Pustaka :
1. Notodarmojo, Suprihanto. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Bandung.
Penerbit ITB, 2005.
2. Arsyad, Sitanala, 2009. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor
3. Schwab, Glen.O, Frevert, Richard. K, Edminster, Talcott W, Barnes.
Kenneth. K , 1981 (Ed. 3rd), Soil and Water Conservation Engineering.
John Wiley & Sons. New York.
4. Greenland, D.J, R. LAL, 1979. Soil Conservation & Management in the
Humid Tropics, John Wiley and Sons, Chichester, New York
5. Norman Hudson , 1971. Soil Conservation, Cornell University Press,
Ithaca, New York
Pertemuan 1:
Pokok Bahasan: Latar belakang perlunya mempelajari konservasi tanah
dan air,permasalahan dan maksud tujuan dari mempeljari konservasi
tanah dan air
Pertemuan II:
Pokok Bahasan: Prinsip-prinsip dalam konservasi, dan jenis-jenis
konservasi tanah dan air
Pertemuan IX dan X :
Pokok Bahasan: Konservasi sumber daya alam, massa dan energi
•
ARAH TERAS YANG SALAH
•
KEBIASAAN NGAGUGUNTUR PADA SEBAGIAN PETANI
KONDISI KERUSAKAN LAHAN DI LAPANGAN
Prinsipnya :
Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya kikis
dan daya angkutnya melemah
Memperluas aliran permukaan untuk meresap ke dalam tanah.
Jenis-jenis pengendali erosi-sedimentasi secara mekanis
Pengendali erosi : teras gulud, teras buntu (rorak), teras
kredit, teras individu, teras kebun, teras datar, teras batu, teras
bangku, Saluran Pembuangan Air (SPA) dan saluran drainase
Pengendali sedimentasi : Terjunan, penendali jurang,
pengendali sisi jalan, pengendali tebing jalan, pengendali tebing
sungai, Dam penahan, Dam pengendali, sumur resapan dan
embung.
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif
Yaitu pengendalian erosi yang didasarkan pada peranan tanaman
yang ditanam atau tumbuh dan berkembang pada tanah
tersebut, terutama kemampuannya dalam mengurangi daya
pengikisan dan penghanyutan ketika berlangsung aliran
permukaan.
Tujuan :
Melindungi tanah terhadap daya perusak tetesan air hujan
dan mengurangi jumlah air hujan yang langsung sampai di
permukaan tanah.
Melindungi tanah terhadap daya angkut dari aliran
permukaan
Menambah kapasitas infiltrasi
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif
1. Teras Gulud
Tujuan : menahan laju aliran dan endapan menuju ke lereng
bawah Persyaratan Teknis
Kemiringan lereng : 10 – 15 %,
Kedalaman tanah > 30 cm
Jenis erosi : erosi permukaan
Penggunaan lahan : tanaman semusim
Diterapkan pada tanah yang memiliki daya infiltrasi tinggi
Diperlukan SPA untuk mengalihkan aliran permukaan ke
sungai
Diterapkan pada lokasi dengan ketersediaan tenaga kerja
dan modal terbatas
Gambar Teknis Teras gulud
Guludan
kecil
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
2. Parit Buntu (Rorak = Teras saluran)
Tujuan : meningkatkan jumlah persediaan air tanah,
menahan tanah yang tererosi dari bidang olah
Persyaratan Teknis
Kemiringan lereng : 3 - 10 %, kedalaman tanah > 30
cm Jenis erosi : erosi permukaan
Penggunaan lahan : tanaman kayu, tekstur tanah kasar
Diterapkan pada tanah dengan permeabilitas cepat
Dapat dikombinasikan dengan mulsa vertikal
untuk memperoleh kompos.
Umumnya rorak berukuran P = 1 - 2 M, L = 25
– 50 Cm
dan dalam 20 – 30 Cm
Gambar Teknis Parit Buntu
1. Tanah urugan
dipadatkan dan
permukaan tanah
dibuat miring ke
arah dalam +/- 1
%
2. Dibawah talud
dibuat selokan teras
atau saluran buntu
dengan panjang 2 m,
lebar 20 cm dan
dalam 10 cm
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
5. Teras Datar
Merupakan bangunan KTA berupa tanggul tanah sejajar
kontur dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3 %
dan dilengkapi dengan saluran di atas dan di bawah
tanggul.
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan,
memperbaiki pengaliran air dan pembasahan
tanah.
Kemiringan lereng : < 3 %, kedalaman tanah > 30
Persyaratan
cm Jenis Teknis
erosi : erosi
Penggunaan lahan : tanaman
permukaan
semusimpermukaan tanah tidak berbatu
Kondisi
Curah hujan rendah
Tanah mudah menyerap air.
Gambar Teknis Teras Datar
6. Teras Batu
Merupakan suatu teknik KTA dengan memanfaatkan batu yang ada
dipermukaan lahan untuk membuat dinding dengan jarak yang
sesuai, disepanjang garis kontur, pada lahan miring.
Tujuan :
Memanfaatkan batu-batu yang ada dipermukaan lahan, agar lahan
dapat dimanfaatkan sebagai bidang olah
Mengurangi kehilangan tanah dan air, serta untuk menangkap tanah
yang meluncur dari bagian atas, sehingga secara bertahap akan
terbentuk teras bangku.
Mengurangi kemiringan lahan untuk memberi bidang olah,
konservasi tanah dan mekanisasi pertanian
Persyaratan Teknis
Diterapkan pada lahan yang banyak tersedia kerikil dan batu
Dapat digunakan untuk persiapan pembangunan teras bangku
Gambar Teknis Teras Batu
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
Persyaratan Teknis
Sesuai untuk daerah pertanian dengan lereng curam dengan
kedalaman tanah yang cukup.
Sesuai pada lereng yang tajam dg sistem pertanian inensif
Bila terdapat teknik pengendalian erosi yang lebih muraj,
maka
teras bangku tidak perlu diterapkan.
Gambar Teknis Teras Bangku
2. Pengendali Jurang
Merupakan bangunan KTA berupa bendungan kecil lolos air
yang dibuat pada parit-parit melintang alur dengan
kontruksi bronjong batu, kayu/bambu atau pemasangan
batu spesi.
Tujuan :
Untuk memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan
air yang mengakibatkan terjadinya jurang/parit
Mencegah bertambahnya luas kerusakan lahan
akibat melebarnya jurang/parit
Mengendalikan erosi, lumpur/sedimen & air dari
daerah atas
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)
2. Pengendali Jurang
Persyaratan
Teknis :
Kemiringan lereng : +/- 30
% Jenis erosi : erosi jurang/parit
Daerah kritis dengan tangkapan air maksimal 10 Ha
Lebar dan kedalaman jurang/alur/parit maksimal 3 x 3
m Panjang jurang/alur/parit maksimal 250 m
Kemiringan jurang/alur/parit maksimal 5 %
Gambar Teknis Pengendali Jurang
5. Pengendali Tebing
Sungai Merupakan
:
Bangunan yang dibuat
untuk mengamankan
tebing sungai dari
gerusan air sungai
dan aliran di atasnya
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)
6.Dam Penahan
Merupakan Bendungan kecil lolos air dengan kontruksi
bronjong batu/trucuk bambu/kayu, yang dibuat pada
alur jurang dengan tinggi maksimal 4 m
Tujuan :
Untuk mengendalikan endapan dan aliran permukaan
dari
daerah tangkapan air di bagian hulu
Untuk meningkatkan permukaan air tanah di bagian
hilir
Persyaratan Teknis :
Kemiringan lereng : 15 - 35 %, Jenis erosi : erosi
permukaan
Gambar Teknis Dam Penahan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)
1.Sumur Resapan
Merupakan teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat
sehingga menyerupai sumur gali dengan kedalaman
tertentu, berfungsi menampung air hujan yang jatuh dari
atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke
dalam tanah.
Tujuan :
Meresapkan air hujan ke dalam tanah
Mengurangi air limpasan
Mencegah adanya genangan air
Mempertahankan muka air tanah agar tidak makin
menurun
Mencegah amblesan tanah akibat pengembilan air tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis
1.Sumur Resapan (Lanjutan)
Persyaratan Teknis :
Kemiringan lereng kurang dari 25 %
Formasi batuan atau tanah harus mampu meloloskan air
Kondisi permukaan lahan telah berubah menjadi kedap air
Jarak antara bangunan sumur resapan air dengan tangki
septik dan sumur gali minimal 5 m, sedangkan jarak antar
sumur resapan air minimal 2 m.
Permukaan air tanah cukup dalam dari permukaan tanah,
sehingga permukaan air tanah berada di bawah dasar
sumur resapan air
Penggunaan lahan : kawasan budidaya, pemukiman, dll
Gambar Teknis Sumur Resapan Air
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis (Lanjutan)
2. Embung
Merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam
berfungsi untuk menampung air hujan dan air limpahan atau
air rem- besan pada lahan sawah tadah hujan yang
berdrainase baik.
Tujuan : sebagai tempat persediaan air di musim kemarau,
mengendalikan limpasan, serta dapat digunakan untuk
berbagai keperluan (tertanian, peternakan dan rumah
tangga)
Persyaratan Teknis :
Kemiringan lereng : 0 – 30 %,
Penggunaan lahan : lahan tadah hujan
Tekstur tanah liat s/d liat berdebu,
Gambar Teknis Embung
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis
1.Penanaman Rumput
Merupakan penanaman rumput pada hillside ditches, pada
tampingan teras bangku atau berupa strip rumput (Grass barier)
Tujuan :
Menstabilkan hillside ditches dan mengurangi biaya pemeliharaan
Menghemat tenaga kerja pada kegiatan pemberantasan gulma
Mencegah erosi pada sisi atas ditch dan secara bertahap
mengurangi kelerengan
Persyaratan Teknis :
Untuk perlindungan sisi miring dan tepi ditch, rumput
ditanam dengan jarak 30 cm x 30 cm
Penanaman rumput bermuda dilakukan dengan perbanyakan
stek
batang, ditutup tanah, sehingga dapat memadatkan tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
2.Penanaman Searah Kontur (Contour cropping)
Merupakan cara penanaman tanaman yang searah garis
kontur yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama pada tanah yang
berlereng/miring.
Tujuan :
Menghambat kecepatan aliran permukaan
Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
Menghemat biaya, tenaga dan waktu
Persyaratan Teknis :
Pada tanah dengan kemiringan 3 – 6 %, penanaman
secara kontur sebaiknya tidak melebihi panjang 100 m,
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)