untuk daerah yang berpendapatan rendah atau tidak ada mempunyai alternatif mata
pencaharian lain yang memadai, eksploitasi lahan pertanian yang berlebihan justru akan
meningkatkan kecenderungan degradasi lahan. hal yang perlu dicatat adalah apabila
intensifikasi penggunaan lahan kering lebih banyak berlangsung pada lahan yang kemiringan
curam dan tanpa menghiraukan aspek konservasi, konsekuensi pada degradasi lahan akan
semakin besar.
beberapa rekomendasi makro yang mungkin dapat secara efektif untuk menurunkan tingkat
degradasi lahan adalah upaya-upaya yang mengarah pada penurunan derajat intensifikasi
penggunaan lahan, pengurangan tekanan penduduk, dan peningkatan serta pemantapan
strategi yang mampu meningkatkan pendapatan petani. selain itu juga penerapan teknologi
konservasi yang ramah lingkungan dan murah serta aplikatif adalah salah satu jalan
mengurangi laju erosi/ degradasi lahan.
Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang tinggi adalah
penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan reboisasi, penghijauan,
pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk
penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan
tanah. Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan
air dari kehilangan dan kerusakannya melalui pengendalian erosi, sedimentasi dan banjir
sehingga lahan dan air dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil teknis dan kimiawi.
Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip
rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis berupa pembuatan bangunan dam pengendali,
dam penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak),
perlindungan kanan kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa
pemberian mulsa, bitumen zat kimia (soil conditioner).
Keberhasilan penerapan teknologi konservasi tanah dan air tersebut sangat tergantung pada
kesesuaian dan kemampuan lahan, biaya murah dan, dan dalam pelaksanaannya diarahkan
untuk menerapkan teknologi sederhana yang ramah lingkungan dan dapat diterima oleh
masyarakat.
Terjunan
salah satu bentuk bangunan konservasi yang bisa dikembangkan adalah dengan dibangunnya
terjunan. bangunan ini dimaksudkan untuk menahan laju air sehingga dapat mengurangi
besarnya erosi yang terjadi di saluran pembuangan air.
Manfaat dari bangunan terjunan air merupakan kelengkapan SPA agar air yang jatuh pada
SPA tidak menyebabkan erosi dan menimbulkan longsor. tentunya bangunan ini tidak berdiri
sendiri, untk lebih efektif juga perlu dibangun bangunan konservasi lainnya. diantaranya
adalah rorak (saluran buntu) dan dam pengendali untuk mengurangi laju air yang menuju
terjunan.
lahan bisa dibangun terjunan apabila pada lahan ini telah ada atau akan dibangun saluran
pembuangan air dimana Lahan usaha atau lahan terbuka lainnya terutama yang terletak di
lereng dengan tingkat kelerengan cukup curam dan jenis tanah mudah tererosi dan longsor.
untuk membuat bangunan konservasi ini (baca terjunan, red) perlu dilakukan beberapa
persiapan sebagai berikut
Persiapan
Alat dan bahan, untuk membuat terjunan yang aplikatif perlu dipikirkan bahan yang
murah dan mudah didapat. bahan yang dibutuhkan diantaranya adalah bambu &
karung (bagor)
Persiapan lapangan untuk membuat terjunan. Persiapan pembuatan bangunan terjunan
yang dilakukan adalah : Pemancangan patok-patok disepanjang SPA untuk
menentukan letak terjunan, jarak antara dua patok disesuaikan dengan lebar bidang
olah teras. Letak bangunan terjunan harus lebih ke dalam dari pada talud teras dan
pada tanah asli (bukan tanah urugan).
Pembuatan
pada bagian dasar yang menempel tanah dipasang lembaran plastik atau sak (karung
bagor) agar air tidak masuk di balik bambu dan menciptakan putaran yang justru akan
merusak permukaan tanah dibalik bangunan terjunan.
Bambu belah dipasang melintang terjunan, kulit bagian luar bambu diletakan di
bagian luar.
Pemasangan bambu disusun mulai dari bawah dengan kedua ujungnya dimasukan ke
dalam bagian kanan kiri dinding SPA dan dengan bilah bambu yang tegak lurus
terhadap bambu yang melintang dan dipaku (pasak) ke dalam tanah sedalam ± 50 cm.
Pemeliharaan
untuk menjaga agar bangunan konservasi (terjunan) dapat berfungsi optimal maka perlu
dilakukan pemeliharaan terjunan berupa :
Kelompok Peduli Lahan di Lencoh dan Samiran telah mulai mengaplikasikan TEKNIK
KONSERVASI TANAH DAN AIR
Persiapan alat dan bahan
Persiapan lokasi
Beranjak dari kesadaran akan lingkungannya, maka dengan didampingi Infront dan Pepeling,
diawal bulan Februari 2011, anggota kelompok Peduli Lahan di Lencoh dan Samiran mulai
menerapkan teknik konservasi tanah dan air. Setelah berdiskusi cukup banyak tentang teknik
yang akan diterapkan, serta titik mana yang rawan, maka bangunan pertama dikerjakan pada
tanggal 15 Februari 2011. Dengan penuh semangat warga bergotong royong membawa alat
dan bahan yang diperlukan ke lokasi yang telah ditentukan sebelumnya. Meskipun pagi itu
cukup dingin dan berkabut, namun tak pula menyurutkan semangat mereka. Bahu membahu
mereka mulai mendesain, menyiapkan bahan dan akhirnya mulai membuat bangunan
konservasi tersebut. Hingga akhir Februari target mereka untuk membuat bangunan tersebut
di 20 titik rawan di masing-masing desa, telah terpenuhi. Pemantauan kelayakan bangunan
tersebut juga mereka lakukan. Dan ternyata hasil kerja mereka tidak sia-sia. Setelah hujan
deras mengguyur desa mereka, ternyata bangunan tetap bertahan dan mulai terisi tanah yang
turut hanyut bersama aliran air. Bahkan saat ini, menurut mereka, warga lain yang melihat
hasil kerja mereka ingin saluran air yang melintasi lahannya juga dibuatkan bangunan
konservasi, baik dam penahan maupun terjunan. Memang unutk memulai satu hal yang baru,
perlu sebuah teladan, dan kelompok Peduli Lahan di Desa Lencoh dan Samiran ini mulai
merintis untuk peduli pada lingkungan sekitar..
Photo by : Hilman
http://infront.web.id/394/teknik-konservasi-tanah-dan-air/
BAMBU UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR