Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

Nama Kelompok II ( 1 B ) :
ERLIANA
LENI SYAFRIANI
MILA REIHAN
NOVITA SARI
RIKA ADELA
SARI RAMA DHANI
SELA APRIANI
TASYARI SALSABILA
Dosen pembimbing :
Enni Suheni, S.Pd, M.pd
Nama : ERLIANA
Ttl : Pantai Cermin, 24 April 1993
Alamat : Jalan terusan desa mergat
Hobi : Membaca
Nama : LENI SYAFRIANI
Alamat : Pematang cengai barat
Tgl lahir : 08 September 2000
Cita-Cita : Ingin menjadi orang yang sukses dunia akhirat
Hobi : Buanyaakkkkkkkkkk........
No Hp : 0822-7742-5942
Motto : Kun Anta
Nama : Mila Reihan
Ttl :
Alamat :
Hobi :
Motto :
Nama : Novita Sari
Alamat : Securai utama
Ttl : Medan, 22 November 1999
Cita-Cita : Sukses dunia akhirat
Hobi : Membaca dan berenang
Moto : Hidup berakal mati beriman
Nama : RIKA ADELA
Nama panggilan : Rika
Ttl : Suka Damai, 29 April 1999
Hobi : Jalan-Jalan
Alamat : Tanjung Pura Pasar 4 Suku
Nama : SARI RAMADHANI
Ttl : p.Manis, 11 Januari 1999
Hobi : Memasak, berenang, dan membaca
Cita-Cita : Dosen
Motto : Kedisplinan akan mengantar kepada kesuksesan
Nama : SELLA APRIANI
Ttl : Stabat lama, 27 April 1998
Hobi : Membaca, Menulis
Cita-Cita : Dokter, Guru
Motto : Rajin belajar dalam meraih masa depan
Nama : TASYARI SALSABILLA
Ttl : padang tualang, 03 Juli 2000
Hobi : Teraveling
Cita-Cita : Guru
Motto : Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang tersebar dibanyak daerah.
Perbedaan bahasa antara satu daerah dengan daerah lain tentu menyulitkan komunikasi
suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya. Bahasa Indonesia
memiliki fungsi-fungsi yang sangat vital dalam kelangsungan berbangsa dan bernegara.
Salah satu fungsinya adalah sabagai alat untuk menjalankan administrasi Negara.
Dengan demikian, Bahasa Indonesia sangat berperan dalam mempersatukan berbagai
masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya dan bahasanya. Keadaan
ini menuntut perlunya ejaan baku Bahasa Indonesia yang bisa dijadikan pedoman oleh
seluruh masyarakat dipenjuru Nusantara sehingga dapat menggunakan bahasa
Indonesia secara benar dan baik. Selanjutnya, untuk kepentingan tersebut, Pemerintah
Republik Indonesia telah menyusun dan memperlakukan ejaan bahasa indonesia baku
yang telah mengalami beberapa kali penyempurnaan sehingga akhirnya menjadi Ejaan
Yang Disempurnakan atau yang biasa disingkat EYD.
1
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat akhiran –an. Hakikat bahasa adalah bahasa
lisan.Bahasa tulis merupaka turunan dari bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahsa lisan
terutama yang tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis
bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan
Van Ophuijsen.Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf,
suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk,
terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat
sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.Jika para
pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur.Seperti itulah kira-kira
bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang
disempurnakan (EYD).EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam sejarah bahasa
Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh
lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada
saat Ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).

2
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan
EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata
bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis.Karena dalam
sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat
tulisan dengan cara yang baik dan benar.Menurut Chaer (2006) ejaan adalah konvensi grafts, perjanjian di antara
anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya, yang berupa fonem dengan huruf, mengatur
cara penulisan kata dan penulisan kalimat, beserta dengan tanda-tanda bacanya.
Wirjosoedarmo (1984) berpendapat bahwa ejaan adalah aturan menuliskan bunyi ucapan dalam bahasa dengan
tanda-tanda atau lambang-lambang.
Menurut Arifin (2004) ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
antar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Selanjutnya
secara teknis, ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Keraf (1984) berpendapat bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-larnbang
bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu
bahasa.
Kridalaksana (2008) mengemukakan bahwa ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis
yang distandarisasikan. yang la/irn mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran
fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan
morfcmis, dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
Setelah kami membaca dan memahani pengertian ejaan , menurt kami ejaan adalah penggabungan huruf-huruf yang
disempurnakan menjadi sebuah kata yang utuh sehingga mudah dipahami seluruh masyarakat Indonesia.

3
1.2 Perubahan EYD Menjadi PUEBI
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) belum lama ini mengalami perubahan menjadi Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).Perubahan ini dilakukan sebagai dampak meluasnya ranah
pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni.Ada tiga hal perubahan
yang terjadi pada PUEBI.Perubahan tersebut meliputi penambahan huruf diftong, penggunaan huruf
tebal, serta penggunaan huruf kapital.
1.3 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Badan Pengembangan dan Pembinan Bahasa, Kemantrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penyempurnaan tersebut menghasilkan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi
Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum
Ejaaan Bahasa Indonesia. Ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak peraturan ejaan bahasa Melayu
dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901 berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan
bantuan Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, telah
dilakukan penyempurnaan ejan dalam berbagai nama dan bentuk.
I. PEMAKAIN HURUF
2.1 Penulisan Huruf Kapital
Berbicara mengenai ejaan, penulisan huruf kapital atau besar merupakan salah satu hal yang harus
diperhatikan.Guna membantu Anda menulis huruf kapital dengan benar, berikut adalah pedoman
penulisan huruf kapital yang diambil dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD).

4
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contohnya: Saya membaca buku.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Islam
Kristen
Quran
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti
nama orang.
Contoh:
Haji Agus Salim
Sultan Hasanuddin
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Presiden Joko Widodo
Rektor Institut Pertanian Bogor
Gubernur Sulawesi Selatan

5
5 . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contohnya seperti di bawah ini:
Amir Hamzah
Jusuf Kalla
Dewi Sartika
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Contoh:
suku Sunda
bahasa Inggris
bangsa Indonesia
Mohon diingat, kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil jika berada di tengah kalimat. Contoh: Para
pakar sedang merumuskan aturan pengindonesiaan istilah asing.
. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
Salah
Benar
Perang Kemerdekaan
perang Kemerdekaan
Bulan Agustus
bulan Agustus
Tahun Masehi
tahun Masehi

6
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Contohnya seperti di bawah ini:
Bukit Barisan (bukan bukit Barisan)
Danau Toba (bukan danau Toba)
Selat Sunda (bukan selat Sunda)
Teluk Jakarta (bukan teluk Jakarta)
Sungai Cimanuk (bukan sungai Cimanuk)
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
Contoh:
Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-Undang Dasar 1945
Kementerian Pekerjaan Umum
Perhatikan penulisan berikut:
Kalimat Salah
Kalimat Benar
Menurut Undang-Undang, ia dapat dijatuhi hukuman paling lama lima tahun.
Menurut undang-undang, ia dapat dijatuhi hukuman paling lama lima tahun.
Teman saya menjadi pegawai di salah satu Kementerian.
Teman saya menjadi pegawai di salah satu kementerian.

7
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
Kapan Saudara berangkat?
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Pak Joni?
Itu apa, Bu?
Surat Bapak sudah saya terima.
Untuk pemahaman lebih lajut, perhatikan contoh di bawah ini.
Kalimat Salah
Kalimat Benar
Semua Kakak saya sudah menikah.
Semua kakak saya sudah menikah.
Kita harus menghormati Ayah dan Ibu kita.
Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.
Mobil Pak Lurah mogok.
Mobil pak lurah mogok.
Kami sedang menengok Bu Guru.
Kami sedang menengok bu guru.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
Kalimat Salah
Kalimat Benar
Terima kasih atas perhatian anda.
Terima kasih atas perhatian Anda.
Tahukah anda bahwa harga bahan bakar minyak akan dinaikkan?
Tahukah Anda bahwa harga bahan bakar minyak akan dinaikkan?
Menulis huruf kapital tidaklah sulit sepanjang Anda memperhatikan pedoman di atas.Karena itu, mulailah dari sekarang untuk tertib menulis
huruf kapital.
8
2.2 Penulisan Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan
Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

9
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.

Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.


Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau
bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan
dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
langsungdalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

10
2.3 Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.
Catatan
PUEBI 2015 menambahkan klausul ini.
Huruf tebal tidak dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata dalam kalimat. Untuk tujuan ini, gunakan huruf miring.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau
subbab.
Misalnya:

2.4 Latar Belakang dan Masalah


Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh satu bahasa standar dan ratusan bahasa daerah—
ditambah beberapa bahasa asing, terutama bahasa Inggris— membutuhkan penanganan yang tepat dalam
perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti
tampak pada paparan berikut.
11
2.5 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan
bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap
bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.

2.6 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap ketiga bahasa
yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan
bahasa yang diambil.
2.7 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya
yang tinggal di kota besar terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
2.8 Singkatan dan Akronim
Singkatan dan akronim adalah kependekan dari kata atau gabungan kata.Perbedaan antara singkatan
dan akronim adalah bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf, sedangkan akronim dilafalkan sebagai
suku kata.
Singkatan (dieja menurut huruf pembentuknya -Inisialisme; pada umumnya sudah tidak produktif lagi)

12
Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar yang dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-
huruf awal kata. Pada singkatan ini tidak diperlukan tanda titik. Contoh: APBN<a-pe-be-en> (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara), BBM<be-be-em> (bahan bakar minyak), SLI<es-el-i> (sambungan
langsung internasional), PT<pe-te>. (Perseroan Terbatas), TVRI<te-ve-er-i> (Televisi Republik Indonesia),
WNA<we-en-a> (Warga Negara Asing). Produktivitas: sangat produktif
Singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan dapat terdiri atas huruf awal kata atau dapat pula
berbentuk akronim. Tanda titik digunakan pada setiap huruf besar hasil singkatan. Contoh: S.H. <es-ha>
(Sarjana Hukum), S.Psi. <es-psi> (Sarjana Psikologi), M.M.<em-em> (Magister Manajemen), S.Ag. <es-
ag> (Sarjana Agama), K.H. <ka-ha> (Kyai Haji), R.A.<er-a> (Raden Ajeng). Produktivitas: tidak produktif
Singkatan huruf dan angka (numeronim)
 Terdiri dari huruf dan angka, yang melambangkan jumlah huruf. Contoh: P2KP (atau PPKP - Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan), P3AD (atau PPPAD - Pusat Pendidikan Perwira Angkatan
Darat), P3DT (atau PPPDT - Proyek Peningkatan Pembangunan Desa Tertinggal), P3GB (atau PPPGB -
Pusat Pengembangan Pendidikan Guru Bahasa), P4 (atau PPPP - Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila), P3K (atau PPPK - pertolongan pertama pada kecelakaan), organisasi G-8 dan G-20, dsb.
 Terdiri dari huruf dan angka, yang melambangkan tanggal/tahun. Contoh: UUD45 (atau UUD 1945 -
Undang Undang Dasar (tahun) 1945), G-30S/PKI (atau G30S - Gerakan 30 September), Y2K (Year 2000
Problem - Masalah Tahun 2000; lihat w:Y2K)
 Terdiri dari huruf dan angka, yang melambangkan jenjang. Contoh: S-1, S-2, S-3, D-3, dsb., atau
perbandingan: Kw-2, Kw-3, Sp-1, Sp-2
 (terutama dalam bahasa Inggris) Untuk memendekkan kata yang panjang, angka melambangkan jumlah
huruf yang disingkat/dihilangkan. Contoh: l10n

14
Akronim yang unsur-unsurnya terdiri atas huruf-huruf besar.Huruf-huruf besar yang membentuknya
terdiri atas huruf-huruf awal kata. Contoh: ABRI<a-bri> (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia),
ASI<a-si> (Air Susu Ibu), HUT<hut> (hari ulang tahun), PAM<pam> (perusahaan air minum), SIM
<sim> (Surat Izin Mengemudi). Produktivitas: sangat produktif
(tambahan) Unsur pembentuk yang bukan hanya huruf pertama kata saja, pada umumnya disusun
sedemikian rupa dengan tujuan 1) sehingga bisa dieja sebagai akronim, bukan singkatan, contoh:
MURI (Museum Rekor Indonesia, alih-alih MRI), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia,
alih-alih WLHI), atau untuk membedakan dengan akronim yang huruf penyusunnya sama, contoh:
WITA (Waktu Indonesia Tengah, untuk membedakan dengan WIT, Waktu Indonesia Timur), MTs
(Madrasah Tsanawiyah, untuk membedakan dari singkatan dua huruf MT-MT yang lain). Akronim
sering tetap ditulis dengan huruf kapital, walaupun untuk yang bersuku lebih dari dua sering
dijumpai ditulis dalam bentuk non-kapital (dianggap sebagai kategori 2 di bawah), contoh: Walubi
(Wali Umat Buddha Indonesia)
Akronim dari nama badan atau nama diri. Singkatan ini terdiri atas huruf-huruf bagian kata yang
membentuk singkatan itu. Singkatan ini dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga disebut akronim.
Huruf awal akronim ditulis dengan huruf besar. Contoh: Bappenas <ba-pe-nas> (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional), Depdiknas<dep-dik-nas> (Departemen Pendidikan Nasional), Bakin,<ba-
kin>. (Badan Koordinasi Intelijen Negara), Kapolri<ka-pol-ri> (Kepala Kepolisian Republik
Indonesia), Wagub <wa-gub> (Wakil Gubernur). Produktivitas: sangat produktif
Akronim pada pola ini adalah akronim yang seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: tilang
(bukti pelanggaran), rudal (peluru kendali), sosbud (sosial budaya), toserba (toko serbaada), pemilu
(pemilihan umum). Produktivitas: cukup produktif.

15
2.9 Huruf Pada Nama Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), VV
(5.000), MV (1.000.000)
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.


Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

16
Catatan: Penulisan berikut dihindari:
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Catatan: Penulisan berikut dihindari:
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih
mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
17
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
Jalan Tanah Abang I/15
Jalan Wijaya No. 14
Hotel Mahameru, Kamar 169
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 15—16

18
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh
Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
uang 5.000-an (uang lima ribuan)

19
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan,
akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk
pembayaran satu unit televisi.
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan
seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh
sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan
pertanggungjawaban.
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek
Rajaampat
Simpanglima

20
Misalnya:
Setengah atau seperdua (1/2)
Seperenam belas (1/16)
Tiga perempat (3/4)
Dua persepuluh (2/10)
Tiga dua-pertiga (3 2/3
Bilangan Utuh
Misalnya:
Dua belas (12)
Tiga puluh (30)
Lima ribu (5.000)
II. PENULISAN KATA
3.1 Penulisan Kata
Dengan kata, kita bisa mengunkapkan pemikiran baik diucapkan maupun dituliskan.Dalam ranah penulisan, kata
merupakan satuan paling kecil dalam kalimat. Tanpanya, tidak akan ada yang namanya kalimat. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia, kata diartikan sebagai unsur bahasa yang diucapkan atau ditulis sebagai wujud esatuan
pemikiran dan perasaan dalam berbahasa.
Pengertian lain dari kata adalah satuan bahasa yang paling kecil dan dapat berdiri sendiri, serta terbentuk atas
satu morfem atau gabungan morfem. Kata sendiri mempunyai beberapa jenis.Kata dasar dan kata turunan adalah
dua diantara jenis-jenis kata yang ada saat ini.

21
Kata dasar diartikan sebagai kata yang tidak berimbuhan, sedangkan kata turunan adalah kata yang telah
diberi imbuhan dan mempunyai makna yang berbeda dibanding dengan kata dasar. Keduanya akan dibahas
di artikel ini baik dari segi pengertian serta contoh penulisannya yang benar dalam Bahasa Indonesia.

3.2 Penulisan Tanda Baca


Tanda baca seperti tanda titik (.), koma (,), tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pastinya sudah tidak asing
bagi teman-teman. Di dalam sebuah kalimat, sangat mudah sekali teman-teman menemukan tanda-tanda
baca tersebut.Namun selain empat tanda baca itu, ternyata masih ada beberapa tanda baca yang penting
kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah kalimat.
3.3 Penulisan Bentuk Serapan
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa
daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab,
Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l'homme par l'homme.
Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia.Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

22
3.4 Penyesuaian Ejaan Asing
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah (lokal) maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, dan Belanda.

Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas 3 golongan besar,
yaitu:
Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur pinjaman ini dapat
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Contoh:
reshuffle, shuttle cock, real estate, dan sebagainya.
Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah ejaannya. Contoh: otonomi,
dongkrak, paham, aki, dan sebagainya.
3.5 Transaksi dan Transliterasi
PengertianTransaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur lingkungan dan
mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur atau
nota penjualan atau kuitansi dan disebut dengan Bukti Transaksi.
Satu perbedaan tersebut merupakan sisten informasi akutansi dengan suatu sistem informasi manajemen,
yang mana transaksi dalam sistem informasi akuntansi adalah suatu kejadian yang melibatkan unsur
lingkungan yang baik berpengaruh ataupun tidak memiliki pengaruh terhadap posisi keuangan.

23
Dari hal tersebut, transaksi dalam akuntansi dalam arti yang spesifik yaitu transaksi memiliki
pengaruh posisi keuangan.Dalam cabang ilmu yakni akuntansi, suatu transaksi dapat diukur
dengan satuan mata uang.Olehnya itu, transaksi-transaksi yang memiliki nilai uang dapat
dicatat dalam akuntansi.
Alih adalah pindah atau ganti transliterasi dimaksudkan sebagaikan pengalih hurupan dari
abjad yang satu ke abjad yang lain . Menurut kamus besar bahasa Indonesia transliterasi atau
ahli huruf pengganti huruf dari huruf abjad yang satu ke yang lain (terlepas dari lafal bunyi
kata yang sebenarnya) .
Jadi transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf kejenis huruf lainya , misalkan alih
aksara,dari aksara jawa kehuruf latin, dari huruf jawi ke huruf latin, dari aksara arab kehuruf
latin. Beberapa penulis menggunakan sumber berbahasa Inggris berserta alih aksaranya,dalam
bahasa Inggris yang sering digunakan adalah alih aksara Qalam, kadang-kadang perbedaan alih
aksara ini dengan alih aksara kritis Indonesia menimbulkan kesalahpahaman dan kekeliruaan
pembacaan.
3.6 Kata Serapan Berimbuhan
Imbuhan Serapan merupakan serapan dari bahasa asing pada umumnya berfungsi sebagai kata
benda dan kata sifat. Makan umum yaitu untuk menandai kata sifat. Imbuhan serapan sering
kali berasal dari bahasa asing misalnya: berasal dari bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Perancis
dan Arab.
Imbuhan serapan mempunyai sifat atau ciri misalnya: elegal, universal atau sportif, aktif, dan
egois. Sebaliknya, -isme mengandung makna paham, misalnya nasiolisme, komunisme, dan
sebagainya.
24
 Kata Serapan Itu Masuk Kedalam Bahasa Indonesia Dengan Empat Cara Yaitu:
 Cara adobsi: terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk makna kata asing itu secara
keseluruhan, contoh: super market, plaza, mall.
 Cara adaptasi: terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna asing itu, sedangkan
ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia. Contoh :
pluralization= pluralisa,
Acceprability= akseptabilitas,
Maximal = maksimal
Cadea = kado
 Cara penerjemah: terjadi apa bila memakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam
bahasa asing itu, kemudian kata tersebut diberi padanan dalam bahasa indonesia. Contoh:
-overlap= tumbuh tindih, - acceleration= percepatan, - pilot project= proyek rintisan, - try out=
uji coba.
 Cara Kreasi : terjadi apabila pemakaian bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam
bahasa sumbernya, kemudian carikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh:
-effektive= berhasil guna, -spare part= suku cadang.

25

Anda mungkin juga menyukai