Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

“Perhitungan laju erosi pada lahan batu luhur”

Dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah konservasi tanah dan air

Dosen pengampu : Intan Kusuma Wardani, M.Sc

Disusun oleh :

Jurusan pertanian

Program studi teknologi mekanisasi pertanian

Politeknik pembangunan pertanian bogor

2023
KATA PENGANTAR
Dalam kesempatan ini, dengan senang hati saya menyampaikan kata pengantar untuk
laporan mata kuliah teknik konservasi tanah dan air yang telah saya susun. Makalah ini
merupakan hasil praktikum dan kajian kami mengenai laju erosi. Makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang erosi dan dampaknya bagi
lingkungan dan pertanian, termasuk perkembangan. Melalui penulisan ini, kami berharap
dapat memberikan wawasan yang berguna dan bermanfaat bagi pembaca, terutama para
mahasiswa yang sedang mempelajari mata kuliah ini.

Dalam proses penulisan makalah ini, kami mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
yang terpercaya, termasuk buku-buku referensi, jurnal ilmiah, dan sumber online yang
terkini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghadirkan konten yang akurat dan
mutakhir, sehingga pembaca dapat memperoleh informasi terkini seputar erosi. Makalah ini
terdiri dari beberapa bab yang membahas topik-topik utama terkait erosi. Setiap bab
dilengkapi dengan analisis mendalam, contoh kasus, dan studi literatur yang relevan guna
mendukung pemahaman pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan staf pengajar yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan berharga sepanjang perjalanan saya dalam mata kuliah ini. Saya
juga berterima kasih kepada teman-teman sekelas yang selalu memberikan dukungan dan
diskusi yang membangun. Terakhir, saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
dan inspirasi bagi pembaca dalam memahami pentingnya konservasi alam bagi alam kita ini.
Semoga penelitian ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam pengembangan dan penerapan
konservasi tanah dan air yang baik di masa depan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Lahan miring merupakan salah satu jenis lahan yang memiliki karakteristik khusus dan
memerlukan penanganan yang tepat untuk menjaga kesuburan dan mencegah erosi. Lahan
miring yang tidak dikelola dengan baik akan berisiko mengalami kerusakan dan penurunan
produktivitas. Konservasi lahan miring adalah upaya untuk menjaga kelestarian lahan miring
dan meningkatkan produktivitas pertanian di lahan miring. Lahan miring adalah lahan yang
memiliki kemiringan lebih dari 8%. Lahan miring memiliki karakteristik yang berbeda
dengan lahan datar, yaitu:

Kemiringan lahan yang tinggi menyebabkan aliran air permukaan menjadi lebih cepat dan
deras. Aliran air permukaan yang cepat dan deras dapat mengikis tanah dan membawanya ke
tempat lain. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur, sehingga
produktivitas pertanian di lahan miring menurun. Kemiringan lahan yang tinggi juga
menyebabkan daya resap air menjadi lebih rendah. Daya resap air adalah kemampuan tanah
untuk menyerap air. Daya resap air yang rendah menyebabkan air hujan lebih mudah
mengalir di permukaan tanah, sehingga meningkatkan potensi erosi. Kemiringan lahan yang
tinggi juga menyebabkan kandungan bahan organik menjadi lebih rendah. Bahan organik
adalah komponen tanah yang penting untuk kesuburan tanah. Kandungan bahan organik yang
rendah menyebabkan tanah menjadi lebih mudah tererosi.

Kabupaten Bogor memiliki banyak lahan miring, salah satunya adalah lahan miring di Desa
Batu Luhur. Lahan miring di Desa Batu Luhur sebagian besar digunakan untuk budidaya
tanaman pertanian, seperti padi, palawija, dan perkebunan. Erosi merupakan salah satu
masalah utama yang dihadapi oleh lahan miring. Erosi dapat menyebabkan hilangnya lapisan
tanah yang subur, sehingga kesuburan tanah menurun dan produktivitas pertanian berkurang.
1.2Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran umum tentang
penghitungan laju erosi pada lahan miring, meliputi:

 Pengertian erosi
 Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi
 Metode-metode penghitungan laju erosi

1.3Manfaat

Adapun manfaat dari laporan ini antara lain :

 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang konservasi lahan miring.


Laporan tersebut memberikan gambaran umum tentang konservasi lahan miring,
mulai dari pengertian, tujuan, teknik, hingga pentingnya konservasi lahan miring.
 Memberikan panduan bagi petani dalam melakukan konservasi lahan miring.
Laporan tersebut memberikan langkah-langkah yang dapat diikuti oleh petani dalam
melakukan konservasi lahan miring.
 Membantu pemerintah dalam mengembangkan potensi lahan miring. Laporan
tersebut dapat memberikan informasi kepada pemerintah tentang potensi lahan
miring dan cara-cara untuk memanfaatkannya secara optimal.
Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Teknik konservasi tanah dan air

Teknik konservasi tanah dan air merujuk pada upaya yang dilakukan untuk
menjaga dan memelihara kualitas tanah dan air agar dapat digunakan secara
berkelanjutan1. Berikut adalah pengertian konservasi tanah dan air:

 Konservasi Tanah: Menurut Sitanala Arsyad (2006), konservasi tanah dalam arti
luas adalah penempatan bidang tanah pada penggunaan yang sesuai dengan
kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dalam arti sempit, konservasi
tanah merupakan upaya pencegahan kerusakan tanah dari erosi dan memperbaiki
tanah yang rusak akibat erosi.
 Konservasi Air: Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan
yang jatuh ke tanah untuk kegiatan pertanian secara efisien dan mengatur waktu
aliran air dengan meresapkannya ke dalam tanah agar ketika musim hujan tidak
terjadi banjir dan ketika kemarau masih terdapat cadangan air tanah

Konservasi tanah dan air biasanya dilakukan di daerah aliran sungai dan lahan-
lahan kritis. Tujuan utama dari konservasi ini adalah untuk mencegah erosi,
memperbaiki tanah yang rusak, dan memelihara serta meningkatkan produktivitas
tanah. Sedangkan tujuan konservasi air adalah untuk menjamin tersedianya air untuk
generasi mendatang, penghematan air baik dari segi pengambilan dan pengolahan,
serta konservasi habitat.

2.2 Metode teknik konservasi secara vegetatif,mekanik, dan kimia

Berikut adalah penjelasan tentang metode konservasi tanah dan air secara vegetatif,
mekanik, dan kimia:
1. Konservasi Tanah dan Air Secara Vegetatif: Metode ini menggunakan tanaman
untuk mengurangi daya tumbuk antara air hujan dengan tanah. Beberapa teknik
yang digunakan dalam metode ini antara lain:

 Tanaman Penutup Lahan: Tumbuhan yang ditanam untuk melindungi tanah dari
ancaman kerusakan oleh erosi
 Strip Cropping: Metode penanaman dengan mengelilingi lereng yang bertujuan
untuk menahan tingkat erosi tanah.
 Penanaman Berganda: Sistem bercocok tanam dengan menanam lebih dari satu
jenis tanaman dalam sebidang tanah secara bersamaan atau digilir
 Penanaman Tanaman Pangan dan Non-pangan: Dapat dilakukan dengan cara
mencampur tanaman pokok dengan tanaman lainnya yang bukan pangan.
 Mulsa: Bahan organik dari sisa tanaman yang diletakkan di atas permukaan tanah
sebagai penutup.

2. Metode konservasi tanah dan air secara mekanik adalah cara konservasi dengan
menerapkan perlakuan fisik terhadap tanah guna mengurangi aliran permukaan
air. Tujuan dari metode ini adalah untuk memperkecil terjadinya aliran air
permukaan dan menyalurkan air ke dalam tanah agar tanah yang terbawa air
sedikit. Contoh metode mekanik antara lain terasering, membangun saluran air,
rorak, sengkedan, teras guludan, teras bangku, saluran diversi, dan cek dam atau
embung, Metode mekanik juga berfungsi untuk memperbesar infiltrasi,
memperbaiki aerasi tanah, dan menyediakan air bagi tanaman
3. Konservasi Tanah dan Air Secara Kimia: Metode ini melibatkan penggunaan
bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan retensi air.
Metode ini memanfaatkan preparat kimia berupa senyawa sintetik maupun bahan
alami yang sebelumnya telah diolah dalam jumlah yang relatif sedikit dengan
tujuan agregat tanah mengalami peningkatan sehingga erosi dapat dicegah.
Preparat kimia yang digunakan mampu memperbaiki struktur tanah yang telah
rusak sehingga tanah tersebut resistensi terhadap erosi.
2.3 Erosi

Erosi adalah proses pengikisan atau perpindahan massa batuan dari satu tempat
ke tempat lain yang disebabkan oleh tenaga alam seperti air, angin, es, dan
gelombang atau arus. Proses ini dapat terjadi pada tanah, batuan, dan partikel lainnya,
dan dapat menyebabkan penipisan lapisan tanah, distorsi pada produktivitas tanah,
daya dukung tanah, dan kualitas lingkungan hidup. Erosi dapat terjadi secara alami
atau karena campur tangan manusia seperti deforestasi, alih fungsi lahan, dan
pembuatan lahan pertanian. Terdapat berbagai jenis erosi, termasuk erosi air, erosi
alur, erosi korasi atau deflasi, dan abrasi.

erosi dapat berasal dari faktor alam seperti air, angin, es, dan gelombang atau
arus, serta faktor manusia seperti deforestasi, alih fungsi lahan, pembangunan jalan,
dan pembukaan lahan yang tak terkendali. Faktor alam seperti iklim, jenis tanah,
vegetasi, dan topografi juga dapat memengaruhi terjadinya erosi. Selain itu, faktor
lain seperti kerusakan pada tanah atau tempat terjadinya erosi bisa dikarenakan oleh
sifat kimia dan fisika tanah, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah,
hingga menurunnya kapasitas tanah saat menahan air.

2.4 Sediment traps

Pengukuran erosi secara sediment traps adalah salah satu metode untuk
mengukur erosi yang terjadi di suatu wilayah. Perangkap sedimen adalah perangkat
yang digunakan untuk mengumpulkan sedimen yang diangkut oleh air atau angin.
Pengukuran erosi secara sediment traps dapat dilakukan dengan mengukur kemajuan
sedimen yang diumpulkan oleh sediment traps selama waktu tertentu. Sediment traps
dapat berupa berbagai jenis, seperti:

 Perangkap sedimen yang dibuat dari bahan organik, seperti kayu, yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan sedimen di sungai atau waduk
 Perangkap sedimen yang dibuat dari bahan non-organik, seperti plastik, yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan sedimen di sungai atau waduk
 Perangkap sedimen yang dibuat dari bahan kimia, seperti resin, yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan sedimen di sungai atau waduk.

Pengukuran erosi secara sediment traps dapat dilakukan dengan mengukur


kemajuan sedimen yang diumpulkan oleh sediment traps selama waktu tertentu.
Selain itu, pengukuran erosi secara sediment traps juga dapat dilakukan dengan
mengukur kemajuan sedimen yang diumpulkan oleh sediment traps selama waktu
tertentu. Pengukuran erosi secara sediment traps dapat digunakan untuk mengukur
erosi yang terjadi di suatu wilayah, seperti sungai, waduk, atau lahan pertanian.
Selain itu, pengukuran erosi secara sediment traps juga dapat digunakan untuk
mengukur efektivitas sediment traps dalam mengurangi erosi dan mengendalikan
sedimen di suatu wilayah.
Bab III

Metode praktikum

3.1 Waktu praktikum

Tanggal praktikum: 13 Desember 2023 - 11 Desember 2023

3.2 Tempat praktikum


Lahan kota batu polbangtang bogor

3.3 Alat dan bahan


1. Cangkul

2. Seng

3. Karung

4. Ajir

5. Seng

6. Tali rapia

7. Pupuk

8. Bibit pakcoy

9. Plastik mulsa

10. Meteran

3.4 Langkah kerja

1. Melakukan pembagian kelompok sesuai instruksi yang sudah diberikan.


2. Lakukan pengukuran dengan meteran serta gunakan bambu sebagai patokan.
3. Lakukan pengolahan tanah dengan cultivator.
4. Lakukan pengukuran lahan untuk membuat bedengan.
5. Cangkul tanah dengan ukuran yang sudah ditentukan, untuk lahan yang atas dibuat
bedengan dengan posisi searah kontur, dan lahan bawah memotong kontur.
6. Setelah membuat bedengan,kemudian masing-masing kelompok memasang seng
mengitari bedengan.
7. Buatlah lubang sedimentasi dengan ukuran yang sudah ditentukan, kemudian lubang
sedimentasi diberi karung agar terlihat ukuran sendimen ketika mengalami erosi.
8. Lakukan pemupukan dengan Pupuk kendang dan diratakan diatas bedengan.
9. Buat lubang tanam dengan jarak 30cm x 30 cm, untuk jenis tanamannya berupa
pakcoy.
10. Lakukan perawatan setiap hari.
11. Lakukan pengukuran sedimentasi setelah hujan turun dan catat setiap ukuran
sedimentasinya.

Anda mungkin juga menyukai