Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
Anya Pratiwi : 23.22.201.0028
Muhammad Fadhil : 23.22.201.0037
Nanang Adrian Pratama : 23.22.201.0039
Irfan Faizun : 23.22.201.0033
Cover...........................................................................
Kata Pengantar............................................................2
Daftar Isi......................................................................3
BAB I Pendahuluan.....................................................4
1. Latar Belakang.......................................................4
2. Rumusan Masalah.................................................5
3. Tujuan....................................................................5
BAB II Pembahasan....................................................6
1. pemakaian huruf ….................................................6
2. penulisan kata ……………….................................7
3. angka dan bilangan ….............................................7
4. pemakaian tanda baca...............................................8
BAB III Penutup........................................................13
1. Kesimpulan...........................................................13
Daftar Pustaka.........................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3. Tujuan
A.Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi ujaran dan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu
(pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara
teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
B. Perkembangan Ejaan
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu dengan
huruf latin yang disebut Ejaan Van Ophuijsen. Merancang ejaan
itu yang dibantu oleh, Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taibsoetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam
Ejaan Van Ophuijsen yaitu:
-Huruf ‘’j’’ untuk menuliskan kata-kata‘’jang,” pajang,sajang
-Huruf ‘’oe’’ untuk menuliskan kata-kata‘Oemoer,Itoe.
- Tanda diakritik seperti koma ain dan trerna,untuk menuliskan kata-kata
ma’moer,’akal,ta’,pa’,dan dinamai’
Kemudian Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk
menggantikan Ejaan Van Ophuijsen, ejaan ini dikena oleh masyarakat
dengan julukan ejaan republik. hal-hal yang perlu diketahui sehubungan
dengan pergantian ejaan itu, yaitu:
- Huruf oe diganti dengan u seperti pada guru, itu, umur.
- Bunyi hamzah dengan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti kepada kata-
kata tak, pak, maklum dan rakjat.
- Kata ulang bisa ditulis dengan angka-2, seperti anak2
- Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutnya, seperti kata depan di, pada, dirumah, dikebun,
disamakan, dengan imbuhan di-pada ditulis dan di karang.
Setelahnya pada Kongres bahasa Indonesia II Medan (1959) sidang
perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-syeh Nasir bin
Ismail,ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal
dengan Ejaan Melindo (Melayu–Indonesia). Perkembangan politik selama
tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu. Baru pada
tanggal 16 Agustus 1972 melalui pidato Kenegaraannya Presiden Republik
Indonesia Meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan keputusan Presiden
No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudulPedoman Ejaan bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
C. Fungsi Ejaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan