Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN DAN TANDA BACA TEKS AKADEMIK

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Suci Oktavianti (10031182227009)

Radhya Fasha Daffa (10031282227023)

Meysah Rista Putri (10031282227037)

Dhaifina Fityah Syarafah (10031382227091)

Dosen Pengampu:

Eka Putri, M.Pd.

Program Studi Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sriwijaya

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Shalawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman. Semoga kita sebagai umatnya senantiasa diberikan ridho serta
rahmatnya di akhirat kelak, Aamiin.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia ibu Eka Putri, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Kami harap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik serta saran dari pihak manapun yang bersifat membangun senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 12 Februari 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Ejaan ........................................................................................................... 3
1. Pengertian Ejaan ................................................................................... 3
2. Macam-macam Ejaan ........................................................................... 3
3. Ejaan yang Baik dan Benar .................................................................. 8
B. Tanda Baca ................................................................................................. 9
1. Pengertian Tanda Baca ......................................................................... 9
2. Jenis-jenis dan Aturan Penggunaan Tanda Baca .................................. 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................12
A. Kesimpulan ...............................................................................................12
B. Saran ..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Contoh Kata Van Ophuysen dan Republik ........................................... 4
Table 1.2 Contoh Kata Ejaan Lama dan Ejaan EYD ........................................... 6
Tabel 1.3 Contoh Penggunaan Awalan di- .......................................................... 7

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu aset manusia sebagai makhluk hidup yang
tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan aktivitas kesehariannya. Akan tetapi,
dalam pemakaiannya sehari-hari tak jarang kita menjumpai berbagai kesalahan
dalam penulisan ataupun pengucapan bahasa Indonesia. Salah satu kesalahan
yang sering kita temukan adalah kesalahan ejaan.
Ejaan adalah kaidah yang harus dipatuhi dalam penggunaan bahasa agar
tercipta keteraturan bentuk dalam bahasa tulis. Apabila sudah teratur, maka
makna yang ingin disampaikan akan jelas dan tidak akan terjadi kesalahan
dalam memahami makna tersebut.
Tanda baca ialah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan. Tanda baca
dapat membantu pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Tanda
baca sangat penting dalam penulisan karena membantu untuk memahami
makna tulisan tersebut. Oleh karena itu, tanda baca sangat penting agar kalimat
dalam suatu paragraf mudah dipahami sehingga tidak terjadi kesalahan makna
yang disampaikan oleh penulis.
Kesalahan penulisan kata dan penggunaan tanda baca masih sering
dijumpai. Kesalahan-kesalahan ini juga hampir selalu kita temui di kehidupan
aktivitas masyarakat dalam kesehariannya, baik dalam bertukar pesan, atau
ketika sedang berkomunikasi. Hal ini membawa kepada kekhawatiran akan
betapa kurangnya pengetahuan masyarakat kita terhadap ejaan dan tanda baca
yang baik dan benar sesuai ketentuan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan berbagai pokok
masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah pengertian ejaan?
2. Apa saja ejaan-ejaan yang terdapat pada bahasa Indonesia?
3. Bagaimanakah ejaan yang baik dan benar?
4. Apa pengertian tanda baca?
5. Bagaimana penggunaan tanda baca dalam kalimat?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari ejaan
2. Untuk mengetahui ejaan-ejaan yang terdapat pada bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui ejaan yang baik dan benar
4. Untuk mengetahui pengertian tanda baca
5. Untuk mengetahui penggunaan tanda baca dalam kalimat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ejaan
1. Pengertian Ejaan
Ejaan (spelling) adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah
tulis-menulis yang distandardisasikan. Ejaan adalah aturan menuliskan
bunyi ucapan dalam bahasa dengan tanda-tanda atau lambang-lambang,
dapat juga dikatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interelasi
antar lambang-lambang (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu
bahasa (Rohman, A, 2011). Ejaan memiliki tiga aspek, yakni aspek
fonologis, morfologis, dan sintaksis.
Aspek fonologis menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan
penyusunan abjad. Aspek morfologis berkaitan dengan penggambaran
satuan-satuan morfemis, sedangkan aspek sintaksis menyangkut penanda
ujaran berupa tanda baca atau pungtuasi. Dalam KBBI Daring (2016)
disebutkan bahwa ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
(kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Secara teknis, ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

2. Macam-macam Ejaan
Ejaan ditinjau dari dua segi, meliputi segi khusus dan segi umum.
Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi
bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang
telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau kalimat. Secara umum,
ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi.

a. Ejaan Van Ophuysen


Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan
dalam sebuah buku Kitab Logat Melajoe, dan mulai berlaku. Ejaan
tersebut disusun oleh Ch. A. Van Ophuysen yang dibantu oleh Engku
Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Sebelum ejaan ini dituliskan oleh penulis, ejaan memiliki aturan sendiri
dan sangat beragam dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat,
dan tanda baca. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak
mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen
antara lain sebagai berikut.
1. Huruf y ditulis dengan j
Contoh: sayang – sajan, yakin – jakin, saya – saja

3
2. Huruf u ditulis dengan oe
Contoh: umum – oemoem, sempurna - sempoerna
3. Huruf k ditulis dengan (‘)
Contoh: rakyat – ra’yat, bapak – bapa’, rusak – rusa’
4. Huruf j ditulis dengan dj
Contoh: Jakarta – Djakarta, raja – radja, jalan – djalan
5. Huruf c ditulis dengan tj
Contoh: pacar – patjar, cara – tjara, curang – tjurang

b. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)


Ejaan Republik disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan ini
dimaksudkan untuk menyempurnakan Ejaan Van Ophuysen dan
diresmikan dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg. A,
tanggal 19 Maret 1947 dan diresmikan dengan nama Ejaan Republik.
1. Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u
dalam Ejaan Republik.
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k
dalam Ejaan Republik.
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan
Republik.
4. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam
Ejaan Republik.

Tabel 1.1 Contoh Kata Van Ophuysen dan Republik


Van Ophuysen Republik
Oemoer Umur
Ma’loem Maklum
Rata-rata Rata2
ẽkor Ekor

c. Ejaan Pembaharuan (1956—1961)


Pada tahun 1954 diadakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan.
Kongres ini diprakarsai oleh Menteri Moehammad Yamin. Kongres ini
membicarakan perubahan sistem ejaan. Beberapa keputusan Kongres
adalah (1) ejaan menggambarkan satu fonem dengan satu huruf, (2)
ejaan ditetapkan oleh badan yang kompeten, dan (3) ejaan tersebut
hendaknya praktis dan ilmiah. Oleh karena itu, Menteri Pengajaran,
Pendidikan, dan Kebudayaan mengeluarkan surat keputusan pada 19

4
Juli 1956 bernomor 44876/S tentang pembentukan panitia perumus
ejaan baru.
Ejaan Pembaharuan dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan
Soewandi. Ejaan Pembaharuan membuat pedoman satu fonem dengan
satu huruf. Misalnya, kata menyanyi dalam ejaan Soewandi ditulis
menjanji menjadi meñañi dalam ejaan Pembaharuan. Selain itu,
berdiftong ai, au, dan oi diucapkan menjadi ai, au, dan oi. Misalnya,
kerbau menjadi kerbaw, sungai menjadi sungay dan koboi menjadi
koboy. Namun sayangnya, ejaan ini tidak jadi diresmikan sehingga
belum pernah diberlakukan.

d. Ejaan Melindo (1961—1967)


Ejaan Melindo adalah sistem ejaan Latin yang termuat dalam
Pengumuman Bersama Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo)
sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di
Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan
dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959
(Machasin, & dkk, 2019).
Pembaharuan ejaan tersebut menghasilkan satu fonem
dilambangkan dengan satu huruf. Misalnya, huruf dj diganti menjadi j,
huruf tj diganti menjadi c, huruf ng menjadi η, dan huruf nj menjadi
konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa
dilambangkan dengan satu huruf. Salah satu lambang itu adalah huruf j
sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai
pengganti ng, dan huruf ή.

e. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK) (1967—


1972)
Pemerintah terus berupaya mengadakan pembaharuan ejaan. Oleh
karena itu, pada tahun 1967 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan
sekarang bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
mengeluarkan ejaan baru. Ejaan ini merupakan kelanjutan dari upaya
yang sudah dirintis oleh panitia ejaan Melaju-Indonesian. Panitia itu
berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama
ejaan baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 19 September 1967 No.062/67.
Perubahan yang terdapat dalam ejaan baru (LBK) adalah huruf tj
diganti c, j diganti y, nj diganti ny, sj menjadi sy, dan ch menjadi kh.
Huruf asing seperti z, y, dan f disahkan menjadi ejaan bahasa Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh pemakaian yang sangat produktif. Huruf e tidak
dibedakan pepet atau bukan, alasannya tidak banyak kata yang

5
berpasangan dengan variasi huruf e yang menimbulkan salah
pengertian. Pada intinya, hampir tidak ada perbedaan berarti di antara
ejaan LBK dan EYD, kecuali pada rincian kaidah-kaidah saja. Namun,
ejaan ini juga tidak sempat diresmikan karena menimbulkan reaksi dari
publik karena dianggap meniru ejaan Malaysia, serta keperluan untuk
mengganti ejaan belum benar-benar mendesak.

f. Ejaan yang Disempurnakan (EYD)


Ejaan yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Pedoman
ejaan bahasa Indonesia disebut pedoman umum, karena dasarnya hanya
mengatur hal-hal yang bersifat umum. Namun ada hal-hal lain yang
bersifat khusus yang belum di atur dalam pedoman itu yang di sesuaikan
dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu. Ejaan yang
disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan
yang di susun sebelumnya.
Hal-hal yang diperhatikan dalam ejaan yang disempurnakan (EYD).

1. Perubahan Huruf

Table 1.2 Contoh Kata Ejaan Lama dan Ejaan EYD


Ejaan Lama Ejaan EYD
Dj Djika, wadjar J Jika, wajar
Tj Tjakap, pertjaja C Cakap, percaya
Nj Njata, sunji Ny Nyata, sunyi
Ch Achir, chawatir Kh Akhir, khawatir

2. Huruf f, v dan z merupakan unsur serapan dari bahasa asing yang


telah diresmikan pemakaiannya.
Misal: khilaf, fisik, zakat, Universitas.
3. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan
kata depan. Sebagai awalan, di- ditulis serangkai dengan unsur yang
menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya.

6
Tabel 1.3 Contoh Penggunaan Awalan di-
Awalan Kata Depan
di- di
dicuci di kantor
dibelikan di belakang
dilatarbelakangi di tanah

5. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka


dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan.
Misal: anak-anak bukan anak2, bermain-main bukan bermain2.
Hal-hal yang diatur dalam EYD:
a) pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring,
b) penulisan kata,
c) penulisan tanda baca,
d) penulisan singkatan dan akronim,
e) penulisan angka dan lambang bilangan,
f) penulisan unsur serapan.

g. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-sekarang)


Pembenahan terhadap ejaan bahasa Indonesia masih terus
diupayakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Indonesia karena ejaan merupakan salah satu aspek penting dalam
pemakaian bahasa Indonesia yang benar. Adapun latar belakang
pembaharuan ejaan bahasa Indonesia adalah kemajuan iptek, seni,
beragama ranah pemakaian bahasa Indonesia, dan memantapkan fungsi
bahasa Indonesia. Di samping itu, adanya perubahan nama ejaan yang
disempurnakan menjadi ejaan bahasa Indonesia karena adanya kritik
atau tidak kepuasan masyarakat perihal nama ejaan yang
disempurnakan. Nama ejaan yang disempurnakan mengimplikasikan
bahwa ejaan bahasa Indonesia sudah sempurna sehingga tidak perlu
diubah lagi. Namun, pada kenyatannya ejaan yang disempurnakan
mengalami tiga kali perubahan, yakni EYD pada edisi pertama yang
berlaku sejak tahun 1972 sampai dengan tahun 1987. Kemudian ada
perubahan lagi pada EYD edisi kedua yang dari tahun 1987 sampai
dengan 2009. EYD edisi ketiga berlaku dari tahun 2009 sampai dengan
2015.

7
3. Ejaan yang Baik dan Benar
a. Pemenggalan Kata
Adakalanya kata harus dipenggal, misalnya karena pindah baris,
atau untuk keperluan lain (Mijianti, Y, 2018). Kata-kata seperti labrak
dan caplok sering dipenggal menjadi la-brak dan ca-plok. Cara
pemenggalan tersebut salah, dan yang benar adalah lab-rak dan cap-lok.
Kata-kata serapan, seperti geografi dan moderator sering
dipenggal menjadi ge-o-graf-i dan mo-de-rat-or. Padahal kata-kata
ini seharusnya dipenggal menjadi ge-o-gra-fi, mo-de-ra-tor.

b. Penulisan Kata Depan dan Partikel


Kata depan di dan ke terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Berbeda dengan penulisan awalan di dan ke yang harus digabung
dengan kata dasarnya.
Misalnya.
1) Dipisah: di pasar, di rumah, di rumah sakit.
2) Digabung: ditangkap, dikubur, dipukul.

c. Penulisan Gabungan Kata


Unsur kata-kata yang bisa berdiri sendiri penulisannya dipisah,
sedangkan kata-kata yang tidak bisa berdiri sendiri penulisannya
digabung.
Misalnya.
1) Dipisah: buku tulis, luar negeri, garam dapur.
2) Digabung: antarkota, prasyarat, prasejarah.

d. Penulisan Gabungan Ulang


Kata ulang dihasilkan dari proses perulangan dan ditulis secara
lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: lari-lari, ragu-ragu, kadang-kadang.
1) Kata ulang yang berubah bunyi.
Contoh: sayur-mayur, warna-warni, bolak-balik.
2) Perulangan berimbuhan sekaligus, di awal saja atau akhir.
Contoh: berpeluk-pelukan, berjalan-jalan, hormat-menghormati.

e. Penulisan Kata Berimbuhan


Macam-macam bentuk imbuhan: meng-, per-, peng-, ter-, -an, -kan,
-i.

f. Penulisan Bentuk Singkatan dan Akronim


Singkatan adalah bentuk bahasa yang dipendekkan dari kata atau
kelompok kata yang terdiri dari atas satu bunyi atau lebih.

8
1) Ada singkatan biasa (tanpa tanda titik).
2) Singkatan umum (dengan tanda titik).
3) Singkatan ukuran.
4) Akronim.

B. Tanda Baca
1. Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar
kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang kita
maksudkan.
Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik,
koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat membantu pembaca
untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan jika tulisan tanpa
tanda baca, pasti tulisan tersebut membingungkan pembaca.
Tanda baca sangat penting dalam penulisan. Tidak seperti ketika
berbicara, lawan bicara dapat memahami maksud pembicara karena
pembicara dapat menggunakan intonasi, gerak tubuh, atau unsur-unsur non-
bahasa lainnya. Bahkan lawan bicara dapar bertanya langsung kepada
pembicara jika kurang memahami tuturannya. Hal ini tidak terjadi dalam
interaksi penulis-pembaca. Oleh karena itulah, penulis perlu menguasai
tanda baca sebagai peranti yang dapat mewakili maksud dan pemikirannya.

2. Jenis-jenis dan Aturan Penggunaan Tanda Baca


Sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), tanda
baca terbagi menjadi sepuluh jenis. Adapun jenis dan aturan penggunaannya
sebagai berikut (Dewiyanti, N 2017).
1) Tanda titik (.)
a) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
dan seruan.
b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar atau daftar.
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu.
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.
e) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis,
judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru
dan tempat terbit.
f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuaan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

9
2) Tanda koma (,)
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan.
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti,
tetapi, melainkan.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.
d) Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata penghubung
antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena
itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun
begitu.

3) Titik koma (;)


a) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
b) Tanda titik koma digunakan untuk akhiri pertanyaan perincian
dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam
hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata
dan.
c) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara
atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda
baca dan kata penghubung.

4) Tanda Titik Dua (:)


a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap uang
diikuti rangkaian.
b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan.
c) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
d) Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, bab
dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

5) Tanda Hubung (-)


a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang
mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya
pada pergatian baris.
c) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang.

10
d) Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian
tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

6) Tanda Pisah (‒)


a) Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
b) Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi
atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
c) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
dengan arti ‘sampai dengan’ atau sampai ke’.

7) Tanda Tanya (?)


a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.

8) Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.

9) Tanda Elipsis (...)


a) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
b) Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naska ada bagian yang dihilangkan.

10) Tanda Petik (“...”)


a) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
b) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
c) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas, kita dapat
mengambil sebuah kesimpulan bahwa bahasa itu tidak terlepas dari yang
namanya tata ejaan dan tanda baca dan ternyata ejaan dan tanda baca itu saling
keterkaitan. Ejaan itu ternyata mengalami beberapa tahap hingga menjadi yang
sempurna, dimana yang kita gunakan saat ini.
Ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan tanda
baca. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menulis ejaan yang baik
dan benar seperti pemenggalan kata, penulisan kata depan dan partikel,
penulisan kata berimbuhan, penulisan bentuk singkatan dan akronim,
penggunaan tanda baca, dan huruf kapital atau huruf besar.
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat
kepada pembaca agar melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas
makna dari kalimat. Kita sering sekali salah dalam menggunakan tanda baca
atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Padahal penggunaan tanda
baca adalah salah satu indikator baku tidaknya kalimat tersebut. Ada banyak
sekali tanda baca yang bisa kita gunakan, diantaranya adalah titik, koma, tanya,
dan lain-lain.

B. Saran
Berdasarkan makalah diatas, perlu adanya peningkatan pemahaman
penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD. Tujuannya agar terciptanya ragam
kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta
ejaannya. Maka dari itu kita harus mampu memahami ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan (EYD). Kita juga dapat mempraktekkan ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan (EYD) dalam penulisan karya ilmiah agar
bahasa kita ini tidak tercampur dengan kata-kata asing

12
DAFTAR PUSTAKA

Dewiyanti, N. (2017). Jenin-jenis dan Aturan Penggunaan Tanda Baca.


Machasin, & dkk. (2019). Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia (Dari Masa
Pemerintahan Belanda Hingga Masa Pemerintahan Joko Widodo. In Islam
dalam Goresan Pena Budaya (pp. 182-199). Yogyakarta: Diva Pres.
Mijianti, Y. (2018). Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia. Belajar Bahasa
Juurnal Ilmiah Studi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia.
Rohman, A. (2011). Ejaan dalam Bahasa Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai