Disusun Oleh;
1. Wildan Fajar Ilhami
2. Zakka Fauzani Abda
3. Muhammad Fatik Thoriq
4. Siti Masna Albayaniah
5. Siti Salma Khoirunnisa
6. Suci Aulia
7. Suci Nazili A.S
8. Alyka Nasya Mahira
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul ”Konsep dan Sejarah Ejaan dalam bahasa
Indonesia,Huruf,Kata,Kalimat dan tanda baca dalam Bahasa Indonesia”
Makalah ini saya buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan
pemahaman tentang Konsep Sejarah Ejaan dan Pengenalan Huruf,Kata,Kalimat dan tanda
baca dalam Bahasa Indonesia, dengan harapan agar para Mahasiswa bisa Memperdalam dan
Memahami Judul dari Makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu. Nuril Izzah, M.Pd. sebagai Dosen
pengampu mata kuliah”Bahasa Indonesia Untuk Perguruuan Tinggi” atas
bimbingan,arahan serta kesempatan yang diberikan kepada kami dalam proses penyusunan
makalah ini.
Terakhir,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca dalam penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu ejaan?
2. Bagaiamana cara penggunaan ejaan dalam kalimat?
3. Apa pengertian tanda baca?
4. Bagaimana penggunaan tanda baca dalam kalimat?
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis konsep dan sejarah ejaan bahasa indonesia
2. Mengetahui penggunaan huruf,kata,kalimat dan tanda baca dalam bahasa
Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
menyulitkan penulisnya. Akan tetapi, rencana peresmian ejaan bersama tersebut
gagal karena adanya konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada 1962.
5. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) (1967-1972)
Pada 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang sekarang bernama Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengeluarkan Ejaan Baru. Pembeharuan
Ejaan ini merupakan kelanjutan dari Ejaan Melindo yang gagal diresmikan pada
saat itu.
6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972-2015)
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972
hingga 2015 pada masa menteri Mashuri Saleh. Ejaan ini menggantikan Ejaan
Soewandi yang berlaku sebelumnya. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan ini mengalami dua kali perbaikan yaitu pada 1987dan 2009.
7. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-Sekarang)
Pemerintah terus mengupayakan pembenahan terhadap Ejaan Bahasa
Indonesia melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.
Pasalnya, Pemerintah meyakini bahwa ejaan merupakan salah satu aspek penting
dalam pemakaian Bahasa Indonesia yang benar.
Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa Pemerintahan Joko
Widodo dan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
B. Pengertian Ejaan
Dalam buku konsep Dasar Bahasa Indonesia (2019) karya Yunus Abidin, Ejaan
merupakan aturan yang melambangkan bunyi bahasa menjadi bentuk huruf, kata
serta kalimat.
Ejaan juga bisa diartkan sebagai kumpulan peraturan penulisan huruf, kata serta
penggunaan tanda baca.
Mengutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020) karya Widya
Fitriantiwi, Yang dimaksud ejaan adalah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai
bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat tercapai.
C. Fungsi ejaan
Menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
(2019), Ejaan harus diterapkan dalam penulisan bahasa. Ejaan memiliki sejumlah
fungsi penting, Yaitu:
3
1. Landasan pembakuan tata bahasa Peggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan
membuat tata bahasa yang digunakan semakin baku.
2. Landasan pembakuan kosa kata serta istilah tidak hanya membuat tata bahasa
semakin baku, ejaan juga membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih
baku.
3. Penyaringan masuknya unsur bahasa lain ke bahasa indonesia, Ejaan juga
memiliki fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain ke bahasa indonesia.
Sehingga dalam penulisannya tidak akan menghilangkan makna aslinya.
4. Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi penggunaan ejaan
akan membuat penulisan bahasa lebih teratur. Hal ini membuat pembaca semakin
mudah dalam memahami informasi yang disampaikan secara tertulis.
D. Penulisan Ejaan
Dilansir dari situs Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Penulisan ejaan
mencakup beberapa hal, Yaitu:
1. Penulisan huruf abjad
Dalam ejaan bahasa indonesia, huruf abjad terdiri atas huruf
A,B,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V.W,X,Y,Z. Huruf abjad ini bisa
ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun tidak, tergantung pada pemakaian dan
tujuan penggunaanya.
2. Penulisan huruf vokal
Dalam ejaan bahasa indonesia, huruf vokal terdiri atas hurufa,i,u,e,o. Sama
seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf kapital atau tidak.
3. Penulisan huruf konsonan
Dalam ejaan bahasa indonesia, huruf konsonan adalah huruf yang tidak
termasuk huruf vokal, Yakni: a,b,c,d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,n,o,p,q,r,s,t,u,v,w,x,y,z.
Penulisan Kapital atau tidaknya juga bergantung pada pemakaian dan tujuan
penggunaanya.
4. Penulisan huruf diftong
Dalam ejaan bahasa indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal yang
diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai,au,oi. Contoh katanya ialah
‘santai’, ‘pulau’, ‘survei’, dan ‘kalian’.
4
5. Penulisan gabungan huruf konsonan
Dalam ejaan bahasa indonesia, penulisan gabungan huruf konsonan berarti dua
huruf konsonan dijadikan satu, Seperti kh, ny, ng. Contoh katanya ‘ikhtisar’,
‘nyata’, ‘syarat’’, dan ‘ngarai’.
6. Penulisan pemenggalan kata
Dalam ejaan bahasa indonesia, pemenggalan kata sering dilakukan jika:
a) Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak kata. Pemenggalan dilakukan di
antara kedua huruf vokalnya. Contoh kata ‘aula’ jika dipenggal menjadi ‘au-
la’.
b) Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan di antara dua huruf
vokal, yang terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan sebelum huruf
konsonan. Contohnya kata ‘ba-pak’, dan ‘mu-ta-khir’.
c) Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan. Contohnya ‘man-di’,
dan ‘makh-luk’.
d) Ada yang tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua.
Contohnya ‘in-stru-men’.
E. Pemakaian Ejaan
1. Huruf Kapital
Penggunaan huruf Kapital bisa dari huruf vokal atupun huruf konsonan. Berikut
beberapa contoh pemakaiannya:
a) Huruf kapital dipakai di awal kalimat. Contohnya: ‘Aku lapar’.
b) Huruf Kapital dipakai di awal petikan langsung. Contohnya: ‘Jinnie berkata,
“Besok aku tidak masuk sekolah” kepadaku’
c) Huruf Kapital dipakai di huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan serta Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contohnya:’Allah’, ‘Yang Mahakuasa’, ‘Islam’, ‘Alkitab’, dan lainnya.
d) Huruf kapital dipakai di huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan
keagamaan. Contohnya ‘Sultan Hasanuddin’, ‘Haji Agus Salim’.
e) Huruf Kapital dipakai di huruf pertama unsur nama orang. Contohnya ‘Ed
Sheeran’.
5
f) Huruf Kapital di huruf pertama unsur nama jabatan atau pangkat.
Contohnya’Presiden Jokowi’.
g) Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.
Contohnya: ‘Bahasa Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia’.
h) Huruf Kapital dipakai di huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan
peristiwa sejarah. Contohnya: ‘Tahun Masehi’, ‘Bulan Juni’, ‘Hari Natal’.
i) Huruf Kapital di pakai di huruf pertama nama geografi. Contohnya: ‘ Asia
Tenggara’.
2. Huruf miring
Berikut beberapa contoh pemakaiannya:
a) Huruf miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan. Contohnya: ‘ Majalah Bahasa’.
b) Huruf miring dipakai untuk menegaskan kata. Contohnya: ‘Huruf pertama
kata aku adalah a’.
c) Huruf miring dipakai di nama ilmiah. Contohnya: ‘Politik devideetimpera’.
7
h) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Indonesia merdeka pada tahun 1945.
i) Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat penerima dan pengirim surat, sert
a tanggal surat.
Contoh:
Yth. Direktur Perusahaan XYZ
Jalan Cempaka III No.10
Jakarta Timur
2. Tanda Baca Koma (‘)
Ini dia penggunaan tanda baca koma yang tepat.
a) Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin.
b) Dipakai sebelum kata penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kal
imat majemuk setara.
Contoh: Adik ingin membeli permen, tetapi giginya sedang sakit.
c) Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Namun, tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Contoh:
Karena berlari terlalu kencang, kakinya sakit.
Kakinya sakit karena ia berlari terlalu kencang.
d) Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demi
kian.
Contoh: Mahasiswa itu malas dan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dia tidak
lulus mata kuliah Statistik selama dua semester.
e) Dipakai sebelum dan atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai,
serta kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, Pak, atau Nak.
Contoh:
Wah, seru sekali!
Selamat pagi, Bu.
3. Tanda Baca Titik Dua (:)
Simak penggunaan tanda baca titik dua yang benar di bawah ini.
8
a) Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau pe
njelasan.
Contoh: Mereka memerlukan peralatan tulis: pensil, penghapus, penggaris, da
n bolpoin.
b) Tanda baca titik dua tidak digunakan apabila perincian atau penjelasan itu mer
upakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Pelaporan
c) Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua: Ahmad Wirawan
Sekretaris: Siti Arya
Bendahara: Aulisa
d) Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam p
ercakapan atau nama tokoh.
Contoh: Dinda: "Tolong ambilkan gelas berlapis emas di ruang penyimpanan."
e) Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai di antara jilid atau nomor dan halama
n, surah dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta
nama kota dan penerbit.
Contoh:
Morison, XLII, No. 8/2002:7
Surah Albaqarah: 2-5
Matius 3: 1-4
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa
4. Tanda Baca Titik Koma (;)
Perhatikan penggunaan tanda baca titik koma yang benar di bawah ini.
a) Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
setara satu dengan lainnya dalam kalimat majemuk.
9
Contoh: Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu memasak di dapur Kakamenulis
cerpen.
5. Tanda Baca Tanya (?)
Berikut ini penggunaan tanda baca yang benar.
a) Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Bagaimana kabarmu hari ini?
b) Dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat
dibuktikan kebenarannya. Penulisan tanda tanya dipakai dalam tanda kurung.
Contoh: Monumen Nasional diresmikan pada tahun 1999 (?).
6. Tanda Baca Seru (!)
Tanda baca seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah. Seruan perintah dapat menggambarkan kesungguhan, ketida
kpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah indah pantai di Lombok!
Dilarang membuang sampah di sepanjang sungai!
7. Tanda Baca Petik (“”)
Berikut penggunaan tanda baca petik yang tepat.
a) Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari naskah, pembicara
an, atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo.
b) Digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, ata
u bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Film "Habibie dan Ainun" diambil dari kisah nyata perjalanan B.J. Ha
bibie dan sang istri Ainun.
c) Digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kurang um
um, maupun yang memiliki arti khusus.
Contoh: Dilarang memberi "amplop" kepada petugas.
8. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung kerap kali digunakan untuk merangkai kata yang terpenggal oleh
pergantian baris. Sealin itu, tanda hubung juga digunkan dalam menyambung kata
ulang,
Contoh: Kupu-kupu, Mobil-mobilan
Untuk merangkai kata bahasa asing atau daerah.
10
Contoh:
Men-download, Meng-upgrade
9. Tanda Pisah (--)
Tanda pisah bisa digunakan untuk membatasi kalimat atau kata yang memberi
penjelasan di luar maksud kalimat itu misalnya:
Dia—aku yakin dia memang pintar—memiliki kecerdasan.
Kesehatan memang—kita sepakat—hal utama yang perlu kita perhatikan
Selain itu, tanda pisah juga sering kita temui sebagai tanda yang
memaknai’sampai ke’ atau ‘sampai dengan’. Misalnya:
Tahun 2017—2019
Surabaya—Jakarta
10. Tanda Kurung (())
Tanda kurung biasa digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan. Misalnya kamu bisa menggunakan tanda ini untuk memberi
penjelasan kependekan dari surat izin mengemudi (SIM).
Lalu, tanda kurung juga digunakan untuk mengapit penjelasan atau keterangan
yang bukan bagian utama dari kalimat.
Contohnya:
“Keterangan tersebut (lihat di gambar 1.1.)
11. Tilde (~)
Tanda gelombang atau tilde merupakan tanda yang sering ditemui dalam kamus.
Menurut KBBI, tilde ini merupakan tanda yang menggantikan sublema yang
terdapat dalam deskripsi kamus atau dalam contoh penggunaannya. Sublema
sendiri adalah turunan dari kata yang ada di dalam kamus.
Supaya kamu enggak bingung dengan penggunaan tanda baca yang satu ini, saya
berikan contoh, ya. Misalnya, kamu ingin mencari kata ‘perajin’ di dalam kamus,
maka yang akan kamu temukan adalah:
Perajin: orang yang bersifat rajin: para ~ itu bekerja keras
Bagian ‘para ~ itu bekerja keras’ merupakan contoh dari penggunaan kata perajin
yang sesuai dengan arti yang diberikan. Tanda tilde hadir sebagai pengganti dari
kata perajin. Jadi, bisa disimpulkan makna dari kalimat itu adalah ‘para perajin itu
bekerja keras.
12. Tanda Elipsis (…)
Ini merupakan tanda baca yang biasanya difungsikan sebagai penanda adanya
bagian kalimat yang dihilangkan atau dipotong. Kamu bisa menggunakan tanda
elipsis ini pada naskah dialog pada bagian yang enggak selesai.
Berikut adalah beberapa contoh dari tanda elipsis:
a) Penyebab penurunan prestasinya … akan diselidiki.
b) Sudahlah … Hentikan perdebatan ini!
c) Kata dasar yang tepat bagi kalimat di atas adalah ….
Ketika ingin menggunakan tanda elipsis ini, sebaiknya diikuti dan didahului
dengan spasi. Apabila tanda elipsis digunakan di akhir kalimat, pastikan titiknya
11
berjumlah empat sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia)
13. Garis Miring (/)
Tanda baca yang bisa menjadi pengganti kata ini, sering digunakan dalam
penomoran surat, penanda periode tertentu, dan alamat. Kata yang bisa digantikan
oleh garis miring seperti kata atau, dan, serta setiap. Oh iya, unsur matematika
juga menggunakan tanda baca ini lho, misalnya:
Kecepatan mobil adalah 10 m/s (dibaca: kecepatan mobil adalah 10 meter per
detik).
Contoh lain dari penggunaan garis miring yaitu:
a) No. 1/FK/2013
b) Jl. merdeka IV/12
c) Orang tua/wali murid harap melapor.
d) Tahun ajaran 2020/2021.
14. Tanda Kurung Siku ([])
Digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata, tanda kurung siku
berfungsi untuk mengoreksi atau tambahan atas kekurangan di dalam naskah yang
ditulis oleh orang lain. Misalnya:
Penggunaan tanda harus sesuai [dengan] EYD.
Dia sangat pintar memasa[k].
Kelakuannya sangat [sopan].
Penggunaan lainnya dari tanda baca ini ialah untuk mengapit keterangan di dalam
kalimat penjelas yang sudah diberi tanda kurung lengkung. Misalnya:
Terdapat berbagai macam sistem operasi (pembahasan lebih lanjut bisa dibaca di
Bab II [halaman 20]
15. Ampersand (&)
Ampersand adalah tanda baca yang merupakan simbol dari kata sambung, atau
biasa kita kenal dengan ‘dan’. Selain digunakan dalam kalimat. Tanda ini juga
sering kita gunakan dalam sebuah nama perusahaan. Contoh penggunaannya
sebagai berikut:
Aku & dia sudah sering bertemu.
Johnson & Johnson.
16. Tanda Kurung Sudut (<>)
Anglebrackets atau yang sering kita sebut dengan kurung sudut, merupakan tanda
baca yang biasanya kita gunakan dalam penulisan format URL web ataupun
alamat email. Misalnya:
<admin@monolog.com><www.monolog.com>
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita memahami apa yang di paparkan di atas, kita dapat mengambil
sebuah kesimpulan bahwa bahasa itu tidak terlepas dari yang namanya tata ejaan dan
tanda baca.dan ternyata ejaan dan tanda baca itu saling keterkaitan. Dan itu ternyata
mengalami beberapa tahap hingga menjadi yang sempurna, dimana yang kita gunakan
saat ini.
B. Saran
Jadi kita sebagai pemuda yang mengakui bahwa bahasa persatuannya adalah
bahasa Indonesia, jika menggunakan ataupun mengkaji, kita juga harus
memperhatikan beberapa aturan-aturan yang terkandung di dalamnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rifan Aditya. Sejarah ejaan bahasa Indonesia dan perkembangannya. Rabu, 02 Desember 2
020. https://www.suara.com/news/2020/12/02/202020/sejarah-ejaan-bahasa-
indonesia-dan-perkembangannya?page=all
Vanya Karunia Mulia Putri ,Serafica Gischa. Ejaan: Fungsi, Penulisan, dan Pemakaiannya.
Kompas.com - 30/06/2021
Khusnia Khusnia. Penggunaan Tanda Baca Serta Jenis-jenisnya dalam Bahasa
Indonesia.https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/penggunaan-tanda-baca-serta-jenis-
jenisnya-dalam-bahasa-indonesia
14