MATA KULIAH
PENGELOLAAN AIRTANAH
Kode : TKP 4130
Sks : 2 sks (Wajib)
1. PENDAHULUAN
MODUL - 5
-Pengantar
-Tujuan
4. Badan Sungai
Perencanaan Bangunan Sungai
Perencanaan Alur Sungai
Perencanaan Kualitas Air
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 1
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
1. PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
1.2 Tujuan
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 2
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Metode Vegetatif
7. Pemulsaan.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 3
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 4
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Metode Kimia
Cara kimia yang digunakan adalah dengan polimer pemantap tanah untuk
memperbaiki struktur tanah sehingga tanah tahan terhadap erosi, antara lain
larutan PVA (Poly Vind Alkohol), PAM (Polacryamide). Beberapa cara pemakaian
bahan-bahan pemantap tanah adalah:
1. Pemakaian di permukaan tanah.
Larutan bahan pemantap tanah disemprot langsung ke atas permukaan
tanah dengan alat sprayer.
2. Pemakaian secara dicampur. Emulsi zat kimia disemprotkan ke dalam tanah,
kemudian tanah tersebut dicampur dengan bahan kimia sampai merata,
biasanya sampai kedalaman 0 – 25 cm.
Pemakaian lubang. Disemprotkan secara lokal di tanah–tanah atau di
lubang–lubang tanaman saja.
Untuk karakteristik DAS yang terdiri dari dari kemiringan, jenis tanah dan
curah hujan harian rata-rata pada setiap satuan lahan perlu diklasifikasi dan
diberi bobot (skor) sebagai berikut:
100
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 5
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
(tidak peka)
50
Kawasan lindung
Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga faktor fisiknya > 175 dan
memenuhi salah satu atau beberapa syarat di bawah ini:
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 6
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 7
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Ga
mb
ar
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 8
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Di dalam perencanaan kawasan DAS atau tata ruang wilayah selama ini
utilitas yang banyak digunakan adalah utilitas non SDA seperti jalan, bangunan,
kawasan industri, kawasan perdagangan dan sebagainya. Oleh karena itu,
utilitas SDA haruslah menjadi perhatian utama di dalam perencanaan tata ruang
wilayah disebabkan Indonesia adalah negara air.
Beberapa utilitas SDA yang dapat digunakan dalam perencanaan tata ruang
adalah ruang terbuka hijau (hutan kota), waduk (di dalam dan luar perkotaan),
saluran drainasi dan sebagainya.
2. Taman kota, mempunyai fungsi utama untuk keindahan dan interaksi sosial.
Hutan Kota dapat memberikan kota yang nyaman sehat dan indah
(estetis).Kita sangat membutuhkan hutan kota, untuk perlindungan dari
berbagai masalah lingkungan perkotaan. Hutan kota mempunyai banyak fungsi.
Hal ini tidak terlepas dari peranan tumbuh-tumbuhan di alam. Tumbuh-
tumbuhan sebagai produsen pertama dalam ekosistem, mempunyai berbagai
macam kegiatan metabolisme untuk ia hidup, tumbuh dan berkembang.
Kegiatan metabolisme tumbuh-tumbuhan memberikan keuntungan dalam
kehidupan. Tidak ada satu makhlukpun yang dapat hidup tanpa tumbuh-
tumbuhan. Oleh karena itu penebangan pohon merupakan kegiatan yang sangat
merugikan bagi kehidupan makhluk hidup, karena menanam pohon
membutuhkan waktu untuk tumbuh dan berkembang yang sangat lama, bahkan
puluhan atau ratusan tahun.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 9
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
b. Berbentuk menyebar yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu,
dengan komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh menyebar terpencar-pencar
dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.
a. Fungsi fisik, berfungsi antara lain untuk perlindungan terhadap angin, sinar
matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau, sebagai
pemersatu, penegas, pengenal, pelembut, dan pembingkai.
ilmiah, sehingga hutan kota dapat menjadi laboratorium hidup untuk sarana
pendidikan dan penelitian. Fungsi kesehatan, misalnya untuk terapi mata
dan mental serta fungsi rekreasi, olah raga, dan tempat interaksi sosial
lainnya. Fungsi sosial politik ekonomi misalnya untuk persahabatan antar
negara. Hutan kota dapat memberikan hasil tambahan secara ekonomi
untuk kesejahteraan penduduk seperti buah-buahan, kayu, obat-obatan
sebagai warung hidup dan apotik hidup.
Hutan kota dapat menyangga dan melindungi permukaan tanah dari air
hujan dan angin (mencegah erosi), serta dapat membantu menyediakan
airtanah.
Debu atau partikulat terdiri dari beberapa komponen zat pencemar. Dalam
sebutir debu terdapat unsur-unsur seperti garam sulfat, sulfuroksida, timah
hitam, asbestos, oksida besi, silika, jelaga dan unsur kimia lainnya.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa tumbuh-tumbuhan dapat
menyerap berbagai jenis polutan (pencemar), seperti pohon johar, asam
landi, angsana dan mahoni dapat mengakumulasi Pb (timah hitam) yaitu
hasil pencemaran oleh kendaraan bermotor, pada daun dan kulit batang.
f. Peredaman Kebisingan.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 11
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
h. Menyuburkan tanah.
Waduk
Waduk merupakan suatu bangunan air yang berfungsi untuk menampung
air hujan. Waduk mempunyai sepadan kata yang cukup banyak. Waduk atau
reservoar atau disebut juga situ, urung-urung (bahasa jawa), tampungan
sementara (retardasi basin), polder, boezem (bahasa belanda), tandon air dan
embung. Dikawasan DAS yang berada diluar perkotaan waduk menempel pada
bangunan kontruksi bendungan. Waduk ini mempunyai dua fungsi yaitu, waduk
eka guna misalnya waduk yang khusus digunakan untuk irigasi atau pembangkit
listrik atau pengendalian banjir, dan waduk serba guna (multi purpose) yang
merupakan gabungan eka guna, menyeluruh dalam satu waduk (Sudjarwadi,
1989). Di perkotaan waduk lebih banyak difungsikan sebagai penampung air
banjir sementara yang kemudian dialirkan ke saluran drainasi.
4. Badan Sungai
Badan sungai adalah bagian-bagian sungai yang meliputi alur sungai,
bantaran sungai dan tanggul sungai jika ada. Secara rinci, badan sungai
merupakan daerah penguasaan sungai seperti gambar berikut.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 12
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Tepi sungai
Sempadan Sempadan
sungai sungai
Perencanaan alur sungai bertujuan untuk menjaga agar alur sungai tetap
dapat mengalirkan air dengan lancar. Selain itu juga bertujuan menjaga
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 13
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
bentuk alur sungai agar tidak berubah. Dengan demikian potensi kerusakan
dapat diminimalisir.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam perencanaan alur sungai
adalah:
1. Perencanaan tanggul
Beberapa jenis tanggul sesuai fungsi dan dimensi tempat serta bahan yang
dipakai adalah:
Tanggul utama, bangunan tanggul sepanjang kanan-kiri sungai guna
menampung debit banjir rencana.
Tanggul sekunder, tanggul yang dibangun sejajar tanggul utama baik di
atas bantaran di depan tanggul utama maupun di sebelah belakang tanggul
utama yang berfungsi untuk pertahanan kedua.
Tanggul terbuka, tanggul yang dibangun secara terputus-putus pada sungai
yang arusnya deras yang berfungsi memperpendek waktu terjadinya
puncak banjir yang tinggi, karena banjir dapat mengalir melalui celah-celah
antar tanggul tersebut.
Tanggul pemisah, tanggul yang dibangun diantara dua buah sungai yang
berdekatan, agar arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak
saling menggangu.
Tanggul sirip (tanggul melintang), tanggul yang ditempatkan lebih kurang
tegak lurus terhadap tanggul utama dan melintang arah alur sungai.
Tanggul ini biasanya dibangun pada sungai-sungai yang besar dengan
bantaran yang lebar, dimana tanah pada bantaran ini biasanya digunakan
untuk pertanian. Selain berfungsi untuk melindungi areal pertanian
tersebut, tanggul ini juga dapat berfungsi sebagai penghambat kecepatan
arus sungai.
Tanggul pengarah, tanggul semacam ini berfungsi sebagai pengarah arus di
muara-muara sungai untuk menjaga agar muara sungai tidak mudah
berpindah-pindah dan sebagai pemandu arus sungai.
Tanggul penyadap banjir, berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran
banjir, pada saat muka air banjir di dalam sungai telah melampaui tinggi
yang diperkirakan.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 14
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Suhu
Suhu air mempunyai peranan dalam mengatur kehidupan biota perairan,
terutama dalam proses metabolisme. Kenaikan suhu menyebabkan terjadinya
peningkatan konsumsi oksigen, namun di lain pihak juga mengakibatkan
turunnya kelarutan oksigen dalam air.
Baku mutu kualitas air kelas 1 berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 untuk total
padatan terlarut maksimum 1000 mg/l.
Warna Perairan
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 15
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Oksigen merupakan salah satu gas terlarut di perairan alami dengan kadar
bervariasi yang dipengaruhi oleh suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan
atmosfir. Selain diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme di perairan,
oksigen juga diperlukan dalam proses dekomposisi senyawa-senyawa organik
menjadi senyawa anorganik.
Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 16
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Bagian Hulu
Bagian Tengah
Bagian Hilir
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 17
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
4. Contoh Penerapan Perencanaan Ban
Pengelolaan DAS – Modul -5
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 18
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Kegiatan lahan yang berstatus milik Negara, maka lahan yang diperlukan
untuk tapak tanggul baru sebagai akibat dilaksanakannya ketentuan
sebagaimana dimaksud di atas harus dibebaskan.
Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai, dan
berfungsi sebagai jalur hijau.
Erosi
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 20
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Dengan batasan tersebut, maka tanah yang mempunyai solum tebal, nilai Edp-
nya lebih tinggi daripada tanah yang solumnya tipis.
Di Indonesia, Hammer (1981) seorang ahli konservasi tanah dari Australia yang
bekerja di Pusat Penelitian Tanah Bogor, mengusulkan agar menghitung nilai
erosi yang diperbolehkan berdasarkan kedalaman ekuivalen tanah dan
kelestarian sumber daya tanah (umur) yang diharapkan, dengan persamaan:
Tanah jenis inceptisol dengan penggunaan lahan tegal yang memiliki kedalaman
3,39 meter, kelestarian tanahnya 400 tahun, maka nilai:
3390 mm
Edp =
400 th
Edp = 8 , 475 mm/th
mm
Edp = 8 , 475 x BI (g . cm−3 )
th Berat Isi tanah inceptisol = 1,1 g/cm3
cm
Edp = 0 , 8475 x 1 . 1 ( g. cm−3 )
th
Edp = 0,93225 g cm2
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 21
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
10−6 ton x 10 4
Edp = 0 , 93225
10− 4 m2 x 104
10−2 ton
Edp = 0 , 93225 x /th
ha
ton
Edp = 93 , 225 x /th
ha
Hal ini berarti erosi yang diperbolehkan pada tanah inceptisol dengan
penggunaan lahan tegal adalah sebesar 93,225 ton/ha/th, namun jika mengacu
pada referensi di Amerika, maka erosi yang terjadi melebihi toleransi yang
diperbolehkan yaitu sebesar 12,50 ton/ha/th.
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 22
| Email: mohammadbisri@yahoo.com
Pengelolaan DAS – Modul -5
Quick Think
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS. & Dr. Ir. Rispiningtati, M.Eng. 23
| Email: mohammadbisri@yahoo.com