Anda di halaman 1dari 14

Konservasi Lingkungan Lahan dan Air,

Pengelolaan Bahan Organik, dan


Rehabilitasi Lahan Tidur

Lulu Dewi Saputri 1910305013


Nadia Nurul Aeni 1910305046
Galuh Nurani Esa Kinanti 1910305059
A. KONSERVASI LINGKUNGAN: LAHAN AIR
1. Usaha Penghijauan Konservasi
Usaha penghijauan konservasi merupakan suatu bentuk
pengusahaan ruang atau lahan yang mengombinasikan teknik
konservasi mekanik maupun vegetative dalam pola pertanaman
terpadu (Oppusunggu, 2017). 
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah:
• Kemiringan lahan
• Kedalaman tanah dan air
• Kepekaan tanah terhadap erosi
• Sistem pertanaman atau pola penghijauan
2. Penetapan Teknik Konservasi

Pemilihan teknik konservasi secara mekanik (macam


teras) diterapkan berdasarkan kemiringan lahan,
kedalaman tanah, dan kepekaan tanah terhadap erosi.
terdapat dua tipe utama teras yaitu, teras bangku dan
teras gulud (Idjudin, 2011).
a. Teras Bangku
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan
jalan memotong lereng dan meratakan tanah dibagian
bawah sehingga terbentuk suatu deretan berbentuk
tangga.
Teras bangku berfungsi untuk memperlambat
aliran permukaan, menampung dan menyalurkan aliran
permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak,
mempermudah pengolaan tanah pada lahan belerang,
dan meningkatkan infiltrasi air kedalam tanah.
b. Teras Gulud
Teras gulud adalah barisan guludan yang
dilengkapi dengan saluran pembuangan air, dibuat
memotong lereng dengan jarak antar gulud tertentu
(Idjudin, 2011).
Teras gulud berfungsi untuk memperpendek
panjang lereng dengan membuat lereng menjadi bagian
pendek, mengurangi erosi permukan dan erosi alur,
mencegah erosi parit, mengahmbat laju aliran permukaan
terutama pada daerah dengan curah hujan tinggi, dan
memperbesar infiltrasi tanah sehingga kandngan air tanah
meningkat.
c. Pembuatan Teras Bangku Dan Gulud

• Menentukaan jalan uasaha tani dan saluran


pembuangan air pada lokasi yang akan
dikembangkan sehingga dapat diketahui derajad
kemiringan lokasi dan dapat pula ditentukan Vt atau
Ht dari atas teras gulud.
• Menentukan garis kontur
• Menentukan volume dan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan saat pembuatan teras
B. PENGELOLAAN BAHAN ORGANIK

1. Sisa Pertanaman
Salah satu usaha untuk mempertahankan produktivitas
lahan terutama lahan kering adalah dengan mempertahankan
bahan organik tanah.
Bahan organik tanah akan mempengaruhi sifat fisik dan
kimia tanah antara lain:
• Meningkatkan granulasi tanah sehingga akan memperbaiki
struktur tanah
• Meningkatkan kemampuan tanah menahan air
• Mencegah cepatnya pemadatan tanah
• Meningkatkan kapasitas jerapan tanah, karena 30-90% dari
tenaga jerapan suatu tanah berasal dari bahan organik
tanah sehingga meningkatkan ketersediaan hara tanah
Beberapa cara untuk mempertahankan bahan
organik tanah yaitu melalui:
• Pembenaman bahan hijau sisa tanaman
• Penebaran sisa tanaman sebagai mulsa di
peermukaan tanah
Penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa memberikan
beberapa keuntungan:
• Melindungi tanah dari pukulan hujan sehingga tanah
tidak lekas memadat
• Memperlambat laju aliran permukaan sehingga dapat
mengurangi erosi
• Bahan mulsa yang melapuk merupakan media yang baik
bagi peningkatan aktivitas biologi tana
2. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman legume penutup tanah sangat baik
untuk rehabilitasi lahan kritis karena berfungsi :
• Melindungi permukaan tanah dari pengaruh
hujan sehingga mengurangi erosi
• Memperbaiki dan mempertahankan sifat
fisika dan kimia tanah
• Mengurangi penguapan dan kehilangan
bahan organik
• Mengendalikan gulma
C. REHABILITASI LAHAN TIDUR
Cara-Cara Rehabilitasi Lahan
1. Tanaman penutup lahan
Pemilihan tanaman penutup untuk rehabilitasi lahan didasarkan
pada funginya, yakni:
• Menghasilkan bahan hijauan berjumlah banyak dan berkadar N
tinggi(2-6%) sehingga dalam waktu pendek dapat terjadi
dekomposisi dan dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah
• Meningkatkan aktivitas biologi tanah yang langsung memperbaiki
struktur dan aerasi tanah
• Melindungi tanah dari daya rusak air hujan yang menimbulkan erosi
• Dapat meningkatkan unsur N dari udara sehingga keperluaan akan
pupuk sintesis seperti urea dapat ditekan.
2. Tanaman mucuna (Leguminosa pansan)
Mucuna sp atau tanaman koro benguk (Jawa) dapat
digolongkan sebagai tanaman yang dapat menghasilkan biji
berprotein dan dapat memainkan fungsi rehabilitasi lahan secara
khusus. Biji mucuna dapat dibuat tembe atau setelah direbus
selama 24 jam akan dapat pula dicampur dengan umbi kayu untuk
meningkatkan gizi umbi kayu.
Beberapa keuntungan rehabilitasi lahan tidur dengan tanaman
penutup tanah seperti Centrocema dan Mucana anatara alain
adalah :
• Disamping menghasilkan biji, daun tanaman mucana
menghilangkan racun HCN ang cukup tinggi sehingga tidak
disukai ternak.
• Mucana sangat cepat pertumbuhanya dan dapt beradaptsi
pada berbagai jenis tanah seperti tanah-tanah berkapur
(Alfisol) atau pada tanaman masak dan pada tanah masam
Padsolik
• Pertumbuhan mucana pada lahan tandus jauh lebih baik
dibandingkan dengan jenis leguminosa lain seperti komak dan
kacang tunggak
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai