Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH LAPORAN

BAHASA INDONESIA

“ Penulisan Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia “

Dosen pengampu :
Meksi Rahma Nesti, S.Hum, M.Hum

Kelas : Psikologi F
Disusun Oleh : Kelompok 13
1. Anara salsabila ( 23101157510229 )
2. Annisa ihsantari ( 23101157510230 )
3. Astri nureva ( 23101157510231 )
4. Aulia zafirah ( 23101157510232 )

PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “ YPTK “ PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyusun makalah tentang " Penulisan kesalahan penggunaan ejaan bahasa indonesia " dengan
sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan melalui tugas kelompok.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberi masukan, dan
mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh
Allah Swt. dengan ganjaran yang berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca sekalian.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan bagi pembaca.

Padang, 09 November 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa,


pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam satu bahasa. Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan adalah suatu system
aturan yang jauh yang lebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keselurahan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
sebagai sarananya.

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD
yang resmi mulai diberlakukan pada tanggaal 16 Agustus 1972 ini memang merupakan
upaya penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selama 25 tahun sebelumnya yang
dikenal dengan nama ejaan Republik atau ejaan Soewandi (Mentri PP & K Republik
Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947). Sebelum ejaan Soewandi
telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertaama bahasa Indonesia, yaitu ejaan van
Ophujsen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa ) yang
diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda menjajah Indonesia pada masa
itu. Ejaan van Ophujsen tidak berlaku lagi pada tahun 1947.

EYD adalah singkatan dari Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Ini bukan
sekadar pedoman ejaan, melainkan suatu kerangka resmi yang menjadi acuan bagi instansi
pemerintah, entitas swasta, dan seluruh masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia dengan
tingkat kebaikan dan kebenaran yang tinggi.

EYD yang terkini adalah EYD edisi kelima (V) yang secara resmi diluncurkan pada
tanggal 16 Agustus 2022. Peluncuran EYD Edisi V ini telah disahkan melalui Keputusan
Kepala Badan No. 0321/I/BS.00.00/2021. EYD edisi kelima merupakan sebuah pembaruan
yang mengikuti pedoman ejaan sebelumnya, yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI). EYD Edisi V adalah sebuah tonggak penting dalam perkembangan bahasa Indonesia
yang berusaha untuk mempertahankan integritas dan kualitas bahasa dalam era modern. Edisi
kelima EYD membawa sejumlah perubahan dan penyempurnaan yang relevan dengan
perkembangan bahasa dan tata bahasa terkini. EYD Edisi V memainkan peran vital dalam
menjaga konsistensi dan kualitas bahasa Indonesia. Ini menjadikannya sumber acuan yang
sangat berharga bagi seluruh entitas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana
komunikasi, sehingga tetap relevan dan berkualitas tinggi di era yang terus berubah. Edisi
terbaru dari EYD adalah pembaharuan dari PUEBI. EYD Edisi V, menyajikan sejumlah
perubahan yang dalam kerangka ejaan yang digunakan. Menurut informasi yang disampaikan di
laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek),
terdapat lebih dari 50 persen perubahan yang diimplementasikan dalam EYD Edisi V.

Perubahan dalam EYD Edisi V tidak terbatas pada penambahan kaidah baru, namun juga
termasuk perubahan pada kaidah yang telah ada sebelumnya. Selain itu, terdapat penyesuaian
pada redaksi, contoh, dan cara penyajian yang menjadi bagian dari keseluruhan perubahan yang
disertakan dalam edisi terbaru ini. EYD telah mengalami transformasi sebanyak lima kali. Ini
menandai evolusi berkelanjutan dalam pembinaan ejaan bahasa Indonesia. Untuk memudahkan
akses, EYD Edisi V telah diterbitkan dalam bentuk aplikasi web yang dapat diakses melalui
laman ejaan.kemdikbud.go.id. Hal ini memberikan aksesibilitas yang lebih luas kepada
masyarakat dalam memahami dan menerapkan standar ejaan yang terkini.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dibahas dalam makalah laporan ini
yaitu “ Bagaimana bentuk kesalahan serta pembenaran penggunaan ejaan bahasa indonesia yang
baik dan benar ? “.

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka makalah laporan ini dibuat dengan tujuan
untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan serta pembenaran penggunaan ejaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
BAB II

PEMBAHASAN

Bentuk kesalahan serta pembenaran penggunaan ejaan bahasa Indonesia (EYD)

1.

Terdapat kesalahan pada penulisan kata nilai-niali, prumusannya, nehara, dan juga republick yang
seharusnya adalah nilai-nilai, perumusannya, negara, dan republik.

Jadi penulisan yang benar yaitu :

a. Setiap kata ditulis sesuai dengan aturan KBBI dan EYD V tanpa adanya salah ketik

b. Bahasa Indonesia yang baik secara formal tidak menggunakan istilah bahasa inggris

c. Penulisan imbuhan per tidak diperbolehkan langsung menggunakan huruf “pr”

2.

Terdapat kesalahan pada penulisan “Dilarang” yang seharusnya adalah “Di Larang” Jadi
penulisan yang benar yaitu pada imbuhan “di” harus dipisah dengan kata setelahnya.
3.

Terdapat kesalahan pada penulisan “wudhu” yang seharusnya adalah “wudu”.


Jadi penulisan yang benar yaitu tidak adanya penambahan huruf h.
4.

Terdapat kesalahan penulisan pada kata “ praktek” yang seharusnya adalah “praktik”.

Jadi penulisan yang benar yaitu menggunakan huruf i bukan e.

5.
Terdapat kesalahan penulisan pada nama gelar “ Suhardiman, SE” yang seharusnya adalah “ Suhadirman, S.E”

6.

Terdapat kesalahan penulisan pada kata “ Ditunggu “yang seharusnya adalah “Di tunggu “.

Jadi penulisan yang benar yaitu penulisan di itu terpisah dengan kata setelahnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://mahasiswa.ung.ac.id/921412196/home/2013/4/17/ejaan_yang_disempurnakan__e.html

https://www.liputan6.com/hot/read/5440288/eyd-adalah-ejaan-bahasa-indonesia-yang-
disempurnakan-terbaru-edisi-kelima-v

Anda mungkin juga menyukai