Anda di halaman 1dari 39

MODUL TERMODINAMIKA

HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Kelompok V Termodinamika
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun limpahkan kepada Allah SWT, atas berkat
dan inayahnya sehinga kita bisa diberi kemampuan dan kesehatan untuk
menyelesaian MODUL TERMODINAMIKA yang dapat tersusun dengan baik.
Salawat dan salam kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang
diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak ummatnya dimuka bumi.

Modul ini memuat materi terkait “ Hukum I dan II Termodinamika serta


Penerapannya”. yang menggambarkan salah satu materi pada mata kuliah
termodinamika.

Kami menyadari dalam penyusunan Modul ini bukanlah hal yang mudah,
perlu keseriusan dan semangat yang tinggi. Tetapi berkat usaha yang dilakukan,
serta bantuan maupun arahan dari dosen Mata Kuliah Termodinamika yaitu ibu
“ANDI JUSRIANA, S.Si., M.Pd” yang memudahkan dalam penyusunan Modul ini.
Maka dari itu, penyusun berterimah kasih sebanyak-banyaknya atas motivasi dan
bantuan yang diberikan sehingga penyusun dapat penyelesaikan Modul ini.

Penyusunan Modul ini masih banyak kekurangan, maka dari itu, penyusun
memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Modul lebih baik nantinya.

Samata, 06 November 2020

Kelompok 5

ii
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

PENDAHULUAN ............................................................................................. iv

PETA KONSEP TERMODINAMIKA…………………………….. ................. 1

A. HUKUM I TERMODINAMIKA……………. ........................................... 2


1. Perubahan Energi………………………… ........................................... 7
2. Kapasitas Kalor……………………………….. ................................... 10
3. Siklus Carnot dan Efesiensi Mesin……………. .................................. 13
4. Penerapan Hukum I Termodinamika………………. ........................... 14
B. HUKUM II TERMODINAMIKA………………………… ...................... 16
1. Entropi…………………………………. ............................................. 16
2. Mesin Kalor…………………………………. ..................................... 18
2.1.Mesin Carnot …………………………. ........................................ 21
2.2.Mesin Otto………………………………………........................... 22
2.3.Mesin Diesel……………………………….. ................................. 22
3. Mesin Pendingin………………………………… ............................... 24
C. RANGKUMAN…………………………………. .................................... 26
D. UJI KOMPETENSI………………………….......................................... 28

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 35

iii
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

PENDAHULUAN

DESKRIPSI MODUL

Modul ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir penulis, juga sebagai langkah
awal bagi kami sebagai generasi muda atau tenaga pendidik untuk memadukan ilmu
pengetahuan dengan kemajuan teknologi. Modul ini disusun secara baik agar
memudahkan pembaca dalam memahami materi yang ada didalammnya.

KOMPETENSI DASAR

1. Menganalisis dan memahami hukum I dan II termodinamika.


2. Memahami dan menjelaskan penerapan hukum I dan II termodinamika.

INDIKATOR

1. Mengidentifikasi hukum I dan II termodinamika


2. Menyebutkan contoh penerapan hukum I dan II termodinamika

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui dan memahami Hukum 1 dan 2 Termodinamika


2. Mengetahui penerapan hukum 1 dan 2 Termodinamika dalam Kehidupan
Sehari-hari

iv
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Peta Konsep
Termodinamika

Hukum Pertama Hukum Kedua


Termodinamika Termodinamika

Isotermik Isobarik Mesin Mesin


(T Konstan) (P kosntan) Kalor Pendingin

Isokhorik Adiabatik
(V Konstan) (𝑸 = 𝟎)

Terbagi Atas

Mesin Mesin Otto Mesin


Carnor Diesel

1
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

A. HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk
sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan
memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha). Hukum I
Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan
ke dalam sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum I Termodinamika menyatakan adanya konsep
kekekalan energi. Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi
molekul pada sistem. Apabila usaha dilakukan pada sistem atau sistem memperoleh
kalor dari lingkungan, maka energi dalam pada sistem akan naik. Sebaliknya, energi
dalam akan berkurang apabila sistem melakukan usaha pada lingkungan atau sistem
memberi kalor pada lingkungan. Dengan demikian, perubahan energi dalam pada
sistem yang tertutup merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang
dilakukan oleh sistem.

Selama gas mengalami suatu proses maka ada beberapa peristiwa yang dapat
terjadi, seperti:

 Energi dalam yang dimiliki gas berubah

 Muncul kerja yang dilakukan oleh gas atau yang dilakukan oleh lingkungan\

 Ada pertukaran kalor antara gas dan lingkungan


Peristiwa di atas semuanya berpengaruh pada jumlah energi yang dimiliki gas.
Hukum I termodinamika merupakan hukum kekekalan energi yang diterapkan pada
sistem termodinamika.

 Misalkan energi dalam awal gas U1 dan energi dalam akhir U2. Maka
perubahan energi dalam adalah
U U2 U1
 Misalkan pada gas dilakukan kerja oleh lingkungan sebesar W.

 Misalkan juga terjadi aliran masuk kalor ke dalam gas sebesar Q

2
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Hukum Pertama Termodinamika


merupakan perluasan bentuk dari Hukum
Kekekalan Energi dalam mekanika. Hukum ini
menyatakan bahwa: "Jumlah kalor pada suatu
sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem
tersebut ditambah usaha yang dilakukan oleh
sistem." Dengan demikian, meskipun energi kalor
sistem telah berubah menjadi energi mekanik
(usaha) dan energi dalam, jumlah seluruh energi
tersebut selalu tetap. Secara matematis, Hukum
Pertama Termodinamika dituliskan sebagai berikut.

Q = ΔU + W

dengan:
Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
ΔU = U2 — U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem.
Persamaan merupakan ungkapah hukum I termodinamika. Hukum I
Thermodinamika dapat diilustrasikan pada Gambar..

Gambar 1.1 : Ilustrasi Hukum 1 Termodinamika

Ketika menerapkan hukum I termodinamika, kita harus memperhatikan


tanda dengan seksama. Perjanjian untuk tanda U, W, dan Q sebgai berikut:

3
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

 U positif jika energi dalam yang dimiliki gas bertambah


 U negatif jika energi dalam yang dimiliki gas berkurang
 W positif jika lingkungan melakukan kerja pada gas (sistem)
 W negatif jika gas (sistem) melakukan kerja pada lingkungan
 Q positif jika kalor mengalir masuk dari lingkungan ke gas (sistem)
 Q positif jika kalor mengalir keluar dari gas (sistem) ke lingkungan.

Contoh Soal 1.1

1. Delapan mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 2 × 105
N/m2 sehingga volumenya berubah dari 0,08 m3 menjadi 0,1 m3 . Jika
gas mengalami perubahan energi dalam gas sebesar 1.500 J, berapakah
kalor yang diterima gas tersebut.
Jawab
Diketahui:
p = 2 × 105 N/m2 ,
V1 = 0,08 m3 ,
V2 = 0,1 m3 , dan
ΔU = 1.500 J. Q = ΔU+ W
Q = ΔU + p(V2 – V1 )
= 1.500 joule + 2 × 105 N/m2 (0,1 – 0,08) m3 = 1.500 joule + 4.000
joule = 5.500 J

USAHA
Usaha dapat diperoleh dengan mengubah keadaan suatu gas. Pada Gambar
6 terjadi perubahan posisi piston seluas A akibat gaya tekan F.

Gambar 1.2

4
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Hasil kali antara luas penampang dengan besar perubahan posisi


piston tidak lain merupakan perubahan volume (A ∆h = ∆V). Dengan
demikian, persamaan tersebut menjadi:
W=P∆V

Keterangan:

W = usaha (J)

P = tekanan (N/m2)

∆V = perubahan volume (m3)


Jika W (+) gas melakukan usaha (V2 > V1)
W (−) gas menerima usaha luar (V2 < V1)

Contoh Soal 1.2

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Berapakah usaha pada proses A-C?

Jawab

Diketahui: PA = 2 atm
PB = Pc = 3 atm

A = 20 L

VB = 40 L

VC = 60 L

5
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Usaha dapat dicari dengan menghitung luasan di bawah


grafik A-B yang berbentuk trapezium dan grafik B-C yang
berbentuk persegi panjang.

W = WI + WII

2 atm + 3 atm
= (20 L) + (3 atm) (20 L)

= (50 + 60 L) atm L

= 110 atm L

= 1,1 × 104 J

Jadi, usaha pada proses A – C sebesar 1,1 × 104 J

ENERGI DALAM
Energi dalam (U) atau energi internal suatu sistem termodinamika
merupakan jumlah total energi kinetik partikel-partikel penyusunannya ditambah
jumlah energi potensial akibat interaksi antar partikel penyusunnya. Dalam sudut
pandang termodinamika, energi dalam adalah sifat keadaan gas yang memiliki nilai
tertentu untuk keadaan termodinamika tertentu. Energi dalam di lambangkan
dengan U. Selama terjadi perubahan keadaan suatu sistem, energi dalam dapat
berubah dari nilai awal U1 ke nilai akhir U2. Perubahan energi dalamnya dinyatakan
dengan ∆U = U2−U1.

Contoh Soal 1.3

1. Sebuah sistem kalor hidrogen 30 kal dan melakukan usaha


sebesar 100 J. Jika 1 kalori bernilai 4,2 J, tentukan energi
dalam sistem tersebut!
Jawab :
Diketahui: Q = −30 kal = − 126 J
W = 100 J

6
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Ditanyakan: ∆U?
Penyelesaian

∆U = Q − W = −126 J − 100 J = −226 J

Jadi, perubahan energy dalam gas −226 J atau terjadi penurunan


energi dalam sebesar 226 J.

1. PERUBAHAN ENERGI
Dalam Perubahan energi dalam ΔU tidak bergantung pada proses bagaimana
keadaan sistem berubah, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir sistem tersebut. Anda telah mengetahui bahwa proses-proses dalam
termodinamika terbagi atas empat jenis, yaitu isotermal, isokhorik, isobarik, dan
adiabatik. Perubahan energi dalam terjadi pada setiap proses tersebut dijelaskan
sebagai berikut.

a. Proses Isotermal
Anda telah memahami bahwa proses isotermal merupakan suatu proses
yang terjadi dalam sistem pada suhu tetap. Besar usaha yang dilakukan

sistem proses isotermal ini adalah W = nRT In 𝑉 2. Oleh karena ΔT = 0,

menurut Teori Kinetik 𝑉1.


Gas, energi dalam sistem juga tidak berubah (ΔU = 0) karena perubahan
energi dalam bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali persamaan
energi dalam gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan
2
ΔU = 3 n R T ΔT

T = Konstan

Gambar 1.3 : Proses Isotermal

7
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk


proses isotermal ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = ΔU + W = 0 + W

Q = W = n R T ln 𝑉2𝑉1

b. Proses Isokhorik
Dalam proses isokhorik perubahan yang dialami oleh sistem berada
dalam keadaan volume tetap. Anda telah memahami bahwa besar usaha
pada proses isokhorik dituliskan W = p ΔV = 0. Dengan demikian,
persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses ini dituliskan
sebagai

Q=ΔU+W=ΔU+0

Q = ΔU

= U2 -U1

Dari Persamaan diatas Anda dapat menyatakan bahwa kalor yang


diberikan pada sistem hanya digunakan untuk mengubah energi dalam
sistem tersebut. Jika persamaan energi dalam untuk gas ideal monoatomik
disubstitusikan ke dalam Persamaan didapatkan perumusan Hukum
Pertama Termodinamika pada proses isokhorik sebagai berikut.

Q=ΔU=
2
3
nRΔT

atau

Q = U2 — U1 = 3n R (T2 —T1)

Gambar 1.4 : Proses Isokhorik

8
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

c. Proses Isobarik
Jika gas mengalami proses isobarik, perubahan yang terjadi pada gas
berada dalam keadaan tekanan tetap. Usaha yang dilakukan gas dalam
proses ini memenuhi persamaan W = PΔ V = p(V2 – V1). Dengan
demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses
isobarik dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W

Q = ΔU + p(V2 – V1)

Gambar 1.5 : Proses Isobarik


Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan dapat dituliskan sebagai

Q = 3 n R (T2 — T1)) + p (V2 – V1)2

d. Proses Adiabatik

Gambar 1.6 : Proses Adiabtik

9
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Dalam pembahasan mengenai proses adiabatik, Anda telah mengetahui


bahwa dalam proses ini tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam
sistem sehingga Q = 0. Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk
proses adiabatik ini dapat dituliskan menjadi
Q = ΔU + 0 = ΔU + W

atau

W = — ΔU = — (U2— U1)

Berdasarkan Persamaan tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa usaha


yang dilakukan oleh sistem akan mengakibatkan terjadinya perubahan
energi dalam sistem di mana energi dalam tersebut dapat bertambah atau
berkurang dari keadaan awalnya. Persamaan Hukum Pertama
Termodinamika untuk gas ideal monoatomik pada proses adiabatik ini
dituliskan sebagai

WΔ = — U = — 3 n R (T2 – T1)

Contoh Soal 1.4

1. Suatu sistem mengalami proses isobarik. Pada sistem dilakukan usaha


sebesar 100 J. Jika perubahan energi dalam sistem ΔU dan kalor yang
diserap sistem = 150 joule, berapakah besarnya ΔU?
Jawab
Diketahui:
W = –100 joule (dilakukan usaha), dan
Q = 150 joule (sistem menyerap kalor).
Menurut Hukum Pertama Termodinamika
ΔU = Q – W = 150 joule – (–100 joule) = 250 joule.

2. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor gas adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu gas sebesar 1°C, untuk volume tetap disebut CV dan untuk tekanan tetap
disebut C p .

10
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Secara matematis, kapasitas kalor (C) dinyatakan dengan persamaan

C = Q ΔT

Pada gas, perubahan suhu dapat dilakukan dengan proses isobarik atau proses
isokhorik. Dengan demikian, kapasitas kalor gas dapat dibedakan menjadi dua,
yakni kapasitas kalor pada tekanan tetap (C p) dan kapasitas kalor pada volume
tetap (V). Perumusan kedua pada kapasitas kalor tersebut secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut.

C p = QP/ΔT dan CV = QV/ΔT

Jika besaran Qp dan QV dimasukkan ke dalam persamaan Hukum Pertama


Termodinamika, akan didapatkan persamaan berikut

a. Pada proses isokhorik

QV = ΔU + W

Oleh karena dalam proses ini volume sistem tetap ( ΔU = 0) maka usaha
sistem W = 0 sehingga didapatkan persamaan

QV = ΔU

b. Pada Proses Isobarik

QP = ΔU + W

Oleh karena dalam proses ini tekanan sistem tetap ( Δp + 0), usaha sistem W
= p ΔV. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika dapat
dituliskan

Qp = ΔU + p ΔV

Dengan melakukan substitusi Persamaan 1 ke Persamaan 2 dapat dituliskan


persamaan

Qp = ΔU + p ΔV

atau

11
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Qp – QV = p ΔV

Selanjutnya, jika Persamaan disubstitusikan Persamaan akan diperoleh


persamaan

(C p ΔT) – (CV ΔT) = p ΔV

(C p CV)ΔT = pΔV

C p – CV = p V T Δ Δ (9–24

Berdasarkan persamaan keadaan gas ideal pV = nRT, dapat dituliskan menjadi

C p – CV = n/ R

Untuk gas monoatomik, energi dalam gas dinyatakan dengan persamaan

ΔU = 3/ 2 nRΔT

Dengan demikian, kapasitas kalor pada proses isokhorik (QV = ΔU) dapat
dituliskan sebagai

CV = 3 /2 n R

Besar C p dapat ditentukan dari sehingga diperoleh

C p = CV + n R

C p = 3/2 n R + n R

C p = 5/2 n R
Contoh Soal 1.5

1. Gas hidrogen dipanaskan dari suhu 300 K sampai 312 K dalam


bejana yang bebas hingga memuai Kalor yang dibutuhkan dalam
proses itu 24 kJ. Jika gas pada tekanan tetap, tentukan kapasitas
kalor hidrogen!

Diketahui:

∆T = 312 K -300 K = 12 K

12
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Qp = 24 Kj = 24.000 J

Ditanyakan: Cp?

Penyelesaian:
𝑄𝑝 24.000 𝐽
Cp = = = 2.000 J/K
∆𝑇 12 𝐾

Keadaan suatu sistem dalam termodinamika dapat berubah-ubah, berdasarkan


percobaan besaran-besaran keadaan sistem tersebut. Namun, besaran-besaran
keadaan tersebut hanya berarti jika sistem berada dalam keadaan setimbang.
Misalnya, jika Anda mengamati suatu gas yang sedang memuai di dalam tabung,
temperatur dan tekanan gas tersebut di setiap bagian tabung dapat berubah-ubah.
Oleh karena itu, Anda tidak dapat menentukan suhu dan temperatur gas saat kedua
besaran tersebut masih berubah. Agar dapat menentukan besaran-besaran keadaan
gas, gas harus dalam keadaan reversibel. Apakah yang dimaksud dengan proses
reversibel? Proses reversibel adalah suatu proses dalam sistem di mana sistem
hampir selalu berada dalam keadaan setimbang.

Contoh Soal 1.6

1. Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam suatu siklus Carnot antara suhu tinggi T1
°C dan dan suhu rendah 127°C. Jika mesin menyerap kalor 60 kkal pada suhu
tertinggi dan membuang kalor 48 kkal, hitunglah:
a. usaha yang dihasilkan dalam satu siklus,
jawab
Diketahui:
T2 = 127° C, Q1 = 60 kkal, dan
Q2 = 48 kka
a. Berdasarkan Hukum Pertama termodinamika:
W = Q1 – Q2 = 60 kkal – 48 kkal = 12 kkal

13
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

4. Penerapan hukum pertama termodinamika


Contoh penerapan hukum pertama termodinamika dalam kehidupan sehari
hari

a. Mesin kalor/mesin bahang (heat engine)


Jika kalor yang masuk kedalam sistem lebih besar dari pada kalor yang
keluar sistem dan usaha yang dilakukan sistem, maka sistem itu disebut
mesin kalor (heat engine). Mesin ini digunakan untuk menghasilkan usaha
yang keluar secara kontinu dengan cara melakukan siklus secara berulang-
ulang. Jika Q1 adalah kalor yang diserap sistem, Q2 adalah kalor yang
dilepas sistem, dan W adalah usaha yang dilakukan sistem (mesin),
b. Mesin Uap
Cara kerja mesin uap didasarkan pada prinsip termodinamika. Prinsip ini
menyatakan bahwa ketika uap mengembang ( berekspansi ), temperaturnya
menurun dan energi dalamnya berkurang. Pengurangan energi dalam ini
disebabkan sebagian diubah menjadi energi gerak dalam bentuk
penambahan kecepatan gerak partikel uap yang berarti uap melakukan
usaha. Ketika uap berekspansi, pengurangan energi dalam sekitar 1,05 kj
menyebabkan kecepatan partikel uap menghasilkan energi yang sangat
besar.
c. Metabolisme Manusia
Manusia dan hewan melakukan kerja. Kerja dilakukan dalam hampir seuruh
aktivitas manusia dan hewan. Kerja membutuhkan energi. Didalam tubuh
manusia dan hewan terjadi proses perubahan energi. Proses ini disebut
metabolisme. Untuk lebih mudahnya kita pakai diri kita, yaitu manusia. Kita
dapat menggunakan hukum 1 termodinamika, ∆U= Q-W.
Jika kita melakukan kerja terus menerus, semakin lama tubuh kita akan
leleh. Karena itu perlu tambahan energi agar stamina kita bisa pulih. Yang
menjadi sumber energi bagi tubuh kita adalah makanan. Akan tetapi energi
dalam tubuh kita tidak dipertahankan oleh aliran kalor kedalam tubuh

14
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

kita. Pada suatu. sistem tertutup, energi dalam berubah serbagai hasil aliran
kalor atau usaha yang dilakukan. Pada sistem terbuka, seperti pada hewan,
energi dalam dapat mengalir secara bebas, baik kedalam maupun keluar.
Karena itu, ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari tubuh, tubuh menyerap
kalor dari lingkungan, akan tetapi tubuh kita menggunakan kalor yang
diserap tersebut aan menunjang proses vitalnya. Pada saat menyantap
makanan, berarti kita memasukkan membawa energi masuk kedalam tubuh
kita, yang kemudian menaikkan energi dalam pada tubuh. Energi ini
digunakan untuk melakukan kerja atau usaha.

Kasus Khusus Hukum 1 Termodinamika


a. Proses Adiabatik
adiabatik adalah proses yang terjadi begitu cepat sehingga tidak ada
perpindahan panas antara sistem dan lingkungannya. Jadi Q = 0 dan
∆Eint = −W. Misalnya jika kita mendorong piston dengan sangat cepat
maka usaha kita akan meningkatkan energi internal gas. Ini akan
menyimpan energi potensial (∆U = ∆Eint) seperti pegas dan membuat
piston memantul kembali saat kita melepaskannya.
b. Proses Volume Konstan
Jika kita merekatkan piston agar tidak bergerak maka jelas volumenya
konstan, dan W = R pdV = 0, karena piston tidak bisa bergerak. Jadi
∆Eint = Q yang berarti satu-satunya cara untuk meningkatkan energi
internal gas adalah dengan menambahkan panas Q.
c. Proses Siklus
Ingat kembali gerakan pegas. Ini adalah proses siklus di mana pegas
berosilasi bolak-balik. Setelah satu siklus penuh energi potensial U
pegas tidak berubah, jadi ∆U = 0. Demikian pula kita dapat mendorong
piston, kemudian melepaskannya dan akan mendorong kembali ke
tempat semula, mirip dengan pegas. Jadi ∆Eint = 0 dan Q = W artinya
usaha yang dilakukan sama dengan panas yang didapat.

15
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

d. Ekspansi Bebas
Cara lain untuk mendapatkan ∆Eint = 0 adalah untuk Q = W = 0

B. HUKUM II TERMODINAMIKA
Dalam hukum kedua termodinamika, terdapat
dua pernyataan klasik dari hukum tersebut yang dikenal
sebagai pernyataan Clausius dan Kelvin-Planck.

1. Pernyataan Clausius berbunyi “Tidak mungkin


suatu proses dapat terjadi dengan sendirinya
sehingga kalor diangkut dari tendon kalor suhu
rendah ke tendon kalor suhu tinggi tanpa
perubahan lain.”

Gambar 1.7

2. Pernyataan Kelvin-Planck berbunyi “Tidak mungkin seluruh kalor yang


diserap oleh suatu sistem, seluruhnya diubah menjadi usaha/ kerja.”
Berdasarkan pernyataan Clausius dan Kelvin-Planck, dinyatakan
bahwa kalor tidak mengalir spontan dari dingin ke panas, kecuali ada usaha
dari luar, tidak ada mesin yang dapat mengubah kalor menjadi usaha secara
utuh dan reversible, serta tidak ada mesin yang bekerja hanya dengan
mengambil energi dari reservoir panas kemudian membuangnya kembali
untuk menghasilkan mesin abadi.
Pernyataan Clausius pada dasarnya menyatakan bahwa untuk

16
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

memindahkan kalor dari tandon dingin ke tendon kalor diperlukan kerja/


usaha oleh “sistem perantara”. Sedangkan pernyataan Kelvin-Planck pada
dasarnya menyatakan bahwa perubahan kalor menjadi kerja tidak dapat
terjadi 100%. Jadi selalu ada kalor yang terbuang. Hukum yang didasarkan
pada dua pernyataan di atas disebut dengan Hukum Kedua
Termodinamika.
Hukum kedua termodinamika merupakan hukum alam, yang mana
menyatakan bahwa kerja dapat diubah menjadi kerja seluruhnya akan
tetapi kalor tidak dapat diubah menjadi kerja secara keseluruhan. Peristiwa
ini menunjukkan kesatuarahan proses alam. Seandainya hukum ini tidak
benar adanya, maka orang dapat menggerakkan kapal dengan mengambil
kalor dari lautan. Semua proses spontan dari alam dapat dipelajari dari
hukum kedua ini. Kalor selalu mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Garam dapat larut dengan sendirinya tetapi garam tidak akan memisah
dengan sendirinya dari air garam. Dan semuanya menunjukkan contoh
proses ireversibel yang terjadi secara alami.
Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas, para ilmuwan
kemudian merumuskan prinsip baru yang dikenal dengan hukum kedua
termodinamika. Adapun bunyi hukum kedua termodinamika, yaitu:
“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda
yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin
ke benda panas.”
Dalam menyatakan Hukum Kedua Termodinamika ini, Clausius memperkenalkan
besaran baru yang disebut entropi (S), adapun penjelasannya

1. ENTROPI
Kita sudah melihat dua pernyataan hukum II termodinamika yang
ekivalen, yaitu Kelvin-Planck dan Clausius. Namun, kedua pernyataan tersebut
dapat digeneralisasi menjadi satu pernyataan dengan memperkenalkan terlebih
dahulu besaran yang bernama entropi. Entropi pertama kali diperkenalkan oleh
Clausisus tahun 1860. Menurut Clausius, suatu sistem yang melakukan proses

17
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

reversibel (dapat dibalik arahnya) pada suhu konstan disertai penyerapan kalor
Q mengalami perubahan entropi
S Q/T
dengan S perubahan entropy, Q kalor yang diserap, dan T suhu proses
Dalam proses yang berlangsung secara spontan perubahan entropi
memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini

 Untuk sistem yang terisolasi, perubahan entropi semua proses memenuhi

S > 0
 Untuk sistem yang tidak terisolasi, perubahan entropi total, yaitu jumlah
entropi sistem dan lingkungan selalu posisitif,
S = Ssis + Sling > 0

2. MESIN KALOR
Dari pembahasan tersebut, tampak bahwa jika gas melakukan proses satu
siklus maka kerja total yang dihasilkan dapat berharga negatif. Kerja yang
berharga negatif menunjukkan bahwa gas melakukan kerja pada lingkungan.
Jika siklus proses dapat dilakukan berulang-ulang maka gas akan melakukan
kerja terus-menerus pada lingkungan. Untuk memanfaatkan kerja yang
dilakukan oleh gas tersebut orang lalu merancang mesin, yang dikenal dengan
mesin kalor. Dalam mesin ini gas diatur untuk melakukan siklus proses secara
terus menerus. Kerja yang dihasilkan gas digunakan untuk memutar mesin,
yang kemudian dapat diubah ke energi bentuk lain seperti energi listrik,
menggerakkan roda kendaraan, dan lain-lain. Contoh mesin kalor adalah mesin
kendaraan bermotor, turbin, mesin jet, dan sebagainya. Agar gas dalam
mesin kalor dapat melakukan proses siklus terus menerus, maka gas tersebut
perlu menyerap kalor. Sebagian kalor digunakan untuk melakukan kerja
(menggerakkan mesin) dan sisanya dibuang. Contohnya, dalam mesin
kendaraan, kalor diserap dari proses pembakaran bahan bakar dan sisa kalor
dibuang ke lingkungan udara luar. Dengan demikian, secara skematik, mesin
kalor diilustrasikan pada Gambar 12.24. Mesin kalor bekerja antara dua buah

18
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

reservoir (sumber panas), yaitu reservoir panas yang bersuhu T1 dan reservoir
dingin yang bersuhu T2. Kalor mengalir dari reservoir panas menuju reservoir
dingin melewati mesin. Sebagian kalor dari reservoir panas digunakan untuk
menghasilkan kerja dan sisanya dibuang ke reservoir dingin. Dengan hukum
kekekalan energi diperoleh
Q1  Q2 W

dengan Q1 jumlah kalor yang diserap dari reservoir panas, Q2 jumlah kalor
yang dibuang ke reservoir dingin, dan W kerja yang dilakukan.

Gambar 1.8 : Skema Mesin Kalor


Contoh Soal 1.7

1. Sebuah mesin mobil memiliki efisiensi 25,0% dan menghasilkan kerja


sebesar 2820 J. Hitung jumlah kalor yang dibuang oleh mesin itu.
Penyelesaian:
Mencari kalor panas yang diambil

19
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Menghitung kalor yang dibuang


W = QH + QC
2820 J = 11280 J + QC
QC = -8460 J

Efisiensi
Efisiensi mengukur kemampuan suatu mesin mengubah kalor yang diserap
dari reservoir panas menjadi kerja. Untuk Q1 yang sama, mesin yang
menghasilkan kerja lebih besar dikatakan memiliki efisiensi lebih tinggi. Oleh
karena itu, efisiensi didefinisikan sebagai

 = W/Q x 100%

Contoh Soal 1.8

1. Sebuah mesin pesawat mengambil 9200 J panas dan membuang 6000 J


setiap siklus.
a) Berapa kerja mekanik keluaran dari mesin setiap siklus?
b) Berapa efisiensi termal dari mesin?
Jawab:

a) Menghitung kerja mekanik keluaran dari mesin setiap siklus

W = QH + QC

W = 9200 J + (-6000 J)

W = 3200 J

b) Menghitung efisiensi termal dari mesin

20
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

a. MESIN CARNOT
Efisiensi mesin kalor yang dibuat hingga sekarang tidak terlampau tinggi.
Hampir tidak ada mesin kalor yang dibuat dengan efisiensi di atas 50%.
Pertanyaan berikutnya, berapakah efisiensi tertinggi yang dapat dimiliki mesin
kalor? Mesin kalor dengan efisiensi tertinggi adalah mesin Carnot, yang
pertama kali dikaji oleh ilmuwan Prancis Sadi Carnot (1796-1832). Mesin
Carnot memiliki siklus yang terdiri dari dua proses adiabatik dan dua proses
isotermal). Proses AB dan CD adalah adiabatik dan proses BC dan DA adalah
isotermal. Kalor diserap dari reservolir bersuhu tinggi hanya pada proses BC
dan kalor dibuang ke reservoir bersuhu rendah hanya pada proses DA.

Gambar 1.9 : Skema Mesin Carnot, Dibentuk oleh dua


proses isothermal dan dua proses adiabatik

21
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Mesin Carnot adalah mesin yang paling sempurna. Namun ,mesin ini tidak
dapat dibuat. Mesin Carnot hanyalah mesin yang ada dalam teori. kita akan
dapatkan bahwa efisiensi mesin Cernot sama dengan 100% jika T1 =  atau T2
= 0. Tetapi suhu nol dan tak berhingga tidak dapat dihasilkan. Jadi, efisiensi
mesin Carnot tidak mungkin mencapai seratus persen. Karena mesin Carnot
merupakan mesin yang paling efisien, maka efisiensi mesin-mesin kalor
lainnya berada jauh di bawah 100%.
Contoh Soal 1.9

1. Sebuah mesin Carnot mengambil 2500 J panas dari reservoir pada 500 K,
melakukan kerja, dan membuang sejumlah panas ke reservoir pada 325 K.
Berapa banyak kerja yang dilakukan?
Jawab :

· Mencari panas yang terbuang

Menentukan banyak kerja yang dilakukan

W = QH + QC

W = 2500 J + (-1625 J)

W = 875 J

b. MESIN OTTO DAN DIESEL


Mesin Carnot sebenarnya hanyalah mesin khayalan atau mesin teoretik.
Sulit untuk mewujudkan mesin tersebut dalam wujud nyata. Mesin yang
digunakan pada kendaraan saat ini kebanyakan adalah mesin Otto dan mesin
Diesel. Mesin otto adalah mesin yang menggunakan bahan bakar bensin dan
sejenisnya yang disebut juga gasoline.

22
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

Mesin Diesel adalah mesin yang menggunakan bahan bakar solar.


Mengapa mesin tersebut dapat direalisasikan? Karena gerakan piston dapat
dibuat lebih mudah. Gerakan piston menentukan proses termodinamika yang
terjadi. Misalnya piston diam sesaat menyatakan proses yang berlangsung
secara isohkorik. Piston bergerak sangat cepat sehingga hampir tidak sempat
kalor keluar atau masuk menyatakan proses yang berlangsung secara
adiabatik, dan seterusnya. Gerakan piston yang merepresentasikan dua proses
adiabatik dan dua proses isotermal sulit direalisasikan sehingga mesin Carnot
sulit dibuat.
Mesin Otto terdiri dari dua proses adiabatik dan dua proses isokhorik.
Proses adiabatik adalah proses yang berlangsung sangat cepat. Jadi pada
bagian ini piston bergerak sangat cepat. Proses iskhorik artinya piston berhenti
sesaat.
dengan r = V2/V1 adalah rasio volume ruang silinder saat piston dalam
posisi terjauh dan tedekat dari dinding silinder  = cp/cv adalah koefisien
adiabatik

Gambar 1.10 : Skema Mesin Otto


Mesin diesel adalah mesin yang menggunakan bahan bakar solar.
Mesin ini bekerja berdasarkan siklus diesel seperti diilustrasikan . Siklus diesel
terdiri dari dua proses adiabatik, satu proses isobarik, dan satu proses
isokhorik. Siklus diesel lebih efisien dari siklus Otto sehingga kendaraan-

23
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

kendaraan besar seperti bus, truk, kereta api, bahkan kapal laut menggunakan
siklus diesel. Pada siklus diesel terdapat tiga volume utama yang menentukan
efisiensi mesin yaitu V1, V2, dan V3.

3. MESIN PENDINGIN
Mesin pendingin merupakan mesin kalor yang beroperasi secara terbalik.
Jika mesin kalor mengambil kalor dari reservoir panas dan melepaskannya ke
reservoir dingin, maka mesin pendingin melakukan operasi sebaliknya, yaitu
mengambil kalor dari reservoir dingin (di dalam refrigator) dan
melepaskannya ke reservoir panas (udara sekitar, di luar mesin pendingin). Jika
mesin kalor menghasilkan usaha mekanik, mesin pendingin justru memerlukan
usaha dari luar untuk kelangsungan operasionalnya. Usaha luar itu dapat
berupa energi listrik dari jaringan instalasi di rumah kita. menunjukkan
diagram aliran energi sebuah pendingin.

Dengan menggunakan perjanjian tanda yang telah diuraikan sebelumnya,


pada mesin pendingin nilai Q2 positif tetapi W dan Q1 negatif. Dengan
menggunakan hukum I termodinamika pada proses siklus, diperoleh
persamaan –Q1= Q2 –W, atau karena W dan Q1 negatif, maka berlaku
persamaan (23)

|𝑄1| = |𝑄2| + |𝑊|

Jadi, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 13, Kalor Q1 yang keluar

Gambar 1.11 : Skema Mesin Pendingin


24
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

dari mesin dan dipindahkan ke reservoir panas selalu lebih besar daripada kalor
Q2, yang diserap mesin dari reservoir dingin dan selisihnya adalah usaha dari
luar (W) yang diberikan pada mesin. Perhatikan bahwa hubungan harga mutlak
persamaan berlaku baik pada mesin kalor maupun pendingin.
Secara umum, hal ini merupakan pernyataan hukum II
termodinamika dari Clasius, yaitu:
Adalah mustahil bagi proses manapun untuk mengalirkan kalor dari
reservoir dingin ke reservoir panas tanpa melibatkan usaha dari luar

Pembahasan mesin pendingin di atas memberikan alternatif lain


pernyataan hukum II termodinamika. Kalor mengalir secara spontan dari suhu
tinggi ke suhu rendah, tetapi tidak pernah terjadi sebaliknya. Mesin pendingin
mampu mengambil kalor dari reservoir suhu dingin dan mengalirkannya ke
reservoir panas, tetapi prosenya membutuhkan masukan usaha dari luar

25
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

RANGKUMAN

1. Sistem dalam termodinamika adalah bagian ruang atau benda yang menjadi
pusat perhatian pengamatan.

2. Dalam proses termodinamika berlaku perjanjian tanda untuk kalor Q dan


usaha W berikut:
a. Q positif jika kalor masuk sistem, Q negatif jika kalor keluar dari
sistem,
b. W positif jika usaha dilakukan oleh sistem terhadap lingkungan, W
negatif jika usaha dilakukan oleh lingkungan terhadap sistem
3. bahwa jumlah energi yang diberikan pada sistem sama dengan perubahan
energi dalam sistem ditambah usaha yang dilakukannya
Q = ΔU +W
4. a. Pada proses isokhorik, ΔW = 0
b. Pada proses isotermal, ΔU = 0
c. Pada proses adiabatik, Q = 0
5. Kapasitas kalor gas adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu gas sebesar 1°C, untuk volume tetap disebut CV dan untuk
tekanan tetap disebut C p .
6. Hukum Kedua Termodinamika memberi batasan terhadap perubahan energi
yang dapat berlangsung atau tidak dapat berlangsung
7. Entropi adalah suatu ukuran banyaknya kalor yang tidak dapat diubah
menjadi usaha.
8. Mesin kalor mengubah energi termal menjadi usaha dengan cara
memindahkan kalor dari reservoir bersuhu tinggi ke reservoir bersuhu
rendah.
9. Efisiensi mengukur kemampuan suatu mesin mengubah kalor yang diserap
dari reservoir panas menjadi kerja. Untuk Q1 yang sama, mesin yang
menghasilkan kerja lebih besar dikatakan memiliki efisiensi lebih tinggi

26
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

10. Mesin otto adalah mesin yang menggunakan bahan bakar bensin dan
sejenisnya yang disebut juga gasoline.
11. Mesin Diesel adalah mesin yang menggunakan bahan bakar solar.

27
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

UJI KOMPETENSI

PILIHAN GANDA
Berilah Tanda Silang (x) pada jawaban yang benar !
1. Apa yang dimaksud dengan Adiabatik ?
A. Proses termodinamika yang terjadi pada gas keadaan suhu tetap
B. Proses termodinamika yang terjadi pada gas keadaan tekanan tetap
C. Proses termodinamika yang terjadi pada gas keadaan volume tetap
D. Merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu gas
E. Proses termodinamika yang berlangsung tanpa adanya pertukaran kalor
antara sistem dan lingkungan
2. Bagaimana bunyi hukum Termodinamika II tentang aliran kalor.... ?
A. “Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1,
maka oleh sistem mungkin akan diubah
B. “membatasi perubahan energi mana yg dapat terjadi dan yg tidak
dapat terjadi”
C. “Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya”
D. “Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan
hanya bisa diubah bentuknya saja.
E. “Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible terjadi
dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi”.
3. Kalor sebanyak 2000 Joule ditambahkan pada sistem dan lingkungan
melakukan usaha 2500 Joule pada sistem. Perubahan energi dalam sistem
adalah…..
A. 4500 Joule
B. 2500 Joule
C. 5500 Joule
D. 3500 Joule

28
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

E. 4550 Joule
4. Apa yang dimaksud dengan Isobarik?
A. Proses termodinamika yang terjadi pada gas keadaan suhu tetap
B. Proses termodinamika yang terjadi pada gas keadaan tekanan tetap
C. Proses termodinamika yang terjadi pada gas keadaan volume tetap
D. Merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu gas
E. Proses termodinamika yang berlangsung tanpa adanya pertukaran kalor
antara sistem dan lingkungan
5. Semua gas ideal mengalami proses isokhorik sehingga…
A. semua molekul kecepatannya sama
B. pada suhu tinggi kecepatan rata-rata molekul lebih besar
C. tekanan gas menjadi tetap
D. gas akan melakukan usaha
E. tidak memiliki energi dalam
6. Sebuah mesin menyerap panas sebesar 2.000 Joule dari suatu reservoir
suhu tinggi dan membuangnya sebesar 1.200 Joule pada reservoir suhu
rendah. Efisiensi mesin itu adalah ….
A. 80 %
B. 75 %
C. 60 %
D. 50 %
E. 40 %
7. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja
mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K,
maka usaha yang dihasilkan adalah….
A. 120 J
B. 124 J
C. 135 J
D. 148 J
E. 200 J

29
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

8. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai
87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan
usaha luar sebesar….
A. 60 kJ
B. 120 kJ
C. 280 kJ
D. 480 kJ
E. 660 kJ
9. Grafik berikut ini menunjukkan hubungan antara volume (V) dan tekanan
(p) dari suatu gas.
Proses yang menunjukkan gas memperoleh energi terbesar dari usaha yang
dilakukan lingkungan pada gas adalah...
A. E ke A
B. D ke E
C. C ke D
D. B ke C
E. A ke B
10. Gas mengalami ekspansi secara isotermal dari volume awal 3 liter pada
tekanan 20 atm (1 atm = 1,01 x 105 Pa) menjadi volume akhir 24 liter.
Usaha yang dilakukan oleh gas tersebut adalah... (Diketahui: nRT1 =
P1V1 dan ln 2 = 0,693)
A. 1,25 x 103 J
B. 2,50 x 103 J
C. 12,5 x 103 J
D. 2,5 x 104 J
E. 1,25 x 105 J
11. Pada percobaan Joule, beban bermassa 5 kg mengalami perpindahan
kedudukan sebesar 2 m. Jika massa air sebesar 0,2 kg, perubahan suhu air
akibat kalor hasil gesekan sudu-sudu dan air adalah...
A. 1°C
B. 10°C

30
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

C. 100°C
D. 0,1°C
E. 0,12°C
12. Suatu gas dimampatkan secara isobarik pada tekanan 2 MPa dari 0,5 m³
menjadi 0,4 m³. Usaha yang dilakukan pada gas adalah...
A. 10 Kj
B. 20 kJ
C. 100 kJ
D. 200 kJ
E. 400 kJ
13. Pada tekanan konstan 106 Pa, suhu 10 mol gas helium naik dari -20°C
menjadi 0°C. Perubahan energi dalam dan besar usaha yang dilakukan gas
helium jika gas tersebut menyerap kalor sebesar 4 kJ adalah... (R = 8,31
J/K mol)
A. ΔU = 2,49 kJ, W = 1,51 Kj
B. ΔU = 1,51 kJ, W = 2,49 kJ
C. ΔU = -2,49 kJ, W = -1,51 kJ
D. ΔU = -1,51 kJ, W = -2,49 kJ
E. ΔU = 2,49 kJ, W = 6,49 kJ
14. Monoatomik yang terdiri atas 1024 molekul dan bersuhu 400 K adalah...
(k = 1,38 x 10-23 J/K)
A. 0,34 Kj
B. 0,69 kJ
C. 1,38 kJ
D. 2,76 kJ
E. 8,28 kJ
15. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai
87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan
usaha luar sebesar....
A. 60 kJ
B. 120 kJ

31
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

C. 280 kJ
D. 480 kJ
E. 660 kJ
16. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja
mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K,
maka usaha yang dihasilkan adalah....
A. 120 J
B. 24 J
C. 135 J
D. 148 J
E. 200 J
17. Diagram P−V dari gas helium yang mengalami proses termodinamika
ditunjukkan seperti gambar berikut!

Usaha yang dilakukan gas helium pada proses ABC sebesar....


A. 660 kJ
B. 400 kJ
C. 280 kJ
D. 120 kJ
E. 60 kJ
18. Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan
mempunyai efisiensi 40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K,
efisiensinya.....%
A. 50,0
B. 52,5
C. 57,0
D. 62,5

32
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

E. 64,0
19. Perhatikan gambar di bawah ini!

Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di


atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah....kilojoule.
A. 200
B. 400
C. 600
D. 800
E. 1000
20. Pada termodinamika, gas ideal mengalami proses isotermik jika…
A. perubahan keadaan gas suhunya selalu tetap
B. semua molekul bergerak dengan kecepatan berbeda
C. semua keadaan gas suhunya selalu berubah
D. pada suhu tinggi kecepatan molekulnya lebih tinggi
E. tekanan dan volume gas tidak mengalami perubahan
ISIAN
1. Energi dalam sistem bertambah 1000 Joule. secara spontan dialiri 1.200 J
kalor dari reservoir menuju reservoir dingin yang masing-masing bersuhu
600K menuju dan 300K. Berapa jumlah entropi dari sistem alat tersebut.
(perubahan lain dianggap tidak ada)
2. Sebuah mesin Carnot memiliki suhu 270 C pada resevoir suhu rendah dan
1270 C pada suhu tinggi. Jika mesin melepas panas sebesar 600 Joule maka
efisiensi mesin Carnot adalah…..

33
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

3. Mesin Carnot bekerja pada reservoir bersuhu 300K dan 600K dan
menyerap kalor 500kJ. Berapa kalor yang terbuang oleh mesin Carnot
tersebut?

4. Kulkas memiliki koefisien performansi 6. Jika suhu ruang di lingkungan


28°C, maka suhu paling rendah kulkas tersebut berapa?

1. 2000
5. /693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan
volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 =
0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium!
6. Tiga mol gas memuai secara isotermal pada suhu 27 0C, sehingga
volumenya berubah dari 20 cm3 menjadi 50 cm3. Hitung besar usaha yang
dilakukan gas tersebut!
7. Suatu gas ideal berada di dalam wadah bervolume 3 liter pada suhu 270C.
Gas itu dipanaskan dengan tekanan tetap 1 atmosfer sampai mencapai suhu
2270C. hitung kerja yang dilakukan gas!
8. Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi
isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah
2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
9. 2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan
volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 =
0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium!

Selamat Mengerjakan
Anyone Who Has Never Made A mistake has NeverTried
Anything New
~𝐴𝑙𝑏𝑒𝑟𝑡 𝐸𝑖𝑛𝑠𝑡𝑒𝑖𝑛~

34
Kelompok V
MODUL TERMODINAMIKA
HUKUM 1 DAN II TERMODINAMIKA

DAFTAR PUSTAKA

Evalina, Noorly., dkk. 2019. “Pemanfaatkan Bahan Bakar Sampah Plastik


Dengan Menggunakan Pembangkit Listrik Hot Air Stirling
Engine.” SEMNASTEK UISU, Program Studi Teknik Elektrok
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara: Medan.

Khuriati, Ainie. 2007. Buku Ajar Termodinamika. Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Diponegoro: Semarang

Engel, Thomas dan Philip Reid. 2013. Statistical Thermodynamics, &


Kinetics Third Edition. USA: University Washington

Aip Sarifuddin,dkk, 2009, ‘Praktis Belajar Fisika”Departemen Pendidikan


Nasional.Jakarta

Abdullah Mikrajuddin, 2016, “Fisika Dasar” Institut Teknologi Bandung

35
Kelompok V

Anda mungkin juga menyukai