Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

BAHASA INGGRIS

INDONESIA ENGLISH TRANSLATION

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Inggris)

DISUSUN OLEH:

MUHGIRA

NIT: 22.1.05.151

KELAS: TBP B

TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE

2023
INDONESIA :

TEKNIK BUDIDAYA IKAN GABUS

Budidaya ikan gabus bisa dilakukan di mana saja. Ikan ini bisa hidup di air yang
keruh dan kering karena memiliki labirin pada alat pernapasannya. Beragam jenis
kolam pun bisa digunakan mulai dari kolam terpal, kolam tanah, dan kolam beton.
Berikut ini akan dijelaskan cara mudah budidaya ikan gabus di kolam tanah.

Kolam tanah adalah kolam yang memiliki dinding dan dasar berupa tanah. Tipe
kolam ini paling populer di kalangan pembudidaya ikan. Pembuatannya cukup mudah
dan sederhana. Cukup dengan menggali tanah dan mengisinya dengan aiairnya Kolam
tanah juga bisa terjadi secara alami dan siap digunakan untuk memelihara ikan.
Meskipun demikian, pada perkembangannya kolam tanah akan mengalami beberapa
modifikasi. Modifikasi ini dapat berupa pemberian lapisan batu pada dinding atau
lapisan pasir pada dasar kolam.

Tahapan yang harus dilakukan sebelum kolam tanah digunakan, yaitu


pengeringan. Tahapan ini dilakukan selama tiga hingga tujuh hari tergantung teriknya
sinar matahari. Kolam yang sudah cukup tingkat kekeringannya bisa dilihat pada
permukaan tanahnya sudah retak-retak. Pengeringan ini bertujuan memutus
mikroorganisme penyebab penyakit. Setelah dikeringkan, tanah di dasar kolam dibalik
dengan cara dicangkul. Tujuan dari pencangkulan adalah untuk memperbaiki
kegemburan tanah. Selain itu, cara ini bisa membantu membuang gas beracun yang
tertimbun di dalam tanah. Saat pencangkulan, angkat juga lapisan lumpur hitam di
dasar kolam. Lumpur ini biasanya akan berbau busuk. Ia menyimpan gas-gas beracun
seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas tersebut terbentuk dari tumpukan sisa
pakan yang tidak dimakan oleh ikan. Tahapan berikutnya adalah pemberian kapur.
Tujuannya adalah menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas
mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang bisa Anda gunakan adalah dolomit atau
kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara menebar kapur secara merata di
dasar kolam. Setelah itu, balik tanah di dasar kolam agar kapur meresap ke dalam.
Dosis pemberian kapur ini berkisar pada 250— 750 gram per meter persegi. Jika
sudah dilakukan pengapuran, Anda bisa mulai memberikan tanah pupuk organik
ditambah urea dan TSP. Pemupukan ini bertujuan menyediakan pakan alami seperti
fitoplankon dan cacing. Pupuk yang dianjurkan adalah pupuk kompos atau pupuk
kandang. Dosisnya bisa mencapai 250—500 gram per meter persegi. Dosis untuk
pupuk urea mencapai 15 gram per meter persegi. Sementara, pupuk TSP diberikan 10
gram per meter persegi.

Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Isi air hingga ketinggian 30—40
cm dan biarkan selama 1 minggu. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton akan
berwarna kehijauan. Setelah itu, induk gabus siap ditebar. Isi air kolam sesuai dengan
keperluan sampai ketinggian ideal.

INDONESIA ENGLISH TRANSLATE :

SNAKEHEAD FISH CULTIVATION TECHNIQUE

Snakehead fish cultivation can be done anywhere. This fish can live in cloudy
and dry water because it has a labyrinth in its breathing apparatus. Various types of
pools can be used, starting from tarpaulin pools, earthen pools, and concrete pools.
The following will explain an easy way to cultivate snakehead fish in an earthen pond.

An earthen pond is a pond that has walls and a bottom in the form of soil. This
type of pond is most popular among fish farmers. Making it quite easy and simple. It is
enough to dig the ground and fill it with water. Ground ponds can also occur naturally
and are ready to be used for raising fish. However, in its development, the earthen
pond will experience some modifications. This modification can be in the form of
providing a layer of stone on the wall or a layer of sand at the bottom of the pond.

The steps that must be carried out before the earthen pond is used, namely
drying. This stage is carried out for three to seven days depending on the heat of the
sun. Ponds that have sufficient dryness can be seen on the surface of the ground
where they are cracked. This drying aims to cut off disease-causing microorganisms.
After drying, the soil at the bottom of the pond is reversed by hoeing. The purpose of
hoeing is to improve soil friability. In addition, this method can help get rid of toxic
gases that are buried in the ground. When hoeing, also lift the layer of black mud at the
bottom of the pond. This mud will usually smell bad. It stores toxic gases such as
ammonia and hydrogen sulfide. These gases are formed from piles of leftover feed that
is not eaten by fish. The next stage is giving lime. The goal is to balance the acidity of
the pond and help eradicate pathogenic microorganisms. The type of lime that you can
use is dolomite or quicklime. Liming is done by spreading lime evenly at the bottom of
the pond. After that, turn the soil at the bottom of the pond so that the lime seeps into it.
The dosage of this lime application ranges from 250-750 grams per square meter. If
liming has been done, you can start giving the soil organic fertilizer plus urea and TSP.
This fertilization aims to provide natural food such as phytoplankton and worms. The
recommended fertilizer is compost or manure. The dose can reach 250-500 grams per
square meter. The dose for urea fertilizer reaches 15 grams per square meter.
Meanwhile, TSP fertilizer is given 10 grams per square meter.

Filling the pool is done in stages. Fill with water to a height of 30-40 cm and
leave for 1 week. Pond water that has been overgrown with phytoplankton will have a
greenish color. After that, the mother cork is ready to be stocked. Fill the pool water as
needed to the ideal height.

Anda mungkin juga menyukai