Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Sosiolinguistik
yang Diampu oleh Ichsan Fauzi Rachman, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 4
1. Khoerul Fikri Habibi 202121106
2. Fajri Fahrulrazi 222121114
3. Rossiani Aulianti 222121115
4. Sabrina Fajriani N 222121132
5. Rifa Fauziah Salma 222121138

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTAS SILIWANGI
2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa. kami,
Kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alih Kode dan
Campur Kode”.

Makalah ini berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan


Sosiolinguistik, Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik morel maupun materiel. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada; Bapak Ichsan Fauzi Rachman selaku
dosen pengampu mata kuliah Sosiolinguistik yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk mengembangkan wawasan tentang Sosiolinguistik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dalam isi
maupun teknik penyajian. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan dari
pembaca untuk perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan.

Semoga makalah ini bermanfaat, baik bagi pembelajaran berbicara,


khususnya presentasi maupun pembelajaran Bahasa Indonesia dan pendidikan
pada umumnya. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Kode Bahasa, Alih Kode, dan Campur Kode.................................2
B. Faktor Penyebab Alih Kode dan Campur Kode................................................3
C. Ciri-ciri Alih Kode dan Campur Kode...............................................................4
D. Jenis-jenis Alih Kode dan Campur kode............................................................5
BAB III.............................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................7
A. KESIMPULAN.....................................................................................................7
B. SARAN..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chaer dan Agustina (2004: 4) mengemukakan bahwa
sosiolinguistik adalah cabang ilmu Linguistik yang bersifat interdisipliner
dengan ilmu sosiologi, dengan menggunakan objek penelitian hubungan
antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam masyarakat tutur.
Sosiolinguistik memiliki beragam manfaat salah satunya dapat
melancarkan cara berkomunikasi dan berinteraksi. Berkaitkan dengan
melancarkan komunikasi, di dalam sosiolinguistik terdapat kode bahasa.
Kode bahasa adalah sistem bahasa dalam suatu masyarakat. Selain itu
dalam kode bahasa pun terdapat alih kode dan campur kode.
Alih dan campur kode sering terjadi dalam komunikasi sehari-hari,
namun hal tersebut jarang disadari perubahannya. Mungkin penutur tidak
menyadari hal tersebut karena dirasa tidak memiliki pengaruh yang cukup
besar. Padahal perubahan tersebut memberikan efek atau dampak yang
cukup serius, salah satunya memberikan kelancaran dalam berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kode bahasa Alih Kode, dan Campur Kode?
2. Apa saja faktor penyebab dari alih dan campur kode?
3. Apa saja ciri dari alih dan campur kode?
4. Apa saja jenis-jenis dari alih dan campur kode?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kode bahasa
2. Untuk mengetahui pengertian alih dan campur kode
3. Untuk mengetahui ciri dari alih dan campur kode
4. Untuk mengetahui jenis dari alih dan campur kode
5. Untuk mengetahui faktor penyebab tejadinya alih dan campur kode

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Bahasa, Alih Kode, dan Campur Kode


Kode bahasa adalah sistem bahasa dalam suatu masyarakat. Selain
itu terdapat definisi lain mengenai kode bahasa yakni konvensi-konvensi
yang komplek berkenaan dengan unsur kebahasaan sebagai sistem tanda
dalam pemberian pesan. Tingkat tutur juga dapat dikatakan sebagai sistem
kode dalam suatu masyarakat tutur.
Alih kode merupakan peralihan suatu kode ke kode lain dengan
tujuan agar penutur dengan mitra tuturnya membangun keakraban. Sejalan
dengan pengertian tersebut, Chaer dan Agustina (2010 : 120)
mengemukakan bahwa alih kode adalah pergantian bahasa atau ragam
bahasa oleh seorang penutur dalam keadaan tertentu dengan sadar. Appel
(1976:79) juga mendefinisikan alih kode sebagai gejala peralihan
pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.
Campur kode merupakan penutur di mana pada saat
mengungkapkan sesuatu meyelipkan bahasa daerah maupun bahasa asing
ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia. Sedangkan menurut Suwito
(1983) mengatakan bahwa campur kode adalah suatu keadaan berbahasa
bilamana orang yang mencampur dua atau lebih bahasa dengan saling
memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain,
unsur-unsur yang menyisip tersebut tidak lagi mempunyai fungsi sendiri.
Dalam suatu kode bahasa terdapat beberapa kemungkinan varian
bahasa (variasi regional, kelas sosial, ragam, gaya, maupun register) maka
peristiwa alih kode mungkin berwujud alih varian, alih ragam, atau alih
gaya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat dari Hymes (1875:103)
yang mengemukakan bahwa alih kode bukan hanya terjadi antarbahasa
saja tapi bisa terjadi pada ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang
terdapat dalam satu bahasa.

2
B. Faktor Penyebab Alih Kode dan Campur Kode
Faktor penyebab terjadinya alih kode menurut Fishman dalam Chaer
dan Agustina (2004:15) mengemukakan bahwa secara umum penyebab
alih kode ialah:
1. Pembicara atau penutur, seorang pembicara seringkali melakukan alih
kode untuk mendapatkan “keuntungan” dari tindakannya.
Misalnya, dalam suatu perusahaan si A mengetahui bahwa si B berasal
dari daerah yang sama, kemudian si A beralih percakapan dari bahasa
Indonesia ke bahasa daerah ketika berkomunikasi dengan si B. Hal
tersebut dilakukan si A karena ia yakin ketika ia melakukan peralihan
kode tersebut urusannya akan menjadi lancar, mengingat terdapat
kesamaan satu masyarakat tutur yang menyebabkan mereka merasa
diikat oleh bahasa daerah.
2. Lawan bicara atau lawan tutur, lawan tutur dapat menyebabkan
terjadinya alih kode. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk
mengimbangi kemampuan berbahasa lawan tutur.
Misalnya, terdapat seorang penjaga toko yang sedang berkomunikasi
dengan seorang pembeli asing. Mereka bercakap menggunakan bahasa
Indonesia, namun ketika turis tersebut kehabisan kata-kata untuk
berbicara dalam bahasa Indonesia, maka penjaga toko pun langsung
beralih kode menggunakan bahasa Inggris untuk melancarkan kembali
komunikasinya.
3. Kehadiran orang ketiga, biasanya kehadiran orang ketiga ini tidak
mempunyai latar belakang yang sama dengan penutur dan lawan tutur.
Berkaitan dengan orang ketiga ini tidak hanya menentukan bahasa
yang menjadi fokus alih kode akan tetapi terdapat pula varian yang
digunakan.
Misalnya, terdapat beberapa murid yang sedang bercengkerama
menggunakan bahasa Indonesia informal (santai), namun ketika

3
seorang guru menghampiri mereka para murid pun langsung beralih
kode menggunakan bahasa Indonesia formal (baku).
4. Perubahan situasi bicara, misalnya ketika rapat berlangsung para
karyawan menggunakan bahasa Indonesi ragam formal. Namun ketika
rapat telah selesai, maka para karyawan pun berbicara menggunakan
bahasa Indonesia informal.
5. Berubahnya topik pembicaraan, misalnya ketika seorang sekretaris dan
bos perusahaan sedang membicarakan topik pekerjaan maka mereka
menggunakan bahasa Indonesia formal. Namun ketika topik
pembicaraan mereka membahas topik pribadi maka mereka beralih
menggunakan bahasa Indonesia informal .

Faktor penyebab terjadinya campur kode, antara lain sebagai


berikut:
1. Ingin menjelaskan sesuatu, misalnya terdapat seorang perantau
bersuku Sunda kemudian ketika ia berbicara atau sedang menjelaskan
sesuatu kata “mah” dalam bahasa Sunda sering tercampur dengan
penggunaan bahasa Indonesia.
2. Berdasarkan situasi
3. Menjalin keakraban, misalnya ketika seseorang sudah akrab dengan
temannya, tentu ia akan bercakap dengan santai seperti “Really? Yang
bener aja sih kata gue teh”.

C. Ciri-ciri Alih Kode dan Campur Kode


Ciri dari Alih Kode adalah adanya peralihan atau pergantian
(perpindahan) dari suatu variasi bahasa ke variasi bahasa lain, antara
ragam atau peralihan gayanya (Romansyah, 2018).
Ciri tersebut menunjukkan bahwa di dalam fenomena bahasa alih kode
masing-masing bahasa masih memiliki dan mendukung fungsi-fungsinya
secara terpisah dan peralihan kode itu terjadi jika penutur merasa
bahwa situasi relevan dengan peralihan kodenya.

4
Ciri dari Campur Kode, di antaranya:
1. Kesantaian atau situasi formal.
Situasi tutur tidak berperan penting dalam mempengaruhi campur
tutur, justru kesantaian dan kebiasaanlah yang menentukan atau
mempengaruhi seseorang dalam melakukan campur kode.
2. Menurut Suwito dalam (Hestiyana,2013:40) yaitu:
 Adanya hubungan timbal balik antara peranan dan fungsi
kebahasaan.
Maksud dari peranan yaitu siapa yang menggunakan bahasa itu
dalam artian apa sifat-sifat khusus penutur (latar belakang, sosial,
tingkat pendidikan rasa keagamaan dan sebagainya), sedangkan
fungsi kebahasaan berarti apa yang hendak dicapai oleh penutur
dengan tuturannya. fungsi menentukan sejauh mana bahasa yang
dipakai oleh penutur memberi kesempatan untuk bercampur kode.
 Unsur-unsur bahasa atau variasi variasinya yang menyisip dalam
bahasa lain tidak lagi mempunyai fungsi tersendiri. Unsur-unsur
bahasa atau variasi yang menyisip di bahasa lain dibedakan
menjadi dua golongan yakni a) yang bersumber dari bahasa asli
dengan segala variasinya, b) yang bersumber dari bahasa asing.

D. Jenis-jenis Alih Kode dan Campur kode


Jenis-jenis Alih Kode menurut Soewito dalam (Chaer dan Agustina,
2010:114), di antaranya:
1. Alih kode extern
Alih kode ekstern terjadi apabila alih bahasa antara bahasa asli
dengan bahasa asing, seperti bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau
sebaliknya.
2. Alih kode intern
Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antarbahasa
sendiri. Terjadi apabila alih kode terjadi antar bahasa – bahasa daerah

5
ke dalam satu bahasa nasional, atau antara dialek – dialek dalam satu
bahasa daerah atau beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam satu
dialek. Seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau sebaliknya.
Selain itu menurut Suwito dalam (Chaer, 2004:114) mengemukakan:
1. Alih kode metaforis
Alih kode metaforis, yaitu alih kode yang terjadi jika ada pergantian
topik.
2. Alih kode situasional
Alih kode situasional, yaitu alih kode yang terjadi berdasarkan situasi
dimana para penutur menyadari bahwa mereka berbicara dalam
bahasa tertentu dalam suatu situasi dan bahasa lain dalam situasi yang
lain. Dalam alih kode ini tidak tejadi perubahan topik. Pergantian ini
selalu bertepatan dengan perubahan dari suatu situasi eksternal
(misalnya berbicara dengan anggota keluarga) ke situasi eksternal
lainnya (misalnya berbicara dengan tetangga).
Jenis dari Campur Kode, di antaranya:
1. Campur Kode Ke Luar (Outer Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat
dijelaskan bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing.
Contohnya bahasa Indonesia – bahasa Inggris – bahasa Jepang, dll.
2. Campur Kode Ke Dalam (Inner Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala
variasinya. Contohnya bahasa Indonesia-bahasa Sumbawa-bahasa
Batak-Bahasa Minang (lebih ke dialek), dll.

6
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alih kode dan campur kode adalah dua fenomena sosiolinguistik yang
sering terjadi dalam komunikasi masyarakat bilingual atau multilingual.

Alih kode dan campur kode adalah strategi komunikasi yang


digunakan oleh penutur bilingual atau multilingual untuk mengekspresikan
diri secara efektif dalam berbagai situasi. Kedua fenomena ini memiliki
fungsi yang beragam, seperti menandai perubahan topik pembicaraan,
menekankan makna, dan menunjukkan identitas sosial. Alih kode dan
campur kode merupakan fenomena yang wajar dan alami dalam
masyarakat bilingual atau multilingual.

B. SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi alih kode dan campur kode,
serta dampaknya terhadap komunikasi.
2. Pendidik dan pembelajar bahasa perlu memahami peran alih kode dan
campur kode dalam pembelajaran bahasa.
3. Masyarakat perlu di edukasi tentang pentingnya menghargai keragaman
bahasa dan budaya, termasuk penggunaan alih kode dan campur kode.

7
DAFTAR PUSTAKA
IDA AGUSTINURAIDA. (2017). ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM TUTURAN
BAHASA INDONESIA OLEH MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS IDA AGUSTINURAIDA.

Izan, M. P. (2015). MAKALAH ALIH KODE DAN CAMPUR KODE. 1–11.

Linguistik, K., Sastra, D., Simatupang, R. R., Rohmadi, M., & Saddhono, K. (n.d.).
TUTURAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (KAJIAN
SOSIOLINGUISTIK ALIH KODE DAN CAMPUR KODE).
http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS

Maszein, H., & Suwandi, S. (2019). ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 7 SURAKARTA (Vol. 7, Issue
2).

Orang, O., Yang, J., Ngapak, B., & Sunda, O. (n.d.). Penggunaan Alih Kode dan Campur
Kode dalam Percakapan di Jaringan.

Warisman. (2014). Teori dan Aplikasi dalam Pembelajaran. Universitas Brawijaya


Press .

Click or tap here to enter text.

Anda mungkin juga menyukai