Anda di halaman 1dari 3

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Persiapan Tambak


Persiapan tambak di SLP Banjar kemuning harus dilakukan secara tepat
dan benar dengan maksud untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
siklus budidaya sebelumnya, selain itu persiapan tambak juga dilakukan untuk
mengurangi permasalahan ketika proses budidaya berlangsung. Oleh karena itu,
tahapan persiapan harus dilakukan secara maksimal. Persiapan tambak udang di
SLP Banjar kemuning sebagai berikut :
4.1.1. Pengeringan Dasar Tambak
Kegiatan pengeringan dasar tambak yang dilakukan di SLP banjar
kemuning setelah proses produksi selesai dengan tujuan untuk persiapan
proses budidaya selanjutnya. Proses pengeringan disini dilakukan 6 – 7 hari. Di
dalam proses pengeringan disini dinding tambak. Dasar tambak, tiang jembatan
serta kincir disemprot menggunakan larutan HCL sebanyak 1 liter HCL dilarutkan
dengan air tawar sebanyak 100 liter air untuk 1 petakan budidaya. Proses
penyemprotan HCL ini bertujuan untuk membunuh kista-kista bakteri, hama,
penyakit yang terdapat didalam tambak. Proses pengeringan di lahan berpasir
sangat mudah dilakukan dibandingkan dengan lahan berlempung atau liat
karena sifat tanah yang porus sehingga pergerakan air lancar dan dasar tambak
cepat kering dibandingkan dengan pengeringan tambak tanah. Menurut Soetomo
( 1990 ) mengatakan bahwa pengeringan tanah tambak dilakukan selama 1 – 3
minggu sehingga tanah plataran menjadi retak-retak. Kemudian menurut Kordi
( 2007 ), Menambahkan pengeringan dasar tambak sangat berguna untuk
memperbaiki kondisi tanah dasar. Berdasar pengamatan dan pengujian,
sebaiknya pengeringan dilakukan selama 4 – 7 hari sampai tanah retak-retak
dan tidak melesak lebih dari 1 cm bila diinjak. Proses pengeringan tambak dapat
dilihat pada Gambar

4.1.2. Perataan Pasir Dasar Tambak


Kondisi pasir dasar tambak setelah digunakan untuk budidaya mengalami
pemusatan pasir serta limbah ke tengah tersebut disebabkan oleh penggunaan
kincir air sebagai penggerak badan air dan menyuplai oksigen. Perpindahan
pasir dan limbah ketengah tersebut dapat mempengaruhi kondisi dasar tambak.
Perataan dasar tambak dapat dilihat pada Gambar
4.1.3. Pembersihan Kincir dan Pemeriksaan Kincir
Kincir air ketika panen ditepikan untuk mempermudah pemanenan, persiapan
kincir air dilakukan dengan tujuan membersihkan kincir air dari lumut yang
menempel pada kincir sehingga kincir dapat berputar dengan baik. Kincir yang
sudah dibersihkan kemudian proses pengisian oli. Adapun proses pembersihan
dan pengisian oli pada kincir dapat dilihat pada gambar.

Sebelum proses budidaya berlangsung, kincir diperiksa apabila ada kerusakan


maka dilakukan perbaikan dan dipastikan berfungsi dengan baik.

4.1.4. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH, mengeraskan tanah dasar, sebagai
buffer serta membunuh kista-kista penyakit yang ada di dasar tambak. Adapun
jenis kapur yang digunakan yaitu kapur kaptan dengan dosis 300 kg. Kapur
kaptan di harapkan dapat menaikkan pH. Sedangkan menurut Haliman dan
Adijaya ( 2005 ), kapur yang digunakan dalam proses pengapuran sesuai yaitu
batu kapur ( crushet shell, CaCO3 ) dengan dosis 100 kg/ha, kapur mati ( slaked
lime, Ca(OH)2), dengan dosis 50 – 100 kg/ha dan dolomit ( dolomitic lim,
CaMg(CO)3) dengan dosis 200 – 300 kg/ha.
Pengapuran dilakukan setelah pengeringan tanah dasar tambak dirasa sudah
cukup. Kapur tebar secara merata pada permukaan tanah dasar tambak.
Pengapuran ini berlangsung selama 1 – 2 hari setelah itu tambak diisi dengan
air. Pengisian air betahap pengisisan pertama 70 cm, setelah 2 – 3 hari
melakukan penebaran pulplit di biarkan selama satu hari sampai airnya berubah
menjadi warna hijau kehitaman. Setelah itu melakukan penebaran super PS
dengan dosis 600 liter. Dan super NB sebanyak 600 liter lalu air ditambah
dengan ketinggian 80 cm, setelah air mencapai 80 cm dibiarkan selama 1 – 2
hari.
Penebaran fermentasi dengan dosis 600 ml, dibiarkan hingga air berubah
menjadi warna hijau kecoklatan siap melaukan penebaran.

4.1.5. Pemupukan dan Penumbuhan Plankton


Penumbuhan plankton di SLP banjar kemuning dilakukan setelah tambak yang
sudah diisi air kemudian di beri aplikasi budidaya sehingga air tambak subur dan
banyak terdapat plankton. Aplikasi budidaya yang dilakukan yaitu dengan
pemberian pupuk. Penumbuhan plankton ini dilakukan menggunakan bahan
anorganik dengan pengapuran dan pemupukan. Hal ini sejalan dengan Pribadi
dkk ( 2003 ) yaitu jenis plankton yang dibutuhkan adalah alga hijau dan
diatomae. Penumbuhan alga hijau dan diatomae dapat dilakukan dengan
menggunakan pupuk organik dan anorganik serta pengapuran.
4.2. Penebaran benur
Benur dimasukkan di tambak pemeliharaan selama 1 jam, sampai di dalam
kantong plastik benur terlihat uap air. Setelah kantong benur terlihat uap air
kantong benur dibuka kemudian di tambahkan air sedikit demi sedikit agar suhu
di dalam kantong sama dengan kondisi suhu didalam tambak, dan benur siap
ditebarkan. Penebaran benur dilakukan pada sore hari dan pagi dengan tujuan
untuk menghindari tingkat kesetresan pada benur. Luas tambak berukuran 1500
m² dengan kapasitas 2,5 ton di tebar benur dengan kepadatan 100 ekor per m².
Benur yang ditebar adalah benur yang telah melalui proses aklimatisasi selam 30
menit ( PL 9 – 10 ) di tambak pemeliharaan, benur yang akan ditebar ini
berukuran ± 2 cm. Sama dengan Haliman dan Adijaya ( 2005 ), benih yang telah
mengalami proses aklimatisasi bisa langsung ditebar perlahan-lahan ke dalam
petak pembesaran dengan kepadatan 100 ekor/m². Adapun proses penebaran
benur dapat dilihat pada gambar .

4.3.

Anda mungkin juga menyukai