Anda di halaman 1dari 76

Materi Kuliah :

KONSERVASI TANAH DAN AIR


(KTA)
Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP-USTJ

Dipersiapkan oleh :Dr. Lieza Corsita,MT


Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa memiliki pengatahuan tentang


faktor – faktor yang berpengaruh pada lingkungan, ketersediaan air (air tanah
& air permukaan), erosi lahan/tanah, daya dukung lingkungan, dan dampak
lingkungan yang mungkin terjadi serta upaya perlindungan/pengelolaan
lingkungan (SDA, tanah & air).

Pustaka :
1. Notodarmojo, Suprihanto. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Bandung.
Penerbit ITB, 2005.
2. Arsyad, Sitanala, 2009. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor
3. Schwab, Glen.O, Frevert, Richard. K, Edminster, Talcott W, Barnes.
Kenneth. K , 1981 (Ed. 3rd), Soil and Water Conservation Engineering.
John Wiley & Sons. New York.
4. Greenland, D.J, R. LAL, 1979. Soil Conservation & Management in the
Humid Tropics, John Wiley and Sons, Chichester, New York
5. Norman Hudson , 1971. Soil Conservation, Cornell University Press,
Ithaca, New York
Pertemuan 1:
Pokok Bahasan: Latar belakang perlunya mempelajari konservasi tanah
dan air,permasalahan dan maksud tujuan dari mempeljari konservasi
tanah dan air

Pertemuan II:
Pokok Bahasan: Prinsip-prinsip dalam konservasi, dan jenis-jenis
konservasi tanah dan air

Pertemuan III, dan IV :


Pokok Bahasan: Praktek /Metode /teknik berbagai cara Konservasi
tanah dan air

Tugas Kelompok I : Buat 4 kelompok kelas


Instruksi tugas : Cari lokasi /studi kasus di Kota/Kabupaten Jayapura
yang bisa dilakukan konservasi tanah dan air. Lakukan survey lapangan,
buat laporan survey /makalah terhadap permasalahan di lokasi dan cara
mengatasinya dengan teknik /metode yang sudah diajarkan. Presentasi
sebagai hasil UTS.
Pertemuan V,VI:
Pokok Bahasan: Pengelolaan dan pengendalian sedimantasi dan
pendangkalan akibat erosi serta upaya pengawetan tanah

Pertemuan VII, VIII:


Pokok Bahasan: Pengelolaan dan konservasi air permukaan serta air tanah

Pertemuan IX dan X :
Pokok Bahasan: Konservasi sumber daya alam, massa dan energi

Pertemuan XI,XII,XIII,XIV: Project base Learning/Studi Lapangan


Instruksi tugas : dilakukan Bersama secara kelompok. Membuat
proyek produk dari penelitian skala kecil dengan topik pengolahan
3R sampah/pembuatan pupuk cair ecoenzym/teknologi filtrasi
untuk air bersih. Dipresentasikan sebagai UAS
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Latar Belakang

 Erosi tanah di Indonesia termasuk yang paling cepat di


dunia. Besarnya laju erosi tanah diperbesar dengan
adanya erosi yang dipercepat karena tekanan penduduk
pada sumberdaya lahan yang terbatas.
 Perubahan penggunaan lahan dari vegetasi
permanen menjadi lahan pertanian intensif
menyebabkan tanah menjadi lebih mudah
terdegradasi oleh erosi tanah, sehingga dirasakan
semakin meluasnya lahan kritis.
 Pada Tahun 2000, kerusakan hutan dan lahan di Indonesia
mencapai 56,98 Juta ha, dan tahun 2002, areal yang perlu
di rehabilitasi seluas 94,17 Juta Ha.
KONDISI KERUSAKAN LAHAN DI LAPANGAN

Pengelolaan Lahan Tidak Memperhatikan Kaidah-Kaidah Konservasi


ARAH TERAS YANG SALAH


KEBIASAAN NGAGUGUNTUR PADA SEBAGIAN PETANI
KONDISI KERUSAKAN LAHAN DI LAPANGAN

Kondisi Daerah Samarang Kab. Garut sebagai Hulu DAS Cimanuk


PENDANGKALAN SUNGAI
MUSIM HUJAN DATANG, BENCANA BANJIR MELANDA
AKIBAT YANG TERJADI

Bencana Tanah Longsor


KONDISI SUNGAI DISAAT KEMARAU
KEMARAU AIR MENJADI LANGKA
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Latar Belakang (Lanjutan)

 Proses degradasi lahan secara terus menerus


dapat menyebabkan dampak kerugian yang
besar, al :
 Terjadinya penurunan kesuburan, kualitas
 dan produktivitas
Terjadinya bencanalahan
alam (Ekonomi)
banjir dan longsor pada
musim hujan, dan kekeringan pada musim kemarau
 Rusaknya bangunan-bangunan irigasi, dll
 Perlu segera dilakukan upaya pencegahan dan
rehabilitasi pada lahan terdegradasi dengan
mengendalikan erosi tanah secara sederhana
melalui praktik Konservasi Tanah dan Air (KTA)
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Permasalahan

 Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat/


pengguna lahan tentang konservasi tanah dan
air.
 Kurangnya kesadaran para pengguna lahan akan
pentingnya konservasi
 Konservasi tanah dan tanah
airdanyang
air. telah diadopsi,
umumnya
belum sempurna dalam penerapannya.
 Konservasi tanah dan air yang diperkenalkan belum
mampu memberikan keuntungan
 Dengan demikian upaya peningkatan pengetahuan
dan kemampuan serta kesadaran para
pengguna lahan serta penerapan teknologi KTA tepat
guna
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Maksud dan Tujuan

 Maksud dari KTA adalah memperbaiki, mempertahankan,


dan meningkatkan kualitas tanah (fisik, kimia) dan air sebagai
sarana untuk tercapainya peningkatan tarap hidup manusia
 Tujuan KTA, adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan
serta menurunkan/menghilangkan dampak negatif pengelolaan
lahan seperti erosi, sedimentasi dan banjir, dengan cara :
 Menutup tanah agar terlindung dari daya dispersi air hujan
 Memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten
terhadap penghancuran agregat.
 Mengatur aliran permukaan sehingga mengalir dengan
kekuatan yang tidak merusak
 Menghambat aliran permukaan dan menambah kapasitas
infiltrasi.
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. Prinsip-prinsip dalam KTA

 Mengusahakan agar kapasitas infiltrasi tanah tetap


besar sehingga jumlah aliran permukaan dapat dikurangi
 Mengurangi laju aliran permukaan sehingga daya pengikisannya
terhadap permukaan rendah dan material yang terbawa aliran
dapat diendapkan.
 Mengusahakan agar daya tahan tanah terhadap daya tumbuk
atau penghancuran agregat tanah oleh butir hujan tetap ada.
 Mengusahakan agar pada bagian-bagian tertentu dari tanah dapat
menjadi penghambat atau menahan partikel yang terangkut
aliran permukaan agar terjadi pengendapan yang tidak jauh dari
tempat pengikisan.
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)

A. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi secara Mekanis

 Prinsipnya :
 Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya kikis
dan daya angkutnya melemah
 Memperluas aliran permukaan untuk meresap ke dalam tanah.
 Jenis-jenis pengendali erosi-sedimentasi secara mekanis
 Pengendali erosi : teras gulud, teras buntu (rorak), teras
kredit, teras individu, teras kebun, teras datar, teras batu, teras
bangku, Saluran Pembuangan Air (SPA) dan saluran drainase
 Pengendali sedimentasi : Terjunan, penendali jurang,
pengendali sisi jalan, pengendali tebing jalan, pengendali tebing
sungai, Dam penahan, Dam pengendali, sumur resapan dan
embung.
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif
 Yaitu pengendalian erosi yang didasarkan pada peranan tanaman
yang ditanam atau tumbuh dan berkembang pada tanah
tersebut, terutama kemampuannya dalam mengurangi daya
pengikisan dan penghanyutan ketika berlangsung aliran
permukaan.
 Tujuan :
 Melindungi tanah terhadap daya perusak tetesan air hujan
dan mengurangi jumlah air hujan yang langsung sampai di
permukaan tanah.
 Melindungi tanah terhadap daya angkut dari aliran
permukaan
 Menambah kapasitas infiltrasi
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif

 Jenis-jenis Penendalian erosi secara vegetatif :


 Penanaman dengan tanaman rumput (strip rumput)
 Penanaman dengan penutup tanah (Cover crop)
 Penanaman tanaman tanggul angin (wind breaks)
 Pertanaman lorong (alley cropping)
 Penanaman searah kontur (contour planting)
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Pengendalian Erosi secara Agronomis
 Yaitu suatu rangkaian kegiatan pengendalian erosi selama
musim tanam dalam pengelolaan tanaman yang sudah dimulai
sejak persiapan.
 Tujuan :
 Kondisi tanah dan pertanaman yang mampu mengurangi erosi
 Mendapatkan kondisi pertanaman yang aman (terhadap
serangan hama dan penyakit tanaman)
 Efisiensi penggunaan saprodi
 Jenis-jenis antara lain : tumpangsari, pengolahan tanah
dan penanaman menurut kontur, pemberian mulsa dan
Wanatani
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. Pengendalian Erosi secara Kimiawi
 Yaitu pengendalian erosi yang didasarkan atas usaha
penambahan bahan kimiawi yang bersifat organik maupun
anorganik ke dalam tanah untuk memperbaiki/memulihkan sifat
fisik dan kimiawi tanah.
 Tujuan :
 Memantapkan agregat tanah
 Menurunkan keasaman tanah dan pengaruh buruk dari
unsur- unsur beracun
 Meningkatkan ketersediaan hara.
 Jenis-jenis antara lain : Penggunaan soil
conditioner, pengapuran dan pemupukan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)

A. Pengendalian Erosi secara Mekanis

1. Teras Gulud
Tujuan : menahan laju aliran dan endapan menuju ke lereng
bawah Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 10 – 15 %,
 Kedalaman tanah > 30 cm
 Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman semusim
 Diterapkan pada tanah yang memiliki daya infiltrasi tinggi
 Diperlukan SPA untuk mengalihkan aliran permukaan ke
sungai
 Diterapkan pada lokasi dengan ketersediaan tenaga kerja
dan modal terbatas
Gambar Teknis Teras gulud

Guludan
kecil
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
2. Parit Buntu (Rorak = Teras saluran)
Tujuan : meningkatkan jumlah persediaan air tanah,
menahan tanah yang tererosi dari bidang olah
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 3 - 10 %, kedalaman tanah > 30
cm Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman kayu, tekstur tanah kasar
 Diterapkan pada tanah dengan permeabilitas cepat
 Dapat dikombinasikan dengan mulsa vertikal
 untuk memperoleh kompos.
 Umumnya rorak berukuran P = 1 - 2 M, L = 25
– 50 Cm
dan dalam 20 – 30 Cm
Gambar Teknis Parit Buntu

1. Rorak dapat dibuat pada


bagian lereng atas dari
areal tanaman
2. Rorak dapat diisi dengan
mulsa slot untuk
mengurangi sedimentasi
dan meningkatkan
kesuburan tanah
3. Pembuatan rorak dapat
mengakibatkan
pengurangan luas lahan
sebesar 3 – 10 %
4. Sedimen yang tertampung
dalam rorak buntu dapat
dipergunakan untuk
membumbun tanaman
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)

3. Teras Kredit (Ridge Terrace)


Tujuan : untuk memperbesar daya tampung air dan
endapan lama kelamaan akan terbentuk teras yang lebih
sempurna Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 3 - 10 %, kedalaman tanah > 30
cm Jenis erosi : erosi
permukaan lahan
 Penggunaan : tanaman semusim,
 Diterapkan pada tanah dengan daya infiltrasi tanah
 dan permeabilitas tinggi
 Sebaiknya diterapkan pada daerah yang tidak sering
hujan lebat, tenaga kerja cukup banyak dan tidak ada kanal
terjadi
yang peka longsor
Gambar Teknis Teras Kredit

1. Teras Kredit merupakan


bangunan KTA berupa
guludan tanah sejajar kontur,
bidang olah tidak diubah
dari kelerengan tanah asli.
2. Tidak cocok diterapkan pada
tanah yang peka longsor
3. Sedimen yang tertampung
dapat dikembalikan pada
bidang oleh atau untuk
meninggikan guludan
4. Arah pengolahan tanah
dimulai dari bagian
lereng bawah
5. Mengakibatkan
pengurangan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
4. Teras Individu
Merupakan bangunan KTA berupa teras yang dibuat hanya pada
tempat- tempat yang akan ditanami tanaman pokok.Teras ini dibuat
sejajar kontur dan membiarkan bagian lainnya tetap seperti keadaan
semula.
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan yang
terjadi akibat penanaman tanaman pokok
Persyaratan
 Teknis lereng : 10 – 50 %, kedalaman tanah > 30
Kemiringan
cm Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman kayu dg tanm. penutup tanah
 Ukuran teras P = 2 m, L = 1 M, atau sesuai keperluan tiap jenis
 tanaman. Tanah disekeliling teras individu tidak diolah atau ditanami
 rumput.
 Tanah urugan dipadatkan di bagian tepi, khususnya di bawah lereng,
diberi patok-patok penguat (trucuk)
Gambar Teknis Teras Individu
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
4. Teras Kebun
Merupakan bangunan KTA berupa teras yang dibuat hanya
pada bagian lahan yang akan ditanami tanaman tertentu,
dibuat sejajar kontur dan membiarkan bagian lainnya
tetap seperti keadaan semula, yang biasanya ditanami
tanaman penutup tanah
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan yang
terjadi akibat
penanaman tanaman tertentu
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 10 – 30 %, kedalaman tanah > 30
cm Jenis erosi : erosi
permukaan lahan : tanaman kayu dg tanm. penutup tanah
 Penggunaan
 Talud teras ditanami dengan tanaman penutup
 tanah/rumput
Gambar Teknis Teras Kebun

1. Tanah urugan
dipadatkan dan
permukaan tanah
dibuat miring ke
arah dalam +/- 1
%
2. Dibawah talud
dibuat selokan teras
atau saluran buntu
dengan panjang 2 m,
lebar 20 cm dan
dalam 10 cm
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
5. Teras Datar
Merupakan bangunan KTA berupa tanggul tanah sejajar
kontur dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3 %
dan dilengkapi dengan saluran di atas dan di bawah
tanggul.
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan,
memperbaiki pengaliran air dan pembasahan
tanah.
 Kemiringan lereng : < 3 %, kedalaman tanah > 30
Persyaratan
cm Jenis Teknis
erosi : erosi
Penggunaan lahan : tanaman
 permukaan
semusimpermukaan tanah tidak berbatu
 Kondisi
 Curah hujan rendah
 Tanah mudah menyerap air.

Gambar Teknis Teras Datar

1. Tanah digali menurut garis kontur dan tanah galiannya ditimbunkan ke


tepi luar
2. Teras dibuat sejajar dengan garis kontur
3. Dilengkapi saluran air, baik dibawah maupun di atas guludan
4. Lebar guludan atas 0,37 – 0,5 M, lebar dasar guludan bawah
menyesuaikan kemiringan guludan
5. Guludan ditanami rumput makanan ternak
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)

6. Teras Batu
Merupakan suatu teknik KTA dengan memanfaatkan batu yang ada
dipermukaan lahan untuk membuat dinding dengan jarak yang
sesuai, disepanjang garis kontur, pada lahan miring.
Tujuan :
 Memanfaatkan batu-batu yang ada dipermukaan lahan, agar lahan
dapat dimanfaatkan sebagai bidang olah
 Mengurangi kehilangan tanah dan air, serta untuk menangkap tanah
yang meluncur dari bagian atas, sehingga secara bertahap akan
terbentuk teras bangku.
 Mengurangi kemiringan lahan untuk memberi bidang olah,
konservasi tanah dan mekanisasi pertanian
Persyaratan Teknis
 Diterapkan pada lahan yang banyak tersedia kerikil dan batu
 Dapat digunakan untuk persiapan pembangunan teras bangku
Gambar Teknis Teras Batu
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)

7. Teras Bangku (Bench Terrace)


Merupakan serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur
pada interval yang sesuai.
Tujuan :
 Untuk menyerap aliran permukaan dan mengendalikan erosi
 Untuk membuat bidang olah pada lahan miring

Persyaratan Teknis
 Sesuai untuk daerah pertanian dengan lereng curam dengan
kedalaman tanah yang cukup.
 Sesuai pada lereng yang tajam dg sistem pertanian inensif
 Bila terdapat teknik pengendalian erosi yang lebih muraj,
maka
teras bangku tidak perlu diterapkan.
Gambar Teknis Teras Bangku

1. Lebar ; tergantung dari besarnya


lereng, kedalaman tanah, tanaman
dan pola tanamnya. Lebar teras
bangku miring keluar biasanya
tidak melebihi setengah dari jarak
antar hillside ditches.
2. Tampingan; Rasio tampingan atas
dengan lereng adalah 1 : 0,5 dan
rasio tampingan bawah dengan
lereng adalah 1 : 1 – 0,5.
3. Tampingan teras bangku miring
ke luar harus ditutup rumput
secara rapat dan merata.
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis
8. Saluran Pembuangan Air (SPA)
Merupakan saluran yang terletak/memotong teras ke arah
lereng, berfungsi untuk menampung kelebihan air hujan
yang tidak meresap ke dalam bidang olah teras, untuk
dialir-kan ke tempat yang lebih rendah secara aman
terkendali.
Tujuan : Untuk mengendalikan kecepatan aliran permukaan,
sehingga erosi jurang dapat dihindari serta mengurangi
dara erosi aliran permukaan.
Persyaratan Teknis
 Dapat memanfaatkan saluran alami atau batas pemilikan
 Merupakan bangunan pelengkap teras, dan perlu dilengkapi
dengan bangunan terjunan
Gambar Teknis Saluran Pembuangan Air (SPA)
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
9. Saluran Drainase
Merupakan suatu bangunan yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga air hujan yang jatuh dan menjadi aliran
permukaan dapat ditampung dan dialirkan atau dibuang
secepatnya ke tempat yang aman.
Tujuan : Untuk mengalirkan air secepatnya ke tempat
yang aman dan mengurangi penyebab timbulnya erosi
jurang
Persyaratan Teknis
 Karena harus menampung air dari aliran permukaan,
maka ukuran saluran makin ke bawah, makin lebar.
 Pada lahan yang telah diteras, kelebihan air dari bidang
olah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis
1. Bangunan Terjunan Air (Drop Stucture)
Merupakan bangunan terjunan yang dibuat pada tiap jarak
tertentu pada SPA (tergantung kemiringan lahan) dan dapat
dibuat dari batu, beton, kayu atau bambu.
Tujuan :
 Untuk mencegah agar air yang mengalir tidak
mengikis dasar atau tebing saluran.
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : > 3 %
 Jenir erosi : erosi jurang
 Penggunaan lahan : tanaman semusim
Gambar Teknis Bangunan Terjunan Air (Drop Structure)

Bangunan Terjunan dari Bambu

Bangunan Terjunan dari Batu


PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

2. Pengendali Jurang
Merupakan bangunan KTA berupa bendungan kecil lolos air
yang dibuat pada parit-parit melintang alur dengan
kontruksi bronjong batu, kayu/bambu atau pemasangan
batu spesi.
Tujuan :
 Untuk memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan
air yang mengakibatkan terjadinya jurang/parit
 Mencegah bertambahnya luas kerusakan lahan
akibat melebarnya jurang/parit
 Mengendalikan erosi, lumpur/sedimen & air dari
daerah atas
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

2. Pengendali Jurang
Persyaratan
Teknis :
 Kemiringan lereng : +/- 30
% Jenis erosi : erosi jurang/parit
 Daerah kritis dengan tangkapan air maksimal 10 Ha
 Lebar dan kedalaman jurang/alur/parit maksimal 3 x 3
 m Panjang jurang/alur/parit maksimal 250 m
 Kemiringan jurang/alur/parit maksimal 5 %

Gambar Teknis Pengendali Jurang

• Kondisi Awal • Pengendali jurang dengan Bambu

• Gambar Teknis • Pengendali Jurang dengan batu


PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)

B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis


(Lanjutan)

3. Pengendali Sisi Jalan


Tujuan :
 Mengalirkan air limpasan secepatnya ke tempat yang aman
 Mengurangi timbulnya erosi sisi jalan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis
(Lanjutan)
4. Pengendali Tebing
Jalan Tujuan :
 Mengurangi bahaya
longsoran yang
disebabkan oleh
pemotongan
lereng untuk jalan
 Mengurangi bahaya
longsoran yang
disebabkan oleh
pengelupasan bagian
luar tanah urugan
 Mengurangi
kecuraman
lereng pada
tebing jalan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

5. Pengendali Tebing
Sungai Merupakan
:
 Bangunan yang dibuat
untuk mengamankan
tebing sungai dari
gerusan air sungai
dan aliran di atasnya
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

6.Dam Penahan
Merupakan Bendungan kecil lolos air dengan kontruksi
bronjong batu/trucuk bambu/kayu, yang dibuat pada
alur jurang dengan tinggi maksimal 4 m
Tujuan :
 Untuk mengendalikan endapan dan aliran permukaan
dari
daerah tangkapan air di bagian hulu
 Untuk meningkatkan permukaan air tanah di bagian
hilir
Persyaratan Teknis :
 Kemiringan lereng : 15 - 35 %, Jenis erosi : erosi
permukaan
Gambar Teknis Dam Penahan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

7.Dam Pengendali Tipe Busur


Merupakan Bendungan berbentuk lengkung atau busur, yang
dibuat pada lembah atau alur sungai, sehingga areal di
bulu bendung tersebut dapat menjadi waduk yang dapat
menampung air dan sebagai tempat pengendapan
sedimen terangkut hasil erosi dari daerah tangkapannya.
Tujuan :
 Untuk mengendapkan sedimen terangkut
 Untuk menampung air yang ditujukan untuk pengairan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

7. Dam Pengendali Tipe


Busur Persyaratan Teknis :
 Tempat-tempat di bagian
hulu DAS kritis
 Di lembah bukit dg
tingkat pengikisan tanah
yang tinggi
 Luas daerah tangkapan
maksimal 250 Ha
 Fluktuasi debit musim
hujan dan kemarau yang
cukup besar

Gambar Teknis Dam Pengendali Tipe Busur
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis

1.Sumur Resapan
Merupakan teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat
sehingga menyerupai sumur gali dengan kedalaman
tertentu, berfungsi menampung air hujan yang jatuh dari
atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke
dalam tanah.
Tujuan :
 Meresapkan air hujan ke dalam tanah
 Mengurangi air limpasan
 Mencegah adanya genangan air
 Mempertahankan muka air tanah agar tidak makin
menurun
 Mencegah amblesan tanah akibat pengembilan air tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis
1.Sumur Resapan (Lanjutan)
Persyaratan Teknis :
 Kemiringan lereng kurang dari 25 %
 Formasi batuan atau tanah harus mampu meloloskan air
 Kondisi permukaan lahan telah berubah menjadi kedap air
 Jarak antara bangunan sumur resapan air dengan tangki
septik dan sumur gali minimal 5 m, sedangkan jarak antar
sumur resapan air minimal 2 m.
 Permukaan air tanah cukup dalam dari permukaan tanah,
sehingga permukaan air tanah berada di bawah dasar
sumur resapan air
 Penggunaan lahan : kawasan budidaya, pemukiman, dll
Gambar Teknis Sumur Resapan Air
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis (Lanjutan)
2. Embung
Merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam
berfungsi untuk menampung air hujan dan air limpahan atau
air rem- besan pada lahan sawah tadah hujan yang
berdrainase baik.
Tujuan : sebagai tempat persediaan air di musim kemarau,
mengendalikan limpasan, serta dapat digunakan untuk
berbagai keperluan (tertanian, peternakan dan rumah
tangga)
Persyaratan Teknis :
 Kemiringan lereng : 0 – 30 %,
 Penggunaan lahan : lahan tadah hujan
 Tekstur tanah liat s/d liat berdebu,
Gambar Teknis Embung
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis
1.Penanaman Rumput
Merupakan penanaman rumput pada hillside ditches, pada
tampingan teras bangku atau berupa strip rumput (Grass barier)
Tujuan :
 Menstabilkan hillside ditches dan mengurangi biaya pemeliharaan
 Menghemat tenaga kerja pada kegiatan pemberantasan gulma
 Mencegah erosi pada sisi atas ditch dan secara bertahap
mengurangi kelerengan
Persyaratan Teknis :
 Untuk perlindungan sisi miring dan tepi ditch, rumput
ditanam dengan jarak 30 cm x 30 cm
 Penanaman rumput bermuda dilakukan dengan perbanyakan
stek
batang, ditutup tanah, sehingga dapat memadatkan tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
2.Penanaman Searah Kontur (Contour cropping)
Merupakan cara penanaman tanaman yang searah garis
kontur yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama pada tanah yang
berlereng/miring.
Tujuan :
 Menghambat kecepatan aliran permukaan
 Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
 Menghemat biaya, tenaga dan waktu
Persyaratan Teknis :
 Pada tanah dengan kemiringan 3 – 6 %, penanaman
secara kontur sebaiknya tidak melebihi panjang 100 m,
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)

2. Penanaman Searah Kontur (Contour


cropping) Persyaratan Teknis :
 Pada tanah dengan kemiringan 8 %, dianjurkan agar
panjangnya tidak melebihi 65 m, saluran
pembuangan penting untuk diperhatikan
 Penanaman secara kontur tidak efektif dilaksanakan pada
tanah yang mempunyai kemiringan kurang dari 3 % dan
lebih dari 8 % s/d 25 %
Gambar Teknis Penanaman Searah Kontur
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
3.Tanaman Penutup Tanah (Cover crop)
Merupakan tanaman penutup tanah biasanya jenis leguminoseae atau
rumput-rumputan (graminae), berfungsi sebagai pelindung tanah.
Tujuan :
 Mengurangi penyinaran matahari yang langsung dipermukaan
tanah, untuk megurangi evaporasi
 Mencegah energi tetesan air hujan
 Memperlambat energi aliran air dipermukaan
 Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
 Menambah bahan organik tanah (seresah)
 Menambah zat hara N ke dalam tanah
 Menyediakan makanan ternak, meningkatkan
pendapatan
Gambar Teknis Tanaman Penutup Tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
4.Pertanaman Lorong (Alley cropping)
Merupakan teknik konservasi tanah secara vegetatif dimana
tanaman pangan atau tanaman pokok ditanam pada
lorong- lorong yang dibentuk oleh pagar tanaman, seperti
tanaman legum pohon atau semak.
Tujuan :
 Mengendalikan tingkat erosi
 Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
 Menghasilkan pupuk hijau atau mulsa untuk
mendukung pertumbuhan tanaman pangan
 Memperbaiki kondisi tanah dan kehidupan
mikroorganisme
tanah serta fiksasi Nitrogen secara biologis oleh
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)

5. Penanaman dalam Strip/Penanaman dalam Jalur


Merupakan suatu sistem bercocok tanam dengan beberapa
jenis tumbuhan, ditanam dalam jalur/strip yang
berselang seling, disusun memotong lereng/menurut
kontur.
Tujuan :
 Mengendalikan penghanyutan tanah oleh aliran
permukaan
 Mempercepat proses perbaikan fiika tanah
 Meningkatkan kesuburan tanah karena bertambahnya
kandungan bunga tanah yang berasal dari akumulasi daun
berbagai jenis tanaman (palawija, rumput & tanaman
keras)
Gambar Teknis Penanaman dalam Strip
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
6. Hutan Rakyat
Merupakan hutan yang dimiliki oleh rakyat, baik perorangan,
kelompok maupun badan hukum dan terletak di luar
kawasan hutan negara.
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyediakan
bahan baku industri, memperluas lapangan kerja serta
meningkatkan mutu lingkungan
Persyaratan Teknis :
 Didominasi oleh jenis tanmn kayu-kayuan, baik murni/campuran
 Kerapatan tanaman lebih dari 600 pohon/ha (jarak tanam 5 m x
3 m), tergantung dari umur tegakan serta tumbuh merata pada
lahan milik
Gambar Teknis Hutan Rakyat
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
6.Agroforestry
Merupakan sistem pengelolaan lahan dengan berasaskan
kelestarian, yang meningkatkan hasil lahan secara
keseluruhan, mengkombinasikan tanaman produksi, tanaman
pertanian dan tanaman hutan atau hewan secara bersamaan
atau berurutan pada unit lahan yang sama
Tujuan :
 Meningkatkan pendapatan per satuan lahan
 Erosi dapat ditekan karena ruang tumbuh terisi semua
 Hama dan penyakit tanaman lebih dapat dikendalikan
 Biaya perawatan tanaman dapat dihemat
 Meningkatkan kesejahteraan petani & perbaikan lingkungan
Gambar Teknis Agroforestry
Persyaratan Teknis :
1. Jenis tanaman dipilih
jenis yang sudah
dikenal
2. Pertumbuhannya cepat
dan telah diketahui
bagaimana cara
menanam, memelihara
dan memungut hasil
3. Tanah tidak tergenang
air (lahan kering)
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
6.Mulsa Vertikal
Merupakan pemanfaatan limbah tanaman baik berasal dari
serasah gulma, cabang, ranting, batang maupun daun-daun
bekas tebangan dengan memasukannya ke dalam saluran
atau alur dibuat menurut kontur.
Tujuan :
 Mengendalikan aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi
 Menampung dan mengendalikan aliran sedimen di sepanjang
saluran teras dan bidang olah
 Memanfaatkan sisa tanaman secara mudah dan efisien
 Memperkaya pupuk organik (humus)
 Menekan kehilangan unsur hara
Gambar Teknis Mulsa Vertikal

Anda mungkin juga menyukai