Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan untuk kelompok 5

1. Nama : Hanna Prastika


NIM : 171910301038
Kelompok : 4
Pertanyaan : Dalam strategi konservasi tanah harus mengarah pada: meningkatkan
stabilitas agregat tanah. Bagaimana cara meningkatkan stabilitas agregat tanah?
Jawaban : Bagaimana cara meningkatkan stabilitas agregat tanah? menggunakan metode
konservasi tanah yaitu (1) secara agronomis/ vegetative (pemanfaatan tanaman), (2)
secara mekanis (teknik pengelolaan tanah), dan (3) secara kimia (penggunaan bahan
pemantap tanah/ soil conditioner). (Sumber : Modul 9 Konservasi DAS Dan Tata Ruang,
2017, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi)
2. Nama : Ichlasul YH
NIM : 171910301017
Kelompok : 4
Pertanyaan : Dalam Konservasi secara kimiawi, adakah efek negatif dari penggunaan
bahan kimia yg dapat menyebabkan kerusakan lain?
Jawaban : Dalam Konservasi secara kimiawi, adakah efek negatif dari penggunaan
bahan kimia yg dapat menyebabkan kerusakan lain? kembali ke sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh Bahan pemantap tanah itu sendiri, (1) Tidak bersifat racun (phytotoxix) =
tidak akan merusak habitat tanaman disekitar tanah yang telah di beri bahan kimia tsb (2)
Dapat merubah sifat hidrophobik atau hidrophilik tanah = dimana sifat hidrophobik atau
hidrophilik tanah merupakan senyawa yang tertarik pada air, tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap air (sumber :
jurnalkelapasawit.iopri.org)
3. Nama : Nadila Indah Yuniasari
NIM : 171910301069
Kelompok : 12
Pertanyaan : Jelaskan secara singkat cara konservasi tanah dan air secara vegetatif yang
sudah disebutkan pada slide 23 beserta contoh tanamannya!
Jawaban :
a. Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang ditanam untuk menutupi permukaan
lahan pertanian yang berguna mengendalikan erosi dan memperbaiki sifat-sifat tanah.
Contoh : rumput dan kacang-kacangan/leguminosa.
b. Mulsa adalah penutup tanah yang berasal dari pangkasan rumput, sisa panen atau
bahan-bahan lain yang penggunaannya disebarkan di permukaan tanah sepanjang
barisan tanaman atau melingkari batang pohon yang berguna untuk: (1) mengurangi
erosi dan aliran permukaan; (2) menekan gulma dan mengurangi biaya penyiangan; (3)
mengatur suhu tanah; (4) meningkatkan kandungan bahan organik tanah; dan (5)
mengurangi penguapan air tanah atau meningkatkan kelembapan tanah. Contoh :
jerami, perdu.
c. Pertanaman dalam strip/Strip cropping/Pertanaman berlajur adalah penanaman dua
jenis tanaman atau lebih dalam strip-strip secara berselang-seling antara tanaman
pokok dan tanaman penutup tanah. Sistem ini diterapkan pada lahan berlereng 15-40%
untuk menahan partikel tanah yang tererosi dan menahan aliran permukaan. (Arsyad,
2000). Contoh : rumput bede, rumput bahia, atau jenis kacang-kacangan
d. Sistem pertanian hutan (agroforestry) adalah usaha konservasi tanah yang
menggabungkan antara tanaman pohon-pohonan, atau tanaman tahunan dengan
tanaman komoditas lain yang ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian.
Contoh : pohon jati masih pendek sebagian lahannya ditanami dengan tanaman
semusim berupa jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan empon-empon. (Teknik
Konservasi Tanah Secara Vegetatif, Balai Penelitian Tanah)
e. Pertanaman berganda (multiple cropping) adalah sistem penanaman kombinasi antara
pohon dan tanaman lain yang lebih pendek habitusnya. Penanaman berbagai tanaman
pohon yang berbeda tinggi tajuknya diatur dengan arah barisan timur-barat, dan
tanaman pangan atau pakan diantaranya. Misalnya, etase 1 kelapa, etase 2 cengkih,
durian, melinjo, etase 3 pisang, jeruk, kopi, dan etase 4 tanaman pangan dan pakan.
Pada prinsipnya sistem ini adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan
mengurangi luas lahan yang diolah dan memperbanyak tanaman. (WidjajaAdhi et al.,
1993).
f. Pertanaman bergilir (rotation cropping) adalah sistem penanaman dengan dua tanaman
atau lebih secara berurutan/bergilir. Pola tanam dapat berupa padi gogo – kacang tanah
- kacang tunggak atau jagung – kacang tanah – tanaman penutup tanah atau tanaman
pupuk hijau.
(Sumber : Modul 9 Konservasi DAS Dan Tata Ruang, 2017, Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi)
4. Nama : Citra Malini
NIM : 171910391039
Kelompok : 1
Pertanyaan : Usaha konservasi tanah dan air dalam metode mekanis ada pengolahan
tanah menurut garis kontur. Apakah yang dimaksud adalah dengan cara galih timbun atau
bagaimana?
Jawaban : Pengolahan tanah menurut kontur dilakukan dengan pembajakan membentuk
jalur-jalur yang membentuk kontur atau memotong lereng, sehingga membentuk jalur-
jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Contohnya :
guludan, guludan bersaluran, terras bertingkat, parit pengelak.
(Sumber : Modul 9 Konservasi DAS Dan Tata Ruang, 2017, Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi)
5. Nama : Muhammad Amrulloh
NIM : 171910301001
Kelompok : 4
Pertanyaan : Secara garis besar ada 3 jenis konstruksi krib, dari ke 3 jenis krib itu yang
membedakan apa? Terus untuk penempatan tiap krib itu yang cocok di daerah seperti
apa?

Jawaban :
Pengelompokan jenis krib berdasarkan sifat hidraulik :
1) Krib lulus air (permeabel); Krib tiang pancang;
2) Krib kedap air (impermeabel); Krib pasangan batu, krib beton;
3) Krib semi lulus air (semi permeabel); Krib bronjong batu, susunan geotekstil,
susunan blok beton dan batu bongkah;
Penggunaan krib dengan mempertimbangkan data dan informasi dari peta geologi
permukaan yang sudah tersedia dan dilanjutkan dengan survei investigasi untuk
perencanaan sungai secara terpadu sebagai berikut :
a) Keadaan morfologi dan karakteristik sungai (denah serta bentuk melintang dan
memanjang, debit dan kecepatan) yang menunjukkan adanya arah pergeseran sungai,
adanya gejala meander dan adanya bahaya gerusan lokal dan kondisi geologi
permukaan yang menunjukkan tebing sungai memerlukan perlindungan secara tidak
langsung agar kecepatan arus tidak merusak tebing.
b) Keadaan aliran menunjukkan adanya aliran yang tidak menentu sehingga pada lokasi
tersebut perlu dilakukan perbaikan pola aliran.
c) Diperlukan pemindahan/pengarahan arus sungai sesuai tujuan tertentu.
d) Diperlukan upaya memperdalam alur dengan mempersempit penampang basah
sungai.
e) Ketersediaan bahan bangunan sesuai jenis krib yang dipilih.
(Sumber : SNI 2400.1:2016)

6. Nama : Rinata Ninda Nabela


NIM : 171910301096
Kelompok : 1
Pertanyaan : Bagaimana cara penggunaan zat kimia dalam proses konservasi tanah
secara kimiawi? Langsung dicampurkan pada tanah atau dilarutkan dalam air kemudian
di disiramkan pada tanah?
Jawaban : Menurut saya langsung campurkan ke tanah karena ada beberapa cara
penggunaan bahan pemantap tanah (Soil conditioner) yang memang tidak perlu
dicampurkan ke air yaitu dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Pemakaian dipermukaan tanah (surface aplikation), dimana larutan atau emulsi zat
kimia pembenah tanah yang digunakan pada pengenceran yang dikehendaki
disemprotkan langsung ke atas permukaan tanah dengan alat sprayer yang biasa
digunakan untuk membrantas hama. Cara ini dapat dilakukan untuk penelitian
dilaboratorium dan lapangan.
b. Pemakaian secara dicampur (incorporation treatment), dimana larutan atau emulsi zat
kimia pemantap tanah dengan pengeceran yang dikehendaki disemprotkan kedalam
tanah, kemudian tanah tersebut dicampur dengan bahan kimia tadi sampai merata,
biasanya sampai kedalaman 0 – 25 cm. Cara ini biasanya dilakukan dalam penelitian
dilaboratorium dalam jumlah yang kecil dan juga untuk pemakaian dilapangan,
dalam areal yang luas biasanya menggunakan mesin penyemprot khusus seperti
traktor.
c. Pemakaian setempat/lubang (Local/pit treatment), dimana penggunaan bahan kimia
ini disemprotkan secara setempat-setempat pada tanah atau terbatas pada lubang-
lubang tanaman saja (umpamanya lubang: 60 x 60 x 60 cm). Cara ini biasanya
dilakukan dilapangan saja pada areal yang akan ditanami tanaman tahunan dalam
rangka usaha penghijauan.

7. Nama: Moch. Hamdi Haikal Bari


NIM : 171910301150
Kelompok: 3
Pertanyaan: Pada slide 29 disebutkan bahwasanya pengendalian erosi dan
sedimentasi meliputi pembangunan bangunan pengatur sungai seperti perkuatan tebing
(revertment). namun, bagaimana jika lokasi yang mengalami erosi dan sedimentasi
adalah pada bagian muara sungai? apakah yang harus dilakukan untuk mengatasi
pendangkalan alur sungai pada pertemuan muara sungai dan pantai yang disebabkan
oleh sedimen pantai karena aktifitas sekitar, seperti lalu lalang kapal, dll?

Jawaban : Permasalahan pada daerah muara sungai berkaitan dengan sedimentasi


sering kali diakibatkan pada konstruksi struktur maupun bangunan yang tidak
memperhatikan faktor lingkungan yang salah satunya adalah pola pergerakan dan
besarnya sedimen. Oleh karena itu pada design engineering diharusnya
memperhatikan potensi dampak nya seperti sedimentasi, sand starvation, dan
downdrift erosion agar menjadi minimum (van Rijn 2005).
Permasalahan terbesar adalah pendangkalan akibat proses sedimentasi. Untuk
mengatasi pendangkalan akibat sedimentasi, dapat dilakukan pengerukan secara
berkala (maintainance dredging). Material hasil pengerukan dapat ditimbun pada
lokasi lepas pantai disebelah alur pelayaran.
(Sumber : Franto Novico, Arif Ali, Eko Saputro, Adi Sinaga, dan Andi Egon., 2017,
Morfodinamika Jangka Pendek Pendangkalan Di Alur Pelayaran Barito, Kalimantan
Selatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung.)
8. Nama : Novel Joko Tri L.
NIM : 201910301057
Kelompok : 11
Pertanyaan : Metode perkiraan erosi dapat digunakan sebagai alat penilai apakah
suatu tindakan konservasi tanah telah berhasil mengurangi erosi. Pertanyaannya, Data
hasil metode perkiraan erosi yang seperti apakah yang dapat dikatakan berhasil dan
data hasil metode perkiraan erosi yang seperti apakah yang dapat dikatakan gagal
dalam mengurangi erosi?
Jawaban : Dengan perbandingan antara nilai erosi tanah aktual (yang diperoleh
dengan rumus USLE) dan nilai erosi yang dapat ditoleransikan. Apabila nilai erosi
tanah aktual lebih kecil daripada yang ditoleransikan dapat dikatakan upaya konservasi
tanah berhasil.
9. Nama : Gala Ridha Alfisyahr
NIM : 201910301055
Kelompok : 7
Pertanyaan : Tolong jelaskan bagaimana usaha dalam pengendalian erosi dasar tebing
dan dasar sungai apabila tampungan telah terisi penuh sedimen?
Jawaban :
10. Nama : Ahmad Roy Hanafi
NIM : 181910301064
Kelompok : 6
Pertanyaan : Pada konservasi secara agronomis, bagaimana cara peningkatan
evapotranspirasi yang menyebabkan tanah cepat lapar air?
Jawaban :
11. Nama : Edi Purnomo
NIM : 181910301100
Kelompok : 11
Pertanyaan : Apa saja macam-macam metode yg baik atau cocok dalam
perlindungan tebing sungai/pengendalian erosi tebing sungai, mungkin bisa
dijelaskan!
Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai