Anton Kurnia
183
Magadir | Anton Kurnia
184
Magadir | Anton Kurnia
YA, semula kau memang menolak jaring pesona yang sengaja ku-
tebarkan. Sekuat akal dan daya kau mencoba lepas dari jerat madu
perangkap rayuan. Tapi aku wanita berpengalaman. Lagi pula aku
bukannya tak rupawan. Perlahan-lahan, selangkah demi selangkah,
kau berhasil kutaklukkan. Kita pun menjadi sepasang kekasih tak
terpisahkan.
185
Magadir | Anton Kurnia
186
Magadir | Anton Kurnia
Kalau rindu menyiksaku hingga aku tak tahan lagi, biarlah aku
mati. Tapi sebelum aku mati, perkenankan kupanjatkan sebuah
pengakuan:
Ya, Tuhanku, tak pantas bagiku menjadi penghuni surga-Mu
Tapi aku tak kuat dengan panasnya api neraka
Maka ampunilah segala dosa dan kesalahanku
Jika Kau menolakku, kepada siapa lagi aku mengiba?
Kemang-Antapani, Mei 2014
Catatan :
Cerita pendek ini diilhami Magadir, lagu berbahasa Arab gubahan Pangeran Mohammad
Abdullah al-Faisal dan Siraj Omar Tamblen yang amat dikenal di kalangan pesantren di
Indonesia, dipopulerkan oleh penyanyi Talal Maddah dan Warda al-Jazayria. Cerita
pendek ini juga merupakan adaptasi tak setia kisah Zulaikha dan Yusuf dalam Haft
Awrang karya Nuruddin Jami(1414-1492), penyair sufi Persia. Beberapa kalimat di
dalamnya dipinjam dari puisi-puisi para penyair dari berbagai negeri dan berbagai zaman
terjemahan Sapardi Djoko Damono dalam buku Love Poems: Aku dan Kamu (2007) serta
syair Abu Nuwas al-Hasan (756-814).
187
Bagaimana Nasrul Marhaban Mati dan Dikenang | Ben Sohib
188