1
2.15 Latihan Soal dan Pembahasan ..................................................................... 40
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 44
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “HUKUM 1 TERMODINAMIKA DAN HUKUM 2
TERMODINAMIKA”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Fisika Mekanika dan Panas di Jurusan D3 Teknik Elektro. Tugas ini di
mulai dengan membahas apa itu termodinamika, menjelaskan hukum 1
termodinamika dan hukum 2 termodinamika, proses yang proses yang terjadi
dalam termodinamika yang berkaitan dengan hukum 1 dan hukum 2
termodinamika, kapasitas panas kalor, entalpi, dan kalor dari proses yang
berhubungan dengan hukum 1 dan hukum 2 termodinamika.
Adapun makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas perkuliahan mata
kuliah Fisika Mekanika dan Panas. Judul makalah ini adalah “HUKUM 1
TERMODINAMIKA DAN HUKUM 2 TERMODINAMIKA” yang telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak
sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini dan tentunya dengan
bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan jangan lupa ajikan kritik dan saran terhadap makalah ini agar ke
depannya bisa diperbaiki. Kami sebagai penyusun mengharapkan semoga dari
makalah “HUKUM 1 TERMODINAMIKA DAN HUKUM 2
TERMODINAMIKA” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan
manfaat kepada pembaca.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Di dalam Hukum 1 Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang
energi yang ada dalam suatu sistem dalam termodinamika. Hukum 1
Termodinamika mengenalkan hukum Kekekalan Energi. Hukum Kekekalan
Energi yaitu energi yang tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya
dapat berubah bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Oleh karena
itu, Hukum 1 Termodinamika sering disebut Hukum Kekekalan Energi.
Ini berhubungan dengan beberapa proses termodinamika yaitu proses
isotermik, isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Dari energi yang ada pada
proses tersebut, dapat pula dihitung berapa kapasitas panas kalornya,
entalpi, dan kalor yang dihasilkan dari proses tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling
tukar”. Sesuai dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan
untuk menghasilkan sejumlah kalor, dan sebaliknya.
Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat
atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”.
Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama
dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah dengan perolehan energi
dalam karena kenaikan temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas).
Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan
berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum
kekekalan energi.
6
∆U = U2 – U1
Q = W + ∆U
7
2.2 Hukum 1 Termodinamika dalam Proses Termodinamika
PV = nRT
dW = P.dV
𝑛.𝑅.𝑇
dW = dV
𝑉
𝑉 1
W= nRT∫𝑉 𝑓 𝑑𝑉
𝑖 𝑉
8
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di
bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan
sebagai
9
2.2.2 Proses Isokhorik
W = P dV = P.0 = 0
W = P dV = nR dT
10
Gambar 4 Grafik Proses Isobarik
dU = Q - P.dV = - P dV
P Vƴ = K (konstan)
11
Gambar 5 Grafik Proses Adiabatik
12
dQv = Cv dT
dQv = n Cv dT
dQp = CP dT
dQp = n CP dT
13
𝑉𝑓
𝛥𝑈 = 𝑄 − 𝑊 → 𝑄 = 𝛥𝑈 + 𝑊 = 𝑛𝐶𝑉 𝛥𝑇 + 𝑛𝑅𝑇 𝑙𝑛
𝑉𝑖
𝛥𝑈 = 𝑛𝐶𝑉 𝛥𝑇
𝛥𝑈 = 𝑄 − 𝑊 → 𝛥𝑈 = 𝑛𝐶𝑉 𝛥𝑇
𝛥𝑈 = 𝑄 − 𝑊 → 𝛥𝑈 = 𝑛𝐶𝑃 𝛥𝑇 − 𝑝𝛥𝑉
𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 → 𝑝𝛥𝑉 = 𝑛𝑅𝛥𝑇
𝐶𝑃 = 𝐶𝑉 + 𝑅 → 𝛥𝑈 = 𝑛𝐶𝑃 𝛥𝑇 − 𝑛𝑅𝛥𝑇 = 𝑛𝐶𝑉 𝛥𝑇
𝛾 𝛾
𝑝𝑉 𝛾 = 𝐶 → 𝑝𝑖 𝑉𝑖 = 𝑝𝑓 𝑉𝑓
𝑊=𝐶
𝐶 −𝛾+1 −𝛾+1
𝑊= (𝑉 − 𝑉𝑖 )
1−𝛾 𝑓
14
𝛾 𝛾
𝑝𝑉 𝛾 = 𝐶 → 𝑝𝑖 𝑉𝑖 = 𝑝𝑓 𝑉𝑓
1 𝛾 −𝛾+1 𝛾 −𝛾+1 1
𝑊= (𝑝𝑓 𝑉𝑓 𝑉𝑓 − 𝑝𝑖 𝑉𝑖 𝑉𝑖 )= (𝑝 𝑉 − 𝑝𝑖 𝑉𝑖 )
1−𝛾 1−𝛾 𝑓 𝑓
1 𝑉
𝑊=𝐶 𝑉 −𝛾+1 |𝑉𝑓𝑖
−𝛾 + 1
𝐶 −𝛾+1 −𝛾+1
𝑊= (𝑉 − 𝑉𝑖 )
1−𝛾 𝑓
1
𝑄=0 𝛥𝑈 = 𝑄 − 𝑊 → 𝛥𝑈 = −𝑊 = (𝑝 𝑉 − 𝑝𝑖 𝑉𝑖 )
𝛾−1 𝑓 𝑓
H = U + PV
di mana:
H = entalpi sistem (joule)
U = energi internal (joule)
P = tekanan dari sistem (Pa)
15
V = volume sistem (m2)
H = H2 –H1
H = (U2+P2V2) – (U1+P1V1)
H = (U2-U1) + (P2V2-P1V1)
H = U + P(V2-V1)
H=U+PV
Q = U + P V , maka
H = Q
dH = dQ
𝜕𝐻 𝜕𝐻
𝑑𝐻 = ( ) 𝑑𝑇 + ( ) 𝑑𝑃
𝜕𝑇 𝑃 𝜕𝑃 𝑇
𝜕𝐻
𝑑𝑈 = 𝐶𝑃 𝑑𝑇 + ( ) 𝑑𝑃
𝜕𝑃 𝑇
𝑑𝐻 = 𝐶𝑃 𝑑𝑇
𝑑𝐻 = 𝐶𝑃 𝑑𝑇
𝑜𝑟
𝛥𝐻 = 𝐶𝑃 𝛥𝑇
Pada volume tetap :
16
𝑑𝑈 = 𝐶𝑉 𝑑𝑇
𝑑𝑈 = 𝐶𝑉 𝑑𝑇
𝑜𝑟
𝛥𝑈 = 𝐶𝑉 𝛥𝑇
2.5.1 Entropi
ΔS = ΔQ/T
17
hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor:
“Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suat
siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar”
Hasil bagi antara kalor yang masuk (Q1) dengan usaha yang
diperlukan (W) dinamakan koefisien daya guna (performansi) yang
diberi simbol Kp. Secara umum, kulkas dan pendingin ruangan
memiliki koefisien daya guna dalam jangkauan 2 sampai 6. Makin
tinggi nilai Kp, makin baik kerja mesin tersebut.
Kp = Q2/W
18
Untuk gas ideal berlaku:
Keterangan
19
Pada gambar di atas siklus terdiri dari 3 proses :
𝑃₁+ 𝑃₂
𝑊𝐴𝐵 = (𝑉𝐵 − 𝑉𝐴) 𝑊𝐵𝐶 = 𝑃₁(𝑉𝐶 − 𝑉𝐵)
2
𝑃₁+ 𝑃₂
𝑊𝐴𝐵 = (𝑉₂ − 𝑉₁) 𝑊𝐵𝐶 = 𝑃₁(𝑉₁ − 𝑉₂)
2
𝑃₁+ 𝑃₂
𝑊𝐴𝐵 = ∆𝑉 𝑊𝐵𝐶 = - 𝑃₁(𝑉₂ − 𝑉₁)
2
𝑊𝐵𝐶 = - 𝑃₁∆𝑉
Proses C ke D
20
𝑊𝐶𝐷 = - 𝑃(𝑉₁ − 𝑉₁)
𝑊𝐶𝐷 = 𝑃(0)
𝑊𝐶𝐷 = 0
𝑃₁+ 𝑃₂
𝑊𝐴𝐴 = ∆𝑉 + ( - 𝑃₁∆𝑉 ) + 0
2
𝑃₁+ 𝑃₂
𝑊𝐴𝐴 = ∆𝑉 + ( - 𝑃₁∆𝑉 )
2
𝑃₁+ 𝑃₂
𝑊𝐴𝐴 = ( − 𝑃₁ ) ∆𝑉 Gambar 11 Proses Siklus ABCA
2
𝑃₁ 𝑃₂ 2𝑃₁
𝑊𝐴𝐴 = ( 2 + − ) ∆𝑉
2 2
𝑃₂ 𝑃₁
𝑊𝐴𝐴 = ( 2 − 2 ) ∆𝑉
1
𝑊𝐴𝐴 = 2 (𝑃2 − 𝑃₁)∆𝑉
Usaha satu siklus Sama dengan luas segitiga atau area yang ada
didalam kurva siklus. Karena keadaan system kembali ke keadaan semula
berarti Δ𝑈 = 0 Usaha 𝑊 yang dilakukan oleh sistem dalam satu siklus
sama dengan luas area yang ada didalam kurva siklus dan besarnya sama
dengan kalor 𝑄 yang diserap.
𝑊=𝑄
21
2.7 Untuk mesin kalor
”tidak mungkin mengubah semua kalor yang terdapat pada resevoir
kalor temperatur tinggi menjadi kerja dalam sebuah siklus kerja tanpa
membuang sebagian kalor ke reservoir kalor temperatur rendah”.
Pernyataan ini dapat digambarkan sebagai berikut .
22
Gambar 13 Proses Konversi Energi Pada Motor
23
membutuhkan kerja dari luar sistem “. Hukum kedua termodinamika untuk
mesin pendingin dapat digambarkan sebagai berikut.
24
2.9 EFFISIENSI MESIN KALOR
Menurut kurva hubungan p–V dari siklus Carnot, usaha yang
dilakukan oleh gas adalah luas daerah di dalam kurva p–V siklus tersebut.
Oleh karena siklus selalu kembali ke keadaannya semula, ΔUsiklus = 0
sehingga persamaan usaha siklus (Wsiklus) dapat dituliskan menjadi
dengan:
η = (W/Q1) x 100 %
W = Q1 – Q2
25
2.10 Effisiensi Mesin Carnot
Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q1) sama
dengan temperatur reservoir suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya
kalor yang dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir suhu
rendah mesin Carnot tersebut. Oleh karena itu, Persamaan di atas dapat
dituliskan menjadi :
η = (1 - T2 / T1) x 100 %
26
Berikut urutan keempat langkah proses yang terjadi dalam siklus Carnot :
27
Jadi siklus Carnot terdiri atas pemuaian isotermal, pemuaian adiabatik,
penyusutan isotermal dan penyusutan adiabatik. Kalor Q1 diberikan ke
sistem pada proses pemuaian isotermal dan kalor Q2 dilepaskan oleh sistem
pada pemampatan isotermal. selisish Q1 dan Q2 merupakan usaha W yang
dilakukan mesin Carnot.
28
Gambar 18 Mesin 2 Tak
29
Gambar di atas merupakan mesin pembakaran dalam empat
langkah (empattak). Mula-mula campuran udara dan uap bensin
mengalir dari karburator menujusilinder pada saat piston bergerak
ke bawah (langkah masukan). Selanjutnyacampuran udara dan uap
bensin dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika piston
bergerak ke atas (langkah kompresi atau penekanan). Karena
ditekan secaraadiabatik maka suhu dan tekanan campuran
meningkat. Pada saat yang sama, busimemercikkan bunga api
sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar. Ketikaterbakar,
suhu dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi
dan bertekanan tinggi tersebut memuai terhadap piston dan
mendorong piston ke bawah (langkai pemuaian). Selanjutnya gas
yang terbakar dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan
menuju pipa pembuangan (langkah pembuangan).Katup masukan
terbuka lagi dan keempat langkah tersebut diulangi kembali.Tujuan
dari adanya langkah kompresi atau penekanan adiabatik
adalahmenaikkan suhu dan tekanan campuran udara dan uap
bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi akan
menghasilkan suhu dan tekanan (P = F/A) yangsangat besar.
Akibatnya gaya dorong (F = PA) yang dihasilkan selama
proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil
menjadi lebih bertenaga.Walaupun tidak ditekan, campuran udara
dan uap bensin bisa terbakar ketika busi memercikkan bunga api.
Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalutinggi
sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin
menjadikurang bertenaga.Proses perubahan bentuk energi dan
perpindahan energi pada mesin pembakaran dalam empat langkah
di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses
pembakaran, energi potensial kimia dalam bensin + energi dalam
udara berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian kalor berubah
menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian
kalor dibuang melalui pipa pembuangan(knalpot). Sebagian besar
30
energi mekanik batang piston dan poros engkol berubahmenjadi
energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak), sebagian kecil
berubahmenjadi kalor alias panas sedangkan panas timbul akibat
adanya gesekan.Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4
buah proses termodinamikayang terdiri dari 2 buah proses
isokhorik (volume tetap) dan 2 buah prosesadiabatis (kalor tetap).
31
Gambar 20 Mesin Diesel
32
2.14 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Data :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
2. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai
87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha
luar sebesar....
Pembahasan
Data :
V1 = 1,5 m3
T1 = 27oC = 300 K
T2 = 87oC = 360 K
P = 2 x 105 N/m2
W = PΔV
Mencari V2 :
V
2/T2 = V1/T1
33
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 kJ
3. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja
mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K,
maka usaha yang dihasilkan adalah....
Pembahasan
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
Hilangkan saja 100% untuk memudahkan perhitungan :
η = ( 1 − 400/600) = 1/3
η = ( W / Q1 )
1
/3 = W/600
W = 200 J
Pembahasan
Data mesin
Tr = − 15°C = (− 15 + 273) K = 258 K
Tt − Tr = 40°C
Cp =....?
5. Sebuah kulkas memiliki suhu rendah − 13°C dan suhu tinggi 27°C. Jika
kalor yang dipindahkan dari reservoir suhu rendah adalah 1300 joule,
tentukan usaha yang diperlukan kulkas!
34
Pembahasan
Data mesin pendingin
Tr = − 13°C = (− 13 + 273) K = 260 K
Tt = 27°C = 300 K
Qr = 1300 j
W = ....
Dimana
W = usaha yang diperlukan untuk memindahkan kalor dari suhu rendah
Qr = kalor yang dipindahkan dari suhu rendah
6. Mesin Carnot bekerja pada reservoir bersuhu 300K dan 600K dan
menyerap kalor 500kJ. Berapa kalor yang terbuang oleh mesin Carnot
tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui :
35
T1 = 600 K
T2 = 300 K
Q1 = 500 kJ
Ditanyakan : Q2 …?
Jawab :
½ = 1- (Q1/500)
Q1/500 = ½
Q1 = 250 kJ
Diketahui:
Kp = 6
Ditanyakan : T2 = …?
Jawab :
36
Kp = T2 : (T1 – T2) dengan T1 adalah suhu tinggi dan T2 adalah suhu rendah.
Kp T1 – Kp T2 = T2
Kp T1 = T2 (1+Kp)
T2 = (Kp: (1+Kp)) x T1
= (6 : (1+6)) (301)
= 258 K
8. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800
K mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%,
maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi....
Pembahasan
Rumus efisiensi (tanpa %)
37
Dari data efisiensi kedua,
η = 50% = 0,5 → (1 − η) = 0,5
Tr = 480 K
Suhu tingginya:
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang
dilakukan mesin Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
Pembahasan
a) Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt = 227oC = 500 K
Tr = 27oC = 300 K
38
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40%
PA × VAg = PB × VBg
39
Menghitung suhu campuran
W = P×DV
40
W = 1,5×105 N/m2 × (2×10-3 m3 - 1,2×10-3 m3)
W = 1,2×102 J
3. Sebuah mesin Carnot mengambil 2500 J panas dari reservoir pada 500 K,
melakukan kerja, dan membuang sejumlah panas ke reservoir pada 325 K.
Berapa banyak kerja yang dilakukan?
Penyelesaian:
Þ W = 2500 J + (-1625 J)
Þ W = 875 J
Þ W = QH + QC
Þ W = 9200 J + (-6000 J)
Þ W = 3200 J
41
2000
5. /693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan
volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 =
0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium!
Pembahasan
Data :
n = 2000/693 mol
V2 = 5 L
V1 = 2,5 L
T = 27oC = 300 K
42
BAB III
KESIMPULAN
Hukum Awal
43
DAFTAR PUSTAKA
2.14.1.1 Artawan, Putu. 2014. Fisika Dasar. Jakarta : Penerbit Graha Ilmu
44