BAHASA INDONESIA
“EJAAN”
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Belinda Dwi Utami (20600119002)
Ari Febrian (20600119014)
Nurlina Sari (20600119076)
Zulfayani (20600119080)
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan dengan baik makalah yang diberi judul “Ejaan”.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Maka dari itu, penulis
dengan senang hati menunggu saran-saran dan kritikan yang membangun yang
dapat meningkatkan dan menjadikan makalah ini lebih baik dari sebelumnya.
Penyusun
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
Sampul...................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Ejaan......................................................................................3
B. Sejarah Perkembangan Ejaan..................................................................4
C. Perbedaan Kaidah-kaidah Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia......10
D. Fungsi Ejaan............................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................14
Daftar Pustaka.......................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara, bangsa maupun daerah memiliki bahasa tersendiri yang
menjadi ciri khas masing-masing. Indonesia misalnya, memiliki bahasa
persatuan yang diakui warganya, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
yang digunakan saat ini tentunya memiliki aturan dalam penggunaannya,
dalam artian bahasa tersebut telah diatur dalam kaidah-kaidah yang sudah
ditetapkan dan disahkan secara resmi oleh negara. Mengapa harus ada kaidah-
kaidah semacam itu? Ya, tentunya untuk memudahkan masyarakat dalam
menyampaikan informasi ataupun berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan informasi, tentunya dibutuhkan
kecakapan berbahasa yang baik. Disinilah peran aturan baku yang harus
digunakan, selaku warga negara yang baik tentunya sudah menjadi kewajiban
untuk memperhatikan rambu-rambu tata bahasa yang baik dan benar. Rambu-
rambu yang dimaksud disini adalah penggunaan ejaan, dimana ejaan ini
merupakan dasar dalam penggunaan bahasa. Karena merupakan dasar dalam
penggunaan bahasa yang baik dan benar, tentunya kaidah ejaan ini memiliki
peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis
sehingga penting untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam.
Pembuatan makalah yang berjudul “Ejaan” ini bertujuan agar pembaca
mampu mengetahui dan memahami pengertian ejaan, sejarah perkembangan
ejaan yang telah ada di Indonesia, serta fungsi ejaan untuk kehidupan
masyarakat yang tentunya sangat bermanfaat sehingga dapat menambah
wawasan dan referensi pengetahuan.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ejaan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan di Indonesia?
3. Apa saja perbedaan antara kaidah-kaidah ejaan yang pernah berlaku di
Indonesia?
4. Apa fungsi ejaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan.
2. Untuk memahami sejarah perkembangan ejaan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara kaidah-kaidah ejaan yang pernah
berlaku di Indonesia.
4. Untuk mengetahui fungsi ejaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan
Secara bahasa, merupakan penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan
sebagainya) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan
memiliki maknanya masing-masing. Jika dibahas secara teknis, ejaan yang
dimaksud disini adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda
baca.
Soetarman (1998: 32) dalam buku Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Indonesia karya Hamsiah Djafar menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan
aturan dan tatacara untuk menulis suatu bahasa, baik yang menyangkut
lambang, bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat maupun penggunaan tanda
baca.1 Jadi, pengertian ejaan adalah kaidah atau sistem penggambaran bunyi
bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) yang dimana penggambaran tersebut
dituangkan dalam penulisan huruf, penulisan kata, serta pemakaian tanda
baca, yang berfungsi sebagai landasan pembakuan tata bahasa agar
memudahkan dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Dapat dipahami bahwa permasalahan ejaan berkaitan dengan penggunaan
ragam bahasa tulis. Ejaan ada untuk menyeragamkan penggunaan bahasa
Indonesia. Mengapa demikian? Karena jika kaidah tersebut tidak ada,
tentunya akan sulit untuk menyampaikan informasi ataupun berkomunikasi
dengan orang lain, disebabkan karena perbedaan penggunaan bahasa ataupun
aturan yang diyakini juga berbeda.
Ejaan yang ada saat ini telah melalui banyak perubahan untuk
menciptakan kesempurnaan kaidah-kaidahnya. Dengan memperhatikan tahap
perkembangan zaman, ejaan pun juga harus mengikuti perkembangan zaman
yang ada. Dan tidak menutup kemungkinan kaidah ejaan juga akan terus
berubah, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
1
Hamsiah Djafar, Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia (Cet. I; Makassar:
Alauddin University Press, 2013), h. 12.
3
4
g. Huruf ‘nj’ untuk menuliskan bunyi ‘ny’, seperti pada kata njanji dan
njonja.
h. Huruf ‘sj’ untuk menuliskan bunyi ‘sy’, seperti pada kata sjarat dan
Sjahrir.
i. Huruf ‘ch’ untuk menuliskan bunyi ‘kh’, seperti pada kata chawatir.
j. Angka ‘2’ untuk menandakan kata ulang, seperti pada kata poera2 dan
koera2.
Ejaan ini digunakan sampai pada tahun 1947, dan digantikan oleh ejaan
Republik, tepatnya pada tanggal 17 Maret 1947.
2. Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi merupakan pedomaan ejaan kedua di Indonesia yang
diresmikan pada tanggal 17 Maret 1947. Ejaan ini disebut ejaan Soewandi,
karena mengikut pada nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada
waktu itu, Mr. Raden Soewandi. Nama resmi dari ejaan ini adalah ejaan
Republik, akan tetapi lebih dikenal dengan ejaan Soewandi.
Adapun ciri-ciri dari ejaan ini, yaitu:
a. Huruf ‘oe’ diganti dengan huruf ‘u’, seperti pada kata guru, itu, dan
umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf ‘k’, seperti pada
kata pak, tak, dan rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka ‘2’, tetapi tetap memperhatikan
letak bagian pengulangannya, seperti pada kata anak2 dan ber-jalan2.
d. Tanda trema dihilangkan, seperti pada kata taät menjadi taat.
e. Huruf ‘e’ disamakan sehingga tidak perlu ada pemberian garis di bagian
atas.
f. Awalan ‘di-‘ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mendampinginya.
g. Penghapusan tanda diakritik atau pembeda antara huruf vokal tengah.
6
h. Penghapusan tanda apostrof yang diganti menjadi huruf ‘k’ atau tidak
ditulis sama sekali, seperti pada kata Jum’at menjadi Jumat, dan ra’yat
menjadi rakyat.
Ejaan Soewandi ini digunakan hingga tahun 1957 dan digantikan
dengan ejaan yang lebih diperbaharui lagi demi terciptanya kaidah ejaan
yang baik dan benar.
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pembaharuan merupakan sistem ejaan bahasa Indonesia ketiga
yang digunakan di Indonesia, yang dirancang oleh sebuah panitia yang
diketuai oleh Prijono dan E. Katoppo sebagai hasil keputusan Kongres
Bahasa Indonesia II. Ejaan ini dibuat pada tahun 1957, akan tetapi tidak
pernah dilaksanakan.
Ejaan pembaharuan ini disusun untuk memperbaharui ejaan
sebelumnya, yakni ejaan Republik. Meskipun tidak diumumkan secara
resmi dan tidak diberlakukan, tetapi ejaan ini dikatakan menarik. Mengapa
demikian? Karena pada ejaan ini huruf-huruf yang berupa gabungan huruf
konsonan disederhanakan menjadi huruf tunggal.
Adapun ciri-ciri dari ejaan ini, yaitu:
a. Gabungan huruf konsonan ‘dj’ diubah menjadi ‘j’.
b. Gabungan huruf konsonan ‘tj’ diubah menjadi ‘ts’.
c. Gabungan huruf konsonan ‘ng’ diubah menjadi ‘ŋ’.
d. Gabungan huruf konsonan ‘nj’ diubah menjadi ‘ń’.
e. Gabungan huruf konsonan ‘sj’ diubah menjadi ‘š’.
f. Gabungan huruf vokal ‘ai’, ‘au’, dan ‘oi’ ditulis berdasarkan
pelafalannya, yaitu menjadi ‘ay’, ‘aw’, dan ‘oy’.
Meskipun ejaan ini tidak diumumkan secara resmi, tetapi ejaan ini
dikatakan sebagai cikal bakal diberlakukannya Ejaan Yang
Disempurnakan, sehingga tentunya ejaan ini juga berpengaruh dalam
sejarah perkembangan ejaan yang ada.
7
b. Huruf ‘f’, ‘v’, dan ‘z’ yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing
diresmikan pemakaiannya.
c. Huruf ‘q’ dan ‘x’ yang sering digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan tetap digunakan, seperti pada kata furqan dan xenon.
d. Penghilangan bunyi huruf ‘w’ menjadi ‘ua’, seperti pada kata kwalitas
menjadi kualitas.
e. Kata majemuk ditulis terpisah, seperti kereta api dan kamar tidur.
f. Akronim yang memiliki lebih dari dua huruf awal tidak memakai tanda
titik, seperti S.M.A menjadi SMA.
g. Penjelasan tentang pemenggalan kata di dalam konsonan diperluas.
h. Awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Awalan ‘di-’
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan untuk kata
depan ‘di’ penulisannya dipisahkan dengan spasi.
i. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya, jadi tidak
digunakan angka ‘2’ lagi sebagai penanda pengulangannya.
Secara umum, kaidah-kaidah yang diatur dalam ejaan ini, yaitu
penulisan huruf (termasuk huruf kapital dan huruf miring), penulisan kata,
penulisan tanda baca, penulisan singkatan dan akronim, penulisan angka
dan lambang bilangan, serta penulisan unsur serapan.
Karena tidak banyaknya perbedaan antara kedua ejaan ini, wajar jika
masyarakat belum sepenuhnya mengetahui tentang ejaan terbaru dan
mengira bahwa ejaan yang digunakan masih merupakan EYD, bukan EBI.
Dan tidak menutup kemungkinan, ejaan ini akan diperbaharui lagi demi
kebutuhan masyarakat serta mengikuti perkembangan zaman yang
semakin canggih ini.
D. Fungsi Ejaan
Ejaan telah mengalami banyak perubahan dalam hal kaidah-kaidahnya,
dan tentunya dilakukan perubahan tersebut agar dapat menghasilkan kaidah
ejaan yang sempurna serta mempermudah masyarakat dalam hal menerima
informasi yang ada. Apalagi di zaman teknologi seperti saat ini, dimana
12
13
B. Saran
Dalam makalah ini tentunya ada banyak kekurangan yang masih perlu
untuk penulis perbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya. Maka dari itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para
pembaca.
Bagi para pembaca, jika ingin menambah wawasan serta ingin mengetahui
lebih jauh tentang pokok-pokok ejaan serta tahap-tahap perkembangannya,
maka penulis menyarankan agar pembaca lebih banyak membaca buku-buku
lainnya yang berkaitan dengan ejaan, serta mencari informasi-informasi
terkait melalui internet atau media lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15