Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ Sejarah Perkembangan Ejaan, Penggunaan Huruf

& Penulisan Kata ”

Dosen Pengampu: Dr. Fatmawati, S.pd., M.pd

DISUSUN OLEH :

Ratna Sari (225210392)

Shaniatul Rahma (225210378)

Siti Kowi Sudarliya (225210376)

Jusrita (225210379)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sejarah Perkembangan Ejaan
dan Penggunaan Huruf" dalam bentuk maupun isinya yag sangat sederhana.

Selanjutnya penulis juga ingin berterima kasih kepada ibu Dr. Ftmawati., S.pd., M.pd
yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Bahasa Indonesia

Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwasanya kami
hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sehingga dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran akan senantiasa menjadi koreksi bagi penulis yang akan menjadi evaluasi diri dan juga
untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 15 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Rumusan Maslah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Sejarah Perkembangan Ejaan...............................................................................2
B. Penggunaan Huruf...............................................................................................6
C. Penulisan Kata.....................................................................................................18

BAB III PENUTUP..............................................................................................................32


Kesimpulan ...............................................................................................................32
Saran...........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..33
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sebab selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara pribadi, bahasa juga bisa digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,
bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan sempurna, dengan
penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan warga dapat menggunakan media
tersebut secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah kiprah hukum
standar tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku masyarakat Negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yg baik dan
sahih. Ejaan yg Disempurnakan (EYD) merupakan sub materi pada ketata bahasaan
Indonesia, yang memilik kiprah yang cukup akbar pada mengatur etika berbahasa secara
tertulis sehingga diharapkan gosip tersebut bisa di sampaikan serta di fahami secara
komprehensif dan terarah. dalam prakteknya diperlukan hukum tadi dapat digunakan pada
keseharian masyarakat sebagai akibatnya proses penggunaan tata bahasa Indonesia bisa
dipergunakan secara baik dan benar.

B. Perumusan Masalah
a) Bagaimana sejarah perkembangan ejaan?
b) Bagaimana penggunaan huruf yang benar?
c) Bagaimana penulisan kata yang benar?

C. Tujuan Masalah
a) Memahami sejarah perkembangan ejaan
b) Memahami tentang penggunaan huruf yang benar
c) Memahami penulisan kata yang baik dan benar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ejaan

Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa Nasional seperti dalam ikrar
sumpah pemuda sebagai alat pemersatu bangsa dalam suku yang berbeda-beda, dan
bahasa negara yang tercantum dalam UUD ’45 terutama sebagai bahasa pengantar di duni
pendidikan
            Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, begitupun bahasa
yang terus mengalami perubahan dan perkembangan ragam dan variasi bahasa karena
fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Mulanya bahasa Indonesia
ditulis dengan tulisan latin-romawi mengikuti ejaan Belanda. Hingga pada 1972 Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan. Berikut 5 sejarah perkembangan ejaan dari
masa ke masa.

a. Sejarah Ejaan Ophuijsen


Pada 1901 diadakan pembukuan ejaan Bahasa Indonesia yang pertama kali oleh
Prof. Charles van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sultan Makmur dan
Moh. Toib Sultan Ibrahim. Hari pembukuan mereka ditulis dalam sebuah buku. Dalam
kitab itu dimanut sistem ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.

Van Ophuijsen atau seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda. Buku berjudul
Makische Spraakhunst Tata Bahasa Melayu karya Ch. A. Van Ophuijsen menjadi acuan
ejaan pertama yang ada di nusantara, oleh karena itu, acuan ejaan tersebut dikenal
dengan nama ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini diakui sebagai acuan baku ejaan bahasa
melayu di nusantara dan kemudian pemerintah kolonial belanda meresmikan ejaan
tersebut pada tahun 1901.
Ejaan Van Ophuijsen memiliki enam ciri khusus yaitu:
1) Huruf i untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran yang disuarakan
tersendiri seperti diftong., misal mulai dan ramai, dan untuk menulis
huruf y misal Soerabaia.
2) Huruf  j untuk menuliskan kata-kata, misalnya jang, saja, wajang.
3) Huruf oe untuk menuliskan kata-kata, misalnya doeloe, akoe, repoeblik.
4) Tanda diakritis, seperti koma ain dan tanda trema untuk menuliskan kata-
kata ma’moer,  jum’at, ta’ dan pa’.
5) Huruf tj dieja menjadi c seperti Tjikini, tcara, pertjaya.
6) Huruf ch  yang dieja kh seperti achir, chusus, machloec’.
b. Sejarah Ejaan Soewandi

            Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa pendudukan


Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang sangat tidak
mampu mengikuti perkembangan ejaan internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah
melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan untuk
menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah
ejaan yang baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan
oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr.
Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947 yang disebut sebagai Ejaan Republik. Karena
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang
diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi. Hal-hal yang menonjol dalam
Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik itu adalah sebagai berikut :
a) Huruf /oe/ diganti dengan /u/, seperti dalam kata berikut:
 goeroe menjadi guru
 itoe menjadi itu
 oemoer menjdi umur
b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, seperti dalam kata berikut:
 tida’ menjadi tidak
 Pa’ menjadi Pak
 ma’lum menjadi maklum
 ra’yat menjadi rakyat
c) Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan, seperti kata
berikut:
 beramai-ramai menjadi be-ramai2
 anak-anak menjadi anak2
 berlari-larian menjadi ber-lari-2an
 berjalan-jalan menjadi ber-jalan2
d) Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar suku kata
dipotong, seperti kata berikut:
 Didjoempaϊ menjadi didjumpai
 Dihargaϊ menjadi dihargai
 Moelaϊ menjadi mulai
e) Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi, seperti pada kata berikut
 ẻkor menjadi ekor
 hẻran mejadi heran
 mẻrah menjadi merah
 berbẻda menjadi berbeda
f) Ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran dianggap
sebagai suku-suku kata yang terpisah
 be-rangkat menjadi ber-angkat
 atu-ran menjadi atur-an

c. Sejarah Ejaan Pembaharuan


            Ejaan ini urung diresmikan. Namun,  ejaan ini diduga menjadi pemantik awal
diberlakukannya EYD tahun 1972 (Erikha, 2015). Ejaan Pembaharuan direncanakan
untuk memperbarui Ejaan Republik. Pembaruan ejaan ini dilandasi oleh rasa prihatin
Menteri Moehammad Yamin akan kondisi bahasa Indonesia yang belum memiliki
kejatian. Maka diadakanlah Konggres Bahasa Indonesia Kedua di Medan. Medan
dipilih karena di kota itulah bahasa Indonesia digunakan dengan baik oleh
masyarakat. Pada konggres tersebut diusulkan perubahan ejaan dan perlu adanya
badan yang menyusun peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia.
Selanjutnya, dibentuk panitia oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan.
Keberadaan panitia tersebut diperkuat dengan surat keputusan tanggal 19 Juli 1956,
nomor 44876/S (Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, 2016). Panitia
tersebut beranggotakan Profesor Prijono dan E. Katoppo (Admin Padamu, 2016).
Panitia tersebut berhasil merumuskan aturan baru pada tahun 1957. Aturan baru
tersebut tidak diumumkan, tetapi menjadi bahan penyempurnaan pada EYD yang
diresmikan pada tahun 1972. Panitia tersebut membuat aturan tentang satu fonem
diwakili dengan satu huruf. Penyederhanaan ini sesuai dengan itikad agar dibuat
ejaan yang praktis saat dipakai dalam keseharian (Erikha, 2016). Selain aturan satu
fonem satu huruf, terdapat pula aturan bahwa gabungan huruf ditulis menjadi satu
huruf.Menurut Admin Padamu (2016) ciri khas Ejaan Pembaharuan ada empat, yaitu
perubahan gabungan konsonan dan gabungan vokal. Berikut keempat ciri khas
tersebut.
1) Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
Perubahan penulisan gabungan huruf konsonan dari gabungan konsonan ng
menjadi satu huruf ŋ. Misalnya, mengalah menjadi meŋalah.
2) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
Perubahan penulisan gabungan huruf konsonan dari gabungan konsonan
njmenjadi satu hurufń. Misalnya, menjanjimenjadimeńańi.
3) Gabungan konsonan sj menjadi š
Perubahan penulisan gabungan huruf konsonan dari gabungan
konsonansjmenjadi satu hurufš. Misalnya, sjarat menjadi šarat.
4) Gabungan vokal ai, au, dan oi, menjadi ay, aw, dan oy
Perubahan penulisan gabungan huruf vokal (diftong) dari gabungan vokal ai,
au,danoimenjadiay, aw, dan oy. Misalnya, balai, engkau, dan amboi menjadi
balay, engkaw, dan amboy.

d. Sejarah Ejaan Melindo


            Ejaan Melindo adalah bentuk penggabungan aturan penggunaan huruf latin di
Indonesia dan aturan huruf latin oleh Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959.
Hal ini bermula dari peristiwa Kongres Bahasa Indonesia Kedua yang dilaksanakan
pada tahun 1954 di Medan. Malaysia sebagai salah satu delegasi yang hadir,
memiliki keinginan untuk menyatukan ejaan. Keinginan ini semakin kuat sejak
Malaysia merdeka pada tahun 1957.Kemudian kedua pemerintahan ini (Indonesia
dan Malaysia) menandatangani kesepakatan untuk merumuskan aturan ejaan yang
dapat dipakai bersama. Akhirnya keputusan itu terjadi pada tahun 1959.
            Akan tetapi, karena terjadi masalah antara Indonesia dan Malaysia,
kesepakatan perumusan ejaan tersebut tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan.
Faktor pemicunya adalah masalah politik antara Indonesia dan Malaysia yang sedang
memanas. Indonesia yang saat itu sedang terpengaruh Moskow-Peking-Pyongyang.
Sedangkan Malaysia sedang condong kepada Inggris. Akhirnya Ejaan Melindo tidak
dapat dilanjutakan.
            Ejaan Melindo dapat dikenali dari enam ciri berikut (Admin Padamu, 2016
dan Erikha, 2015) :
1) Gabungan konsonan tj pada kata tjara, diganti dengan c sehingga ditulis cara.
2) Gabungan konsonan nj pada kata njanji, ditulis dengan huruf nc, sehingga
menjadi huruf yang baru
3) Kata menyapu akan ditulis meղapu
4) Gabungan sy pada kata syair ditulis menjadi ŝyair.
5) Gabungan ng pada kata ngopi ditulis menjadi ղopi.
6) Diftong oi seperti pada kata koboi ditulis menjadi koboy.

e. Sejarah Ejaan yang Disempurnakan


            Dengan munculnya Orde Baru, maka perhatian kepada persoalan bahasa dan
penyempurnaannya bangkit kembali, terutama oleh usaha Lembaga Bahasa dan
Kesusastraan yang tahun 1968 bernama Lembaga Bahasa Nasional yang kemudian
menjadi pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa hingga sekarang. Atas usaha
dan dorongan badan inilah program pembakuan bahasa Indonesia di segala bidang
makin digalakkan.
            Ejaan yang disempurnakan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik
Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu
berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
            Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No.
156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih
luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No.
0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Sejak saat itulah konsep
ini diberi nama Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika dianalogkan dengan Ejaan
Van Ophuijsen dan Ejaan Soewandi, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dapat
disebut sebagai Ejaan Mashuri karena Mashurilah yang dengan sepenuh tenaga
sebagai Mentri pendidikan dan kebudayaan, memperjuangkan sampai diresmikan
oleh Presiden.

B. Penggunaan Huruf

1. Huruf Abjad

Huruf abjad bahsa Indonesia ada 26 seperti table berikut.

Huruf Huruf Nama Ucapan


Kapital Nonkapital
A a A A
B b Be be
C c Ce ce
D d De de
E e E e
F f Ef ef
G g Ge ge
H h Ha ha
I i I i
J j Je je
K k Ka ka
L l El el
M m Em em
N n En en
O o O o
P P Pe pe
Q q Qi qi
R r Er er
S s Es es
T t Te te
U u U u
V v Ve fe
W w We we
X x Eks eks
Y y Ye ye
Z z Zet zet

2. Huruf Vokal
Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a, e, I, o, dan
u.

Huruf Vokal Contoh Posisi Cotoh Posisi Contoh


Awal Tengah Posisi Akhir
A api Padi Lusa
a* enak Petak Sore
emas Kena Tipe
I itu Simpan Murni
O oleh Kota Radio
U ulang bumi Ibu

*) Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan tanda diakritik


(ê) yang dilafalkan [ə].

Misalnya:

 Anak-anak bermain di teras.


 Upacara itu dihadiri pejabat teras [têras] Bank Indonesia.

 Kami menonton film seri.


 Pertandingan itu berakhir seri [sêri].

 Seret saja barang itu jika berat!


 Makanan ini membuat kerongkonganku seret [sêrêt].
3. Huruf Konsonan

Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21, yaitu huruf b, c, d, f, g,


h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf Contoh Posisi Contoh Posisi Contoh Posisi


Konsonan Awal Tengah Akhir

b Bahasa sebut adab


c Cakap kaca -
d Dua ada abad
f Fakir kafan maaf
g Guna tiga Mug
h Hari saham Tuah
j Jalan manja mikraj
k Kami paksa politik
l Lekas alas Akal
m Maka kami diam
n Nama tanah daun
p Pasang apa Siap
q* Qariah iqra Benuaq
r Raih bara putar
s Sampai asli tangkas
t Tali mata rapat
v Variasi lava molotov
w Wanita hawa takraw
x* Xenon marxisme Max
y Yakin payung Alay
z Zeni lazim Juz

*) Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang tertentu.


Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi tengah atau akhir
diucapkan [ks].

4. Gabungan Huruf Kapital

a) Monoftong

Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf


vokal eu yang dilafalkan [ɘ].

Monoftong Contoh Contoh Contoh


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Eu Eurih Seudati sadeu
b) Diftong
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf
vokal ai, au, ei, dan oi.

Diftong Contoh Posisi Contoh Posisi Contoh Posisi


Awal Tengah Akhir
Ai Aikido Kalian pandai
Au Audit Taufik harimau
Ei Eigendom Geiser survei
Oi Oikumene Boikot koboi

5. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.

Gabungan Huruf Contoh Contoh Contoh


Konsonan Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
Kh Khusus Akhir tarikh
Ng Ngarai Bangun senang
Ny Nyata Banyak -
Sy Syarat musyawarah arasy

6. Huruf Kapital

1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.


Contoh:

 Apa maksudnya?
 Tolong ambilkan buku itu!
 Kita harus bekerja keras.
 Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.

2) Huruf capital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh :

 Amir Hamzah
 Dewi Sartika
 André-Marie Ampère
 James Watt
 Mujair
 Rudolf Diesel

3) Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai jenis atau satuan ukuran.
Contoh :
 5 ampere
 ikan mujair
 mesin diesel

4) Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan
rumus.
Contoh :

 teori Darwin
 hukum Archimedes
 rumus Phytagoras

5) Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna


'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai awal nama
atau huruf pertama kata tugas dari.
Contoh :

 Abdul Rahman bin Zaini


 Fatimah binti Salim
 Indani boru Sitanggang
 Ayam Jantan dari Timur
 Charles Adriaan van Ophuijsen
 Salah satu pencetak gol terbanyak adalah Van Basten.

6) Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam perikan langsung


Contoh :

 Ibu berpesan, "Berhati-hatilah, Nak!"


 "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
 "Besok pagi," kata Rino, "mereka akan berangkat."

7) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang berkaitan
dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti
Tuhan serta singkatan nama Tuhan.

Contoh:
 Buddha
 Hindu
 Islam
 Kristen
 Konghucu
 Al-Qur'an
 Alkitab
 Weda
 Allah
 Tuhan
 Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan-Nya.
 Ya, Tuhan, bimbinglah hamba ke jalan yang Engkau beri rahmat.
 Tuhan YME (Yang Maha Esa)
 Allah Swt. (Subhanahuwataala)

8) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
kebangsawan, keturunan, agama, akademik yang diikuti nama orang dan gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh :

 Mahaputra Yamin
 Teuku Umar
 La Ode Khairudin
 Kiai Haji Hasjim Asy'ari
 Doktor Mohammad Hatta
 Irwansyah, Magister Humaniora

9) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
digunakan sebagai sapaan.
Contoh :

 Selamat datang, Yang Mulia.
 Semoga berbahagia, Raden.
 Terima kasih, Kiai.
 Selamat pagi, Dokter.
 Silakan duduk, Prof.
 Siap, Jenderal.

10) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang,
nama instansi, atau nama tempat.

Contoh :

 Wakil Presiden Adam Malik


 Perdana Menteri Nehru
 Profesor Anton M. Moeliono
 Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
 Proklamator Republik Indonesia
 Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri
 Gubernur Papua Barat

11) Huruf kapital digunakan sebgai huruf pertama seperti nama bangsawan, suku,
bahasa, dan aksara

Contoh :

 bangsa Indonesia
 suku Dani
 bahasa Tolaki
 aksara Kaganga

12) Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara yang
berupa bentuk dasar kata turunan.

Contoh :

 pengindonesiaan kata asing


 keinggris-inggrisan
 kesunda-sundaan

13) Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.

Contoh :

 tahun Hijriah
 bulan Agustus
 hari Jumat
 hari Lebaran
 tarikh Masehi

14) Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

Contoh :

 Konferensi Asia Afrika
 Perang Dunia II
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
 Hari Pendidikan Nasional

15) Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis
dengan huruf nonkapital.

Contoh :
 Kami memperingati proklamasi kemerdekaan setiap tahun.
 Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

16) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.

Contoh :

 Benua Afrika
 Asia Tenggara
 Pulau Miangas
 Jazirah Arab
 Dataran Tinggi Dieng
 Gunung Semeru
 Pegunungan Himalaya
 Bukit Barisan
 Danau Toba
 Ngarai Sianok
 Lembah Baliem
 Sungai Mamberamo
 Tanjung Harapan

17) Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf
nonkapital.

Contoh :

 berlayar ke teluk
 mandi di sungai
 menyeberangi selat
 berenang di danau

18) Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis
dengan huruf nonkapital.

Contoh :

 jeruk bali (Citrus maxima)


 kacang bogor (Voandzeia subterranea)
 nangka belanda (Anona muricata)
 petai cina (Leucaena glauca)
Catatan:

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan
atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Misalnya:

 Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir,


gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
 Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang
berbeda.

19) Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.

Contoh :

 batik Cirebon
 bubur Manado
 film Indonesia
 kopi Gayo
 satai Madura
 soto Banjar
 tari Bali

20) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur
bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas.

Contoh :

 Bosnia dan Herzegovina
 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2019
tentang Penggunaan Bahasa Indonesia
 Perserikatan Bangsa-Bangsa

21) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama media
massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh :

 Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.


 Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
 Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
 Berita berjudul "Listrik Sahabat Petani" dimuat di paktani.com.
22) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan
nama pangkat.

Contoh :

S.E. sarjana ekonomi

M.Si. magister sains

Hj. Hajah

Pdt. Pendeta

Dg. Daeng

Dt. Datuk

K.R.T. kanjeng raden


tumenggung

Kol. Colonel

23) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau ungkapan lain
(termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.

Contoh :

 "Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.


 Dedi bertanya, "Itu apa, Bu?"
 "Silakan duduk, Dik!" kata Rani.
 Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
 "Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
 "Selamat belajar, Anak-Anak."
 "Sampai berjumpa kembali, Teman-Teman."
Catatan

a. Kata Anda ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

 Sudahkah Anda tahu?
 Hanya teman Anda yang mengerti masalah itu.

b. Kata atau ungkapan yang digunakan dalam pengacuan ditulis dengan


huruf awal kapital.

Misalnya:

 "Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."


 Besok Paman akan datang bersama kakakmu.

c. Istilah kekerabatan yang diikuti oleh kata yang menunjukkan


kepemilikan ditulis dengan huruf nonkapital.

Misalnya:

 Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.


 Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

7. Huruf Miring

a) Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu,
judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip
dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Misalnya:

 Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.


 Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
 Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2018. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Kelima. Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
 Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com.
 Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode.
 Film Habibie dan Ainun diangkat dari kisah nyata.
 Menteri Pendidikan meluncurkan album Simfoni Merdeka Belajar.
 Siniar Celetuk Bahasa mengangkat tema kebahasaan.
 Lakon Petruk Jadi Raja dipentaskan semalam suntuk.
b) Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya:

 Huruf terakhir kata abad adalah d.


 Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna 'memiliki'.
 Dalam bab ini tidak dibahas penggunaan tanda baca.
 Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!

c) Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing.

Misalnya:

 Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar


tidak malapeh awo.
 Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
 Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
 Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan pendidikan.
 Istilah men sana in corpore sano sering digunakan dalam bidang olahraga.

Catatan:

a. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek dagang dalam
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan
dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu.

8. Huruf Tebal
a) Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.

Contohnya:

 Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa


Indonesia.
 Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.

Catatan:
Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian
yang akan dicetak tebal ditandai dengan garis bawah dua.
b) Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau
subbab.

Contohnya :

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang dan Masalah


    Kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh bahasa standar ….
  1.1.1 Latar Belakang
    Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap beragam
  1.1.2 Masalah
    Penelitian ini hanya membatasi perencanaan bahasa ….
  1.2 Tujuan
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa ….

C. Penulisan Kata

1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis secara mandiri.
Misalnya:

 kantor
 pergi
 ramai
 sangat

2. Kata Turunan
1) Kata Berimbuhan
a. Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan
awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.
Contohnya :

 berjalan
 mempermudah
 menulis
 dijual
 pembaca
 semula
 terbatas
b. Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu pada
konsep keilmuan tertentu.
Contohnya :

 adibusana  bikarbonat
 aerodinamika  biokimia
 antargolongan  dekameter
 antikekerasan  demoralisasi
 awahama

c. Kata yang diawali huruf kapital dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan
dengan tanda hubung (-).
Contohnya :
 non-Indonesia  pro-Barat
 non-Korpri
 pan-Afrika
 pasca-Orba

d. Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contohnya :

 anti-mainstream
 pasca-reshuffle
 pra-Aufklaerung
 super-jegeg

e. Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu
pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital
sebagai pengkhususan.
Contohnya :

 Yang Maha Esa
 Tuhan Yang Maha Kuasa

 Yang Maha Pengasih
 Tuhan Yang Maha Pengampun
 Tuhan Yang Maha Pemberi Rezek

2) Bentuk Ulang
a. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.
Contohnya :
 anak-anak  kuda-kuda
 berjalan-jalan  kupu-kupu
 biri-biri  kura-kura
 buku-buku  lauk-pauk
 cumi-cumi  mencari-cari
 hati-hati

b. Bentuk ulang
buku-sejarah baru 'buku sejarah yang baru, bukan gabungan
buku bekas' kata ditulis
buku sejarah-baru 'buku tentang sejarah baru' dengan
ibu-bapak kami 'ibu dan bapak kami' mengulang
unsur
pertama.
Contohnya :

kapal barang  kapal-kapal barang


kereta api cepat  kereta-kereta api cepat
rak buku  rak-rak buku
surat kabar  surat-surat kabar

3) Gabungan kata
a. Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Contohnya :

 cendera mata  kambing hitam


 duta besar  mata acara
 ibu kota  meja tulis

b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan


membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contohnya :

c. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis


serangkai.
Contohnya :

 dilipatgandakan  penghancurleburan
 menggarisbawahi  pertanggungjawaban
 menyebarluaskan

d. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.
Contohnya :

 bertepuk tangan  garis bawahi


 menganak sungai  sebar luaskan

e. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.


Contohnya :

 acapkali  belasungkawa
 adakala  bilamana
 apalagi  bumiputra
 bagaimana
 barangkali
 beasiswa

3. Pemenggalan Kata

1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.


a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contohnya :
 bu-ah
 ma-in
 ni-at
 sa-at

b. Monoftong eu tidak dipenggal.


Contohnya :
 ci-leun-cang
 seu-da-ti
 seu-lu-mat

c. Diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.


Contohnya :

 pan-dai
 sau-da-ra
 sur-vei
 am-boi

d. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan


huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan
sebelum huruf konsonan itu.
Contohnya :

 ba-pak
 de-ngan
 ke-nyang
 la-wan
 mu-ta-khir
 mu-sya-wa-rah

e. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
 Ap-ril
 ban-tu
 man-di
 som-bong
 swas-ta

f. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang
masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua
Contohnya :

 am-bruk
 ben-trok
 in-fra
 ul-tra
 in-stru-men

g. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak


dipenggal.
Contohnya :

 ba-nyak
 kong-res
 makh-luk
 masy-hur

2) Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut.


a. Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur
pembentuknya.
Contohnya :
 ber-jalan  ter-bawa
 di-ambil
 ke-kasih  non-aktif
 mem-bantu  swa-foto
 peng-intai  apa-kah
 per-buat  apa-tah
 se-buah  pergi-lah

b. Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami


perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar.
Contohnya :

 me-ma-kai  pe-mi-kir
 me-ngun-ci  pe-nga-rang
 me-nu-tup  pe-no-long
 me-nya-pu  pe-nye-but
c. Pemenggalan kata yang mendapat sisipan dilakukan seperti pada kata
dasar.
Contohnya :

 ge-lem-bung
 ge-mu-ruh
 ge-ri-gi
 si-nam-bung
 te-lun-juk

d. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau


akhir baris tidak dilakukan.
Contohnya :

Beberapa pendapat mengenai masalah i-tu telah


 disampaikan oleh pembaca.
Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak ma-u
 mengambilnya.
Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah
 mengakhir-i pandemi ini.

Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut.


3) Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur
itu.
Contohnya :

biografi bio-grafi
biodata bio-data
fotografi foto-grafi
fotokopi foto-kopi
introspeksi intro-speksi
introjeksi intro-jeksi
kilogram kilo-gram
kilometer kilo-meter
pascapenen pasca-panen
pascasarjana  Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah
pasca-sarjana
disampaikan oleh pembaca.
 Walaupun makanan itu gratis, mereka tidak mau
4) mengambilnya.
 Penerapan protokol kesehatan adalah cara termudah meng-
akhiri pandemi ini
Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris dipenggal di
antara kata tersebut.
Contohnya :

 Pencetus nama bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda adalah


Mohammad
Tabrani.
 Lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan pada Kongres Pemuda II
oleh Wage
Rudolf Supratman.
 Layar Terkembang yang terbit pada 1937 dikarang oleh Sutan
Takdir
Alisjahbana.

5) Singkatan tidak dipenggal.


Contohnya :

Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKK-BN.



Semua pengguna kendaraan bermotor wajib
 membawa ST-NK.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. Ng.
 Rangga Warsita.

Penulisan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut.

 Ia telah mengabdi selama sepuluh tahun di BKKBN.


 Semua pengguna kenaraan bermotor wajib membawa
STNK.
 Pujangga terakhir Kraton Surakarta bergelar R.Ng.
Rangga Warsita.

4. Kata depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :

 Di mana dia sekarang?


 Mereka ada di mana-mana.
 Kain itu disimpan di dalam lemari.
 Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.

5. Partikel
1) Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya :

 Bacalah buku itu baik-baik!


 Bertepuk tanganlah mengikuti irama!
 Apakah yang tersirat dalam surat itu?
 Siapakah gerangan dia?
 Apatah gunanya bersedih hati?

2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.


Contohnya :

 Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya


dengan bijaksana.
 Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih
tersedia.
 Jangankan dua kali, sekali kali pun engkau belum pernah
berkunjung ke rumahku.

3) Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis
serangkai.

 adapun  biarpun
 andaipun  jikapun
 ataupun  kalaupun
 bagaimanapun  kendatipun
 maupun  sementangpun
 meskipun  sungguhpun
 sekalipun  walaupun

Contohnya :

 Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada


waktunya.
 Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
 Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
 Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
 Sekalipun teman dekat, dia belum pernah sekali pun datang ke
rumahku.
 Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati
juga aku melihat penderitaanmu itu.

4) Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Contohnya :

 Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.


 Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
 Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
 Dia menghubungiku per telepon.

6. Singkatan
1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik
di setiap unsur singkatan itu.
Contohnya :

A.H. Nasution Abdul Haris Nasution


H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
dr. Dokter
Dr. Doctor
Dr. (H.C.) doktor honoris causa
M.B.A. master of business
administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
Ph.D. philosophiae doctor (doctor of
philosophy)
Prof. Professor
S.E. sarjana ekonomi
S.I.P. sarjana ilmu politik
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.Kom. sarjana komputer
S.Sos. sarjana sosial
Sp.A. spesialis anak
R.M. Syahid Raden Mas Syahid
Sdr. Lukman Saudara Lukman
Kol. Inf. Hendri Kolonel Infanteri Hendri
A.K.B.P. Purnomo Ajun Komisaris Besar Polisi
Purnomo

2) Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
Contohnya :

LS Lilis Suryaningsih
SDD Sapardi Djoko Damono
STA Sultan Takdir Alisjahbana

3) Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contohnya :

KTP kartu tanda penduduk
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
PT perseroan terbatas
SD sekolah dasar
UI Universitas Indonesia
WHO World Health Organization

4) Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam
dokumen atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.
Contohnya :
dkk. dan kawan-kawan
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. Halaman
sda. sama dengan di atas
ttd. Tertanda
ybs. yang bersangkutan
yth. yang terhormat

5) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen
atau surat-menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf.
Contohnya :
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
s.d. sampai dengan
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian

6) Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat ditulis dengan
dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik.
Contohnya :

7) Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata
uang tidak diikuti tanda titik.
Contohnya :
kVA kilovolt-ampere
km Kilometer
kg Kilogram
l Liter
Cu Kuprum
Gd. Tabrani
Rp Gedung Tabrani
Rupiah
Jl. Rawamangun Jalan Rawamangun
8) Gg. Kelinci Gang Kelinci Akronim nama diri
yang Kav. 5 Kaveling 5 berupa gabungan
Km. 57 Kilometer 57 huruf dan suku kata
atau Lt. 2 Lantai 2 gabungan suku kata
dari No. 9 Nomer 9 deret kata ditulis
dengan huruf awal kapital.
Contohnya :

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Bulog Badan Urusan Logistik
Kalteng Kalimantan Tengah
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-
Malaysia
Suramadu Surabaya-Madura
Wita Waktu Indonesia Tengah

9) Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau
gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf nonkapital.
Contohnya :

7. Angka dan Bilangan


1) Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang bilangan
atau nomor.
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
Contohnya :
pemilu pemilihan umum
puskesmas pusat kesehatan masyarakat
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran
Angka Arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C
(100), D (500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄
(1.000.000)

2) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.
Contohnya :

 Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.


 Koleksi pribadi saya lebih dari seribu buku.
 Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang abstain.

3) Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang, berat,
luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase.
Contohnya :

 0,5 sentimeter
 5 kilogram
 4 hektare

 Rp5.000,00
 US$3,50
 £5,10
4) Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata
didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan
kalimatnya.
Contohnya :

 Sebanyak 2.500 orang peserta diundang panitia.


 Sejumlah 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
 Panitia mengundang 2.500 orang peserta.
 Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

5) Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf
supaya lebih mudah dibaca.
Contohnya :

 Sebanyak 500 ribu dosis vaksin telah didistribusikan ke beberapa


wilayah.
 Dia mendapatkan bantuan 90 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
 Perusahaan itu baru saja mendapatkan pinjaman 55 miliar rupiah.
 Proyek nasional pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan
biaya 7 triliun rupiah.

6) Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah, apartemen,
atau kamar.
Contohnya :

 Jalan Kartika I No. 15


 Jalan Kartika I/15
 Jalan Raya Dumai Kav. 14
 Jalan Raya Subrantas Km. 4
 Hotel Mahameru, Kamar 169
 Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

7)  Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab suci.
Contohnya :

 Bab II, Pasal 3, halaman 13


 "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!"
(Surah Al-'Alaq [96]: 1)
 "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21: 22)

8) Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang-undangan,


akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh ditulis secara mandiri
Contohnya :
dua belas (12)
tiga puluh lima (35)
lima puluh lima ribu (55.000)

b. Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada bilangan


penyebut yang mengikutinya.
Contohnya :

setengah atau seperdua (½)


seperenam belas (⅟16)
tiga perempat (¾)
dua persepuluh (²∕₁₀)
tiga dua-pertiga (3⅔)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)

9) Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi, gabungan


awalan ke- dan angka Arab, atau huruf.
Contohnya abad VII

 abad ke-7
 abad ketujuh

 Perang Dunia II
 Perang Dunia Ke-2
 Perang Dunia Kedua

10) Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-).


Contohnya :

 lima lembar uang 5.000-an (lima lembar uang lima ribuan)


 seharga 5.000-an (seharga lima ribuan)
 tahun 2000-an (tahun dua ribuan)

11) Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, akta, atau
kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.
Contohnya :

 Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
 Pada hari ini, Rabu, tanggal 13-10-2021 (tiga belas Oktober dua
ribu dua puluh satu) telah hadir di hadapan saya, Noviansyah,
notaris yang berkedudukan di Kota Batam.
 Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
12) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf
secara serangkai.
Contohnya :

 Kelapadua
 Limapuluhkoto
 Rajaampat
 Simpanglima
 Tigaraksa

8. Kata Ganti
1) Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contohnya :

 Rumah itu telah kujual.


 Majalah ini boleh kaubaca.
 Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
 Rumahnya sedang diperbaiki.

2) Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata yang lain.
Contohnya :

 Aku ingin kau bersungguh-sungguh dengan apa yang kaukatakan.


 Kau masih muda, Bung.
 Sebaiknya, kau mengurus adikmu saja.

9. Kata Sandang Si dan Sang


1) Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :

 Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.


 Dalam cerita itu si Pitung berhasil menolong penduduk.
 Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.

 Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.


 Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.
 Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

2) Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama Tuhan.
Contohnya :

 Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.


 Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi
Wasa.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Ejaan bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z.
Beberapa diantaranya merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehinnga dapat
mengikuti perkembangan kosa kata.Penggunaan huruf-huruf tersebut terdiri dari huruf abjad,
huruf vocal, huruf konsonan, gabungan huruf kapital, gabungan huruf konsonan, huruf kapital,
huruf miring, huruf tebal.
Penulisan kata terdiri dari kata dasar, kata turunan, pemenggalan kata, kata depan,
partikel,singkatan, angka dan bilangan, kata ganti, dan kata sandang sandang si dan sang.

B. Saran
Dalam aturan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar dibuat untuk panduan para
orang-orang yang sedang menulis sebuah karya atau karangan,oleh karena itu dalam menulis
harus disesuaikan ejaaan yang disempurnakan.Sebagai warga Negara Indonesia tidak ada
salahnya menerapkan pemakaian huruf dan dan penulisan kata, misalnya dalam penulisan
surat, membuat karya tulis, membuat laporan, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

 Tenia Hilda, Pengertian Ejaan, Sejarah Perkembangan, Fungsi, dan Ruang Lingkupnya.


Diakses dari https://www.kata.co.id/Pengertian/Ejaan/2536.
pada tanggal 15 Oktober 2022

 Prof. E. Aminudin Aziz, Ph.D. Ejaan . https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/ , diakses tanggal


15 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai