Pertemuan II:
Pokok Bahasan: Prinsip-prinsip dalam konservasi, dan jenis-jenis
konservasi tanah dan air
•
ARAH TERAS YANG SALAH
•
KEBIASAAN NGAGUGUNTUR PADA SEBAGIAN PETANI
KONDISI KERUSAKAN LAHAN DI LAPANGAN
Prinsipnya :
Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya kikis dan
daya angkutnya melemah
Memperluas aliran permukaan untuk meresap ke dalam tanah.
Jenis-jenis pengendali erosi-sedimentasi secara mekanis
Pengendali erosi : teras gulud, teras buntu (rorak), teras kredit,
teras individu, teras kebun, teras datar, teras batu, teras bangku,
Saluran Pembuangan Air (SPA) dan saluran drainase
Pengendali sedimentasi : Terjunan, penendali jurang, pengendali
sisi jalan, pengendali tebing jalan, pengendali tebing sungai, Dam
penahan, Dam pengendali, sumur resapan dan embung.
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif
Yaitu pengendalian erosi yang didasarkan pada peranan tanaman
yang ditanam atau tumbuh dan berkembang pada tanah tersebut,
terutama kemampuannya dalam mengurangi daya pengikisan dan
penghanyutan ketika berlangsung aliran permukaan.
Tujuan :
Melindungi tanah terhadap daya perusak tetesan air hujan dan
mengurangi jumlah air hujan yang langsung sampai di
permukaan tanah.
Melindungi tanah terhadap daya angkut dari aliran permukaan
Menambah kapasitas infiltrasi
JENIS-JENIS KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Erosi secara Vegetatif
1. Teras Gulud
Tujuan : menahan laju aliran dan endapan menuju ke lereng bawah
Persyaratan Teknis
Kemiringan lereng : 10 – 15 %,
Kedalaman tanah > 30 cm
Jenis erosi : erosi permukaan
Penggunaan lahan : tanaman semusim
Diterapkan pada tanah yang memiliki daya infiltrasi tinggi
Diperlukan SPA untuk mengalihkan aliran permukaan ke sungai
Diterapkan pada lokasi dengan ketersediaan tenaga kerja dan
modal terbatas
Gambar Teknis Teras gulud
Guludan
kecil
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
2. Parit Buntu (Rorak = Teras saluran)
Tujuan : meningkatkan jumlah persediaan air tanah, menahan
tanah yang tererosi dari bidang olah
Persyaratan Teknis
Kemiringan lereng : 3 - 10 %, kedalaman tanah > 30 cm
Jenis erosi : erosi permukaan
Penggunaan lahan : tanaman kayu, tekstur tanah kasar
Diterapkan pada tanah dengan permeabilitas cepat
Dapat dikombinasikan dengan mulsa vertikal untuk
memperoleh kompos.
Umumnya rorak berukuran P = 1 - 2 M, L = 25 – 50 Cm
dan dalam 20 – 30 Cm
Gambar Teknis Parit Buntu
1. Tanah urugan
dipadatkan dan
permukaan tanah
dibuat miring ke
arah dalam +/- 1 %
2. Dibawah talud
dibuat selokan teras
atau saluran buntu
dengan panjang 2 m,
lebar 20 cm dan
dalam 10 cm
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
5. Teras Datar
Merupakan bangunan KTA berupa tanggul tanah sejajar
kontur dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3 % dan
dilengkapi dengan saluran di atas dan di bawah tanggul.
Tujuan : untuk mengendalikan erosi permukaan, memperbaiki
pengaliran air dan pembasahan tanah.
Persyaratan Teknis
Kemiringan lereng : < 3 %, kedalaman tanah > 30 cm
Jenis erosi : erosi permukaan
Penggunaan lahan : tanaman semusim
Kondisi permukaan tanah tidak berbatu
Curah hujan rendah
Tanah mudah menyerap air.
Gambar Teknis Teras Datar
1. Tanah digali menurut garis kontur dan tanah galiannya ditimbunkan ke tepi
luar
2. Teras dibuat sejajar dengan garis kontur
3. Dilengkapi saluran air, baik dibawah maupun di atas guludan
4. Lebar guludan atas 0,37 – 0,5 M, lebar dasar guludan bawah menyesuaikan
kemiringan guludan
5. Guludan ditanami rumput makanan ternak
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
6. Teras Batu
Merupakan suatu teknik KTA dengan memanfaatkan batu yang ada
dipermukaan lahan untuk membuat dinding dengan jarak yang sesuai,
disepanjang garis kontur, pada lahan miring.
Tujuan :
Memanfaatkan batu-batu yang ada dipermukaan lahan, agar lahan dapat
dimanfaatkan sebagai bidang olah
Mengurangi kehilangan tanah dan air, serta untuk menangkap tanah yang
meluncur dari bagian atas, sehingga secara bertahap akan terbentuk
teras bangku.
Mengurangi kemiringan lahan untuk memberi bidang olah, konservasi
tanah dan mekanisasi pertanian
Persyaratan Teknis
Diterapkan pada lahan yang banyak tersedia kerikil dan batu
Dapat digunakan untuk persiapan pembangunan teras bangku
Gambar Teknis Teras Batu
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
A. Pengendalian Erosi secara Mekanis (Lanjutan)
2. Pengendali Jurang
Merupakan bangunan KTA berupa bendungan kecil lolos air
yang dibuat pada parit-parit melintang alur dengan kontruksi
bronjong batu, kayu/bambu atau pemasangan batu spesi.
Tujuan :
Untuk memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan air
yang mengakibatkan terjadinya jurang/parit
Mencegah bertambahnya luas kerusakan lahan akibat
melebarnya jurang/parit
Mengendalikan erosi, lumpur/sedimen & air dari daerah atas
Memperbaiki kondisi tata air daerah sekitarnya
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)
2. Pengendali Jurang
Persyaratan Teknis :
Kemiringan lereng : +/- 30 %
Jenis erosi : erosi jurang/parit
Daerah kritis dengan tangkapan air maksimal 10 Ha
Lebar dan kedalaman jurang/alur/parit maksimal 3 x 3 m
Panjang jurang/alur/parit maksimal 250 m
Kemiringan jurang/alur/parit maksimal 5 %
Gambar Teknis Pengendali Jurang
6. Dam Penahan
Merupakan Bendungan kecil lolos air dengan kontruksi
bronjong batu/trucuk bambu/kayu, yang dibuat pada alur
jurang dengan tinggi maksimal 4 m
Tujuan :
Untuk mengendalikan endapan dan aliran permukaan dari
daerah tangkapan air di bagian hulu
Untuk meningkatkan permukaan air tanah di bagian hilir
Persyaratan Teknis :
Kemiringan lereng : 15 - 35 %, Jenis erosi : erosi permukaan
Daerah tangkapan air sekitar 30 Ha, lokasi dam di tempat
yang stabil.
Gambar Teknis Dam Penahan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
B. Pengendalian Sedimentasi secara Mekanis (Lanjutan)
1. Sumur Resapan
Merupakan teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat
sehingga menyerupai sumur gali dengan kedalaman tertentu,
berfungsi menampung air hujan yang jatuh dari atap rumah
atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.
Tujuan :
Meresapkan air hujan ke dalam tanah
Mengurangi air limpasan
Mencegah adanya genangan air
Mempertahankan muka air tanah agar tidak makin menurun
Mencegah amblesan tanah akibat pengembilan air tanah
Mengurangi konsentrasi pencemaran air
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis
1. Sumur Resapan (Lanjutan)
Persyaratan Teknis :
Kemiringan lereng kurang dari 25 %
Formasi batuan atau tanah harus mampu meloloskan air
Kondisi permukaan lahan telah berubah menjadi kedap air
Jarak antara bangunan sumur resapan air dengan tangki septik
dan sumur gali minimal 5 m, sedangkan jarak antar sumur
resapan air minimal 2 m.
Permukaan air tanah cukup dalam dari permukaan tanah,
sehingga permukaan air tanah berada di bawah dasar sumur
resapan air
Penggunaan lahan : kawasan budidaya, pemukiman, dll
Gambar Teknis Sumur Resapan Air
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
C. Konservasi Air secara Mekanis (Lanjutan)
2. Embung
Merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam berfungsi
untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rem-
besan pada lahan sawah tadah hujan yang berdrainase baik.
Tujuan : sebagai tempat persediaan air di musim kemarau,
mengendalikan limpasan, serta dapat digunakan untuk berbagai
keperluan (tertanian, peternakan dan rumah tangga)
Persyaratan Teknis :
Kemiringan lereng : 0 – 30 %,
Penggunaan lahan : lahan tadah hujan
Tekstur tanah liat s/d liat berdebu,
Curah hujan kekurangan air sebesar 50 – 1000 mm/th
Gambar Teknis Embung
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis
1. Penanaman Rumput
Merupakan penanaman rumput pada hillside ditches, pada tampingan
teras bangku atau berupa strip rumput (Grass barier)
Tujuan :
Menstabilkan hillside ditches dan mengurangi biaya pemeliharaan
Menghemat tenaga kerja pada kegiatan pemberantasan gulma
Mencegah erosi pada sisi atas ditch dan secara bertahap
mengurangi kelerengan
Persyaratan Teknis :
Untuk perlindungan sisi miring dan tepi ditch, rumput ditanam
dengan jarak 30 cm x 30 cm
Penanaman rumput bermuda dilakukan dengan perbanyakan stek
batang, ditutup tanah, sehingga dapat memadatkan tanah
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)
2. Penanaman Searah Kontur (Contour cropping)
Merupakan cara penanaman tanaman yang searah garis kontur
yaitu garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama pada tanah yang berlereng/miring.
Tujuan :
Menghambat kecepatan aliran permukaan
Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah
Menghemat biaya, tenaga dan waktu
Persyaratan Teknis :
Pada tanah dengan kemiringan 3 – 6 %, penanaman secara
kontur sebaiknya tidak melebihi panjang 100 m, saluran
pembuangan penting untuk diperhatikan
PRAKTIK KONSERVASI TANAH DAN AIR (KTA)
D. KTA Secara Vegetatif dan Agronomis (Lanjutan)