Anda di halaman 1dari 74

Materi Kuliah :

KONSERVASI TANAH DAN AIR


(KTA)
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-USTJ

Dipersiapkan oleh :Dr. Lieza Corsita,MT


Pertemuan 1:
Pokok Bahasan: Latar belakang perlunya mempelajari konservasi tanah dan
air,permasalahan dan maksud tujuan dari mempeljari konservasi tanah dan
air

Pertemuan II:
Pokok Bahasan: Prinsip-prinsip dalam konservasi, dan jenis-jenis
konservasi tanah dan air

Pertemuan III, dan IV :


Pokok Bahasan: Praktek /Metode /teknik berbagai cara Konservasi tanah
dan air

Tugas Kelompok I : Buat 4 kelompok kelas


Instruksi tugas : Cari lokasi /studi kasus di Kota/Kabupaten Jayapura yang
bisa dilakukan konservasi tanah dan air. Lakukan survey lapangan, buat
laporan survey /makalah terhadap permasalahan di lokasi dan cara
mengatasinya dengan teknik /metode yang sudah diajarkan. Presentasi
sebagai hasil UTS. Pemakalah dan presentasi terbaik akan diberikan
hadiah.
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Latar Belakang

 Erosi tanah di Indonesia termasuk yang paling cepat di


dunia. Besarnya laju erosi tanah diperbesar dengan adanya
erosi yang dipercepat karena tekanan penduduk pada
sumberdaya lahan yang terbatas.
 Perubahan penggunaan lahan dari vegetasi permanen
menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah
menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah,
sehingga dirasakan semakin meluasnya lahan kritis.
 Pada Tahun 2000, kerusakan hutan dan lahan di Indonesia
mencapai 56,98 Juta ha, dan tahun 2002, areal yang perlu di
rehabilitasi seluas 94,17 Juta Ha.
KONDISI KERUSAKAN LAHAN DI LAPANGAN

Pengelolaan Lahan Tidak Memperhatikan Kaidah-Kaidah Konservasi


ARAH TERAS YANG SALAH


KEBIASAAN NGAGUGUNTUR PADA SEBAGIAN PETANI
KONDISI KERUSAKAN LAHAN DI LAPANGAN

Kondisi Daerah Samarang Kab. Garut sebagai Hulu DAS Cimanuk


PENDANGKALAN SUNGAI
MUSIM HUJAN DATANG, BENCANA BANJIR MELANDA
AKIBAT YANG TERJADI

Bencana Tanah Longsor


KONDISI SUNGAI DISAAT KEMARAU
KEMARAU AIR MENJADI LANGKA
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Latar Belakang (Lanjutan)

 Proses degradasi lahan secara terus menerus dapat


menyebabkan dampak kerugian yang besar, al :
 Terjadinya penurunan kesuburan, kualitas dan
produktivitas lahan (Ekonomi)
 Terjadinya bencana alam banjir dan longsor pada musim
hujan, dan kekeringan pada musim kemarau
 Rusaknya bangunan-bangunan irigasi, dll
 Perlu segera dilakukan upaya pencegahan dan
rehabilitasi pada lahan terdegradasi dengan
mengendalikan erosi tanah secara sederhana melalui
praktik Konservasi Tanah dan Air (KTA)
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Permasalahan

 Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat/


pengguna lahan tentang konservasi tanah dan air.
 Kurangnya kesadaran para pengguna lahan akan
pentingnya konservasi tanah dan air.
 Konservasi tanah dan air yang telah diadopsi, umumnya
belum sempurna dalam penerapannya.
 Konservasi tanah dan air yang diperkenalkan belum
mampu memberikan keuntungan
 Dengan demikian upaya peningkatan pengetahuan
dan kemampuan serta kesadaran para pengguna
lahan serta penerapan teknologi KTA tepat guna
menjadi sangat penting dan perlu terus dilakukan
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Maksud dan Tujuan

 Maksud dari KTA adalah memperbaiki, mempertahankan, dan


meningkatkan kualitas tanah (fisik, kimia) dan air sebagai sarana
untuk tercapainya peningkatan tarap hidup manusia
 Tujuan KTA, adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan serta
menurunkan/menghilangkan dampak negatif pengelolaan lahan
seperti erosi, sedimentasi dan banjir, dengan cara :
 Menutup tanah agar terlindung dari daya dispersi air hujan
 Memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap
penghancuran agregat.
 Mengatur aliran permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan
yang tidak merusak
 Menghambat aliran permukaan dan menambah kapasitas
infiltrasi.
KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. Prinsip-prinsip dalam KTA

 Mengusahakan agar kapasitas infiltrasi tanah tetap besar


sehingga jumlah aliran permukaan dapat dikurangi
 Mengurangi laju aliran permukaan sehingga daya pengikisannya
terhadap permukaan rendah dan material yang terbawa aliran
dapat diendapkan.
 Mengusahakan agar daya tahan tanah terhadap daya tumbuk
atau penghancuran agregat tanah oleh butir hujan tetap ada.
 Mengusahakan agar pada bagian-bagian tertentu dari tanah dapat
menjadi penghambat atau menahan partikel yang terangkut
aliran permukaan agar terjadi pengendapan yang tidak jauh dari
tempat pengikisan.
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)

A. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi secara Mekanis

 Prinsipnya :
 Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya kikis dan
daya angkutnya melemah
 Memperluas aliran permukaan untuk meresap ke dalam tanah.
 Jenis-jenis pengendali erosi-sedimentasi secara mekanis
 Pengendali erosi : teras gulud, teras buntu (rorak), teras kredit,
teras individu, teras kebun, teras datar, teras batu, teras bangku,
Saluran Pembuangan Air (SPA) dan saluran drainase
 Pengendali sedimentasi : Terjunan, penendali jurang, pengendali
sisi jalan, pengendali tebing jalan, pengendali tebing sungai, Dam
penahan, Dam pengendali, sumur resapan dan embung.
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif
 Yaitu pengendalian erosi yang didasarkan pada peranan tanaman
yang ditanam atau tumbuh dan berkembang pada tanah tersebut,
terutama kemampuannya dalam mengurangi daya pengikisan dan
penghanyutan ketika berlangsung aliran permukaan.
 Tujuan :
 Melindungi tanah terhadap daya perusak tetesan air hujan dan
mengurangi jumlah air hujan yang langsung sampai di
permukaan tanah.
 Melindungi tanah terhadap daya angkut dari aliran permukaan
 Menambah kapasitas infiltrasi
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif

 Jenis-jenis Penendalian erosi secara vegetatif :


 Penanaman dengan tanaman rumput (strip rumput)
 Penanaman dengan penutup tanah (Cover crop)
 Penanaman tanaman tanggul angin (wind breaks)
 Pertanaman lorong (alley cropping)
 Penanaman searah kontur (contour planting)
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Pengendalian Erosi secara Agronomis
 Yaitu suatu rangkaian kegiatan pengendalian erosi selama musim
tanam dalam pengelolaan tanaman yang sudah dimulai sejak
persiapan.
 Tujuan :
 Kondisi tanah dan pertanaman yang mampu mengurangi erosi
 Mendapatkan kondisi pertanaman yang aman (terhadap
serangan hama dan penyakit tanaman)
 Efisiensi penggunaan saprodi
 Jenis-jenis antara lain : tumpangsari, pengolahan tanah dan
penanaman menurut kontur, pemberian mulsa dan Wanatani
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. Pengendalian Erosi secara Kimiawi
 Yaitu pengendalian erosi yang didasarkan atas usaha penambahan
bahan kimiawi yang bersifat organik maupun anorganik ke dalam
tanah untuk memperbaiki/memulihkan sifat fisik dan kimiawi
tanah.
 Tujuan :
 Memantapkan agregat tanah
 Menurunkan keasaman tanah dan pengaruh buruk dari unsur-
unsur beracun
 Meningkatkan ketersediaan hara.
 Jenis-jenis antara lain : Penggunaan soil conditioner,
pengapuran dan pemupukan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)

A. Pengendalian Erosi secara Mekanis

1. Teras Gulud
Tujuan : menahan laju aliran dan endapan menuju ke lereng bawah
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 10 – 15 %,
 Kedalaman tanah > 30 cm
 Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman semusim
 Diterapkan pada tanah yang memiliki daya infiltrasi tinggi
 Diperlukan SPA untuk mengalihkan aliran permukaan ke sungai
 Diterapkan pada lokasi dengan ketersediaan tenaga kerja dan
modal terbatas
Gambar Teknis Teras gulud

Guludan
kecil
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
2. Parit Buntu (Rorak = Teras saluran)
Tujuan : meningkatkan jumlah persediaan air tanah, menahan
tanah yang tererosi dari bidang olah
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 3 - 10 %, kedalaman tanah > 30 cm
 Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman kayu, tekstur tanah kasar
 Diterapkan pada tanah dengan permeabilitas cepat
 Dapat dikombinasikan dengan mulsa vertikal untuk
memperoleh kompos.
 Umumnya rorak berukuran P = 1 - 2 M, L = 25 – 50 Cm
dan dalam 20 – 30 Cm
Gambar Teknis Parit Buntu

1. Rorak dapat dibuat pada


bagian lereng atas dari areal
tanaman
2. Rorak dapat diisi dengan
mulsa slot untuk mengurangi
sedimentasi dan
meningkatkan kesuburan
tanah
3. Pembuatan rorak dapat
mengakibatkan pengurangan
luas lahan sebesar 3 – 10 %
4. Sedimen yang tertampung
dalam rorak buntu dapat
dipergunakan untuk
membumbun tanaman
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)

3. Teras Kredit (Ridge Terrace)


Tujuan : untuk memperbesar daya tampung air dan endapan
lama kelamaan akan terbentuk teras yang lebih sempurna
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 3 - 10 %, kedalaman tanah > 30 cm
 Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman semusim,
 Diterapkan pada tanah dengan daya infiltrasi tanah dan
permeabilitas tinggi
 Sebaiknya diterapkan pada daerah yang tidak sering terjadi
hujan lebat, tenaga kerja cukup banyak dan tidak ada kanal
yang peka longsor
Gambar Teknis Teras Kredit

1. Teras Kredit merupakan


bangunan KTA berupa
guludan tanah sejajar kontur,
bidang olah tidak diubah dari
kelerengan tanah asli.
2. Tidak cocok diterapkan pada
tanah yang peka longsor
3. Sedimen yang tertampung
dapat dikembalikan pada
bidang oleh atau untuk
meninggikan guludan
4. Arah pengolahan tanah
dimulai dari bagian lereng
bawah
5. Mengakibatkan pengurangan
luas lahan 10 – 20 %
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
4. Teras Individu
Merupakan bangunan KTA berupa teras yang dibuat hanya pada tempat-
tempat yang akan ditanami tanaman pokok. Teras ini dibuat sejajar
kontur dan membiarkan bagian lainnya tetap seperti keadaan semula.
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan yang terjadi
akibat penanaman tanaman pokok
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 10 – 50 %, kedalaman tanah > 30 cm
 Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman kayu dg tanm. penutup tanah
 Ukuran teras P = 2 m, L = 1 M, atau sesuai keperluan tiap jenis tanaman.
 Tanah disekeliling teras individu tidak diolah atau ditanami rumput.
 Tanah urugan dipadatkan di bagian tepi, khususnya di bawah lereng,
diberi patok-patok penguat (trucuk)
Gambar Teknis Teras Individu
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
4. Teras Kebun
Merupakan bangunan KTA berupa teras yang dibuat hanya
pada bagian lahan yang akan ditanami tanaman tertentu,
dibuat sejajar kontur dan membiarkan bagian lainnya tetap
seperti keadaan semula, yang biasanya ditanami tanaman
penutup tanah
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan yang terjadi
akibat
penanaman tanaman tertentu
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : 10 – 30 %, kedalaman tanah > 30 cm
 Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman kayu dg tanm. penutup tanah
 Talud teras ditanami dengan tanaman penutup tanah/rumput
Gambar Teknis Teras Kebun

1. Tanah urugan
dipadatkan dan
permukaan tanah
dibuat miring ke
arah dalam +/- 1 %
2. Dibawah talud
dibuat selokan teras
atau saluran buntu
dengan panjang 2 m,
lebar 20 cm dan
dalam 10 cm
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
5. Teras Datar
Merupakan bangunan KTA berupa tanggul tanah sejajar
kontur dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3 % dan
dilengkapi dengan saluran di atas dan di bawah tanggul.
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan, memperbaiki
pengaliran air dan pembasahan tanah.
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : < 3 %, kedalaman tanah > 30 cm
 Jenis erosi : erosi permukaan
 Penggunaan lahan : tanaman semusim
 Kondisi permukaan tanah tidak berbatu
 Curah hujan rendah
 Tanah mudah menyerap air.
Gambar Teknis Teras Datar

1. Tanah digali menurut garis kontur dan tanah galiannya ditimbunkan ke tepi
luar
2. Teras dibuat sejajar dengan garis kontur
3. Dilengkapi saluran air, baik dibawah maupun di atas guludan
4. Lebar guludan atas 0,37 – 0,5 M, lebar dasar guludan bawah menyesuaikan
kemiringan guludan
5. Guludan ditanami rumput makanan ternak
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)

6. Teras Batu
Merupakan suatu teknik KTA dengan memanfaatkan batu yang ada
dipermukaan lahan untuk membuat dinding dengan jarak yang sesuai,
disepanjang garis kontur, pada lahan miring.
Tujuan :
 Memanfaatkan batu-batu yang ada dipermukaan lahan, agar lahan dapat
dimanfaatkan sebagai bidang olah
 Mengurangi kehilangan tanah dan air, serta untuk menangkap tanah yang
meluncur dari bagian atas, sehingga secara bertahap akan terbentuk
teras bangku.
 Mengurangi kemiringan lahan untuk memberi bidang olah, konservasi
tanah dan mekanisasi pertanian
Persyaratan Teknis
 Diterapkan pada lahan yang banyak tersedia kerikil dan batu
 Dapat digunakan untuk persiapan pembangunan teras bangku
Gambar Teknis Teras Batu
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)

7. Teras Bangku (Bench Terrace)


Merupakan serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur
pada interval yang sesuai.
Tujuan :
 Untuk menyerap aliran permukaan dan mengendalikan erosi
 Untuk membuat bidang olah pada lahan miring
Persyaratan Teknis
 Sesuai untuk daerah pertanian dengan lereng curam dengan
kedalaman tanah yang cukup.
 Sesuai pada lereng yang tajam dg sistem pertanian inensif
 Bila terdapat teknik pengendalian erosi yang lebih muraj, maka
teras bangku tidak perlu diterapkan.
Gambar Teknis Teras Bangku

1. Lebar ; tergantung dari besarnya


lereng, kedalaman tanah, tanaman
dan pola tanamnya. Lebar teras
bangku miring keluar biasanya
tidak melebihi setengah dari jarak
antar hillside ditches.
2. Tampingan; Rasio tampingan atas
dengan lereng adalah 1 : 0,5 dan
rasio tampingan bawah dengan
lereng adalah 1 : 1 – 0,5.
3. Tampingan teras bangku miring
ke luar harus ditutup rumput
secara rapat dan merata.
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis
8. Saluran Pembuangan Air (SPA)
Merupakan saluran yang terletak/memotong teras ke arah
lereng, berfungsi untuk menampung kelebihan air hujan yang
tidak meresap ke dalam bidang olah teras, untuk dialir-kan
ke tempat yang lebih rendah secara aman terkendali.
Tujuan : Untuk mengendalikan kecepatan aliran permukaan,
sehingga erosi jurang dapat dihindari serta mengurangi dara
erosi aliran permukaan.
Persyaratan Teknis
 Dapat memanfaatkan saluran alami atau batas pemilikan
 Merupakan bangunan pelengkap teras, dan perlu dilengkapi
dengan bangunan terjunan
Gambar Teknis Saluran Pembuangan Air (SPA)
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
9. Saluran Drainase
Merupakan suatu bangunan yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga air hujan yang jatuh dan menjadi aliran permukaan
dapat ditampung dan dialirkan atau dibuang secepatnya ke
tempat yang aman.
Tujuan : Untuk mengalirkan air secepatnya ke tempat yang
aman dan mengurangi penyebab timbulnya erosi jurang
Persyaratan Teknis
 Karena harus menampung air dari aliran permukaan, maka
ukuran saluran makin ke bawah, makin lebar.
 Pada lahan yang telah diteras, kelebihan air dari bidang olah
teras dialirkan ke saluran drainase melalui peresapan teras.
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis
1. Bangunan Terjunan Air (Drop Stucture)
Merupakan bangunan terjunan yang dibuat pada tiap jarak
tertentu pada SPA (tergantung kemiringan lahan) dan dapat
dibuat dari batu, beton, kayu atau bambu.
Tujuan :
 Untuk mencegah agar air yang mengalir tidak mengikis
dasar atau tebing saluran.
Persyaratan Teknis
 Kemiringan lereng : > 3 %
 Jenir erosi : erosi jurang
 Penggunaan lahan : tanaman semusim
Gambar Teknis Bangunan Terjunan Air (Drop Structure)

Bangunan Terjunan dari Bambu

Bangunan Terjunan dari Batu


PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

2. Pengendali Jurang
Merupakan bangunan KTA berupa bendungan kecil lolos air
yang dibuat pada parit-parit melintang alur dengan kontruksi
bronjong batu, kayu/bambu atau pemasangan batu spesi.
Tujuan :
 Untuk memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan air
yang mengakibatkan terjadinya jurang/parit
 Mencegah bertambahnya luas kerusakan lahan akibat
melebarnya jurang/parit
 Mengendalikan erosi, lumpur/sedimen & air dari daerah atas
 Memperbaiki kondisi tata air daerah sekitarnya
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

2. Pengendali Jurang
Persyaratan Teknis :
 Kemiringan lereng : +/- 30 %
 Jenis erosi : erosi jurang/parit
 Daerah kritis dengan tangkapan air maksimal 10 Ha
 Lebar dan kedalaman jurang/alur/parit maksimal 3 x 3 m
 Panjang jurang/alur/parit maksimal 250 m
 Kemiringan jurang/alur/parit maksimal 5 %
Gambar Teknis Pengendali Jurang

• Kondisi Awal • Pengendali jurang dengan Bambu

• Gambar Teknis • Pengendali Jurang dengan batu


PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)

B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

3. Pengendali Sisi Jalan


Tujuan :
 Mengalirkan air limpasan secepatnya ke tempat yang aman
 Mengurangi timbulnya erosi sisi jalan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)
4. Pengendali Tebing Jalan
Tujuan :
 Mengurangi bahaya
longsoran yang
disebabkan oleh
pemotongan lereng
untuk jalan
 Mengurangi bahaya
longsoran yang
disebabkan oleh
pengelupasan bagian
luar tanah urugan
 Mengurangi
kecuraman lereng
pada tebing jalan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

5. Pengendali Tebing Sungai


Merupakan :
 Bangunan yang dibuat
untuk mengamankan
tebing sungai dari
gerusan air sungai dan
aliran di atasnya
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

6. Dam Penahan
Merupakan Bendungan kecil lolos air dengan kontruksi
bronjong batu/trucuk bambu/kayu, yang dibuat pada alur
jurang dengan tinggi maksimal 4 m
Tujuan :
 Untuk mengendalikan endapan dan aliran permukaan dari
daerah tangkapan air di bagian hulu
 Untuk meningkatkan permukaan air tanah di bagian hilir
Persyaratan Teknis :
 Kemiringan lereng : 15 - 35 %, Jenis erosi : erosi permukaan
 Daerah tangkapan air sekitar 30 Ha, lokasi dam di tempat
yang stabil.
Gambar Teknis Dam Penahan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

7. Dam Pengendali Tipe Busur


Merupakan Bendungan berbentuk lengkung atau busur, yang
dibuat pada lembah atau alur sungai, sehingga areal di bulu
bendung tersebut dapat menjadi waduk yang dapat
menampung air dan sebagai tempat pengendapan sedimen
terangkut hasil erosi dari daerah tangkapannya.
Tujuan :
 Untuk mengendapkan sedimen terangkut
 Untuk menampung air yang ditujukan untuk pengairan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)

7. Dam Pengendali Tipe Busur


Persyaratan Teknis :
 Tempat-tempat di bagian hulu DAS kritis
 Di lembah bukit dg tingkat pengikisan tanah yang tinggi
 Luas daerah tangkapan maksimal 250 Ha
 Fluktuasi debit musim hujan dan kemarau yang cukup besar
 Lokasi harus terletak pada daerah yang stabil
Gambar Teknis Dam Pengendali Tipe Busur
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis

1. Sumur Resapan
Merupakan teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat
sehingga menyerupai sumur gali dengan kedalaman tertentu,
berfungsi menampung air hujan yang jatuh dari atap rumah
atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.
Tujuan :
 Meresapkan air hujan ke dalam tanah
 Mengurangi air limpasan
 Mencegah adanya genangan air
 Mempertahankan muka air tanah agar tidak makin menurun
 Mencegah amblesan tanah akibat pengembilan air tanah
 Mengurangi konsentrasi pencemaran air
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis
1. Sumur Resapan (Lanjutan)
Persyaratan Teknis :
 Kemiringan lereng kurang dari 25 %
 Formasi batuan atau tanah harus mampu meloloskan air
 Kondisi permukaan lahan telah berubah menjadi kedap air
 Jarak antara bangunan sumur resapan air dengan tangki septik
dan sumur gali minimal 5 m, sedangkan jarak antar sumur
resapan air minimal 2 m.
 Permukaan air tanah cukup dalam dari permukaan tanah,
sehingga permukaan air tanah berada di bawah dasar sumur
resapan air
 Penggunaan lahan : kawasan budidaya, pemukiman, dll
Gambar Teknis Sumur Resapan Air
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis (Lanjutan)
2. Embung
Merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam berfungsi
untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rem-
besan pada lahan sawah tadah hujan yang berdrainase baik.
Tujuan : sebagai tempat persediaan air di musim kemarau,
mengendalikan limpasan, serta dapat digunakan untuk berbagai
keperluan (tertanian, peternakan dan rumah tangga)
Persyaratan Teknis :
 Kemiringan lereng : 0 – 30 %,
 Penggunaan lahan : lahan tadah hujan
 Tekstur tanah liat s/d liat berdebu,
 Curah hujan kekurangan air sebesar 50 – 1000 mm/th
Gambar Teknis Embung
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis
1. Penanaman Rumput
Merupakan penanaman rumput pada hillside ditches, pada tampingan
teras bangku atau berupa strip rumput (Grass barier)
Tujuan :
 Menstabilkan hillside ditches dan mengurangi biaya pemeliharaan
 Menghemat tenaga kerja pada kegiatan pemberantasan gulma
 Mencegah erosi pada sisi atas ditch dan secara bertahap
mengurangi kelerengan
Persyaratan Teknis :
 Untuk perlindungan sisi miring dan tepi ditch, rumput ditanam
dengan jarak 30 cm x 30 cm
 Penanaman rumput bermuda dilakukan dengan perbanyakan stek
batang, ditutup tanah, sehingga dapat memadatkan tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
2. Penanaman Searah Kontur (Contour cropping)
Merupakan cara penanaman tanaman yang searah garis kontur
yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama pada tanah yang berlereng/miring.
Tujuan :
 Menghambat kecepatan aliran permukaan
 Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
 Menghemat biaya, tenaga dan waktu
Persyaratan Teknis :
 Pada tanah dengan kemiringan 3 – 6 %, penanaman secara
kontur sebaiknya tidak melebihi panjang 100 m, saluran
pembuangan penting untuk diperhatikan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)

2. Penanaman Searah Kontur (Contour cropping)


Persyaratan Teknis :
 Pada tanah dengan kemiringan 8 %, dianjurkan agar
panjangnya tidak melebihi 65 m, saluran pembuangan
penting untuk diperhatikan
 Penanaman secara kontur tidak efektif dilaksanakan pada
tanah yang mempunyai kemiringan kurang dari 3 % dan lebih
dari 8 % s/d 25 %
Gambar Teknis Penanaman Searah Kontur
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
3. Tanaman Penutup Tanah (Cover crop)
Merupakan tanaman penutup tanah biasanya jenis leguminoseae atau
rumput-rumputan (graminae), berfungsi sebagai pelindung tanah.
Tujuan :
 Mengurangi penyinaran matahari yang langsung dipermukaan
tanah, untuk megurangi evaporasi
 Mencegah energi tetesan air hujan
 Memperlambat energi aliran air dipermukaan
 Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
 Menambah bahan organik tanah (seresah)
 Menambah zat hara N ke dalam tanah
 Menyediakan makanan ternak, meningkatkan pendapatan
Gambar Teknis Tanaman Penutup Tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
4. Pertanaman Lorong (Alley cropping)
Merupakan teknik konservasi tanah secara vegetatif dimana
tanaman pangan atau tanaman pokok ditanam pada lorong-
lorong yang dibentuk oleh pagar tanaman, seperti tanaman
legum pohon atau semak.
Tujuan :
 Mengendalikan tingkat erosi
 Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
 Menghasilkan pupuk hijau atau mulsa untuk mendukung
pertumbuhan tanaman pangan
 Memperbaiki kondisi tanah dan kehidupan mikroorganisme
tanah serta fiksasi Nitrogen secara biologis oleh tanaman
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)

5. Penanaman dalam Strip/Penanaman dalam Jalur


Merupakan suatu sistem bercocok tanam dengan beberapa
jenis tumbuhan, ditanam dalam jalur/strip yang berselang
seling, disusun memotong lereng/menurut kontur.
Tujuan :
 Mengendalikan penghanyutan tanah oleh aliran permukaan
 Mempercepat proses perbaikan fiika tanah
 Meningkatkan kesuburan tanah karena bertambahnya
kandungan bunga tanah yang berasal dari akumulasi daun
berbagai jenis tanaman (palawija, rumput & tanaman keras)
 Meningkatkan hasil tanaman pangan yang dibudidayakan
Gambar Teknis Penanaman dalam Strip
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
6. Hutan Rakyat
Merupakan hutan yang dimiliki oleh rakyat, baik perorangan,
kelompok maupun badan hukum dan terletak di luar kawasan
hutan negara.
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyediakan bahan
baku industri, memperluas lapangan kerja serta meningkatkan
mutu lingkungan
Persyaratan Teknis :
 Didominasi oleh jenis tanmn kayu-kayuan, baik murni/campuran
 Kerapatan tanaman lebih dari 600 pohon/ha (jarak tanam 5 m x 3
m), tergantung dari umur tegakan serta tumbuh merata pada
lahan milik
Gambar Teknis Hutan Rakyat
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
6. Agroforestry
Merupakan sistem pengelolaan lahan dengan berasaskan
kelestarian, yang meningkatkan hasil lahan secara keseluruhan,
mengkombinasikan tanaman produksi, tanaman pertanian dan
tanaman hutan atau hewan secara bersamaan atau berurutan
pada unit lahan yang sama
Tujuan :
 Meningkatkan pendapatan per satuan lahan
 Erosi dapat ditekan karena ruang tumbuh terisi semua
 Hama dan penyakit tanaman lebih dapat dikendalikan
 Biaya perawatan tanaman dapat dihemat
 Meningkatkan kesejahteraan petani & perbaikan lingkungan
Gambar Teknis Agroforestry
Persyaratan Teknis :
1. Jenis tanaman dipilih
jenis yang sudah
dikenal
2. Pertumbuhannya cepat
dan telah diketahui
bagaimana cara
menanam, memelihara
dan memungut hasil
3. Tanah tidak tergenang
air (lahan kering)
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
6. Mulsa Vertikal
Merupakan pemanfaatan limbah tanaman baik berasal dari
serasah gulma, cabang, ranting, batang maupun daun-daun
bekas tebangan dengan memasukannya ke dalam saluran atau
alur dibuat menurut kontur.
Tujuan :
 Mengendalikan aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi
 Menampung dan mengendalikan aliran sedimen di sepanjang
saluran teras dan bidang olah
 Memanfaatkan sisa tanaman secara mudah dan efisien
 Memperkaya pupuk organik (humus)
 Menekan kehilangan unsur hara
Gambar Teknis Mulsa Vertikal

Anda mungkin juga menyukai