Anda di halaman 1dari 4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik konservasi tanah di Indonesia diarahkan pada tiga prinsip utama yaitu
perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan Tanah adalah salah satu
sumber daya yang berperan penting terhadap kelangsungan hidup organisme. Fungsi tanah
tidak hanya sebagai tempat berjangkarnya tanaman, penyedia unsur hara tetapi juga berfungsi
sebagai salah satu bagian dari ekosistem. Sebagai bagian dalam suatu ekosistem, maka fungsi
tanah harus diperhatikan, sebab bila penurunan fungsi tanah terus terjadi akan menyebabkan
terganggunya ekosistem dan tentunya akan berdampak terhadap makhluk hidup di sekitarnya,
terutama manusia meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti pemberian bahan organik
atau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan mengurangi laju aliran permukaan
sehingga menghambat material tanah dan hara terhanyut. Ketiga teknik konservasi tanah
secara vegetatif, mekanis dan kimia pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu
mengendalikan laju erosi, namun efektifitas, persyaratan dan kelayakan untuk diterapkan
sangat berbeda. Oleh karena itu pemilihan teknik konservasi yang tepat sangat diperlukan.
Metode konservasi tanah dapat dibagi dalam tiga golongan utama, yaitu (1) metode vegetatif,
(2) metode mekanik dan (3) metode kimia.
Curah hujan adalah salah satu unsur iklim yang besar perannya terhadap terjadinya
longsor dan erosi (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002). Air hujan yang jatuh ke bumi akan
mengakibatkan pengikisan terhadap tanah yang dilaluinya sehingga menyebabkan terjadinya
erosi pada kemiringan lahan tertentu. Indonesia merupakan negara tropis yang beriklim basah
dengan curah hujan mencapai 2.500 mm/tahun. Dengan curah hujan yang cukup besar dan
lereng
Erosi dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah dan
kualitas lingkungan hidup. Permukaan kulit bumi akan selalu mengalami erosi, di suatu
tempat terjadi pengikisan sementara di tempat lainnya terjadi penimbunan, sehingga
bentuknya akan selalu berubah sepanjang masa. Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan
berlangsung sangat lambat, sehingga akibat yang ditimbulkan baru muncul setelah berpuluh
bahkan beratus tahun kemudian (Suripin, 2002). Lahan yang terdegradasi di Indonesia adalah
masalah serius pada pertanian lahan kering yang hingga saat ini penyebab utamanya adalah
aliran permukaan dan erosi meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti pemberian bahan
organik atau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan mengurangi laju aliran
permukaan sehingga menghambat material tanah dan hara terhanyut. Ketiga teknik
konservasi tanah secara vegetatif.
Konservasi tanah dan air adalah upaya menempatkan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan
tanah. Salah satu teknik konservasi tanah dan air adalah dengan penggunaan mulsa (Pratiwi,
2007). Jika dikaitkan dengan erosi tanah, maka Siregar (2000) telah membuktikan bahwa
pemakaian mulsa yang agak sukar lapuk seperti jerami padi dan batang jagung akan
memberikan perlindungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemakaian mulsa yang
mudah lapuk.
Hasil dari penelitian mengenai simulasi implementasi teknologi Konservasi tanah
yang kami dilakukan di 2 titik tempat, dimana titik petama tepatnya di Dsn. Sumberasih, Ds.
Sumberarum Kec.Songgon dan titik kedua di Dsn. Temuguruh, Ds. Sempu Kec.Sempu, jarak
penelitian pada konservasi tanah ini berjarak 2 x 2 meter.
Dalam pengamatan di Dsn.Sumberasih Desa Sumberarum Kec. Songgon kami
melakukan penelitian tanpa melakukan konservasi, dimana hasil pengamatan yang diperoleh
yaitu Teknik konservasi yang diusulkan Menggunakan cara vegetatif atau biologis tepatnya
cara teras kebun, karena tanah yang kita amati itu miring sehingga teknik yang cocok untuk
digunakan dengan cara vegetatif tepatnya cara teras kebun sangat sesuai untuk melakukan
penanaman. Adapun hasil yang kami peroleh yaitu sebagai berikut.

Dalam pengamatan di Dsn. Temuguruh Desa Sempu Kec. Sempu kami melakukan
penelitian dengan melakukan konservasi, dimana hasil pengamatan yang diperoleh yaitu
Teknik konservasi yang diusulkan dan dilakukan tindakan Menggunakan cara mekani yaitu
teras datar. Adapun hasil yang kami peroleh yaitu sebagai berikut.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat simpulkan penanaman yang baik dan tindakan
konservasi dilahan yang miring adalah Penanaman tanaman dalam teras kebun untuk
penanaman yang baik. Selanjutnya untuk teknik konsevasi yang tepat adalah teknik teras
datar.

Saran

Saat proses praktikum alangkah lebih baik didampingi oleh dosen dan teknisi agar
mahasiswa yang melakukan tindakan konservasi ada bimbingan dan arahan.

Anda mungkin juga menyukai