yang sederhana, ringkas, padat, dan jelas. Kita bisa mengartikan bahwasannya bahasa
Indonesia jurnalistik yang sederhana itu artinya sebuah kalimat dan alinea yang dibuat secara
ringkas dan tidak panjang secara isi maupun strukturalnya. Adapun beberapa ciri-ciri dari
bahasa Indonesia jurnalistik yang disimpulkan oleh Abdul Chaer yang mengutip dari H.
Rosihan Anwar dan John Hohenberg. Antara lain sebagai berikut:
Selanjutnya, pembahasan mengenai sebuah kata dapat kita sebut sebagai bagian dasar dalam
penulisan/menulis. Ciri karakter seseorang yang pandai menulis biasanya mampu menguasa i
kosakata yang lebih banyak, oleh sebab itu orang yang pandai menulis mereka mempunya i
banyak sekali gagasan dalam suatu pembahasan dalam menguatarakan sebuah penjabaran baik
secara difinisional maupun masalah faktual. Sebuah kata dalam penulisan harus diperhatika n
agar makna dan artian dapat dipahami oleh pembaca.
Terlebih lagi adanya sebuah kalimat yang harus kita pahami, dalam penulisan kalimat biasanya
kita disarankan menggunakan bentuk kalimat efektif. Kalimat efektif ini bisa dikatakan kalimat
yang berisikan suatu proses penyampaian secara jelas. Dikatakan secara jelas, bahwasannya
kalimat ini bertujuan untuk memberi apa mkasud yang disampaikan oleh si penulis kepada
pembaca. Kalimat yang dikatakan efektif bahwasannya penulisan kalimat ini mampu membuat
suatu proses penyampaian dan reseptif itu diterima dengan baik. Suatu keefektifan kalimat di
dasari dengan adanya keteraturan dalam struktur ataupun bentuk pola kalimat.
Setelah membahas kata dengan kalimat, adapun disini membahas atau mengulas perihal
penggunaan alinea ataupun bisa disebut dengan paragfraf yang kompak. Definisi secara
kualitatif dengan bentuk deskriptif, alinea ini merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu bentuk
kesatuan yang lebih luas daripada banyaknya kata maupun kalimat. Untuk alinea berisikan
sebuah gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas yang bertujuan agar memudahkan dalam
pengartian dan suatu pemahaman dengan memisahkan satu tema/topik dengan tema/topik
lainnya.
Kesimpulan
Dalam keseluruhan inti dari pembahasan mengenai materi yang membahas seputar ruang
lingkup bahasa Indonesia dalam dalil jurnalistik ini kita bisa mengetahui dalam sebuah artian
sebuah kata yang lazim untuk digunakan dalam kalimat maupun alinea yang digunakan untuk
membuat sebuah berita dalam informasi melalui media yang berupa tulisan. Kesimpula nnya
dalam membuat kalimat ataupun alinea, kitapun wajib menggunakan EYD.
Butt, D., Fahey, R., Feez, S., Spinks, S., Yalop, C. (2000). Using Functional Grammar, 2nd
Ed. Sydney: National Centre for English Language Teaching and Research,
Macquarie University.
Halliday, M.A.K. (1994). Introduction to Functional Grammar, 2nd Ed. London: Edward
Arnold
Arnold. Halliday, M.A.K., & Hasan, R. (1985). Language, Context, and Text: Aspects of
language in a social-semiotic perspective.Victoria: Deakin University Press.