Anda di halaman 1dari 13

alyarahmadillah

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan


sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar,
sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau
materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut
secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran
aturan baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang
baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika
berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga
proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

2. Rumusan Masalah

1.Bagaimana pengertian dari Ejaan ?


2. Bagaimana Fungsi dari Ejaan ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Ejaan ?
4. Apa saja ruang lingkup Ejaan ?

3. Tujuan Penulisan

1.Untuk memahami pengertian dari Ejaan.


2. Untuk memahami Fungsi dari Ejaan.
3. Untuk memahami sejarah perkembangan Ejaan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan.

1
alyarahmadillah

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat akhiran –
an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka turunan dari bahasa
lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahsa lisan terutama yang tidak
baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk
menulis bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa
melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
tanda baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai
bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD).EYD
mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam sejarah bahasa
Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang
sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu
diresmikan pada tahun 1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam
penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan
sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan
dengan cara yang baik dan benar.

2
alyarahmadillah

2. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut
pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi
yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut Dalam kaitannya
dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun
kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis

3. Sejarah Perkembangan Ejaan


Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa Nasional seperti dalam ikrar
sumpah pemuda sebagai alat pemersatu bangsa dalam suku yang berbeda-beda, dan
bahasa negara yang tercantum dalam UUD ’45 terutama sebagai bahasa pengantar di
dunia pendidikan. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman,
begitupun bahasa yang terus mengalami perubahan dan perkembangan ragam dan
variasi bahasa karena fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda.
Mulanya bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan latin-romawi mengikuti ejaan
Belanda. Hingga pada 1972 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan. Bahasa
Indonesia yang awalnya berakar dari bahasa Melayu sudah memiliki aksara sejak
beratus tahun yang lalu, yaitu aksara Arab Melayu. Di Nusantara ini, bukan saja
aksara Arab Melayu yang kita kenal. Kita juga mengenal aksara Jawa, aksara Sunda,
aksara Bugis, aksara Bali, aksara Lampung, aksara Kerinci, aksara Rejang, dan
aksara Batak. Aksara itu masing-masing memiliki nama, seperti aksara Kaganga dan
aksara Rencong (incung).

1. Ejaan yang diresmikan


Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah Melayu dan daerah-
daerah yang telah menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, karena terjadi kontak
budaya dengan dunia Barat, sebagai akibat dari kedatangan orang Barat dalam
menjajah di Tanah Melayu itu, di sekolah-sekolah Melayu telah digunakan aksara latin
secara tidak terpimpin. Oeh sebab itu, pada tahun 1900, menurut C.A. Mees
(1956:30), Van Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda mendapat perintah untuk
merancang suatu ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu, terutama untuk
kepentingan pengajaran. Jika penyususnan ejaan itu tidak cepat-cepat dilakukan,
dikhawatirkan bahwa sekolah-sekolah tersebut akan menyusun dengan cara yang
tidak terpimpin sehingga akan muncul kekacauan dalam ejaan tersebut.
Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu oleh dua orang pakar
bahasa dari Melayu, yaitu Engkoe Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Thaib
Soetan Ibrahim. Dengan menggabungkan dasar-dasar ejaan Latin dan Ejaan Belanda,

3
alyarahmadillah
Van Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat ejaan bahasa Melayu, yang ejaan
tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van Ophuijsen”. Ejaan tersebut diresmikan
pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih
lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai
berikut:

 Huruf y ditulis dengan j


Misalnya
Sayang :Sajang
Saya : Saja

 Huruf u ditulis dengan oe


Misalnya
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna

 Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’

 Huruf j ditulis dengan dj


Jakarta : Djakarta
Raja : Radja

 Huruf c ditulis dengan tj


Misalnya
Pacar : Patjar
Cara : Tjara

 Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch


Misalnya
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir

b. Ejaan Republik (EjaanSoewandi)


Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa pendudukan
Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang sangat tidak
mampu mengikuti perkembangan ejaan internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah
melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan untuk
menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah
ejaan yang baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan
oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr.
Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947 yang disebut sebagai Ejaan Republik. Karena

4
alyarahmadillah
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang
diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi. Hal-hal yang menonjol dalam
Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik itu adalah sebagai berikut :

Huruf /oe/ diganti dengan /u/


seperti dalam kata berikut
 goeroe menjadi guru
 itoe menjadi itu
 oemoer menjadi umur

Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/


seperti dalam kata berikut :
 Pa’ menjadi Pak
 ma’lum menjadi maklum
 ra’yat menjadi rakyat

Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan


seperti kata berikut :
 anak-anak menjadi anak2
 berlari-larian menjadi ber-lari-2an
 berjalan-jalan menjadi ber-jalan2

Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya seperti berikut
Diluar (kata depan), dikebun (kata depan), ditulis (awalan), diantara (kata depan),
disimpan (awalan), dipimpin (awalan), dimuka (kata depan), ditimpa (awalan), disini
(kata depan).

Tanda terima tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar suku kata diftong.
seperti kata berikut
 Didjoempaϊ menjadi didjumpai
 Dihargaϊ menjadi dihargai
 Moelaϊ menjadi mulai

Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi


seperti pada kata berikut:
 ekor menjadi ekor
 heran mejadi heran
 merah menjadi merah
 berbeda menjadi berbeda

Di hadapan tj dan dj, bunyi sengau ny dituliskan sebagai n untuk mengindahkan cara
tulis
 menjt juri menjadi ment juri
 menjdjual menjadi mendjual

5
alyarahmadillah

ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran dianggap sebagai suku-
suku kata yang terpisah
 be-rangkat menjadi ber-angkat

 atu-ran menjadi atur-an

c. Ejaan Yang Disempurnakan


Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia (Bapak Soeharto)
meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang lazim
disingkat dengan EYD. Peresmian ejaan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 57 Tahun 1972. Dengan dasar itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang memuat berbagai patokan pemakaian ejaan yang baru. Buku
yang beredar yang memuat kaidah-kaidah ejaan tersebut direvisi dan dilengkapi oleh
suatu badan yang berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
diketuai oleh Prof. Dr. Amran Halim dengan dasar surat keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972, Nomor 156/P/1972. Hasil kerja komisi
tersebut adalah berupa sebuah buku yang berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang diberlakukan dengan surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975. Bersama buku tersebut, lahir pula
sebuah buku yang berfungsi sebagai pendukung buku yang pertama, yaitu buku
Pedoman Umum Pembentukan Istilah.Badan itu bernama Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa yang sekarang bernama Pusat Bahasa. Beberapa hal yang
perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan itu adalah sebagai berikut :
 Huruf yang berubah fungsi adalah sebagai berikut
a. /dj/ djalan menjadi /j/ jalan
b. /j/ pajung menjadi /y/ payung
c. /nj/ njanji menjadi /ny/ nyanyi
d. /sj/ isjarat menjadi /sy/ isyarat
e. /tj/ tjukup menjadi /c/ cukup
f. /ch/ achir menjdi /kh/ akhir

 Peresmian penggunaan huruh berikut yang sebelumnya belum resmi adalah


a.pemakaian huruf /f/ dalam kata maaf, fakir
b.pemakaian huruf /v/ dalam kata universitas, valuta
c.pemakaian huruf /z/ dalam kata lezat, zeni

 Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah sebagai berikut:
a. pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q
b. pemakaian huruf /x/ dalam istilah Sinar-X

 Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai kata depan dilakukan
seperti berikut :
a. Penulisan awalan di- diserangkaiakan dengan kata yang mengikutinya, seperti

6
alyarahmadillah
dimakan, dijumpai
b. Penulisan kata depan di dipisahkan dengan kata yang mengikutinya, seperti di
muka, di pojok, di antara.

. Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat pembicaraan yang
lengkap, yaitu:
1. pembicaraan tentang nama dan penulisan huruf
2. pembicaraan tentang pemakaian huruf
3. pembicaraan tentang penulisan kata
4. pembicaraan tentang penulisan unsur serapan
5. pembicaraan tentang pemakaian tanda baca

Dengan lahirnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu kini kita dapat
merasakan bahwa ejaan bahasa kita sudah tidak perlu diubah lagi. Jika ada hal-hal
yang perlu dimasukkan ke dalam ejaan yang selama ini tidak diatur dalam ejaan
tersebut, cukup ejaan itu direvisi dalam edisi berikutnya.
2. Ejaan yang tidak diresmikan
1. Ejaan Melindo Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan
kelemahan yang terdapat pada Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yang sangat
mengganggu penulisan karena ada satu bunyi bahas yang dilambangkan
dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa
menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke
dalam pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia. Dari pertemuan
itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan Indonensia dan Melayu
(Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing berperanan
sebagi ketua perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian
dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa
dilambangkan dengan satu huruf. Salah satu lambing itu adalah huruf j
sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj, huruf η sebagai
pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh : sejajar
sebagai pengganti sedjadjar mencuci sebagai pengganti mentjutji meηaηa
sebagai pengganti dari menganga berήaήi sebagai pengganti berjanji
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat
beberapa kesukaran teknis untuk menuliskan beberapa huruf, politik yang
terjadi pada kedua negara antara Indonesia-Malaysia tidak memungkinkan
untuk meresmikan ejaan tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan
dalam ejaan Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua negara,
tidak dapat diwujudkan. Perencanaan kedua, yaitu pelambangan setiap bunyi
ujaran untuk satu lambang, juga tidak dapat dilaksanakan. Berbagai gagasan
tersebut dapat dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang
disempurnakan yang berlaku saat ini

2. Ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia Secara garis besar, ruang
lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:

7
alyarahmadillah
A. Pemakaian Huruf Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal
dengan huruf abjad dan ada juga penggabungan untuk melambangkan
diftong seperti: Au(harimau), atau penggabungan khusus, seperti:
ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya
ada satu bunyi utuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu
lambang memiliki beberapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada
dasarnya lafal singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara
konsisten, seperti: bus(dibaca:bus) Yang harus diperhatikan dalam
persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan tanda hubung, (2)tidak
memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf.
Begitupun dengan nama orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan
nama pertama dan nama kedua.
Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.

1. Penulisan Huruf

A. Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring. Huruf kapital
digunakan sebagai:
 huruf pertama awal kalimat -huruf pertama petikan langsung-huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan
 huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang
 huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
 huruf pertama nama orang
 huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang dipakai
sebagai kata ganti.
Huruf miring digunakan untuk:
 menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
 menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
 menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.

2. Penulisan Kata Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan Penulisan
kata turunan:
 Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar
 Kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikutinya.
 Kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut
 Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya diberi
tanda hubung.
Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai unsur gabungan,
maka ditulis terpisah.
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
 Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.

8
alyarahmadillah
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
 Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
 Istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda
hubung.
 Kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata si dan
sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Penulisan partikel:
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata si dan
sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Penulisan partikel:
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
 Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
Penulisan singkatan dan Akronim:
 Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
 Singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT,
KTP, SLTP.
 Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik,
misalnya:dkk.
 Singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
 Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan hruruf kapital.
 Akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
 Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku kata
dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan angka lambang bilangan:
 Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
 Angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu,
mata uang, nomor jalan.
 Penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)

  Penulisan kata bilangan tingkat


 Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka atau
dengan ejaan.
 Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian
supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
 Bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen
resmi.
 Bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus tepat.

9
alyarahmadillah

. D. Penulisan Unsur Serapan


Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia dan relatif konsisten. Untuk menyerap bahasa arab, kita harus
memperhatikan:
 unsur mad (panjang) ditiadakan.
 konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi
dengan fonem yang berdekatan dengan fonem bahasa indonesia baik lafal
maupun ejaannya, seperti: rizq(rezeki).
Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf miring.

E. Pemakaian Tanda Baca Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya
sangat membantu orang dalam memahami bacaan.
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (; )
4. Tanda titik dua (: )
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung ((…))
9. Tanda garis miring ( / )
10. Tanda petik ganda ("“…” ")
11. Tanda pisah (--)
12. Tanda elipsis (...…)
13. Tanda kurung siku ([ ])
14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
15. Tanda penyingkat ( ‘' )

Berikut produk yang disajikan untuk melengkapi pemahaman tentang Ejaan :


Bandingkanlah kedua paragraf berikut ini:

Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau


perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman
kehidupan manusia perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya
dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil
wakil masyarakat seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara kedua unsur
tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsure tadi tidak sepakat mengenai kepentingan
kepentingan pokok yang harus dilindungi Dapatkah anda memahami tulisan tersebut
diatas?Mungkin dapat tetapi agak sulit. Cobalah membaca kembali tulisan dibawah ini !
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma
atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman
kehidupan manusia. Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya
dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-
wakil masyarakat. Seharusnya ada sesuatu keserasian pendapat antara kedua unsur

10
alyarahmadillah
tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut
mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-
kepentingan pokok yang harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki
ejaannya jauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami.Itulah mengapa,
kemampuan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis
menulis.

Contoh EJAAN YANG DISEMPURNAKAN BUNUH DIRI DIKALANGAN REMAJA Dari


waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan
orang dewasa tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak
seorangpun yang menginginkan seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali
diarahkan oleh banyak faktor yang terjadi diluar kendali kita sendiri sampai akhirnya
seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh diri justru adalah jalan terbaik untuk
menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana
menghindarinya.

Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata
dikalangan, seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali
seharusnya digabungkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.

11
alyarahmadillah

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa


dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia

Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai


dari ejaan Van Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang disempurnakan.
Bahkan terdapat ejaan yang dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia,
yakni ejaan Melindo.Namun, karena faktor-faktor tertentu ejaan tersebut tidak dapat
diresmikan. Secara garis besar, ruang lingkup ejaan
terdiri dari:
Pemakaian Huruf
Penulisan Huruf
Penulisan Kata
Penulisan Unsur Serapan
Pemakaian Tanda Baca

2. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar.Karena bagaimanapun bahasa memiliki peran
penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.Dengan
mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman,
dan penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah
ejaan yang disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.

12
alyarahmadillah

DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non


Jurusan. Cetakan ke- 16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai