Anda di halaman 1dari 8

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM JUDUL BERITA UTAMA

DI SURAT KABAR

Ade Sugiawan 1)
Mahasiswa Pascasarjana (S2) Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi
Agus Abdurohim 2)
Mahasiswa Pascasarjana (S2) Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi
Lestari Purwaningsih 3)
Mahasiswa Pascasarjana (S2) Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi

sugiawanade81@gmail.com1)
ringgoagus1984@gmail.com2)
lestaripurwaning120375@gmail.com3)

Abstract. Language is an important means of communication in society. Besides being determined


by linguistic factors, the use of language in communication is also determined by non-linguistic
factors or outside of language, one of which is social factors. Code switching occurs with each
language used still having its own autonomy, done consciously and deliberately, due to certain
reasons, while code mixing is a main code or basic code used which has function and autonomy,
while other codes involved in the use of the language are only fragments, without function and
autonomy as a code. Journalistic language is the language of mass communication as written in
newspapers and magazines. Therefore, the main news headlines in newspapers must be clear and
easy to read and in accordance with the rules of good and correct Indonesian.

Abstrak. Bahasa adalah sarana komunikasi yang penting dalam masyarakat. Pemakaian bahasa
dalam komunikasi selain ditentukan oleh faktor-faktor linguistik juga ditentukan oleh faktor-faktor
nonlinguistik atau di luar bahasa salah satunya faktor sosial. Alih kode terjadi dengan masing-
masing bahasa yang digunakan masih memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar,
dan disengaja, karena sebab-sebab tertentu sedangkan campur kode adalah sebuah kode utama atau
kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat
dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa serpihan saja, tanpa fungsi dan otonomi sebagai
sebuah kode. Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa seperti tertulis dalam harian-
harian dan majalah-majalah. Oleh karena itu, judul berita utama dalam surat kabar bahasanya harus
jelas dan mudah dibaca serta sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kata kunci: Alih kode, campur kode, Judul berita utama

Latar Belakang digunakan oleh masyarakat untuk


Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang berkomunikasi. Bahasa digunakan oleh
arbiter yang digunakan oleh masyarakat untuk manusia dalam segala aktivitas kehidupan.
bekerjasama, berinteraksi, dan Dengan demikian bahasa merupakan hal yang
mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, paling hakiki dalam kehidupan manusia.
2005:21). Dari penjelasan tersebut, dapat Bahasa jika dilihat dari segi penutur,
dikatakan bahwa bahasa harus bersistem, berfungsi sebagai personal sedangkan dari
berwujud simbol yang kita lihat dan kita segi pendengar berfungsi sebagai direktif, jika
dengar dalam lambang, serta bahasa yang dilihat dari segi kontak penutur dan pendengar
fungsinya untuk menjalin hubungan, dilihat bahasa yang dapat mengintegrasikan struktur
dari topik ujaran berfungsi sebagai alat untuk dua bahasa yang dikuasainya. Alih kode yang
membicarakan suatu objek, dilihat dari segi dilakukan penutur bilingual juga dapat diteliti
kode yang digunakan berfungsi untuk sebagai sebuah cerminan struktur sosial dan
membicarakan bahasa itu sendiri, sedangkan mekanisme kognitif yang mengontrol alih
dilihat dari segi amanat berfungsi sebagai alat kode. Jadi, dari perspektif linguistik alih kode
untuk menyampaikan gagasan, pikiran, dan sebagai bagian dari fenomena kontak bahasa
perasaan. dengan beragam tujuan dan kepentingan.
Sosiolinguistik sebagai suatu bidang ilmu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang mengkaji bahasa dalam penggunaannya (2005: 190), campur kode adalah penggunaan
di masyarakat. Fokus utama dalam penelitian satuan bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain
sosiaolinguistik terletak pada hubungan antar untuk memperluas gaya bahasa atau ragam
bahasa dan masyarakat tutur yang mencakup bahasa, di mana pemakaiannya berupa kata,
variasi linguistik di berbagai kelompok sosial frasa, klausa, idiom, sapaan, dan sebagainya
dan diberagam situasi komunikatif. Bahasa pers adalah salah satu ragam
Perspektif sosiolinguistik memungkinkan bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu:
peneliti untuk mendokumentasikan dan singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas,
mengukur jenis variasi dalam penggunaan dan menarik. Bahasa jurnalistik harus
bahasa dan perilaku berbahasa yang dulunya didasarkan pada bahasa baku. Dia tidak dapat
diabaikan. menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa.
Sosiolinguistik telah mengungkapkan Dia juga harus memerhatikan ejaan yang
adanya berbagai jenis bahasa (dapat dilihat benar. Dalam kosakata, bahasa jurnalistik
dari perbedaan penggunaan tata bahasa, cara mengikuti perkembangan dalam masyarakat
pengucapan, atau pemilihan kosakata) suatu (Anwar, 1991:1)
jenis bahasa yang sama dapat menjadi Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian
berbeda bila digunakan pada kesempatan ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan
yang berbeda (misalnya dalam situasi formal, mengenai:”Analisis Alih Kode dan Campur
informal, dan semiformal) baik dalam bentuk kode dalam Judul Berita Utama di Surat
lisan maupun tulisan. Kabar?”
Alih kode dapat dimengerti sebagai Kajian Teoritis
kemampuan penutur bilingual untuk Bahasa adalah satu-satunya milik manusia
berkomunikasi dalam dua bahasa yang yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan
dikuasainya tanpa mengalami kesulitan. dan gerak manusia sepanjang keberadaan
Penutur bilingual dalam situasi kontak bahasa manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya
biasanya cenderung menggunakan bentuk dan bermasyarakat. Karena keterikatan dan
keterkaitan bahasa itu dengan manusia, gejala peralihan pemakaian bahasa untuk
sedangkan dalam kehidupannya di dalam menyesuaikan perubahan peran dan situasi.
masyarakat kegiatan manusia itu tidak tetap Alih kode menurut Suwito dalam Chaer
dan selalu berubah, maka bahasa itu juga dan Agustina (2010: 114) dibedakan menjadi
menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, dua, yaitu:
menjadi tidak statis. Karena itulah, bahasa 1) Alih kode ekstern
disebut dinamis (Chaer, 2007: 53). Alih kode ekstern adalah alih kode yang
Menurut Gory keraf, bahasa adalah alat terjadi ketika penutur beralih dari bahasa
komunikasi untuk antara anggota masyarakat asalnya ke bahasa asing, misalnya dari
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau
ucap manusia. Simbol bunyi (lambang sebaliknya.
komunikasi) diciptakan manusia untuk 2) Alih kode intern
mengatasi persoalan hidup mereka. Lambang Alih kode intern adalah alih kode yang
tersebut terus berkembang sesuai dengan terjadi antar bahasa daerah dalam suatu
perkembangan intelektual dan cipta karya bahasa nasional, antardialek dalam suatu
manusia atau arbiter. Maka setiap lambang bahasa daerah. Antarbeberapa ragam dan
tergantung pada konvensi (kesepakatan) gaya yang terdapat dalam suatu dialek.
masyarakat pengguna bahasa tersebut. Maka Pencampuran bahasa atau campur kode
sering terdapat perbedaan variasi atau ragam terjadi ketika sebuah kata dalam bahas A atau
bahasa. ucapan yang mengandung unsur-unsur dari
Alih kode adalah peristiwa peralihan dari bahasa A dan B dicampur ke dalam konteks
satu kode ke kode yang lain dalam suatu bahasa B. Alih kode dapat digambarkan
peristiwa tutur. Apple (dalam Chaer dan sebagai kemampuan seseorang untuk memilih
Agustina 2010: 107) mengatakan, alih kode bahasa yang sesuai dengan lawan tutur,
adalah gejala peralihan pemakaian bahasa konteks situasional, topik pembicaran, dan
karena berubahnya situasi. Senada dengan sebagainya.
pendapat di atas, Nababan 1976 (dalam Campur kode terjadi apabila seorang
Jendra 2007: 156) mengatakan bahwa alih penutur bahasa, misalnya bahasa Indonesia
kode merupakan penggantian peralihan memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya
pemakaian bahasa atau ragam fungsiolek ke ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia.
ragam yang lain, misalnya dari ragam formal Dengan kata lain, seseorang yang berbicara
ke ragam tidak formal atau dari satu dialek ke dengan kode utama bahasa Indonesia yang
dialek yang lain dan sebagainya. memiliki fungsi keotonomiannya, sedangkan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat bahasa daerah yang terlibat dalam kode utama
disimpulkan bahwa alih kode merupakan merupakan serpihan-serpihan saja tanpa
fungsi atau keotonomian sebagai sebuah unsur yang berwujud frasa seperti dalam
kode. kalimat Minta Extra Time Dua Pekan.
Lebih lanjut, Nababan menjelaskan Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster
bahwa ciri yang menonjol dalam campur kode (hybrid). Baster dalam penelitian ini mengacu
ini adalah situasi nonformal. Sedangkan, pada bentuk campuran antara bahasa asing
dalam situasi bahasa yang formal, jarang dan Bahasa Indonesia. seperti dalam kata ter-
terdapat campur kode. Kalaupun terdapat update, meng-up load, handphone-nya, dan
campur kode dalam keadaan demikian, hal baby face-nya.
tersebut disebabkan karena tidak ada istilah Media massa merupakan sarana
atau ungkapan yang tepat dalam bahasa yang komunikasi penyampai pesan-pesan dan
sedang dipakai, sehingga perlu memakai kata aspirasi kepada masyarakat. Munculnya
atau ungkapan dari bahasa asing. Di dalam media massa saat ini sangat berpengaruh
bahasa tulisan, hal ini dinyatakan dengan terhadap masyarakat. Media massa telah
mencetak miring atau menggarisbawahi kata menyentuh hampir setiap sudut kehidupan
atau ungkapan bahasa asing yang dimaksud. karena jangkauan media massa sampai ke
Kadangkala terdapat juga campur kode bila pelosok desa. Melalui media massa
pembicara ingin memamerkan masyarakat dapat memperoleh tambahan ilmu
‘keterpelajarannya’ atau ‘kedudukannya’. pengetahuan atau informasi baru dalam waktu
Dari pendapat beberapa ahli mengenai yang relatif singkat. Media massa merupakan
campur kode di atas, maka dapat disimpulkan sarana untuk mengungkapkan atau
bahwa dalam campur kode yang terjadi menyampaikan ide.
adalah penggunaan satu bahasa yang di Bahasa jurnalistik adalah bahasa
dalamnya terdapat serpihan-serpihan dari komunikasi massa seperti tertulis dalam
bahasa lain, yang wujudnya dapat berupa harian-harian dan majalah-majalah. Dalam
kata, frasa dan klausa. Seorang penutur fungsi yang demikian itu bahasa tersebut
misalnya, yang dalam bahasa Indonesia harus jelas dan mudah dibaca oleh mereka
banyak menyelipkan serpihan-serpihan dengan ukuran intelektual yang minimal,
bahasa lain, apakah itu bahasa daerah ataupun sehingga sebagian besar masyarakat yang
bahasa asing, dapat dikatakan bahwa dia telah melek huruf dapat menikmati isinya.
melakukan campur kode. Walaupun demikian, bahasa jurnalistik yang
Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baik harus sesuai dengan norma-norma tata
kata nomina (kata benda), verba (kata kerja), bahasa yang antara lain terdiri atas susunan
adjektiva (kata sifat), dan adverbial (kata kalimat yang benar dan pilihan kata yang
tugas). seperti dalam kalimat Penumpang cocok (Anwar, 1991: 2).
Dapat Refund 75 Persen. Penyisipan unsur-
Maka dapat disimpulkan bahwa bahasa 5) Menarik, artinya menggunakan pilihan
jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan kata yang masih hidup, tumbuh, dan
oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola berkembang. Menghindari kata-kata yang
media massa dalam menyusun, menyajikan, sudah mati.
memuat, menyiarkan, menayangkan berita 6) Jelas, artinya informasi yang disampaikan
dan melaporkan peristiwa yang singkat, padat, jurnalis dengan mudah dapat dipahami
sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik oleh khalayak umum atau pembaca.
dengan tujuan agar mudah dipahami isinya Struktur kalimatnya tidak menimbulkan
dan cepat ditangkap maknanya serta harus penyimpangan atau pengertian makna
memperhatikan ejaan yang benar. yang berbeda, menghindari ungkapan
Bahasa jurnalistik menurut Badudu bersayap, bermakna ganda atau ambigu.
(1988) memiliki sifat-sifat yang khas yaitu Oleh karena itu, seyogyanya kaum
sebagai berikut: jurnalistik menggunakan kata-kata yang
1) Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus bermakna denotatif. Namun, seringkali
menghindari penjelasan yang panjang kita masih menjumpai judul berita yang
dan bertele-tele. mengabaikan kaidah berbahasa yang
2) Padat, artinya bahasa jurnalistik yang baik.
singkat itu sudah mampu menyampaikan Dari penjelasan tersebut bahwa dalam
informasi yang lengkap. Semua yang bahasa tulis perlu dilatih terus-menerus
diperlukan pembaca sudah tertampung di sehingga mampu menyajikan bahasa jurnalis
dalamnya. Menerapkan prinsip 5W + 1H, yang memiliki rasa, sesuai dengan kaidah
membuang kata-kata mubazir dan bahasa yang baik dan benar serta memuaskan
menerapkan ekonomi kata. pembacanya.
3) Sederhana, artinya bahasa pers sedapat-
dapatnya memilih kalimat tunggal dan Metode Penelitian
sederhana, bukan kalimat mejemuk yang Jenis penelitian yang digunakan adalah
panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian yang
yang digunakan adalah kalimat yang dilakukan adalah suatu penelitian yang
efektif, sederhana, dan tidak berlebihan dilakukan dengan tujuan utama untuk
dalam pemakaiannya. memberikan gambaran atau deskriptif tentang
4) Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu keadaan secara objektif. Penelitian deskriptif
menyampaikan pengertian atau makna dilakukan untuk mendeskripsikan sifat atau
informasi secara langsung dengan karakteristik dari suatu gejala. Dalam
menghindari bahasa yang berbunga- pelaksanaannya penelitian ini secara
bunga. sistematis, terarah, dan bertujuan,
pengumpulan data sangat digunakan dalam Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan
pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan bentuk-bentuk dan faktor penyebab terjadinya
penelitian. Teknik pengumpulan data yang campur kode. Bentuk-bentuk campur kode
digunakan adalah bentuk dan makna campur pada judul utama dalam surat kabar Radar
kode yang terdapat pada artikel dalam surat Bogor edisi bulan Oktober, November, dan
kabar Radar Bogor. Desember 2022 meliputi kata, frasa, dan
Metode yang digunakan dalam penelitian klausa yang berjumlah 10 data. Berdasarkan
ini adalah metode simak yang selanjutnya analisis dari data yang terkumpul, didapatkan
dengan teknik catat. Metode simak adalah hasil bentuk-bentuk campur kode dan faktor
metode yang dilakukan dengan cara penyebab terjadinya campur kode. Bentuk
menyimak penggunaan Bahasa yang akan campur kode tersebut meliputi (1) kata
dianalisis. Dalam hal ini peneliti menyimak berjumlah 7 data, dan (2) frasa berjumlah 3
penggunaan Bahasa pada surat kabar Radar data.
Bogor, sebagai Langkah awal menganalisis Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
penggunaan campur kode pada judul berita campur kode berupa kata dan klausa pada
utama. judul berita dalam surat kabar Radar Bogor
Teknik yang digunakan selanjutnya adalah edisi bulan Oktober, November, dan
Teknik Simak Bebas Libas Cakap (SBLC), Desember 2022. Berikut data dan analisisnya.
dalam Teknik peneliti tidak ikut berpartisipasi 1. Campur Kode Kata
dalam penggunaan Bahasa, melainkan hanya Campur kode tersebut dikatakan sebagai
berperan sebagai pengamat. Peneliti tidak campur kode berbentuk kata, karena unsur
terlibat dalam peristiwa pertuturan yang yang disisipkan merupakan satuan Bahasa
bahasanya sedang diteliti. Teknik SBLC yang dapat berdiri sendiri dan terjadi morfem
disebut juga metode obersevasi non tunggal. Kata yang disisipkan tergolong
partisipatoris, yaitu peneliti tidak ikut terlibat morfem bebas atau kata dasar karena serpihan
dalam kelompok yang sedang diteliti. Metode yang disisipkan tersebut dapat berdiri sendiri,
analisis data yang digunakan dalam penelitian morfem yang tanpa keterikatannya dengan
ini adalah metode padan, yaitu metode padan morfem lain dapat langsung digunakan dalam
intralingual dan metode padan ekstralingual. turunan dan memiliki arti sendiri. Kata dapat
Kedua metode ini digunakan sesuai dengan dikelompokkan dalam kategori gramatika
jenis data dan tujuan penelitian, serta masing- yang berbeda. Campur kode berbentuk kata
masing memiliki teknik-tekniknya. yang ditemukan pada judul berita di surat
kabar Radar Bogor edisi bulan Oktober,
Hasil dan Pembahasan November, dan Desember 2022 meliputi 7
data, yaitu Satu Masih Tertimbun, 140 Warga
Mengungsi; Bye-Bye BBM Premium, Dihapus Per yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu
1 Januari 2023; Darurat Gangguan Ginjal Akut; yang terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak
Melonjak Lagi, Dua Warga Bogor Terpapar melampaui batas-batas fungsi klausa atau
Omicron XBB; Seminggu 76 Kali Bencana, Tujuh
yang dapat dikatakan sebagai frasa itu non
Warga Bogor Meninggal; 4.922 Toko Online Jual
predikatif atau juga dapat dikatakan bahwa
Obat Sirop Berbahaya; dan 141 Anak Meninggal,
frasa merupakan kelompok kata yang secara
Pidanakan Dua Perusahaan Farmasi.
gramatikal sepadan dengan satu kata dan tidak
Tabel 1 Bentuk Campur Kode memiliki subjek dan predika sendiri. Campur
No Bentuk Jumlah Hasil Persentase kode pada judul berita pada surat kabar Radar
Campur Kode Data Data
Bogor yaitu Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat
1 Kata 10 7 70%
Pinjol; Utang Membengkak; 600 Ribu
2 Frasa 3 30%
Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek.
Setelah melakukan analisis bentuk campur kode,
ditemukan pula tentang faktor-faktor yang Kesimpulan dan Saran
melatarbelakangi terjadinya campur kode tersebut
Berdasarkan hasil pembahasan, penelitian
pada surat kabar Radar Bogor. Faktor penyebab
campur kode pada judul berita surat kabar
terjadinya campur kode tersebut terdiri dari a)
Radar Bogor edisi Oktober-November 2022
latar belakang sikap lima data; b) latar belakang
dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk
kebahasaan 5 data. Campur kode yang dimuat
pada judul utama pada surat kabar Radar Bogor campur kode yang diperoleh adalah campur

bulan oktober, november, dan desember 2022, kode kata dan campur kode frasa. Campur
setiap harinya faktor kebahasaan dan sikap kode tersebut meliputi penyisipan kata dan
memiliki faktor utama, tergantung dari isu yang frasa. Sampel data yang digunakan peneliti
sedang berkembang pada saat itu. adalah sebanyak 10 data judul surat kabar.
Berdasarkan analisis data dari data terkumpul,
Tabel 2 Faktor Penyebab Campur Kode
No Faktor Jumlah Hasil Persentase
didapatkan hasil bentuk kata sejumlah
Penyebab Data Data
Campur Kode
delapan data, dan campur kode frasa

1 Sikap 10 5 50%
berjumlah dua data.
Saran dari peneliti dengan ditulisnya
2 Kebahasaan 5 50%
artikel ini adalah hendaknya hasil temuan
2. Campur Kode Frasa dapat dijadikan bahan untuk menambah
Campur kode frasa merupakan bentuk wawasan bagi pembaca tentang deskripsi
campur kode yang terdapat pada judul berita campur kode beserta implikasinya terhadap
dalam surat kabar Radar Bogor edisi Oktober- pembelajaran. Melalui surat kabar Radar
November 2022. Frasa adalah suatu kontruksi Bogor, diharapkan dapat menambah
yang terdiri dari dua konstituen atau lebih perbendaharaan kosakata yang dimiliki oleh
peneliti dan pembaca Selanjutnya bagi Simatupang, R. R., Rohmadi, M., &
Saddhono, K. (2018). Tuturan Dalam
peneliti lain diharapkan dapat memanfaatkan
Pembelajaran Bahasa Indonesia (Kajian
penelitian ini sebagai bahan acuan dalam Sosiolinguistik Alih Kode Dan Campur
Kode). Kajian Linguistik Dan Sastra,
melaksanakan penelitian berikutnya.
Vol 3, No 2, 119–130.
http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS
Sobarna, C. (1998). Alih kode dan campur
Daftar Pustaka
kode di kalangan remaja kota
Anwar, R. (1991). Bahasa jurnalistik dan bandung. laporan penelitian: The
komposisi. Jakarta: Pradnya Paramita. Toyota Foundation.
Alwasilah, A.C. (1985). Beberapa madhab Tubiyono, (2011). Bahasa Indonesia
dan dikatomi teori linguistik. jurnalistik.
Bandung: Angkasa. (http://www.tubiyono.com/, diakses
Badudu, J.S. (1988). Cakrawala bahasa 24 November 2022.
Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010
Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Depdiknas. (2005). Kamus besar bahasa
Indonesia. edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Jendra, M.I.I. (2007). Sosiolinguistics.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi; Sebuah
Kemahiran Bahasa. Ende:Nusa Indah.
Penggunaan Bahasa Indonesia.
Unswaganti. Jurnal Logika, XVIII(3),
114-119.
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/logika/a
rticle/download/220/141. diunduh 17
Kridalaksana, H. (2005). Pesona bahasa:
langkah awal memahami linguistik.
Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, H. (2008). Kamus linguistik.
Jakarta: Gramedia
Lapasau, Merry dan E. Zaenal Arifin. 2016.
Sosiolinguistik. Jakarta: PT Pustaka
Mandiri
Mustikawati, D. A. (2016). Alih Kode Dan
Campur Kode Antara Penjual Dan
Pembeli (Analisis Pembelajaran
Berbahasa Melalui Studi
Sosiolinguistik). Jurnal Dimensi
Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(1),
23–32.
https://doi.org/10.24269/dpp.v2i2.154
Nababan, P.W.J. (1991). Sosiolinguistik:
suatu pengantar. Jakarta: Gramedia:
Pustaka Umum.

Anda mungkin juga menyukai