BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
1
alyarahmadillah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat akhiran –
an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka turunan dari bahasa
lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahsa lisan terutama yang tidak
baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk
menulis bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa
melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
tanda baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai
bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD).EYD
mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam sejarah bahasa
Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang
sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu
diresmikan pada tahun 1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam
penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan
sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan
dengan cara yang baik dan benar.
2
alyarahmadillah
2. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut
pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi
yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut Dalam kaitannya
dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun
kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis
3
alyarahmadillah
Van Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat ejaan bahasa Melayu, yang ejaan
tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van Ophuijsen”. Ejaan tersebut diresmikan
pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih
lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai
berikut:
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
4
alyarahmadillah
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang
diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi. Hal-hal yang menonjol dalam
Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik itu adalah sebagai berikut :
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya seperti berikut
Diluar (kata depan), dikebun (kata depan), ditulis (awalan), diantara (kata depan),
disimpan (awalan), dipimpin (awalan), dimuka (kata depan), ditimpa (awalan), disini
(kata depan).
Tanda terima tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar suku kata diftong.
seperti kata berikut
Didjoempaϊ menjadi didjumpai
Dihargaϊ menjadi dihargai
Moelaϊ menjadi mulai
Di hadapan tj dan dj, bunyi sengau ny dituliskan sebagai n untuk mengindahkan cara
tulis
menjt juri menjadi ment juri
menjdjual menjadi mendjual
5
alyarahmadillah
ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran dianggap sebagai suku-
suku kata yang terpisah
be-rangkat menjadi ber-angkat
Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah sebagai berikut:
a. pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q
b. pemakaian huruf /x/ dalam istilah Sinar-X
Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai kata depan dilakukan
seperti berikut :
a. Penulisan awalan di- diserangkaiakan dengan kata yang mengikutinya, seperti
6
alyarahmadillah
dimakan, dijumpai
b. Penulisan kata depan di dipisahkan dengan kata yang mengikutinya, seperti di
muka, di pojok, di antara.
. Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat pembicaraan yang
lengkap, yaitu:
1. pembicaraan tentang nama dan penulisan huruf
2. pembicaraan tentang pemakaian huruf
3. pembicaraan tentang penulisan kata
4. pembicaraan tentang penulisan unsur serapan
5. pembicaraan tentang pemakaian tanda baca
Dengan lahirnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu kini kita dapat
merasakan bahwa ejaan bahasa kita sudah tidak perlu diubah lagi. Jika ada hal-hal
yang perlu dimasukkan ke dalam ejaan yang selama ini tidak diatur dalam ejaan
tersebut, cukup ejaan itu direvisi dalam edisi berikutnya.
2. Ejaan yang tidak diresmikan
1. Ejaan Melindo Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan
kelemahan yang terdapat pada Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yang sangat
mengganggu penulisan karena ada satu bunyi bahas yang dilambangkan
dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa
menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke
dalam pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia. Dari pertemuan
itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan Melayu
(Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan
sebagi ketua perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian
dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa
dilambangkan dengan satu huruf. Salah satu lambing itu adalah huruf j
sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai
pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh : sejajar
sebagai pengganti sedjadjar mencuci sebagai pengganti mentjutji meηaηa
sebagai pengganti dari menganga berήaήi sebagai pengganti berjanji
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat
beberapa kesukaran teknis untuk menuliskan beberapa huruf, politik yang
terjadi pada kedua negara antara Indonesia-Malaysia tidak memungkinkan
untuk meresmikan ejaan tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan
dalam ejaan Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua negara,
tidak dapat diwujudkan. Perencanaan kedua, yaitu pelambangan setiap bunyi
ujaran untuk satu lambang, juga tidak dapat dilaksanakan. Berbagai gagasan
tersebut dapat dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang
disempurnakan yang berlaku saat ini
2. Ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia Secara garis besar, ruang
lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:
7
alyarahmadillah
A. Pemakaian Huruf Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal
dengan huruf abjad dan ada juga penggabungan untuk melambangkan
diftong seperti: Au(harimau), atau penggabungan khusus, seperti:
ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya
ada satu bunyi utuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu
lambang memiliki beberapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada
dasarnya lafal singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara
konsisten, seperti: bus(dibaca:bus) Yang harus diperhatikan dalam
persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan tanda hubung, (2)tidak
memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf.
Begitupun dengan nama orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan
nama pertama dan nama kedua.
Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.
1. Penulisan Huruf
A. Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring. Huruf kapital
digunakan sebagai:
huruf pertama awal kalimat -huruf pertama petikan langsung-huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan
huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang
huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
huruf pertama nama orang
huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang dipakai
sebagai kata ganti.
Huruf miring digunakan untuk:
menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.
2. Penulisan Kata Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan Penulisan
kata turunan:
Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar
Kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikutinya.
Kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut
Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya diberi
tanda hubung.
Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai unsur gabungan,
maka ditulis terpisah.
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
8
alyarahmadillah
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda
hubung.
Kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata si dan
sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Penulisan partikel:
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata si dan
sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Penulisan partikel:
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
Penulisan singkatan dan Akronim:
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT,
KTP, SLTP.
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik,
misalnya:dkk.
Singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan hruruf kapital.
Akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku kata
dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan angka lambang bilangan:
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
Angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu,
mata uang, nomor jalan.
Penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)
9
alyarahmadillah
E. Pemakaian Tanda Baca Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya
sangat membantu orang dalam memahami bacaan.
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (; )
4. Tanda titik dua (: )
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung ((…))
9. Tanda garis miring ( / )
10. Tanda petik ganda ("“…” ")
11. Tanda pisah (--)
12. Tanda elipsis (...…)
13. Tanda kurung siku ([ ])
14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
15. Tanda penyingkat ( ‘' )
10
alyarahmadillah
tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-
kepentingan pokok yang harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki
ejaannya jauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami.Itulah mengapa,
kemampuan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis
menulis.
Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata
dikalangan, seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali
seharusnya digabungkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.
11
alyarahmadillah
BAB III
PENUTUP
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
2. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar.Karena bagaimanapun bahasa memiliki peran
penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.Dengan
mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman,
dan penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah
ejaan yang disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.
12
alyarahmadillah
DAFTAR PUSTAKA
13