PEMBAHASAN
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague
School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian
bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa
yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh
masyarakat secara luas.
Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Berdasarkan
teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan
yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian
sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada
penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada saat proses belajar mengajar
di dalam dunia pendidikan , pada urusan resmi pekerjaan misalnya saat rapat besar,
dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari
lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya
telah ditentukan oleh negara. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman.
Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa
standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku
mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa
tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem
pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi.
Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan
bahasa tidak baku dan sesuka hati.
1
Bahasa baku merupakan bahasa yang dapat mengungkapkan penalaran atau
pemikiran teratur, logis, dan masuk akal. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan
dinamis dan kecendekiaan. Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif,
baik, dan benar. Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan
diungkapkan kembali. Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu. Dan, benar
karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis maupun terucap.
Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku ialah bahasa standar yang benar
dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa Indonesia baku
adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi,
diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia
secara luas.
Ada beberapa pengertian bahasa baku menurut para ahli (Chaer, 1995: 251—
252):
1). Halim (1980) berpendapat bahwa bahasa baku adalah bahasa yang
dilembagakan dan diakui oleh sebagian kelompok pemakainya sebagai bahasa
resmi dan kerangka rujukan norma bahasa serta penggunaannya. Bahasa baku
sebagai kerangka rujukan memiliki norma dan kaidah yang dijadikan tolok
ukur benar atau tidaknya penggunaan bahasa. Sedangkan, bahasa tidak baku
adalah bahasa yang tidak dilembagakan dan cenderung menyimpang dari
norma bahasa baku.
2
b. Pengertian Bahasa Indonesia Nonbaku
Bahasa nonbaku ialah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode
bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku
dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku
harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai
dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan. Bahasa Indonesia nonbaku
adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan
tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh
masyarakat secara khusus.
3
2. Pengertian Pembakuan Bahasa
Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia, sebab bahasa merupakan alat
bagi manusia untuk berinteraksi. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang
baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya kita sering menggunakan kata
non baku. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan
daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun
bahasa yang digunakan sama yaitu bahasa Indonesia. Saat kita mempergunakan
bahasa Indonesia perlu diperhatikan situasi dan kondisinya. Pembakuan bahasa juga
dibutuhkan masyarakat. Usaha pembakuan bahasa tersebut bertujuan agar tercapai
pemakaian bahasa yang cermat, cepat, dan efisien dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat.
Pada intinya pembakuan bahasa adalah proses pemilihan salah satu ragam
bahasa menjadi ragam bahasa resmi sebagai tolok ukur (norma) penggunaan bahasa
yang baik dan benar dengan usaha dan pengembangan yang tiada henti (selama
bahasa itu masih digunakan). Pembakuan bahasa memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Efesiensi dan efektivitas komunikasi
Bahasa baku memungkinkan adanya komunikasi yang lebih lancar, efektif,
dan efisien. Kesatuan dan kesamaan aturan bahasa maupun konsep-konsep bahasa
memudahkan untuk saling memahami antaranggota masyarakat pemakai bahasa.
4
3. Pengertian Pemilihan Ragam Baku
Dasar otoritas, maksudnya, penentuan baku atau tidak baku berdasar pada
kewenangan orang yang di anggap ahli, atau pada kewenangan buku tata bahasa atau
kamus. Kalau dasar bahasa para penulis terkenal yang di jadikan bahasa baku, maka
akan terlihat adanya tiga macam kelemahan. Pertama, bahwa bahasa itu bukanlah
hanya bahasa tulis saja, tetapi ada juga bahasa lisan. Kedua, siapa yang bisa
menjamin bahwa penulus-penulis terkenal telah menguasai aturan tata bahasa dengan
baik. Ketiga, karena penulis-penulis terkenal itu berbeda pada zaman yang lalu,
makapertanyaan kita untuk menyatakan keberatan, apakah bahasa penulis-penulis
terkenal itu bahasanya masih sesuai keadaan sekarang.
Dasar logika, maksudnya adalah dalam penentuan baku ataupun tidak baku
digunakan pemikiran logika, bisa diterima akal atau tidak. Tampaknya dasar logika
tidak dapat digunakan untuk menentukan kebakuan bahasa, sebab seringkali benar
dan tidak benar struktur bahasa tidak sesuai dengan pemikiran logika.
5
dapat menggunakan dasar kelima ini yang digabungkan dengan dasar pertama yaitu
dasar otoritas.
Dalam menetapkan suatu ragam bahasa menjadi bahasa baku, ada tiga hal
yang menjadi pedoman, yaitu;
a. Dasar keserasian: bahasa yang digunakan dalam komunikasi resmi,baik
tulis maupun lisan.
b. Dasar keilmuan: bahasa yang digunakan dalam tulisan-tulisan ilmiah.
c. Dasar kesastraan: bahasa yang digunakan dalam berbagai karya sastra.
Adanya ragam baku, termasuk lafal baku, dalam bahasa Indonesia merupakan
tuntutan Sumpah Pemuda dan UUD 1945. Pengikraran bahasa Melayu sebagai bahasa
6
persatuan dengan nama bahasa Indonesia menuntut setiap orang Indonesia untuk bisa
berkomunikasi satu sama lain baik secara lisan maupun tertulis dalam bahasa
persatuan. Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berarti bahwa segala
bentuk kegiatan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
dilakukan dalam bahasa Indonesia. Semua kegiatan komunikasi verbal dalam bahasa
Indonesia itu, secara lisan atau secara tertulis, hanya akan mencapai hasil yang baik
jika ada semacam rujukan yang dimiliki bersama–dalam hal ini ragam baku bahasa
Indonesia. Untuk keperluan berbahasa lisan tentu saja dibutuhkan lafal baku. Upaya
pembakuan lafal bahasa Indonesia pada dasarnya dapat dilaksanakan dengan dua
jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur luar sekolah.
7
4.Ciri-ciri Bahasa Indonesia
Adapun ciri-ciri bahasa baku menurut Hasan Alwi (2003:14) ciri-ciri bahasa baku
terbagi menjadi tiga, yaitu:
8
5. Fungsi Bahasa Indonesia Baku
Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat
menggunakan bahasa daerahnya, maka kemungkinan terbesar masyarakat tersebut
tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek
bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat
bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan
bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa
Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional
yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya
sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia modern.
9
induknya. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Pembakuan
kata memberikan bahasa khas dari suatu bangsa. Oleh karena itu, penerapan kata
baku pada Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat memperkuat rasa
nasionalisme masyarakat kita.
Penggunaan bahasa baku sanggup menjadi ciri khas bagi setiap penggunanya,
baik itu individu maupun kelompok. Dengan digunakannya bahasa baku dalam
keseharian, maka individu ataupun kelompok tersebut akan menjadi pembeda
diantara individu atau kelompok lainnya.
Hal ini dikarenakan bahasa baku identik dengan formalitas dan kesantunan.
Selain itu, orang atau kelompok yang memakai bahasa baku juga identik sebagai
orang yang memahami dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia yang baik juga benar.
Oleh karenanya, bahasa Indonesia yang baku sanggup membawa kewibawaan bagi
siapapun yang menggunakannya, baik individu maupun kelompok.
fungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma
dan kaidah yang (dikodifikasi) secara jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolok ukur
bagi betul tidaknya pemakaian bahasa orang seorang atau golongan. Dengan
demikian, penyimpangan norma dan kaidah dapat dinilai. Bahasa baku juga menjadi
kerangka acuan bagi fungsi estetika bahasa yang tidak saja terbatas pada bidang
susastra, tetapi juga mencakup segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian
karena bentuknya yang khas, seperti di dalam permaianan kata, iklan, dan tajuk
berita. Fungsi ini di dalam bahasa Indonesia baku belum berjalan dengan baik.
10
Bahasa baku sanggup menjadi contoh seseorang dalam berbahasa. Hal ini
sebab bahasa baku merupakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
sehingga layak untuk menjadi contoh berbahasa seseorang. Bila seseorang bisa
memakai bahasa baku dengan baik, maka orang tersebut dianggap sudah memakai
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitu pun sebaliknya, orang yang belum bisa
memakai bahasa baku dengan baik, akan dianggap belum menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indonesia bukanlah sebuah sistem yang tunggal. Sebagai bahasa yang
hidup, bahasa Indonesia mempunyai variasi-variasi yang masing-masing mempunyai
fungsi tersendiri dalam proses komunikasi. Variasi-variasi tersebut sejajar, dalam
pengertian tidak ada yang lebih baik atau lebih tinggi daripada yang lain. Salah satu
variasi tersebut diangkat untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. Variasi tersebut
dinamakan bahasa standar atau bahasa baku.
Bahasa Indonesia baku memiliki bidang pemakaian tersendiri, tidak setiap saat atau
waktu dapat dipakai. Bahasa Indonesia baku dapat dipakai dalam situasi berbahasa
sebagai berikut :
11
6. Karakteristik Bahasa Baku Indonesia
Berbagai bahasa daerah dan bahasa asing menjadi bahasa serapan dan
kemudian menjadi Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menunjukan proses
komunikasi dan pergaulan masyarakat yang inklusif, termasuk pergaulan dengan
bangsa lain. Karena itu, ide “pemurnian bahasa’’ bertentangan dengan prinsip inklusif
yang menjadi roh dari Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang
hidup karena inklusivismenya.
b. Bersifat pluralis.
Semua orang dari berbagai status sosial, latar belakang, suku dan agama dapat
berkomunikasi langsung dengan menggunakan bahasa yang sama. Tidak ada hirarki
sosial dalam penggunan Bahasa Indonesia. Karena itu Bahasa Indonesia dengan cepat
dapat menjadi “bahasa kemanusiaan” dimana semua manusia menjadi setara
dihadapan Bahasa Indonesia.
12
7. Minimnya Penggunaan Bahasa Baku Sebagai Fungsi Pemersatu Dalam
Kehidupan Masyarakat
13
8. Menurunnya Minat Generasi Muda Menggunakan Bahasa Indonesia
Kita tahu bahwa Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu
yang merupakan kekuatan di dalam dan tampak di luar sebagai gerak – gerik. Dalam
menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan.
Manusia memberi corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil
keputusan. Perubahan minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan
kata hati. Minat berbahasa berarti bagaimana keinginan yang timbul dari dalam hati
kita dalam menguasai bahasa dalam artian apa saja bahasa yang disukai dan
bagaimana kita untuk menguasainya. Bahasa sebagai alat vital dalam penyampaian
pesan, maksud, dan tujuan menjadi wadah paling mudah untuk menyebarluaskan
segala unsur-unsur populer dalam lingkungan masyarakat. Dalam pengertian ilmiah,
bahasa dimaknai sebagai sebuah sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, produktif,
dinamis, beragam, dan manunisiawi. Secara tradisional, bahasa merupakan alat untuk
berinteraksi atau berkomunikasi, dalam arti sebagai alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, pada hakikatnya merupakan sebuah
sistem yang terdiri atas beberapa unsur yang saling mendukung. Fungsi tersebut
mencakup lima fungsi dasar yang disebut expretion, information, exploration,
persuation, dan entertaiment.
14
9. Contoh-contoh Kesalahan Berbahasa
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan
sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau yang
menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang
dewasa.
15
Kesalahan yang bersifat penghilangan ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir
yang seharusnya ada dalam bahasa yang baik dan benar. Kesalahan penambahan
ditandai oleh hadirnya suatu unsur yang seharusnya tidak ada dalam ujaran yang baik
dan benar. Salah formasi ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang
salah. Salah susun ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau
kelompok morfem.
c.Taksonomi Komparatif
16
menimbulkannya. Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan
yang sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang
berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu sang pelajar.
Kesalahan antarbahasa (interlingual) disebut juga kesalahan
interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari
pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa kedua.
Contoh:
Pada contoh satu (1) di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo
yang belajar Bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau
urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari
berarti ‘dari Bandung). Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi
karena tuturan yang digunakan dipengaruhi oleh bahasa Sunda
karena kalimat Sundanya adalah “makanan teh atos kuabdi”. Bila
tuturan tersebut dituturkan kedalam Bahasa Indonesia, maka
seharusnya “makanan itu telah saya makan”. Hal itu didasarkan
pada struktur Bahasa Indonesia. Pada contoh tiga (tiga) kesalahan
terjadi karena adanya penggunaan unsur bahasa lain (Bahasa
Inggris) ke dalam Bahasa Indonesia yaitu pada frase “ It doesn’t
matter” yang memiliki padanan kata “itu bukan masalah” dalam
Bahasa Indonesia dan pada contoh empat (4) merupakan contoh
tuturan yang diujarkan oleh penutur Batak. Huruf “e” pada kata
tenang seharusnya dilafalkan lemah, bukan keras.
17
bahasa pertama maupun bahasa kedua. Misalnya: anak kecil yang
mulai belajar berbicara dalam suatu bahasa, tidak sedikit tuturan
(kata frase atau kalimat) yang tidak dapat dijelaskan dari bahasa
pertama maupun bahasa kedua.
Contoh;
Kesalahan unik pada contoh satu (1) adalah pada ragam bahasa
yang digunakan. Pada kalimat tidak apa-apa dituturkan menjadi
gak papa gin.
18
2).Kesalahan Lokal (Local Errors)
Misalnya
19
10. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku Berdasarkan Nilai Kepastian Hukum
20
11. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku yang Baik dan Benar
Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang
dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan
demikian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang
mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku. Sebaliknya pemakaian bahasa
Indonesia nonbaku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti
kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku, melainkan kaidah gramatikal bahasa
nonbaku.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar adalah pemakaian
bahasa yang sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku. Pemakaian
bahasa Indonesia nonbaku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang
sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia nonbaku. Konsep baik dan benar
dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku saling mendukung
saling berkait. Konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga
merupakan pemakaian bahasa yang benar.
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa.
Ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu: tata bahasa, pilihan kata, tanda baca,
dan ejaan. Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam
penggunaan bahasa lisan dan tulisan. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus
dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang
memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam bermain dengan bahasa.
21
b. Tata bahasa (kata dan kalimat) misalnya, bentuk kata yang benar adalah
ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawabkan, bukan obah,
rubah, robah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban.
c. Aspek kosa kata (termasuk istilah), kata-kata seperti bilang, kasih, entar,
dan udah lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar dan
sudah dalam penggunaan bahasa yang benar. Dalam peristilahan, istilah dampak
(impact), bandar udara, keluaran (output) dipilih sebagai istilah yang benar daripada
istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil.
d. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, system, objek,
jadwal, kualitas, dan hierarki.
22
12. Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku
Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak baku. Berikut
ini adalah daftar kata-kata baku bahasa Indonesia yang disusun secara alfabetis.
23
Berikut di bawah ini beberapa kalimat bahasa Indonesia baku dan nonbaku
a.kalimat Baku
24
BAB III
PENUTUP
SIMPUL
Menurut Hasan Alwi (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu;
1.Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah.
Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
2.Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari
bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian
nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok acuan,
yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar, digunakan secara efektif,
baik, dan benar. Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan
diungkapkan kembali. Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu dan benar
karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis maupun terucap.
25
Hasil penelitian ditemukan bahwa bahasa Indonesia baku menjadi salah satu
instrumen yang tepat untuk mewujudkan nilai kepastian hukum dalam proses
pembentukan peraturan Perundang-undangan. Dengan demikian, bahasa baku
mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa. Bahasa Indonesia baku
mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Namun
pada kenyataan di dalam kehidupan bermasyarakat saat ini banyak orang lebih suka
menggunakan bahasa gaul atau bahasa daerahnya sendiri. Alasan mereka jarang
menggunakan bahasa Indonesia yang baku ialah karena tidak bernilai jual, tidak gaul,
tidak mengangkat gengsi,dan tidak mampu mengangkat penghayatan pembaca.
Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia baku
pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari di sekolah dan
digunakan pada lingkungan dan keadaan yang resmi. Masing-masing bahasa baku
dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku
dan nonbaku sebaiknya digunakan dan dipakai dengan benar.
SARAN
1. Bagi Pembaca
Agar dengan adanya makalah ini lebih menyadari bahwa pentingnya bahasa
Indonesia yang baku sebegai alat komunikasi antar individu maupun kelompok.
Pembaca diharapkan untuk lebih meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia baku di
dalam kehidupan sosialnya di dalam masyarakat, dengan mengurangi penggunaan
bahasa gaul yang perkembangannya semakin meningkat. Setelah membaca karya tulis
ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman agar pembuatan
makalah kedepannya lebih baik. Dan kami mengharapkan agar kiranya bahasa
indonesia baku dan non baku sebaiknya digunakan dan dipakai dengan benar.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadinati.blogspot.com/2012/11/penggunaan-bahasa-baku .html
https://aliseptiansyah.wordpress.com/2014/10/08/penggunaan-bahasa-indonesia-
dengan-baik-dan-benar/
http://brianunyu.blogspot.com/2015/11/makalah-bahasa-baku.html
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2756/bahasa-sebagai-
pemersatu-bangsa
https://bahasa-indonesia-non-baku.html&usg=AOvVaw2ivvli8iy_pm0rLgZjwjpo
https://bahasa-sebagai-pemersatu-bangsa_584837c25eafbd1d2465d9cc&usg=AOvVaw3-
JeFecdbVX3eHUVb0aCL5
https://coursehero.com/file/p1qdsj8/Fungsi-pemberi-kekhasan-yang-diemban-oleh-bahasa-
baku-memperbedakan-bahasa-itu/
http://ebahasaindonesia.com/2014/11/definisi-fungsi-dan-ciri-ciri-bahasa.html
https://intisarinews.co.id/bahasa-sebagai-pemersatu-bangsa/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_baku
https://kompasiana.com/nurul_hikmah/552cb8b56ea834246a8b45a1/menurunnya-minat-
generasi-muda-menggunakan-bahasa-indonesia
https://kompasiana.com/muhamadihrom/5cd02f823ba7f71d74180d62/penggunaan-
bahasa-dalam-interaksi-sosial?page=all
http://materi-pelajaran-smk.blogspot.com/2015/04/pembahasan-lengkap-bahasa-
baku-dan-contohnya.html
https://neliti.com/id/publications/173682/penggunaan-bahasa-indonesia-baku-untuk-
mendukung-pembentukan-peraturan-perundang
https://peranan-dan-fungsi-bahasa-
indonesia.html&usg=AOvVaw0FAtZkB7ZFcYQnG5zokn4x
http://riosaputraa.blogspot.com/2012/10/bahasa-sebagai-lambang-pemersatu.html 26
https://rukanahep.wordpress.com/2016/04/05/makalah-penggunaan-kata-baku-dan-
tidak-baku-dalam-bahasa-indonesia/
http://shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-baku-dan-tidak-baku/
#ixzz2LAFl0NSl
27
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiwg8
_V2cPlAhWo4nMBHVdYCbgQFjACegQIDBAJ&url=https%3A%2F
%2Fwww.edutafsi.com%2F2015%2F09%2Fciri-ciri-bahasa-
baku.html&usg=AOvVaw2pOF1nIs88IaDTZEltV_Rc
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwii44y
s2cPlAhU563MBHfFpAAEQFjADegQIAxAG&url=https%3A%2F
%2Fblog.typoonline.com%2Fperbedaan-antara-bahasa-yang-baik-dan-bahasa-yang-
benar%2F&usg=AOvVaw3nk4twXeHRvje3X6Y98m_M
http://zona-mania.blogspot.com/2011/11/pembakuan-bahasa.html
http://zainalnusyirwan.blogspot.com/2013/04/bahasa-baku-dan-non-baku-dalam-
bahasa.html
28