DISUSUN OLEH :
104116068
Judul Kerja Praktik : Perhitungan Daya Dukung Aksial dan Lateral Pondasi Dalam
Berdasarkan Hasil Pengujian Tanah Lapangan Menggunakan
Metode Tahanan Friksi, Tahanan Ujung, Lateral Elastik, dan
Software LPILE
Tanggal Seminar :
Jakarta, ………………………………………………………..
Menyetujui,
NIP NIP
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya dan memberi penulis kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini.
Penyusunan Laporan Kerja Praktik ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kerja
Praktik. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk menjelaskan semua kegiatan ataupun tugas-tugas
yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada mahasiswa serta untuk mengetahui bagaimana
kondisi pekerjaan di lapangan. Tugas ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari data
hasil pengukuran secara langsung di lapangan ataupun data yang telah di uji terlebih dahulu oleh
perusahaan.
Dalam laporan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait
Kerja Praktik yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis melakukan Kerja
Praktik. Ucapan terima kasih penulis tujuan kepada:
• Bapak Dr. Arianta, S.T., M.T. selaku dosen wali dan ketua prodi Teknik Sipil
• Bapak Nurul Fajar Januriya, Ph.D. selaku koordinator Kerja Praktik
• Bapak Wirman Widayat, M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktik
• Bapak Ilham Faoji selaku pembimbing dari pihak PT. Testindo
• Semua staf PT. Testindo
Akhir kata penyusun menerima kritik dan saran dengan lapang dada atas kekurangan pada
penyusunan laporan ini, serta diharapkan Laporan Kerja Praktik ini akan memberi manfaat bagi
para pembaca di kemudian nanti.
iv
DAFTAR ISI
1.2. Tujuan
1. Untuk lebih memahami perhitungan untuk perencanaan pondasi dalam.
2. Untuk mengetahui perbandingan perhitungan berdasarkan hasil perhitungan manual dan
hasil perhitungan menggunakan software.
3. Sebagai syarat untuk lulus mata kuliah Kerja Praktik
1
BAB II PT. TESTINDO
PT. Testindo berawal dari divisi engineering PT. Taharica yang sudah berdiri sejak 1997,
yang mendesain dan mengembangkan sistem instrumentasi dan data monitoring yang dinamik,
pengukuran yang memerlukan kecepatan tinggi dalam pengambilan data (kecepatan sampai jutaan
data per detik) dengan akurasi sangat tinggi. Dengan dukungan professional ekspertise teknologi
serta berpengalaman selama bertahun-tahun dalam bidang testing dan instrumentsasi. Saat ini
Testindo didukung oleh kurang lebih 100 orang engineer dan teknisi dari berbagai disiplin ilmu
pengukuran dan monitoring lulusan universitas dalam dan luar negeri.
PT Testindo adalah perusahaan Indonesia yang menerapkan clean management serta
bergerak dalam bisnis teknologi Control and Monitoring System, serta pengukuran dan pengujian.
Aktifitas tumbuh kembang kantor didorong oleh tuntutan untuk terus mengikuti perkembangan
teknologi mutakhir, kepuasan pelanggan dan dukungan para professional muda yang qualified.
PT. Testindo melayani klien dari perusahaan swasta dan pemerintah serta hampir segala
bidang-bidang industrial secara umum, kelistrikan, minyak dan gas, pertambangan, transportasi,
bidang sipil, keamanan, dan lainnya terkait peningkatan Quality Assurance, Health and Safety
(HSE), reliability and productivity, serta Research & Development.
PT. Testindo berada di bidang pengukuran dan penyedia baik barang atau jasa untuk
keperluan akademis ataupun infrastruktur. Dengan slogan “Your Partner of Testing &Measuring
Innovation Technology” PT. Testindo melakukan setiap pekerjaan dengan rapi dan didukung
dengan engineering yang berkompeten sehingga client merasakan kepuasan tersendiri dengan jasa
PT. Testindo. Untuk menunjang aktivitas PT. Testindo di bidang pengujian dan pengukuran, PT.
Testindo memiliki beberapa divisi untuk supplier produk dan pengukuran, yaitu TestingIndonesia,
DataLoggerIndonesia, DynamometerIndonesia, SistemMonitoring, dan SensorIndo. Masing-
masing divisi tersebut memiliki tugas dan fungsi tertentu guna mendukung kinerja PT. Testindo.
2
Gambar 1. Struktur organisasi PT. Testindo
3
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK PT. TESTINDO
Selama Kerja Praktik penulis ditempatkan di kantor PT. Testindo di bagian geoteknik,
divisi engineering serta melakukan kegiatan Kerja Praktik di ruangan sales marketing. Suatu
kesempatan yang baik pula penulis mendapatkan pembimbing dari instansi yaitu Bapak Ilham
Faoji selaku Marketing Officer bidang geoteknik di PT. Testindo.
Saat Kerja Praktik penulis melakukan sebagian kegiatan di kantor. Hal tersebut
dikarenakan PT. Testindo merupakan subkontraktor sehingga PT. Testindo tidak mempunyai
proyek atau pekerjaan utama. Oleh karena itu penulis mendapatkan praktik lapangan jika ada
permohonan client untuk melakukan pengukuran di suatu proyeknya.
Selagi menunggu adanya pekerjaan dari client, penulis melakukan seluruh kegiatan
berada di dalam ruangan kantor bagian marketing PT. Testindo. Selama proses Kerja Praktik,
penulis diberikan kebebasan akses data dari berbagai pengujian yang telah dilakukan oleh PT.
Testindo. Penempatan penulis di ruangan marketing memiliki beberapa tujuan, yaitu agar
penulis dapat mudah berkomunikasi dengan Bapak Faoji selaku pembimbing penulis selama
melakukan Kerja Praktik, lalu agar penulis mengetahui sistem atau mekanisme tawar-
menawar dengan client hingga terjadi sebuah kesepakatan dalam suatu pekerjaan, kemudian
alasan penulis berada di ruangan marketing agar penulis dapat leluasa mengakses data
berbagai pegujian karena semua data akhir laporan atau data pengujian disimpan di ruangan
sales marketing.
Dalam masa Kerja Praktik penulis menerima pengenalan mengenai PT. Testindo,
penulis dijelaskan oleh Bapak Faoji mengenai etika dan aturan serta dikenalkan tentang
berbagai divisi yang ada di PT. Testindo serta manajer, staf serta jajarannya agar
mempermudah komunikasi dikala penulis membutuhkan data ataupun melakukan kunjungan
lapangan dengan divisi lain.
Untuk tugas tambahan penulis juga diberikan acuan laporan hasil soil exploration dari
PT. Testindo. Dalam beberapa hari penulis membaca laporan hasil soil exploration yang telah
dilakukan oleh PT. Testindo. Laporan tersebut berisikan data hasil uji lapangan serta data hasil
uji laboratorium serta beberapa rekomendasi guna keperluan perancangan baik pondasi
dangkal ataupun pondasi dalam.
Kemudian, penulis juga membantu divisi sales marketing untuk menerima panggilan
dari calon client yang melakukan penawaran harga baik jasa ataupun barang industri yang
ditawarkan oleh PT. Testindo. Penulis juga membantu divisi lain dari PT. Testindo, yaitu
mempelajari pedoman untuk melakukan penilaian kondisi jembatan untuk bangunan bawah
dan atas dengan cara uji getar dengan pedoman berdasarkan Pt T-06-2002-B dan Pt T-05-
2002-B. Kemudian pedoman tersebut dibuat kembali dalam bentuk slide presentasi untuk
digunakan mempresentasikan cara uji di depan client.
Penulis diberikan juga tugas oleh Direktur Utama PT. Testindo untuk melakukan
presentasi di ruang meeting dengan beliau dan Bapak Faoji dengan tema semua hal yang
berkaitan dengan tanah, baik jenis/klasifikasi tanah hingga metode pengujian. Presentasi ini
bertujuan untuk saling berbagi ilmu baik ilmu tanah dan metode pengujian.
4
BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK PT. TESTINDO
5
kemudian dilakukan inspeksi lapangan dengan bantuan sistem sensor untuk
mengetahui lokasinya. Agar mengetahui apa kerusakan yang terjadi dan apa perawatan
atau pembenahan yang akan dilakukan.
2. Pemasangan sensor
• Sensor-sensor yang akan dipasang pada titik kritis biasanya dipasang di 1 sisi
atau 2 sisi, namun untuk hasil lebih jelas dipasang pada 2 sisi struktur.
• Sensor dipasang tergantung dari fungsi masing-masing sensor. Terdapat sensor
yang memerlukan pemasangan pada tulangan struktur dan ada juga sensor yang
dipasang hanya menempel di permukaan struktur.
6
Parameter yang didapatkan SHMS tergantung dari sensor yang dipasangkan, pada
SHMS di jalan tol pelabuhan Tanjung Priok dipasangkan sensor ACC (accelerometer),
STG (Strain Gauge) dan STT (Strain Tranducer). Hasil pembacaan sensor tersebut
kemudian dihubungkan ke modul yang ada di titik tersebut. Setiap modul yang terpasang
dapat menampung kurang lebih 4 sensor yang kemudian diteruskan ke pengumpul data di
lapangan. Lalu, pengumpul data lapangan meneruskan hasil sensor ke pengumpul data
pusat dengan fiber optik yang kemudian bacaan sensor akan divisualisasikan oleh
komputer agar mempermudah pembacaan.
7
Gambar 5. Bagian dalam sensor TRD dan ACC
Gambar 7. Modul
8
4.2. Tugas yang Diberikan Kantor
Selain mendapatkan pengalaman kunjungan lapangan, penulis juga mendapatkan
tugas kantor yang berkaitan dengan tujuan kerja praktik di PT. Testindo. Tugas tersebut
meliputi menganalisa daya dukung aksial dan lateral berdasarkan laporan akhir soil
exploration yang pernah dikerjakan PT. Testindo.
Berikut adalah data hasil pengujian lapangan beserta hasil pengujian laboratorium:
Tabel 1. Data hasil uji laboratorium
BH-1
Spesific
2.66 2.65 2.64 2.66 2.66 2.67 2.66 2.65
Gravity
Natural
Water % 40.9 58.22 71.6 39.02 40.99 42.15 68.69 55.66
Content
Wet Density gr/cm3 1.76 1.63 1.55 1.78 1.76 1.75 1.56 1.64
Dry Density gr/cm3 1.25 1.03 0.91 1.28 1.25 1.23 0.92 1.05
Void Ratio 1.112 1.57 1.92 1.08 1.13 1.17 1.88 1.52
Degree of
% 96.78 98.13 98.68 96.58 95.65 95.96 97.26 97.37
Saturation
Liquid
% 88.74 87.23 83.22 82 80.18 79.63 81.66 84.2
Limits
Plastic
% 34.5 32.5 30.6 29.7 29.4 31.5 31.5 32
Limits
Plasticity
% 54.13 55.03 52.66 52.27 50.77 48.12 50.15 52.17
Index
9
C. Grain Size Distribution Test
Gravel % 0 8 0 2.6 0 0 0 0
Soil
CH CH CH CH CH CH CH CH
Classification
D. Triaxial UU Test
Cohesion ( c) kg/cm2 0.21 0.17 0.18 0.34 0.43 0.42 0.37 0.44
Friction
∅ 9.1 12.3 9.6 8.5 7.8 11.2 11.3 9.8
Angle
qu
Undristurbed,
kg/cm2 0.43 0.21 0.43 0.46 0.33 0.4 0.57 0.56
Strength
Compression
qu Remolded
, Strength kg/cm2 0.28 0.16 0.22 0.27 0.2 0.25 0.32 0.34
Compression
C
Undisturbed, kg/cm2 0.22 0.11 0.21 0.23 0.17 0.2 0.28 0.28
Cohesion
C Remolded,
kg/cm2 0.14 0.08 0.11 0.13 0.1 0.13 0.16 0.17
Cohesion
Rete of
LOW LOW LOW LOW LOW LOW LOW LOW
Sensitivity
Ultimate
Shear kg/cm2 0.38 0.1 0.12 0.41 0.63 0.92 0.75 0.72
Strength
10
H. Consolidation Test
Effective
Overburden kg/cm2 0.31 0.79 1.06 1.7 1.95 2.39 2.09 2.71
Pressure, Po
Preconsolid
ation kg/cm3 0.35 0.65 0.79 1.3 2.25 3.1 2.9 3
Pressure, Pc
Over
Consolidati
1.14 0.82 0.74 0.76 1.16 1.29 1.39 1.11
on Ratio,
OCR
Compressio
0.53 0.63 0.64 0.44 0.39 0.41 0.44 0.36
n Ratio, Cc
Recompress
ion Ratio, 0.05 0.09 0.095 0.095 0.047 0.049 0.052 0.048
Cr
Coeff of
0.0042 0.0043 0.0034 0.0049 0.003
Consolidati Cm2/sec 0.0034 0.0043 0.0042
8 5 6 7 85
on, Cv
Vol.
Compressibi Cm2/kg 0.039 0.072 0.09 0.106 0.026 0.03 0.02 0.026
lity,mv
11
Tabel 2. Hasil Perhitungan Daya Dukung Pondasi Yang Diberikan PT.Testindo
2 4 1 1 1 1 2 3 2 3 4
4 1 2 2 3 2 3 4 4 5 7
6 2 3 3 4 2 4 5 5 7 9
8 2 3 4 5 3 4 6 6 9 11
10 2 4 5 6 3 4 6 7 9 12
12 3 5 7 8 3 5 7 8 11 15
14 3 6 8 10 4 5 8 10 14 18
16 4 8 10 12 5 7 10 12 17 22
18 6 10 13 15 7 10 15 17 23 30
20 10 13 17 20 10 15 21 23 32 42
22 15 19 23 28 12 19 28 31 43 56
24 14 25 31 37 16 24 35 40 55 72
26 17 31 39 47 18 28 40 49 67 87
28 15 38 47 57 20 31 45 58 78 101
30 18 45 56 67 21 333 47 68 89 114
32 19 53 66 79 24 37 54 76 103 133
34 26 62 77 93 27 42 61 89 120 154
12
BAB V TINJAUAN TEORITIS
5.1 Analiasa Ulang Data Hasil Pengujian PT. Testindo yang Dilakukan di Titik Tinjau
13
5.1.2 Jenis Pondasi
Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal
(shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation). Pondasi dangkal kedalamannya
kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat digunakan jika lapisan tanah
kerasnya terletak dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika
lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah. Pondasi dapat digolongkan
berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh pondasi:
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal disebut juga pondasi langsung. Pondasi dangkal adalah pondasi
yang mendukung beban secara langsung. Pondasi telapak yang berdiri sendiri dalam
mendukung kolom atau pondasi yang mendukung bangunan secara langsung pada
tanah bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas baik yang
mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit dibawah
permukaan tanah.
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras
atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti:
- Pondasi sumuran (pier foundation)
Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman
yang relatif dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df) dibagi lebar (B)
lebih kecil atau sama dengan 4, sedangkan pondasi dangkal Df/B ≤ 1.
- Pondasi tiang (pile foundation)
Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang
sangat dalam. Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang
dibanding dengan pondasi sumuran.
Pemilihan jenis pondasi yang tepat, perlu diperhatikan apakah pondasi tersebut
sesuai dengan berbagai keadaan tanah:
- Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman 2-3 meter dibawah
permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi telapak. Dan kedalaman
sekitar 10 meter dibawah permukaan tanah, dalam kondisi ini menggunakan pondasi
tiang apung.
- Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman 20 meter dibawah
permukaan tanah, maka pada kondisi ini apabila penurunannya 10 diizinkan dapat
menggunakan tiang geser dan apabila tidak boleh terjadi penurunannya, biasanya
menggunakan tiang pancang. Tetapi bila terdapat batu besar pada lapisan antara
pemakaian kaison lebih menguntungkan.
- Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter dibawah
permukaan tanah dapat menggunakan kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang
dicor di tempat. Tetapi apabila tekanan atmosfir yang bekerja ternyata kurang dari 3
kg/cm2 maka digunakan kaison tekanan.
14
5.1.3 Daya Dukung Aksial dan Lateral
𝑄𝑢 = 𝑄𝑝 + 𝑄𝑠
Dimana:
- Qp = kuat ujung pondasi
- Qs = kuat friksi pondasi
• Perhitungan Qp
Qp
No. Metode
Lempung Pasir
Ap.qp
9cuAp Ap.qp
2. Meyerhof, 1976
cu = Kohesi UU
ApcuN*c Aps’0N*s
15
q’Nq*Ap
Coyle dan
4. q’ = Tegangan vertikal
Castello, 1981
• Perhitungan Qs
Tanah Pasir
𝑄𝑠 = ∑𝑝∆𝐿𝑓
1. Sifat dari pemasangan tiang pancang. Untuk tiang pancang di pasir, getaran
yang disebabkan saat pemancangan membantu untuk memadatkan tanah di
sekitar tiang. Zona densifikasi pasir mungkin sebesar 2.5 kali diameter tiang,
di area pasir yang mengelilingi tiang.
3. Pada kedalaman yang sama, gesekan di loose sand lebih tinggi pada high
displacement pile dari pada low displacement pile.
4. Pada kedalaman yang sama, tiang bor memiliki kuat gesek lebih kecil
daripada tiang pancang.
16
Gambar 8. Kuat Gesek Pada Tiang Pancang di Tanah Pasir, Diambil dari
Principles of Foundation(h. 427), oleh Braja M. Das, 2014, USA.
f = Ks0’tanδ’
Dimana:
Lalu untuk perhitungan kuat friksi dapat ditentukan dengan rumus berikut:
𝑄𝑠 = 𝑝𝐿𝑓𝑎𝑣
Dimana:
17
Korelasi dengan hasil Cone Penetration Test (CPT)
𝑓 = 𝛼′𝑓𝑐
𝑄𝑠 = ∑𝑝(∆𝐿)𝑓 = ∑𝑝(∆𝐿)𝛼′𝑓𝑐
18
Tanah Lempung
Metode l
Metode ini dikenalkan oleh Vijayvergiya dan Focht (1972), yang didasarkan
pada asumsi bahwa perpindahan tanah disebabkan oleh tiang pancang yang
menghasilkan tekanan lateral pasif ke seluruh kedalaman.
fav =l(s0’+2cu)
𝑄𝑠 = 𝑝𝐿𝑓𝑎𝑣
Metode α
f = αcu
19
Selain dengan beberapa persamaan perhitungan, nilai α juga dapat didapatkan
melalui tabel perbandingan ancara cu/P0 dengan α. Tabel tersebut dihasilkan
berdasarkan dari Terzaghi, Peck, dan Mesri (1996):
Tabel 5.Nilai α Berdasarkan cu/P0, Diambil dari Principles of
Foundation(h. 435), oleh Braja M. Das, 2014, USA.
20
Gambar 9. Variasi defleksi tiang pancang (a) rigid pile (b) elastic pile,
Diambil dari Principles of Foundation(h. 456), oleh Braja M. Das, 2014,
USA.
Permodelan Winkler
Menurut permodelan sederhana dari Winkler, elastisitas dari tanah dapat
diasumsikan menjadi serangkaian pegas. Dengan model perhitungan sebagai berikut:
Dimana:
- k = modulus of subgrade reaction
- p’ = tekanan dalam tanah
- x = defleksi
Gambar 10. (a) beban lateral tiang (b) ketanahan tanah yang disebabkan ileh beban
lateral (c) arah beban untuk defleksi, kemiringan, momen, gaya geser, dan reaksi
tanah, Diambil dari Principles of Foundation(h. 457), oleh Braja M. Das, 2014, USA.
21
Berdasarkan gambar diatas serta menggunakan theory of beams on an elastic
foundation, maka dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑑4 𝑥
𝐸𝑝 𝐼𝑝 4 = 𝑝′
𝑑𝑧
Dan berdasarkan permodelan Winkler:
𝑝′ = −𝑘𝑥
Sehingga dua metode tersebut dikombinasikan menjadi:
𝑑4 𝑥
𝐸𝑝 𝐼𝑝 4 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑧
Kemudian dari kombinasi metode diatas dapat dikembangkan seperti pada gambar
dibawah:
22
Dimana:
• T = panjang karakteristik dari tiang
5 𝐸𝑝 𝐼𝑝
𝑇=√
𝑛ℎ
𝑘𝑧 = 𝑛ℎ𝑧
Dimana:
- Ep = Modulus elastik tiang
- Ip = Inersia tiang
- nh = Constant of modulus of horizontal subgrade reaction
23
Grafik 3. Solusi Brom untuk tiang pancang pendek (a) pasir (b) lempung,
Diambil dari Principles of Foundation(h. 464), oleh Braja M. Das, 2014,
USA.
24
Grafik 4. Solusi Brom untuk tiang pancang dalam (a) pasir (b) lempung,
Diambil dari Principles of Foundation(h. 465), oleh Braja M. Das, 2014, USA.
25
5.2 Analisis Perhitungan Daya Dukung Lateral dan Aksial
26
-38 clay 26 104 0.468 76.415 807.658 183.690 991.348
Parameter Pondasi
Diameter = 1.2 m
Ijin defleksi = 8 mm
Asumsi
Ep = 2400 Mpa
Mg = 0 kN.m
- Qu = Qp+Qs
27
Dari data perhitungan dan grafik diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada
titik tersebut disarankan untuk penggunaan tiang pancang tipe friksi. Hal tersebut disebut
dikarenakan daya dukung friksi tanah lebih kuat daripada daya dukung tekan tanah.
Kekuatan tanah pada perhitungan tersebut dapat menjelaskan bahwa pada titik uji
tersebut memiliki kekuatan tanah yang meningkat sebanding dengan meningkatnya
kedalaman tanah. Serta dapat diketahui bahwa kekuatan tekan tanah terbesar pada
kedalaman 44 m yang berada pada tanah tipe berpasir. Namun, kekuatan tanah akan turun
kembali ketika memasuki tanah tipe lempung. Untuk mengetahui kedalaman pondasi yang
akan diterapkan, beban Qu pada Tabel 7 dibagi dengan FS atau safety factor bangunan
tersebut. Kemudian hasil tersebut diselaraskan dengan beban yang akan diterima oleh
tanah, sehingga didapat kedalaman pondasi yang akan digunakan.
0
N-SPT
0 10 20 30 40 50 60 70
-10
-20
N-SPT
-30
-40
-50
-60
Grafik 5. N-SPT
28
Ultimate Compression (kN)
0
0.000 1000.000 2000.000 3000.000 4000.000 5000.000 6000.000
-10
-20
-30
Qs
Qp
Qu
-40
-50
-60
29
5.2.2 Hasil Analisis Perhitungan Daya Dukung Lateral
• Manual
Daya dukung lateral berdasarkan nilai N-SPT dihitung dengan persamaan
Mayerhoff (1976) serta Reese, serta dengan metode perhitungan berikut:
Tabel 10. Korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan unconfined compressive
strength dan berat jenis tanah jenuh (γsat), Diambil dari Soil Mechanics,
Lambe & Whitman, dari Terzaghi dan Peck 1948, Internasional Edition 1969
Parameter Pondasi
Diameter = 1.2 m
Ijin defleksi = 8 mm
Asumsi
Ep = 2400 Mpa
Mg = 0 kN.m
30
Hasil perhitungan
73 𝑘𝑁⁄𝑚
𝑘=
0.008 𝑚
𝑘 = 9125 𝑘𝑁
𝑘𝑧 = 𝑛ℎ 𝑧
9125 = 𝑛ℎ 4.5
𝑛ℎ = 2027.7
5 𝐸𝑝 𝐼𝑝
𝑇=√
𝑛ℎ
5 0.102 𝑥 24000000
𝑇=√
2027.7
𝑇 = 4.134 ,𝐿⁄𝑇 = 5.806
( > 5) sehingga termasuk 𝑙𝑜𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑙𝑒
𝑄𝑞 𝑇 3
𝑥𝑧 (𝑧) = 𝐴𝑥
𝐸𝑝 𝐼𝑝
𝑄𝑞 𝑥 4.1343
0.008 = 2.435
24000000𝑥0.102
𝑄𝑔 = 114 𝑘𝑁
31
• Software
Untuk menacari hasil yang lebih konservatif dari segi keamanan perancangan,
penulis juga menghitung daya dukung lateral menggunakan software LPILE dengan
parameter tiang yang sama. Dengan menggunakan kondisi batas yang disediakan oleh
LPILE penulis menerapkan kondisi seperti pada Tabel 11.
Tabel 12. Parameter pondasi
Load
Case Pile-Head Loading Condition Condition1 Condition 2 Condition 3
Tabel 13. Parameter tanah berdasar hasil konversi Mayerhoff (ϒsat) dan Reese (cu)
32
-28 15 19 60
-30 18 19.6 72
-32 19 19.8 76
-34 26 21.2 104
-36 30 22 120
-38 26 21.2 104
-40 26 21.2 104
-42 60 22 240
-44 60 22 240
-46 21 20.2 84
-48 26 21.2 104
-50 28 21.6 112
Berdasarkan Grafik 7 dijelaskan bahwa Load Case 1 adalah kondisi awal atau
kondisi acuan perpindahan ijin pondasi. Load Case 2 menjelaskan perpindahan akibat
diberikannya gaya geser sebesar 114 kN yang dihasilkan dari penghitungan manual.
Load Case 3 mempunyai hasil defleksi yang sama dengan Load Case 2 namun pada
Load Case 3 diberikan pengaruh gaya aksial.
Penulis dapat mengetahui bahwa meskipun mempunyai acuan ijin geser yang
sama yakni 8 mm pada permukaan pondasi, namun gaya geser hasil penghitungan
manual jika dimasukkan sebagai parameter kondisi penghitungan LPILE ternyata
medapatkan ijin geser yang berbeda. Dengan gaya geser 114 kN penghitungan LPILE
menghasilkan pergeseran yang lebih kecil dari pada acuan yaitu sebesar 6.57 mm,
mempunyai selisih 1.43 mm dengan acuan ijin geser tiang.
33
Berdasarkan Grafik 8 dijelaskan bahwa Load Case 1 adalah kondisi
perpindahan ijin sebesar 8 mm yang mempunyai gaya geser sebesar 129.631 kN pada
permukaan pondasi. Load Case 2 dan Load Case 3 adalah visualisasi hasil
pengitungan manual sebesar 114 kN.
Penulis dapat mengetahui bahwa perhitungan LPILE dengan ijin perpindahan 8
mm dibutuhkan gaya geser sebesar 93 kN. Berdasarkan hitung manual untuk
menghasilkan perpindahan 8 mm dibutuhkan gaya geser sebear 114 kN. Masing-
masing memiliki selisih gaya geser sebesar 21 kN.
34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan Kerja Praktik di PT. Testindo selama kurang lebih 1.5 bulan, terhitung mulai
tanggal 20 Mei 2019 hingga 12 Juli 2019 penulis melakukan Kerja Praktik di kantor PT. Testindo
yang telah memberikan banyak pengalaman, ilmu, serta manfaat bagi penulis, karena banyak hal
yang tidak diajarkan saat dalam kelas. Selama melakukan Kerja Praktik mahasiswa mampu bekerja
sama dengan baik dengan tim atau divisi serta dapat memahami permasalahan yang ada dilapangan
dan cara untuk menyikapi setiap masalah tersebut.
6.1 Kesimpulan
Menurut penulis, penghitungan daya dukung aksial pondasi menggunakan metode
Mayerhoff, metode α, dan metode Reese sudah cukup untuk melakukan perancangan daya
dukung pondasi. Hal tersebut dikarenakan metode perhitungan tersebut sudah mumpuni dan
cukup konservatif karena hasil perhitungan akan dipilih dengan hasil terkecil agar hasil lebih
teliti.
Dengan adanya 2 metode penghitungan gaya lateral, maka penulis dapat
membandingkan hasil dan penulis dapat menganalisa apa dan bagaimana masing-masing
metode tersebut. Berdasarkan yang sudah penulis kerjakan, bahwa metode dan varaiabel dari
masing-masing metode sangatlah berpengaruh kepada hasil dari perhitungan. Untuk
mendapatkan deformasi batas sebesar 8 mm, maka metode perhitungan manual bisa menahan
gaya lateral pada pondasi sebesar 114 kN, sedangkan dengan metode perhitungan
menggunakan LPILE didapatkan hasil tahanan lateral pondasi adalah 129.63 kN. Hal ini
menunjukkan bahwa perhitungan menggunakan metode manual lebih ekonomis, akan tetapi
metode yang digunakan LPILE lebih kompleks dan mempertimbangkan faktor yang lebih
banyak dibandingkan perhitungan manual, sehingga relatif lebih teliti.
Berdasarkan pengalaman yang telah penulis alami selama melakukan Kerja Praktik,
penulis dapat mengetahui dan menyimpulkan:
- Kerja sama tim adalah kunci utama untuk menimbulkan suasana kantor yang sehat.
- Disiplin adalah cara bagaimana untuk menyikapi sebuah tanggung jawab yang telah
diberikan.
- Komunikasi merupakan sebuah awal terciptanya dari kerja sama tim yang baik.
- Ketelitian dan kecermatan akan menimbulkan hasil yang memuaskan dalam suatu
pekerjaan
- Konsistensi kualitas pekerjaan akan menimbulkan suatu kepercayaan.
6.2 Saran
Selama melakukan Kerja Praktik penulis menemui beberapa hal yang dikira perlu
dibenahi dalam kantor. Untuk itu penulis memberikan saran atau masukkan untuk membuat
PT. Tentindo menjadi perusahaan yang lebih baik. Berikut adalah saran yang sekiranya
bermanfaat bagi pihak PT. Testindo:
- Perlu adanya tambahan pegawai yang memiliki kompetensi sesuai agar dapat saling
menutupi jika ada salah satu pegawai yang berhalangan masuk atau sedang ada
kunjungan lapangan
- Perlu adanya peningkatan kesadaran akan disiplin waktu agar sistem kantor tidak
kacau jika ada salah satu pegawai yang datang terlambat
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN
37