Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:
DR. FATMAWATI, M.Pd
DISUSUN OLEH:
BUDI ARIF SETIAWAN
DIAN KARTINI NST
ZAIFUL AMRAN
FITRI SUHADA

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


BAHASA INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.b. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan edisi V
(M3&M4)”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah BAHASA INDONESIA dari ibuk
dr. fatmawati, m.pd. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang ejaan bahasa indonesia.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibuk fatmawati selaku dosen mata
kuliah bahasa indonesia. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisanmasih melakukan banyak


kesalahan. Oleh karna itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pemmbaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serra saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1________________________________________________________________________________4
PENDAHULUAN________________________________________________________________________4
A. LATAR BELAKANG________________________________________________________________4
B. RUMUSAN MASALAH_______________________________________________________________4
C. TUJUAN MAKALAH_________________________________________________________________5
BAB II________________________________________________________________________________5
PEMBAHASAN_________________________________________________________________________5
A. SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN___________________________________________________5
B. PENGGUNAAN HURUF DALAM EJAAN________________________________________________10
C. CARA PENULISAN KATA DALAM EJAAN______________________________________________24
BAB III______________________________________________________________________________44
PENUTUP____________________________________________________________________________44
A.KESIMPULAN_____________________________________________________________________44
B. SARAN________________________________________________________________________45
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah ejaan bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen.
Setelahnya, ada beberapa pembaruan ejaan yang diubah oleh pemerintah, mulai dari Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan Baru/Lembaga
Bahasa dan Kasusastraan (LBK), Ejaan yang Disempurnakan (EyD), hingga Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI).

Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen pada
1901. Ejaan ini menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan Bahasa Belanda yang diciptakan oleh
Charles A. van Ophuijsen. Ejaan van Ophuijsen berlaku sampai dengan tahun 1947.

Ejaan Republik berlaku sejak tanggal 17 Maret 1947. Pemerintah berkeinginan untuk
menyempurnakan Ejaan van Ophuijsen. Adapun hal tersebut dibicarakan dalam Kongres Bahasa
Indonesia I, pada tahun 1938 di Solo. Kongres Bahasa Indonesia I menghasilkan ketentuan ejaan
yang baru yang disebut Ejaan Republik/Ejaan Soewand

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan?
2. Bagaimana penggunaan huruf dalam ejaan bahasa Indonesia edisi v?
3. Bagaimana Cara penulisan kata dalam ejaan?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan sejarah perkembangan ejaan
2. Menjelaskan penggunaan huruf dalam ejaan
3. Menjelaskan cara penulisan kata dalam ejaan

BAB II

PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN
Sejarah ejaan bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen. Ejaan ini
dengan menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan bahasa Belanda yang rancang oleh Charles A.
van Ophuijsen. Dalam pelaksanaannya, Ch. van Ophuijsen mendapat bantuan dari Engku
Nawawi dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dengan adanya perubahan pada sisem ejaan,
maka ejaan bahasa Melayu yang pada awalnya menggunakan aksara Arab Melayu (abjad Jawi)
berubah menjadi aksara Latin. Aksara atau abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang
digunakan untuk menulis bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai, sampai
zaman Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, dan juga Kesultanan Aceh serta Kesultanan Patani
pada abad ke-17. Bukti dari penggunaan ini ditemukan di Batu Bersurat Terengganu, bertarikh
1303 Masehi (702 H). Penggunaan alfabet Romawi pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-
19. Abjad Jawi merupakan tulisan resmi dari negeri-negeri Melayu tidak bersekutu pada zaman
kolonialisme Britania. Sebelum kemerdekaan, ejaan yang diberlakukan adalah Ejaan van
Ophuijsen yang diresmikan pada 190. Ejaan ini berlaku sampai dengan tahun 1947. Setelah
kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami enam kali perubahan ejaan, Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi (1947−1956), Ejaan Pembaharuan (1956−1961), Ejaan Melindo (1961−1967),
Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK) (1967−1972), Ejaan yang Disempurnakan
(EYD) (1972−2015), dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015 sampai sekarang).

Pada 28 Oktober 1928, beberapa perwakilan pemuda di Nusantara yang berkumpul dalam
Kongres Pemuda Kedua untuk mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak
bersejarah dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Ikrar ini menegaskan cita-cita akan “Tanah air Indonesia”, “Bangsa Indonesia”, dan “Bahasa
Indonesia” yang akhirnya baru terwujud 17 tahun kemudian pada 17-08-45.Setelah 87 tahun
berselang, cita-cita ikrar tersebut telah menjadi identitas tak terbantahkan untuk negara yang
telah merdeka selama 70 tahun ini. Kita sebagai bangsa Indonesia memiliki tumpah darah satu,
yaitu tanah air Indonesia, dan berbahasa pemersatu, yaitu bahasa Indonesia.

Akan tetapi, ada suatu hal yang mungkin bikin penasaran, kenapa, kok, ejaan bahasa Indonesia
jaman dulu yang dituangkan pada Sumpah Pemuda 87 tahun yang lalu berbeda dengan ejaan
sekarang pertama kali disahkan pada momentum Sumpah Pemuda tersebut, tapi sekarang malah
beda ejaannya.Apakah benar demikian? Dari mana sih asalnya ejaan yang tertuang di zaman
Sumpah Pemuda? Bagaimana pula ceritanya bahasa persatuan kita bisa bertransformasi dari
ejaan tempo dulu menjadi ejaan yang disempurnakan (EyD) yang dipakai dalam kehidupan
Indonesia modern?

Nah, Zenius Blog kali ini mau mengulik sejarah ejaan bahasa Indonesia. Siapa yang menyangka,
ejaan sebagai bagian dari bahasa, ternyata bisa dijadikan alat politik untuk mengendalikan suatu
kelompok masyarakat? Ya, ternyata penetapan standar ejaan yang mungkin terlihat sepele terkait
erat dengan usaha se kelompok penguasa untuk melenggangkan pengaruhnya yang kita gunakan
sehari-hari sekarang?Sebagian dari kita mungkin dengan gampangnya berpikir bahwa bahasa
Indonesia yang kita gunakan sehingga kadang menuai pro dan kontra.

Siapa saja penguasa-penguasa di Indonesia yang turut andil dalam ejaan bahasa kita sehari-hari?
Baiklah, langsung saja kita masuk ke pembahasan bahasa Indonesia jaman dulu.
Pengenalan Ejaan
Sebelum membahas jauh mengenai sejarah ejaan bahasa Indonesia, gue mau menjelaskan
secara singkat tentang ejaan itu sendiri.Salah satu sifat bahasa adalah berubah. Perubahan itu bisa
karena pemakainya, baik karena kesepakatan atau keterbiasaan, bisa juga atas kemauan
pemerintah, atau kebutuhan lainnnya. Salah satu yang bisa berubah dari bahasa adalah ejaan.

Apa sih ejaan itu?

Ejaan adalah kata turunan dari eja yang ditambahkan imbuhan –an. Kalau kita cek di Tesaurus
Bahasa Indonesia bikinan Eko Endarmoko, ejaan juga berarti pelafalan, pelafazan, pengucapan,
penyuaraan, atau penyebutan suatu huruf atau kata.Ya, intinya ejaan adalah bagaimana kita
mengucapkan (secara lisan) sebuah kata. Ejaan sendiri diatur dalam kaidah berbahasa baku,
termasuk di dalam bahasa Indonesia.

Jadi, ejaan tidak hanya diatur dari segi cara pengucapan tapi juga cara menulis dan penggunaan
tanda baca.

ASAL MULA EJAAN BAHASA INDONESIA MENGALAMI


STANDARDISASI

Sebelum mempunyai tata bahasa baku dan resmi menggunakan aksara latin, bahasa
Melayu (sebagai cikal-bakal Bahasa Indonesia) ditulis menggunakan aksara Jawi (arab gundul)
selama beratus-ratus tahun lamanya.
Lalu, sejak bangsa Eropa datang dan nangkring di Nusantara, barulah kita mengenal aksara
latin.Ejaan latin yang dipakai untuk bahasa Melayu pun sudah berubah berkali-kali sesuai
dengan kebijakan para penulis buku pada waktu itu.

Ternyata, Nusantara yang diduduki Belanda punya gaya ejaan yang berbeda dengan
Semenanjung Melaya yang notabene dikolonisasi Inggris.Hal ini pastinya bikin ruwet, bahasa
sama tapi kaidah ejaan latin beda. Eh, ditambah dengan aksara Jawi yang asing di mata bangsa
Eropa.

Untuk mengatasinya, tahun 1897, seorang linguis Londo (sebutan orang Belanda) kelahiran
Batavia, yang bernama A.A. Fokker mengusulkan agar ada penyeragaman ejaan di antara dua
wilayah ini.Hingga akhirnya, van Ophuijsen (sistem orthografi) membakukan segalanya tentang
Bahasa Melayu.

PRINSIP YANG MENDASARI PERUBAHAN EJAAN DALAM


BAHASA INDONESIA

1. PRINSIP KEHEMATAN (EFESIENSI)

Bayangkan, kalau elo disuruh menulis kalimat ini menggunakan ejaan bahasa Indonesia jaman
dulu: “saya selalu galau jika memikirkannya”. Jadinya seperti ini: saja selaloe galaoe djika
memikirkannja.Lebih efisien kalau kita pakai ejaan yang sekarang, kan? Lagipula, ada beda
antara pengucapan dan penulisan.

2. PRINSIP KELUWESAN

Keluwesan berarti kemampuan adaptasi terhadap perkembangan zaman. Pada contoh yang gue
sebutin sebelumnya, keliatan kan, dengan ejaan zaman sekarang, kita lebih luwes menulis dan
mengucapkannya.

“Kalau begitu, huruf x bisa mewakili partikel –nya seperti yang digunakan bahasa alay akhir-
akhir ini, dong?”- anak muda masa kini
3. PRINSIP KEPRAKTISAN

Prinsip kepraktisan ini terkait dengan penggunaan tanda diakritis. Apa tuh tanda diakritis? Itu
lho, tanda di atas huruf yang biasanya dipake di negara-negara yang masih berbahasa tonal,
kayak Mandarin, Jerman, Ceko, Vietnam, Islandia, atau Spanyol.

Tanda diakritis tetap dipertahankan di negara-negara tersebut karena adanya perbedaan makna
yang dikandung. Dulu, bahasa kita sempat menggunakan penanda diakritis lho, tetapi dihapuskan
dengan alasan kepraktisan.
B. PENGGUNAAN HURUF DALAM EJAAN
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) adalah pedoman resmi yang dapat
dipergunakan oleh instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat dalam penggunaan bahasa
Indonesia secara baik dan benar.

Penggunaan Huruf

A. Huruf Abjad

B. Huruf Vokal Penulisan Kata

C. Huruf Konsonan A. Kata Dasar

D. Gabungan Huruf Vokal B. Kata Turunan

E. Gabungan Huruf Konsonan C. Pemenggalan Kata

F. Huruf Kapital D. Kata Depan

G. Huruf Miring E. Partikel

H. Huruf Tebal F. Singkatan


G. Angka dan Bilangan H. Tanda Seru (!)

H. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan - I. Tanda Elipsis (…)
nya
J. Tanda Petik ("…")
I. Kata Sandang si dan sang
K. Tanda Petik Tunggal ('…')
Penggunaan Tanda Baca
L. Tanda Kurung ((…))
A. Tanda Titik (.)
M. Tanda Kurung Siku ([…])
B. Tanda Koma (,)
N. Tanda Garis Miring (/)
C. Tanda Titik Koma (;)
O. Tanda Apostrof (')
D. Tanda Titik Dua (:)

E. Tanda Hubung (-)


Penulisan Unsur Serapan
F. Tanda Pisah (—)
A. Serapan Umum
G. Tanda Tanya (?)
B. Serapan Khusus

A. HURUF ABJAD

HURUF KAPITAL HURUF NON NAMA UCAPAN


KAPITAL
A a aa aa
B b be be
C c ce ce
D d de de
E e e e
F f ef ef
G g ge ge
H h h h
I i i i
J j Je je
L l el el
M m em em
N n en en
O o o o
P p pe pe
Q q qi ki
R r er er
S s es es
T t te te
U u u u
V v ve ye
W w we we
X X eks eks
Y Y ye ye
Z z zet zet

B. HURUF VOCAL

Huruf vokal Contoh Contoh Contoh


Posisi awal Posisi tengah Posisi akhir
A Api Padi Lusa
e* Enak Petak Sore
Emas Kena Tipe
I itu Simpan Murni
O Oleh Kota Radio
U ulang bumi ibu
*) Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan tanda diakritik (ê) yang
dilafalkan [ə].

C. HURUF KONSONAN

HURUF CONTOH CONTOH CONTOH


KONSONAN POSISI AWAL POSISI TENGAH POSISI AKHIR
b Bahasa Sebut Adab
c cakap Kaca -
d Dua Ada Abad
f Fakir Kafan maaf
g Guna Tiga Mug
H Hari Saham Tuah
j Jalan Manja Mikraj
k Kami Paksa Politik
l Lekas Alas Akal
m Maka Kami Diam
n Nama Tanah Daun
p Pasang Apa Siap
q* Qariah Iqra Benuaq
r Raih Bara Putar
s Sampai Asli Tangkas
t Tali Mata Rapat
v Variasi Lava Molotov
w Wanita Hawa Takraw
x* Xenon Marxisma Max
y Yakin Paying Alay
z zani lazim juz

D. GABUNGAN HURUF VOCAL

1. Monoftong

Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu yang
dilafalkan [ɘ].

MONOFTONG CONTOH CONTOH CONTOH


POSISI AWAL POSISI TENGAH POSISI AKHIR
eu eurih seudati sadeu

2. Diftong

Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

DIFTONG CONTOH CONTOH CONTOH


POSISI AWAL POSISI TENGAH POSISI AKHIR
Ai aikido kailan pandai
Au audit taufik harimau
Ei eigendom geiser survei
Oi eikumena boikot koboi

E. GABUNGAN HURUF KONSONAN

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.

GABUNGAN CONTOH CONTOH CONTOH


HURUF POSISI AWAL POSISI TENGAH POSISI AKHIR
KONSONAN
kh khusus akhir tarikh
Ng ngarai bangun senang
Ny nyata banyak -
Sy syarat musyawarah arasy

F. HURUF KAPITAL
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
o Misalnya:

o Apa maksudnya?
o Tolong ambilkan buku itu!
o Kita harus bekerja keras.
o Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
o Misalnya:

o Amir Hamzah
o Dewi Sartika
o André-Marie Ampère
o James Watt
o Mujair
o Rudolf Diesel
o Bapak Koperasi
o Jenderal Kancil
 Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
o Misalnya:

o 5 ampere
o 15 watt
o ikan mujair
o mesin diesel
 Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan rumus.
o Misalnya:

o teori Darwin
o hukum Archimedes
o rumus Phytagoras
 Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak
dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai awal nama atau huruf
pertama kata tugas dari.
o Misalnya:

o Abdul Rahman bin Zaini


o Fatimah binti Salim
o Indani boru Sitanggang
o Ayam Jantan dari Timur
o Charles Adriaan van Ophuijsen
o Salah satu pencetak gol terbanyak adalah Van Basten.
 Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
o Misalnya:

o Ibu berpesan, "Berhati-hatilah, Nak!"


o "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
o "Besok pagi," kata Rino, "mereka akan berangkat."
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang berkaitan dengan
nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan serta
singkatan nama Tuhan.
o Misalnya:

o Buddha
o Hindu
o Islam
o Kristen
o Konghucu
o Al-Qur'an
o Alkitab
o Weda
o Allah
o Tuhan
o Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan-Nya.
o Ya, Tuhan, bimbinglah hamba ke jalan yang Engkau beri rahmat.
o Tuhan YME (Yang Maha Esa)
o Allah Swt. (Subhanahuwataala)
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang dan
gelar akademik yang mengikuti nama orang.
o Misalnya:

o Mahaputra Yamin
o Teuku Umar
o La Ode Khairudin
o Kiai Haji Hasjim Asy'ari
o Doktor Mohammad Hatta
o Irwansyah, Magister Humaniora
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.
o Misalnya:

o Selamat datang, Yang Mulia.


o Semoga berbahagia, Raden.
o Terima kasih, Kiai.
o Selamat pagi, Dokter.
o Silakan duduk, Prof.
o Siap, Jenderal.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang, nama instansi,
atau nama tempat.
o Misalnya:

o Wakil Presiden Adam Malik


o Perdana Menteri Nehru
o Profesor Anton M. Moeliono
o Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
o Proklamator Republik Indonesia
o Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri
o Gubernur Papua Barat
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku, bahasa,
dan aksara.
o Misalnya:

o bangsa Indonesia
o suku Dani
o bahasa Tolaki
o aksara Kaganga
 Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara yang berupa
bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:

o pengindonesiaan kata asing


o keinggris-inggrisan
o kesunda-sundaan
 Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun, bulan, hari, dan
hari besar atau hari raya.
Misalnya:

o tahun Hijriah
o bulan Agustus
o hari Jumat
o hari Lebaran
o tarikh Masehi
o bulan Maulid
o hari Galungan
o hari Natal
 Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
o Konferensi Asia Afrika
o Perang Dunia II
o Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
o Hari Pendidikan Nasional
 Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis dengan huruf
nonkapital.
Misalnya:
o Kami memperingati proklamasi kemerdekaan setiap tahun.
o Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:

o Benua Afrika
o Asia Tenggara
o Pulau Miangas
o Jazirah Arab
o Dataran Tinggi Dieng
o Gunung Semeru
o Pegunungan Himalaya
o Bukit Barisan
o Danau Toba
o Ngarai Sianok
o Lembah Baliem
o Sungai Mamberamo
o Tanjung Harapan
o Selat Lombok
o Teluk Persia
o Terusan Suez
o Jawa Barat
o Jakarta
o Kabupaten Konawe
o Kota Kupang
o Kecamatan Rengasdengklok
o Distrik Samofa
o Desa Sentul
o Kelurahan Rawamangun
o Jalan Polonia
o Gang Kelinci
o Lantai II Gedung Tabrani
o Ruang Poerwadarminta Gedung Yudistira
 Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf
nonkapital.
Misalnya:
o berlayar ke teluk
o mandi di sungai
o menyeberangi selat
o berenang di danau
 Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis dengan
huruf nonkapital.
Misalnya:
o jeruk bali (Citrus maxima)
o kacang bogor (Voandzeia subterranea)
o nangka belanda (Anona muricata)
o petai cina (Leucaena glauca)

Catatan:

o Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan
atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Misalnya:
o Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula
aren, dan gula anggur.
o Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
 Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.
Misalnya:
o batik Cirebon
o bubur Manado
o film Indonesia
o kopi Gayo
o satai Madura
o soto Banjar
o tari Bali
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk ulang
utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata
tugas.
Misalnya:
o Bosnia dan Herzegovina
o Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
o Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
o Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
o Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia
o Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur bentuk ulang
utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama media massa,
kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:

o Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
o Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
o Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
o Berita berjudul "Listrik Sahabat Petani" dimuat di paktani.com.
o Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan nama
pangkat.
Misalnya:

o S.E. sarjana ekonomi


o M.Si. magister sains
o Hj. hajah
o Pdt. pendeta
o Dg. daeng
o Dt. datuk
o K.R.T. kanjeng raden tumenggung
o Kol. kolonel
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau ungkapan lain (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.
Misalnya:
o "Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
o Dedi bertanya, "Itu apa, Bu?"
o "Silakan duduk, Dik!" kata Rani.
o Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
o "Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
o "Selamat belajar, Anak-Anak."
o "Sampai berjumpa kembali, Teman-Teman."

G. HURUF MIRING
A. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul
acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Misalnya:
 Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
 Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
 Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi Kelima. Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
 Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com.
 Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode.
 Film Habibie dan Ainun diangkat dari kisah nyata.
 Menteri Pendidikan meluncurkan album Simfoni Merdeka Belajar.
 Siniar Celetuk Bahasa mengangkat tema kebahasaan.
 Lakon Petruk Jadi Raja dipentaskan semalam suntuk.

A. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
 Huruf terakhir kata abad adalah d.
 Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna 'memiliki'.
 Dalam bab ini tidak dibahas penggunaan tanda baca.
 Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!

B. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
Misalnya:
 Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak malapeh awo.
 Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
 Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
 Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan pendidikan.
 Istilah men sana in corpore sano sering digunakan dalam bidang olahraga.

A. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:

 Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
 Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.

Catatan:
Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak tebal
ditandai dengan garis bawah dua.

A. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab.
 Misalnya:

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang dan Masalah


    Kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh bahasa
standar ….
  1.1.1 Latar Belakang
    Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya
sikap beragam ….
  1.1.2 Masalah
    Penelitian ini hanya membatasi perencanaan bahasa ….
  1.2 Tujuan
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap
bahasa
C. CARA PENULISAN KATA DALAM EJAAN
Dilansir dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditulis oleh
Kemendikbud RI, terdapat beberapa aturan dalam penulisan ejaan yang benar.

A. KATA DASAR
Kata dasar ditulis secara mandiri.
Misalnya:
 kantor
 pergi
 ramai
 sangat

B. KATA KETURUNAN
a. KATA BERHIMBUHAN
a. Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.

Misalnya:

 berjalan
 mempermudah
 menulis  gerejawi
 dijual  kamerawan
 lukisan
 seniman
 pembaca  sukuisme
 semula
 terbatas
 kemauan
 gelembung  pemungutan
 kemilau  perbaikan
 kinerja
b. kata yang mendapat bentuk terikat ditulis seringkai jika mengacu pada konsep keilmuan
tertentu

misalnya :

adibusana lokakarya purnawirawan

aerodinamika mancanegara saptakrida

antargolongan makroekonomi semiprofesional

antikekerasan mikrobiologi subbagian

awahama multilateral supercepat

bikarbonat narapidana swadaya

biokimia nirgagasan tansuara

dekameter nonkolaborasi telewicara

demoralisasi paripurna transmigrasi

dwiwarna pascakebenaran tritunggal

ekabahasa pascasarjana tunakarya

ekstrakurikuler praanggapan ultramodern

infrastruktur prajabatan wiraswasta

inkonvensional pramusaji ayahanda

kontraindikasi pramuwisata egosentris

kosponsor proaktif oktahedron


c. kata yang diawali huruf kapital dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan dengan tanda
hubungan (-)

misalnya:

 non-Indonesia  anti-PKI
 pan-Afrika  non-ASEAN
 pro-Barat  non-Korpri
 pasca-Orba

d. kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan dengan
kata hubung (-).
Misalnya:
 anti-mainstream
 pasca-reshuffle
 pra-Aufklaerung
 super-jegeg

e. bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berhimbuhan mengacu pada nama atau sifat
tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan
Misalnya:
 Yang Maha Esa
 Tuhan Yang Maha Kuasa
 Yang Maha Pengasih
 Tuhan Yang Maha Pengampun
 Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki

b. BENTUK ULANG
a. Bentuk ulang ditulisdengan menggunakan tanda hubung (-) dianatara unsur-unsurnya.
Misalnya :

 anak-anak  lauk-pauk  tunggang-


 mencari-cari langgang
 berjalan-jalan
 mondar-mandir  cas-cis-cus
 biri-biri
 porak-poranda  dag-dig-dug
 buku-buku
 ramah-tamah
 cumi-cumi
 hati-hati
 kuda-kuda

 sayur-mayur

 serba-serbi
 terus-menerus
 kupu-kupu

 kura-kura

anak-anak

b. Bentuk ulang gabungan kata tulis dengan mengulang unsur pertama


Misalnya:
Kapal barang → kapal – kapal barang
Kereta api cepat → kereta – kereta api cepat
Rak buku → rak – rak buku
Surat kabar → surat – surat kabar

c. GABUNGAN KATA
a. Unsur gabungan kata, termasuk istilah kita, ditulis terpisah

Misalnya:

 cendera mata
 duta besar
 ibu kota
 kambing hitam
 mata acara
 meja tulis
 model linear
 orang tua
 rumah sakit
 segi empat
 simpang lima
 wali kota

b. gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan
tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya

misalnya:

buku-sejarah baru 'buku sejarah yang baru, bukan buku bekas'

buku sejarah-baru 'buku tentang sejarah baru'

ibu-bapak kami 'ibu dan bapak kami'

ibu bapak-kami 'ibu dari bapak kami (nenek)'

c. gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai
Misalnya:
 dilipatgandakan
 menggarisbawahi
 menyebarluaskan
 penghancurleburan
 pertanggungjawaban

d. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.
Misalnya:
 bertepuk tangan
 menganak sungai
 garis bawahi
 sebar luaskan

e. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.

Misalnya:

 acapkali
 adakala
 darmabakti
 apalagi
 dukacita  padahal
 bagaimana
 hulubalang  peribahasa
 barangkali
 kacamata  perilaku
 beasiswa
 karyawisata  puspawarna
 belasungkawa
 kasatmata  saputangan
 bilamana
 kosakata  sediakala
 bumiputra
 manasuka  segitiga
 daripada
 matahari  sukacita
 olahraga  sukarela
 syahbandar
C. PEMENGGALAN KATA
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.

Misalnya:

 bu-ah
 ma-in
 ni-at
 sa-at

b. Monoftong eu tidak dipenggal.

Misalnya:

 ci-leun-cang
 seu-da-ti
 seu-lu-mat

c. Diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.


Misalnya:
 pan-dai
 sau-da-ra
 sur-vei
 am-boi
Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan)
di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
 ba-pak
 de-ngan
 ke-nyang
 la-wan
 mu-ta-khir
 mu-sya-wa-rah
 Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.

Misalnya:

 :Ap-ril
 ban-tu
 man-di
 som-bong
 swas-ta
 Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang
pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
 am-bruk
 ben-trok
 in-fra
 ul-tra
 in-stru-men
 Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
 ba-nyak
 kong-res
 makh-luk
 masy-hur

2. Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut.

a. Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.

Misalnya:

 ber-jalan
 di-ambil
 ke-kasih
 mem-bantu
 peng-intai
 per-buat
 se-buah
 ter-bawa
 letak-kan
 makan-an
 ke-kuat-an
 me-rasa-kan
 per-buat-an
 di-per-jual-beli-kan
 per-tanggung-jawab-kan
 mem-per-tanggung-jawab-kan
 non-aktif
 swa-foto
 apa-kah
 apa-tah
 pergi-lah
b. Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan
seperti pemenggalan pada kata dasar.

Misalnya:

 me-ma-kai
 me-ngun-ci
 me-nu-tup
 me-nya-pu
 pe-mi-kir
 pe-nga-rang
 pe-no-long
 pe-nye-but

c. Pemenggalan kata yang mendapat sisipan dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:

 ge-lem-bung
 ge-mu-ruh
 ge-ri-gi
 si-nam-bung
 te-lun-juk

d. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak
dilakukan.

Misalnya:

↔ Beberapa pendapat mengenai masalah i-

tu telah disampaikan oleh pembicara.

↔ Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak ma-


u mengambilnya.

↔ Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah mengakhir-

i pandemi ini.

Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut.

↔ Beberapa pendapat mengenai masalah

itu telah disampaikan oleh pembicara.

↔Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak

mau mengambilnya.

↔Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah meng-

akhiri pandemi ini.

3. Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.

Misalnya:

biografi bio-grafi

biodata bio-data

fotografi foto-grafi

fotokopi foto-kopi

introspeksi intro-speksi

introjeksi intro-jeksi

kilogram kilo-gram

kilometer kilo-meter
pascapanen pasca-panen

pascasarjana pasca-sarjana

4. Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara kata
tersebut.

Misalnya:

 Pencetus nama bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda adalah Mohammad


Tabrani.
 Lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan pada Kongres Pemuda II oleh Wage
Rudolf Supratman.
 Layar Terkembang yang terbit pada 1937 dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.

5. Singkatan tidak dipenggal.

Misalnya:

 Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKK-BN.


 Semua pengguna kendaraan bermotor wajib membawa ST-NK.
 Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
 Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut.

D. KATA DEPAN

Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

 Di mana dia sekarang?


 Mereka ada di mana-mana.
 Kain itu disimpan di dalam lemari.
 Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
 Mari, kita berangkat ke kantor.
 Saya pergi ke luar kota.
 Ia keluar dari rumah.
 Ia berasal dari Pulau Penyengat.
 Cincin itu terbuat dari emas.

E. PARIKEL

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

 Bacalah buku itu baik-baik!


 Bertepuk tanganlah mengikuti irama!
 Apakah yang tersirat dalam surat itu?
 Siapakah gerangan dia?
 Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

 Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
 Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
 Jangankan dua kali, sekali kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.

3. Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis serangkai.

 adapun
 andaipun
 ataupun
 bagaimanapun
 biarpun
 jikapun
 kalaupun
 kendatipun
 maupun
 meskipun
 sekalipun
 sementangpun
 sungguhpun
 walaupun

Misalnya:

 Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.


 Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
 Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
 Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
 Sekalipun teman dekat, dia belum pernah sekali pun datang ke rumahku.
 Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati juga aku melihat
penderitaanmu itu.

4. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.

Misalnya:

 Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.


 Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
 Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
 Dia menghubungiku per telepon.
F. SINGKATAN

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap unsur
singkatan itu.

Misalnya:

A.H. Nasution Abdul Haris Nasution

H. Hamid Haji Hamid

Suman Hs. Suman Hasibuan

dr. dokter

Dr. doktor

Dr. (H.C.) doktor honoris causa

M.B.A. master ofusiness administration

M.Hum. magister sains

Ph.D. philosophiae doctor (doctor of philosophy)

Prof. profesor

S.E. sarjana ekonomi

S.I.P. sarjana ilmu politik

S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat

S.Kom. sarjana komputer

S.Sos. sarjana sosial

Sp.A. spesialis anak


R.M. Syahid Raden Mas Syahid

Sdr. Lukman Saudara Lukman

Kol. Inf. Hendri Kolonel Infanteri Hendri

A.K.B.P. Purnomo Ajun Komisaris Besar Polisi Purnomo

2. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.

Misalnya:

LS Lilis Suryaningsih

SDD Sapardi Djoko Damono

STA Sutan Takdir Alisjahbana

3. Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

KTP kartu tanda penduduk

KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

PT perseroan terbatas

SD sekolah dasar

UI Universitas Indonesia

WHO World Health Organization


BIG Badan Informasi Geospasial

BIN Badan Intelijen Negara

LAN Lembaga Administrasi Negara

MAN madrasah aliah negeri

NIP nomor induk pegawai

PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

PAUD pendidikan anak usia dini

SIM surat izin mengemudi

4.a Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen
atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

Dkk. dan kawan-kawan

dll. dan lain-lain

dsb. dan sebagainya

dst. dan seterusnya

hlm. halaman

sda. sama dengan di atas

ttd. tertanda

ybs. yang bersangkutan

yth. yang terhormat


G. ANGKA DAN BILANGAN
1. Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang bilangan atau
nomor.

Angka Arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V̄
(5.000), M̄ (1.000.000)

2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan huruf, kecuali
jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.

Misalnya:

 Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.


 Koleksi pribadi saya lebih dari seribu buku.
 Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang
abstain.
 Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan
250 sedan.

3. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang, berat, luas, isi, dan
waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase.

Misalnya:

 0,5 sentimeter  Rp5.000,00


 5 kilogram  US$3,50
 4 hektare  £5,10

 10 liter  ¥100
 2 tahun 6 bulan 5 hari  5%
 1 jam 20 menit  7 persen
4. Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata didahului kata
seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan kalimatnya.

Misalnya:

 Sebanyak 2.500 orang peserta diundang panitia.


 Sejumlah 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
 Panitia mengundang 2.500 orang peserta.
 Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

H. KATA GANTI KU,-KAU-,-KU,-MU,DAN –NYA


1. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

 Rumah itu telah kujual.


 Majalah ini boleh kaubaca.
 Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
 Rumahnya sedang diperbaiki.

2. Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata yang lain.

Misalnya:

 Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan.


 Kau masih muda, Bung.
 Sebaiknya, kau mengurus adikmu saja.
I. KATA SANDANG SI DAN SANG

1. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

 Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.


 Dalam cerita itu si Pitung berhasil menolong penduduk.
 Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
 Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
 Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.
 Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

2. Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama Tuhan.

Misalnya:
 Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
 Pura dibangun oleh umat hindu untuk memuja sang hyang widhi wasa
BAB III

PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasan dengan
menggunakan huruf, kata,dan tanda baca sebagai sarananya.

EYD (ejaan yang disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan
penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.

Fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia

a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa


b. Sebagai lanadasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa
Indonesia

Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa penggantian. Mulai dari


ejaan VAN OPHUIJESEN, ejaan soewandi (republic), dan ejaan yang disempurnakan.
Bahkan terdapat ejaan yang dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia.
Yakni ejaan melindo.namun, karena faktor-faktor tertenyu ejaan tersebut tidak dapat
diresmikan. Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari

 Pemakaian huruf
 Penulisan huruf
 Penulisan kata
B. SARAN
sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk mengingatkan kepada
masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Karena bagaimana pun bahasa memiliki peran penting dalam proses
pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini. Dengan mempelajari ejaan yang
disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa
Indonesia akan menjadi lebih mudah untuk itu pelajarilah ejaan yang disempurnkan
dengan sungguh agar dapat dimengerti
DAFTAR PUSTAKA

https://ejaan.kemdikbud.go.id/

EYD V

https://www.zenius.net/blog/sejarah-eyd-ejaan-bahasa-indonesia

Anda mungkin juga menyukai