Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen pengampu :
Dr. H. Oding Supriadi, M.Pd.

Disususn oleh :
Dimas Putra Hermawan
(1910631080068)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
BAB I Pendahuluan

A. Rumusan Masalah
a. Bagaimana karakteristik anak usaia SMP?
b. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia SMP?
c. Jelaskan jenis-jenis kebutuhnaak usia SMP?
d. Bagaimana dinamika perilaku individu anak usia SMP?

B. Batasan Masalah
a. Makalah ini hanya mencakup tentang perkembangan peserta didik saat SMP
b. Karakter anak yang di bahas berumur 13-15 tahun

C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan peserta didik saat
masih duduk di bangku SMP
b. Menjelaskan karakteristik peserta didik anak SMP

D. Manfaat
Memberikan wawasan saat anda mempunyai anak yang duduk di bangku SMP dan
Mengetahui karakter anak saat anda menjadi guru SMP
BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolahmenegah Pertama (SMP)

a) Perkembangan Dalam Sikap Kognitif


Untuk membahas perkembangan kognitif (berpikir) pada anak saat berada di sekolah
menengah pertama (SMP), dikemukakan pandangan dari Piaget, Vigotksy, dan para ahli
psikologi pemrosesan informasi (information-processing theory).
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual
seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP, perkembangan
kognitif utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang
tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan
analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih
kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai
kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas
memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan
salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.

b) Perkembangan Dalam Sikap Emosional


Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi.
Pertumbuhan fisik, terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan
dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal,
perkembanga emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat
terhadap berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Sedangkan remaja
akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Mencapai kematang emosional merupakan
tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi
oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok
teman sebaya
Meskipun pada usia remaja kemampuan kognitifnya telah berkembang dengan baik, yang
memungkinkannya untuk dapat mengatasi stres atau fluktuasi emosi secara efektif, tetrapi
ternyata masih banyak remaja yang belum mampu mengelola emosinya, sehingga mereka
banyak mengalami depresi, marah-marah, dan kurang mampu meregulasi emosi. Kondisi ini
dapat memicu masalah, seperti kesulitan belajar, penyalahgunaan obat, dan perilaku
menyimpang. Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi emosi sangat penting
bagi keberhasilan akademik. Remaja yang sering mengalami emosi yang negarif cenderung
memiliki prestasi belajar yang rendah.
B. Factor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh
keluarga.

2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis
sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang
lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam
berbahasa juga sangat menentukan.

3. Status Sosial Ekonoi


Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.

4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial
anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

5. Kapasitas Mental Emosidan Intelegensi


Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali
terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan
berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya
seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

C. Factor Lain Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP

1) Faktor Teman Sebaya


Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk
mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam
kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya
kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang
menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain, akan
besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Konflik-konflik
terjadi pada anak bilamana norma-norma pribadi sangat berlainan dengan norma-norma yang
ada di lingkungan teman-teman. Di satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah
laku yang diperoleh di rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntutsi anak untuk
memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau
sebaliknya.

2) Keragaman Budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi
mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu dipengaruhi
oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa
perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang
berkembanga di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang positif
maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif.

3) Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi
prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi
perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku
seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah
media massamassa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media
massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain
televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam
perkembangan melalui acara yang disiarkannya.

D. Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SMP dan SMA

Pada dasarnya, kebutuhan yang terdapat pada anak usia SMP tidak jauh berbeda karena
cara pikir mereka yang relatif stabil dan memiliki kesamaan antara satu dengan yang lainnya.
1) Kebutuha Primer
Kebutuhan pirmer adalah kebutuhan utama atau kebutuhan pokok yang pertama harus
dipenuhi untuk mempertahankan hidup. Kata primer sendiri berasal dari kata Primus yang
artinya pertama. secara umum kebutuhan primer pada anak usia SMP terdiri atas pangan,
sandang dan papan atau makanan, pakaian dan rumah.
2) Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua yang dipenuhi setelah kebutuhan primer
terpenuhi. Adapun kata skunder berasal dari kata Scundus yang berarti kedua. Dalam
kehidupan remaja (SMP) membutuhkan fasilitan elektronik yang dapat memudahkan kerja
mereka.
3) Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga yng dipenuhi setelah kebutuhan primer dan
sekunder terpenui. Kata tersier berasal dari kata Tertius yang berarti ketiga. Kebutuhan tersier
disebut juga kebutuhan mewah. Pada anak usia SMP, kebutuhan ini yang biasanya
diharapkan untuk dapat terpenuhi secepatnya karena kebutuhan tersier dapat mengankat
reputai seorang siswa di kalangan remaja.

E. Dinamika Perilaku Individu Anak SMP


Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual
dan emosional remaja di SMP. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal
melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah.
Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep
pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang.

a) Perilaku Bermasalah (Problem Behavior).


Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori
wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang
dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain,
dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai
aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang
menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour
akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya
sendiri.

b) Perilaku menyimpang (Behaviour Disorder).


Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan
seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol).
Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja
mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi
diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak
terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih
banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.

c) Penyesuaian diri yang salah (Behaviour Maladjustment).


Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan
mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat
akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh
penyesuaian diri yang salah pada remaja di SMP.

d) Perilaku Tidak Dapat Membedakan Benar-Salah (Conduct Disorder).


Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku
benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang
kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena
sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak.
Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia
memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak
memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam
conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun
secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan
temannya. Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku
oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus
ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.

e) Attention Deficit Hyperactivity Disorder.


Yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-
impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactive. Remaja
di sekolah yang hyperactive biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian
sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat
berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactive
tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactive sangat mudah
terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain
bersama dengan temannya.
PENUTUP III

A. Kesimpulan
Jadi, banyak faktor faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, di
saat masih duduk di bangku SMP, kita harus mengerti dan mengetahui prilaku saat
mereka masih duduk di bangku SMP agar dapat mengontrol mereka, tetapi tidak
membatasi untuk mereka berkarya.
Daftar Pustaka

Supriyadi, Oding. 2019. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam
Semesta Yogyakarta
http://sahabatedhay.blogspot.com/2014/05/makalah-perkembangan-peserta-didik.html
Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan
1. Mengapa anak SMP sangat mudah di pengaruhi oleh temanya?
2. Bagaimana cara pembelajaran yang efektif untuk anak SMP?
3. Bagaimana cara mengatasi tawuran di kalangan anak SMP
4. Cara membimbing anak SMP yang terjerumus Pergaulan bebas?
5. Hukuman apa yang pantas jika anak SMP melakukan pelanggaran?

Jawaban
1. Kenyataan bahwa anak di umur umur 13-15 sangan mudah di pengaruhi karna mereka
ingin mencoba hal baru, lingkungan memiliki peran penting untuk pembentukan karakter
nya, karna setengah hari sang anak di habiskan di lingkungan nya sisa nya mereka
terbentuk dari karakter keluarga mereka.

2. Belajar yang efektif merupakan hal yang di perlukan peserta didik untuk belajar tetapi,
banyak yang bingung bagaimana cara belajar efektif, padahal belajar efektif adalah
kenyamanan belajar diri sendiri. Belajar zaman sekarang sangat di mudah karna bisa di
lakukan walaupun jarak jauh, menggunakan gawai.

3. Untuk mengatasi tawuran setidaknya ada dua macam pendekatan yaitu preventif
(mencegah) dan kuratif (menganggulangi). Pendekatan-pendekatan ini dilakukan
berdasarkan faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya tawuran seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
Beberapa pendekatan preventif berikut dapat dijadikan acuan untuk mencegah
seseorang melakukan tawuran.
a. Pendekatan keluarga
b. Pembatasan pergaulan
c. Pengendalian diri
d. Peran aktif dari pihak keluarga

4. - Anak ingin bebas sesuai dengan usianya, ajaklah dia untuk berdoa, apapun agamanya
dan agama Anda, doa akan sampai kepada Yang Esa.
- Mengerti bukan menghakimi, ajak bicara dari hati ke hati agar tidak merasa
terintimidasi dan disalahkan terus menerus.

- Buka komunikasi, kalau tidak bisa dan mentok, libatkan orang yang dia percaya dan
dekat untuk mencairkan keadaan.
- Kekerasan bukan jawaban. Anak akan makin meradang dan makin jauh dari
jangkauan. Pukulan dan hukuman fisik sangat berisiko bagi anak-anak demikian.
- Tegas bukan berarti keras. Katakan dengan tegas pilihan-pilihan dengan konsekuensi
logisnya. Pembicaraan dari hati ke hati, bukan emosi.
- Ada hikmat di balik semua peristiwa, ajak kenali potensi dan kembangkan itu.
- Berfiir positif untuk membantu semua pihak, termasuk pihak orang tua. Orang tua
tidak menyalahkan diri sendiri apalagi anak. Kalau memang komunitas tersebut banyak
tetangga sekitar ajak untuk bersama-sama mengawasi, pengawasan bukan kontrol seperti
satpam atau polisi yang penuh curiga.
- Mendidik itu seni, tidak semua hal bisa diterapkan dengan baik pada kondisi dan anak
yang berbeda. Diskusi dan membaca bisa banyak membantu.
- Semua ada jalan dan masalah membawa solusinya sendiri, jangan takut kalau anak
Anda salah jalan dan berlaku demikian

5. - Biarkan anak mengetahui kesalahannya


Salah satu cara yang bijak dalam memberi hukuman kepada anak adalah terlebih
dahulu menjelaskan kepada anak tentang alasan kenapa dia dihukum. Tujuannya agar anak
mengetahui kesalahan yang diperbuatnya.
Dengan memahami apa yang menjadi kesalahannya, maka hukuman yang diberikan
kepada anak tersebut akan membuatnya belajar dari pengalaman dan berusaha tidak
mengulangi lagi perilakunya yang buruk.

- Dengarkan penjelasan anak


Ketika anak melakukan kesalahan, sebagian orangtua langsung saja memberi hukuman
tanpa mau mendengar alasan apapun yang dikatakan oleh anaknya.
Padahal mendengarkan alasan anak terlebih dahulu merupakan hal yang sangat penting,
agar orangtua tidak salah menghukum. Yakinlah moms, setiap perilaku atau kesalahan yang
dilakukan anak selalu disertai oleh alasan-alasan tertentu. Dengarkan alasan mereka dan
hargai itu.
- Hukuman sebaiknya bernilai positif
Bagaimana bentuk hukuman yang mendidik? Banyak bentuk hukuman yang mendidik
yang bisa merangsang anak untuk bersikap lebih baik. Misalnya saja seorang anak yang
begitu nakal, bandel dan susah diatur, bentuk hukuman yang bisa diberikan seperti
pengurangan uang jajan. Sifat anak-anak yang suka jajan, akan menuntun insting anak untuk
tidak nakal, agar bisa mendapat uang jajan seperti sebelumnya.
Bisa juga anak diberi hukuman seperti menghafal perkalian, membersihkan sendiri
tempat tidurnya, menyapu halaman rumah dan beberapa hukuman lainnya yang membuat
anak menemukan nilai-nilai positif dari hukuman yang dijalani.

- Tegas bukan berarti keras


Dalam mendidik anak sebaiknya berlaku lemah lembut namun tetap tegas dan sangat
disarankan untuk meminimalisir tindakan progresif atau keras terhadap anak.
Tegas adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, dan tetap
menghargai perasaan anak. Sedangkan keras adalah tindakan yang lebih menuruti emosi,
tanpa mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan dari sebuah perbuatan.

- Jangan memberi hukuman saat emosi


Emosi dan kemarahan yang meledak serta kesabaran yang tidak bisa lagi ditahan
membuat orangtua langsung memberi hukuman kepada anaknya tanpa berpikir panjang. Hati-
hati loh moms, hukuman yang diberikan kepada anak saat dalam kondisi marah dan emosi,
bukan saja berdampak buruk pada psikologi anak tetapi akan berdampak buruk pada diri
Anda sendiri.
Jadi kendalikan dulu amarah dan sikap emosi sebelum menghukum anak. Ketika suasana
hati sudah lebih tenang maka Anda bisa memberi hukuman pada anak. Tapi yakinkan pada
anak, hukuman yang Anda berikan tersebut adalah sebagai bentuk cinta dari orang tua yang
ingin melihat anaknya menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai