Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN KONDISI TANAH STA 116+450

PROYEK TOL INDRAPURA-KISARAN


STA 109+100 – STA 156+850

1. Pendahuluan
Survey lapangan merupakan salah satu metode pemetaan yang bertujuan untuk
mengetahui sebaran jenis tanah atau batuan yang menyusun di suatu lokasi. Berdasarkan hal
tersebut maka dilakuakan peninjauan di STA 116+450. Kondisi yang tergenang air maka
pengamatan dilakukan dengan mengkorelasi antara titik bor di STA 116+450 dengan
pengamatan tanah secara visual di STA 116+525.

2. Pembahasan
Dari bentuk morfologinya daerah ini merupakan daerah lembahan yang menjadi tempat
terakumulasinya air, sehingga menjadikannya rawa. Pengamatan secara visual yang
dilakukan di STA 116+525 menunjukan tanah berjenis lempung, berwarna coklat
kekuningan, ukuran butir lempung-lanau, pemilahan terpilah baik, kemas tertutup, tingkat
kekerasan lunak, plastisitas sedang, terdapat kuarsa, dan mineral lempung, tanah ini berada
pada lapisan paling atas merupakan pelapukan dari batuan tuf dicirikan dengan masih
terdapatnya mineral kuarsa. Korelasi dilakukan dengan titik bor terdekat yaitu di titik bor
STA 116+450, dari hasil pengeboran tanah di STA 116+450 menunjukan tanah berjenis
lempung, dengan plastisitas sedang sedikit pasiran dan tufan. Pengujian SPT yang dilakukan
di STA+450 menunjukan tanah dengan daya dukung yang bagus pada kedalaman 2m tanah
mempunyai nilai SPT N 12.

Foto 1.1 Tanah STA 116+525 Foto 1.2 Core tanah STA 116+525 kedalaman 0-5m
Setelah dilakukan korelasi, maka diketahui bahwa tanah yang di amati di STA 116+525
dan di titik bor STA 116+450 mempunyai kesamaan, maka disimpulkan tanah yang berada di
area yang digenangi air adalah tanah hasil dari pelapukan batuan tuf.
Ditinjau dari lokasinya yang banyak ditanami pohon sawit, menunjukan bahwa pada
lokasi tersebut sebelumnya tidak digenangi air. Berikut foto yang diambil dari goole earth
tahun 2016.

Gambar 1.1 Foto dari Google earth Lokasi tergenang air STA 116+400 – STA
116+525 tahun 2016

STA 116+525

BH STA 116+450

Gambar 1.2 Foto udara Lokasi tergenang air STA 116+400 – STA 116+525
tahun 2017
Pada lokasi ada tanaman sawit, dimana tanaman sawit bukan tanaman rawa atau
perairan (xaris caping, padi atau mangrove tanaman rawa dan perairan) jadi bilamana
tanaman rawa atau perairan tidak digeangi air pada jangka waktu tertentu akan mati, begitu
pula dengan tanaman yang bukan tanaman rawa atau perairan seperti sawit akan mati bila
digenangi air secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Berikut penjelasannya:
Cara memelihara sawit:
a.  Pengendalian Gulma

 Dilakukan 2 minggu sekali


 Penyiangan dilakukan dalam polibag dan di luar polibag
 Dalam polibag penyiangan dilakukan secara manual

b. Pemberian Mulsa

 Pada daerah yang terlalu kering/panas, bibit dalam polybag harus diberi mulsa
 Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polybag segera setelah
bibit ditanam
 Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, jerami ataupun lalang kering

c. Pemeliharaan Parit drainase

 Mengalirkan air yang tergenang 1 kali/minggu


 Mendalamkan parit pada ukuran semula

3. Penanganan

Penanganan di STA ini akan digunakan soil replacement dimana sekitar 2 meter tanah
dasar di bawah timbunan akan diganti oleh lapisan Sirtu. Lapisan tersebut dibungkus oleh
lembaran Geogrid yang berfungsi sebagai penahan agar lapisan Sirtu tidak menyebar ke
sekitarnya sekaligus sebagai separasi dan pendistribusi tegangan. Di sisi-sis ujung kaki
timbunan dipasang dinding dari kayu gelam atau kayu dolken yang dipancang sedalam 4
meter sebagai dinding penahan sementara saat konstruksi penggalian dan penggantian
tanah dasar timbunan dilakukan.Dalam pemodelan timbunan, juga akan dipasang saluran
box culvert yang melintang di bawah timbunan sesuai dengan rencana konstruksi
nantinya.
Beban jalan

Box Culvert

Timbunan

Kayu gelam / Lapisan Sirtu Geogrid


Dolken

Analisa stabilitas timbunan dilakukan menggunakan metode elemen hingga dengan aplikasi
program PLAXIS Ver 8.5, dimana hasilnya ditampilkan pada gambar-gambar di bawah ini.

Pola pergerakan tanah pada timbunan dengan FK = 3.20

Pergerakan maksimum 11.32 cm pada tubuh timbunan kondisi jangka pendek


Pergerakan maksimum 30.45 cm pada tubuh timbunan kondisi jangka Panjang

4. Kesimpulan

a. Tanah di area rawa sama dengan tanah disekitarnya, hanya perlu replacement pada tanah
lapisan atas akibat tergenang air.
b. Berdasarkan penjelasan di atas maka penanganan di area ini dengan menggunakan
timbunan dan box culvert ukuran 3x3m sebagai water balance.

Anda mungkin juga menyukai