DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 :
BEATRICE MARPAUNG
EDWIN PRASETYA TAMBA
FANNY ANGELINA SIMAMORA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia. Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak
hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari
bahasa Indonesia
Dalam bahasan Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa
baku merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia.
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan
istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan
makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau
masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita
berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam
situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda, 1997
: 30).
Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya
mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika
yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa baku. Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa hal yang menarik
untuk dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa tidak baku,
pengertian bahasa Indonesia baku, pengertian bahasa Indonesia tidak baku, ciri-ciri
bahasa baku dan bahasa tidak baku, pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, serta contoh-contoh kesalahan berbahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa baku?
2. Apa yang dimaksud dengan bahasa tidak baku?
3. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia baku?
4. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia tidak baku?
5. Apa ciri-ciri bahasa Indonesia baku?
6. Bagaimana pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar?
7. Apa contoh-contoh kesalahan berbahasa?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari bahasa baku.
2. Mengetahui pengertian bahasa tidak baku.
3. Mengetahui pengertian bahasa Indonesia baku.
4. Mengetahui pengertian bahasa Indonesia tidak baku.
5. Dapat menjelaskan ciri-ciri bahasa Indonesia baku.
6. Mengetahui pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
7. Mengetahui contoh-contoh kesalahan berbahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa Baku
Bahasa baku ialah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam
bentuk dan fungsi bahasa, menurut ahli linguistik Einar Haugen. Ia dikatakan sebagai
“loghat yang paling betul” bagi sesuatu bahasa.
Halim (1980) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang
dilembagakan dan diakui oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam resmi dan
sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya.
Pei dan Geynor (1954: 203) menggatakan bahwa bahasa baku adalah dialek
suatu bahasa yang memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi dialek-dialek
lainnya, dan disepakati penutur dialek-dialek lain sebagai bentuk bahasa yang paling
sempurna.
Oleh karena itu, bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi
dasar ukuran, atau yang menjadi standar. Penjelasan makna kata itu tentu saja belum
cukup untuk memahami konsep yang sesungguhnya. Di dalam bahasa baku itu
terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan, difungsikan
sebagai model.
Istilah kodifikasi adalah terjemahan dari “codification” bahasa Inggris.
Kodifikasi diartikan sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan
untuk dijadikan norma di dalam berbahasa (Alwasilah, 1985 :121). Masalah kodifikasi
berkait dengan masalah ketentuan atau ketetapan norma kebahasaan. Norma-norma
kebahasaan itu berupa pedoman tata bahasa, ejaan, kamus, lafal, dan istilah. Kode
kebahasaan sebagai norma itu dikaitkan juga dengan praanggapan bahwa bahasa baku
itu berkeseragaman. Keseragaman kode kebahasaan diperlukan bahasa baku agar
efisien, karena kaidah atau norma jangan berubah setiap saat. Kodifikasi kebahasaan
juga dikaitkan dengan masalah bahasa menurut situasi pemakai dan pemakaian
bahasa. Kodifikasi ini akan menghasilkan ragam bahasa. Perbedaan ragam bahasa itu
akan tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian kodifikasi
kebahasaan bahasa baku akan tampak dalam pemakaian bahasa baku.
Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi
masyarakat bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku. Dengan
penerimaan ini bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan
menyimbolkan masyarakat bahasa baku.
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh
masyarakat secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum
tentang kode bahasa dan kode pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau
pemakaian bahasa tertentu.
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistic pertama sekali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius Ia termasuk pencetus aliran praha. Ia merumuskan bahwa
bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dimodifikasi, diterima dan difungsikan
sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
Di dalam Bahasa dan Sastra dalam gamitan pendidikan, Yus Rusiana
berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang
dikodifikasikan, diterima, dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas
(1984 : 104). Didalam tata bahasa rujukan bahasa Indonesia untuk tingkatan
pendidikan menengah, Gorys Keraf berpengertian bahwa bahasa baku adalah bahasa
yang dianggap dan diterima sebagai patokan umum untuk seluruh penutur bahasa itu
(1991 : 8).
Bahasa baku merupakan bahasa yang dapat mengungkapkan penalaran atau
pemikiran teratur, logis, dan masuk akal. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan
dinamis dan kecendekiaan. Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif,
baik, dan benar. Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan
diungkapkan kembali. Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu. Dan, benar
karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis maupun terucap.
Menurut Indradi (2008) bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai dengan
aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu
bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Bahasa baku sebenanya merupakan
bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis
dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
B. Saran
Sebaiknya kita lebih baik dalam menggunakan bahasa indonesia agar sesuai
dengan kaidah yang diberlakukan. Disamping mempertahankan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku, juga sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu
menyatukan ribuan pulau dan etnis dari sabang sampai merauke.
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas limpahan
kasih karuniaNya, sehingga makalah yang berjudul ‘BAHASA BAKU DAN NON BAKU‘
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami
berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Bahasa Baku dan Non
Baku dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan
untuk membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih.