Perbandingan berat air yang mengisi rongga pori material tanah atau material batuan
terhadap berat partikel padatnya, yang dinyatakan dalam persen. Kadar air ditentukan dengan
menggunakan rumus:
Ww
W x100%
Ws
Dimana: Ww = berat air (weight of water)
Ws = berat butir tanah (weight of soil)
1.2 Peralatan
a) Oven pengering ; dilengkapi dengan pengontrol panas. Lebih baik tipe yang dilengkapi
dengan pengatur suhu, dan dapat memelihara keseragaman temperatur 110oC ±5oC untuk
seluruh ruangan pengering.
b) Timbangan ; semua timbangan yang memiliki ketelitian 0,01 gram diperlukan untuk
benda uji dengan berat maksimum 200 gram (termasuk berat cawan tempat benda uji)
dan timbangan yang memiliki ketelitian 0,1 gram diperlukan untuk benda uji dengan
berat lebih dari 200 gram.
c) Cawan tempat benda uji ; cawan yang sesuai terbuat dari material tahan karat dan tahan
terhadap perubahan berat akibat pemanasan berulang, pendinginan, tahan untuk material
dengan pH bervariasi dan juga bersih. Cawan dengan bertutup rapat harus digunakan
untuk benda uji yang mempunyai berat sama atau kurang 200 gram, sedangkan untuk
benda uji yang mempunyai berat lebih dari 200 gram dapat digunakan cawan tanpa
penutup. Satu cawan diperlukan untuk setiap penentuan kadar air. Tujuan menutup
cawan hingga rapat adalah untuk menjaga kehilangan kadar air pada benda uji sebelum
ditentukan berat awal dan juga untuk menjaga penyerapan kadar air dari atmosfer selama
pengeringan sebelum ditentukan berat akhir benda uji.
d) Desikator ; sebuah desikator atau botol desikator besar dengan ukuran yang cukup
berisikan silika atau kalsium anhidrofosfat (silica gel or anhydrous calcium phosphate).
Lebih baik menggunakan zat pengering yang dapat mengubah warna untuk menunjukan
keadaan semula.
e) Alat pemegang cawan: kaos tangan, tang atau alat pemegang lainnya yang dapat
digunakan untuk memindahkan atau mencapit cawan panas setelah pengeringan.
f) Peralatan lain seperti: pisau, spatula, sendok, kain pembersih, pengiris contoh dan
lainnya.
1.3 Pelaksanaan
a) Menimbang dan mencatat erat cawan kering yang kosong tempat benda uji (beserta
tutupnya jika memakai tutup).
Benda uji yang mewakili dipilih sesuai butir 9.
b) Memasukkan benda uji dalam cawan dan jika memakai tutup pasang tutupnya hingga
rapat. Menilai dan mencatat berat cawan yang berisi material basah ditentukan
menggunakan timbangan (lihat butir 6.b ) yang telah dipilih sebagai acuan berat benda
uji. Nilai tersebut dicatat.
c) Buka penutup (jika memakai tutup) dan masukan cawan yang berisi benda uji basah ke
dalam oven pengering. Benda uji dikeringkan hingga beratnya konstan. Oven pengering
dipertahankan pada temperatur 110 oC ±5oC.
d) Setelah benda uji dikeringkan hingga beratnya konstan, cawan dikeluarkan dari dalam
oven (dan tutup kembali jika memakai tutup). Benda uji dan cawannya dibiarkan
menjadi dingin pada temperatur ruangan atau sampai cawan dapat dipegang dengan
aman menggunakan tangan dan siapkan timbangan yang tidak terpengaruh oleh panas.
Berat cawan dan berat material kering oven ditimbang menggunakan timbangan
kemudian nilai dicatat.
e) Mengencangkan penutup apabila benda uji menyerap kelembaban udara sebelum
ditentukan berat keringnya.
Dengan:
W adalah kadar air, (%)
W1 adalah berat cawan dan tanah basah (gram)
W2 adalah berat cawan dan tanah kering (gram)
W3 adalah berat cawan (gram)
(W1–W2) adalah berat air (gram)
(W2–W3) adalah berat tanah kering (partikel padat) (gram)
Tabel Perhitungan :
Kedalaman (m)
Nomor Cawan 7 17 27
Berat Cawan + Tanah Basah <W1> (gr) 45,63 49,07 45,05
Berat Cawan + Tanah Kering <W2> (gr) 36,23 39,07 36,12
Berat Air <W3> (gr) 9,40 10,00 8,93
Berat Cawan (gr) 8,93 8,94 8,83
Berat Kering (gr) 27,30 30,13 27,29
Kadar Air (%) 34,43 33,19 32,72
Rata-Rata (%) 33,45
Perhitungan :
Berat Air = W1 – W2
1. Wair = 45,63 – 36,23 = 9,40 gr
2. Wair = 49,07 – 39,07 = 10,00 gr
3. Wair = 45,05 – 36,12 = 8,93 gr
Berat Tanah Kering = W2 – W3
1. Ws = 36,23 – 9,40 = 27,30 gr
2. Ws = 39,07 – 10,00 = 30,13 gr
3. Ws = 36,12 – 8,93 = 27,29 gr
Kadar Air = Wair x 100%
Ws
1. W1 = (9,40 / 27,30) x 100% = 34,43 %
1. W2 = (10 / 30,13) x 100% = 33,19 %
2. W3 = (8,93 / 27,29) x 100% = 32,72 %
Rata-rata kadar air
W = ( 34,43 + 33,19 + 32,72 ) / 3 = 33,45 %
1.5 Kesimpulan
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian
berat isi tanah berbutir halus dengan cetakan benda uji.
2.2 Peralatan
2.3 Pelaksanaan
Pengujian berat isi harus dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :
1) Melakukan persiapan sebagai berikut :
(1) kesiapan peralatan yang akan digunakan diperiksa sesuai petunjuk
pemakaian;
(2) menyiapkan formulir untuk pencatatan data pengujian;
(3) kondisi contoh tanah diperiksa.
2) Menyiapkan benda uji tanah asli;
(1) mengeluarkan contoh dari tabung;
(2) membuat benda uji pada cetakan benda dan meratakan kedua
ujungnya;
3) Menyiapkan benda uji tanah tidak asli;
(1) buat benda uji pada cetakan benda uji dan ratakan kedua
ujungnya;
4) Mengerjakan tahapan uji dengan urutan sebagi berikut :
(1) menimbang berat cetakan;
(2) menghitung isi cetakan;
(3) menimbang berat cetakan beserta benda ujinya;
(4) menghitung kadar air sesuai dengan keterangan pada rumus no.2
5) Menghitung berat isi dan berat isi kering dengan urutan sebagai
berikut :
(1) menghitung berat isi dengan rumus 1
(2) menghitung berat isi kering dengan rumus 2
Tabel Perhitungan :
Γ = (B2 – B1) / V
1. Contoh 1
Γ = (158,03 – 55,12) / 61,37 = 1,68 gr/cm3
2. Contoh 2
Γ = (155,47 – 55,12 ) / 61,37 = 1,64 gr/cm3
3. Contoh 3
Γ = (155,75 – 55,12 ) / 61,37 = 1,64 gr/cm3
4. Contoh 4
Γ = (159,93 – 55,12 ) / 61,37 = 1,71 gr/cm3
5. Rata – rata
Γ = ( 1,68 + 1,64 + 1,64 + 1,71 ) / 4 = 1,66 gr/cm3
2.5 Kesimpulan
Angka perbandingan antara berat isi butir tanah dan berat isi air pada temperatur dan
volume yang sama.
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian berat jenis tanah terdiri dari:
1. Piknometer
Sebuah botol ukur yang mempunyai kapasitas sekurang - kurangnya 100 ml
atau botol yang dilengkapi penutup dengan kapasitas sekurang - kurangnya 50 ml.
Penutup botol harus berukuran dan berbentuk sedemikian rupa, sehingga dapat
menutup dengan rapat sampai kedalaman tertentu dibagian leher botol, dan ditengah-
tengahnya harus mempunyai lubang kecil untuk mengeluarkan udara dan kelebihan
air.
2. Saringan
Saringan 4,75 mm (No. 4) dan saringan 2,00 mm (No. 10), dan pan penadah.
3. Timbangan
Dua buah timbangan dengan kemampuan baca 0,01 gram dan 0,001 gram.
4. Oven pengering
Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur temperatur untuk mengeringkan contoh
tanah basah sampai (110 ±5)oC.
5. Alat pendingin
Alat pendingin (desikator) berisi silica gel.
6. Termometer
Termometer rentang pembacaan 0oC – 50oC dengan kemampuan baca 0,1 oC.
7. Bak perendam
Untuk merendam piknometer atau botol ukur sampai temperaturnya tetap.
8. Botol
Untuk pengisian air suling ke dalam piknometer atau botol ukur.
9. Tungku listrik
Tungku listrik (hot plate) yang dilengkapi dengan pelat asbes atau pompa udara
(vaccum pump) kapasitas 1 – 1,5 HP.
10. Kalibrasi piknometer
Dalam kalibrasi piknometer yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang, dan beratnya dicatat (W 1
gram). Piknometer harus diisi dengan air suling pada temperatur ruang. Berat
piknometer dan air suling (W4), harus ditimbang dan dicatat. Termometer
dicelupkan ke dalam air, dan temperatur (Ti) diukur dan dicatat dalam
bilangan bulat.
b. Berat W4 ditentukan dari temperatur pengujian Ti yang diamati, suatu tabel
dari nilai berat W4 dipersiapkan untuk satu rangkaian temperatur yang
mungkin berlaku ketika berat W3 ditentukan kemudian.
Nilai dari W4 dihitung sebagai berikut :
Metode ini menyediakan suatu prosedur yang paling baik untuk laboratorium –
laboratorium yang melakukan banyak pengujian dengan menggunakan piknometer yang
sama, metode ini juga dapat dipakai untuk pengujian tunggal. Piknometer dan isinya pada
beberapa temperatur yang direncanakan pada waktu berat W4 dan W 3 ditimbang. Hal
tersebut lebih baik untuk menyiapkan tabel dari berat W4 untuk beberapa temperatur yang
berlaku ketika berat W 3 diambil. Berat W4 dan W 3 didasarkan pada temperatur air yang
sama. Nilai – nilai untuk kerapatan relatif air pada temperatur 18 – 30 o C diberikan dalam
Tabel 1.
Tabel 1 Hubungan antara kerapatan relatif air dan faktor konversi K dalam
temperatur
Temperatur, derajat Hubungan kerapatan
No. Faktor koreksi K
Celcius relatif air
1. 18 0,9986244 1,0004
2. 19 0,9984347 1,0002
3. 20 0,9982343 1,0000
4. 21 0,9980233 0,9998
5. 22 0,9978019 0,9996
6. 23 0,9975702 0,9993
7. 24 0,9973286 0,9991
8. 25 0,9970770 0,9989
9. 26 0,9968156 0,9986
10. 27 0,9965451 0,9983
11. 28 0,9962652 0,9980
12. 29 0,9939761 0,9977
13. 30 0,9956780 0,9974
3.3 Pelaksanaan
w2 w1
GS =
w4' w1 w3 w2
No Contoh 1 2 3
No picnometer 7 17 27
Berat Picnometer (W1) gr 50,47 38,18 43,43
Berat Picnometer +tanah (W2) 99,24 88,21 93,47
Berat Tanah Wt= W2-W1 48,77 50,03 50,04
Berat Picnometer+air+tanah (W3) gr 177,62 167,22 171,25
Berat Picnometer+air (W4) 149,84 138,79 142,37
Berat Picnometer +air (W4') gr 149,45 138,43 142,14
Faktor Koreksi 0,9974 0,9974 0,9984
Suhu (C) 30 30 30
Spesific Grafity (w2-W1) 2,37 2,36 2,39
3.5 Kesimpulan
Berdasar hasil praktikum, berat jenis yang didapat adalah 2,37 gr/cm3
3. ANALISA DATA
Dari data yang diketahui di atas yaitu ;
kadar air (w) = 0,3445
1+e =
1+e =
1 + e = 1,869
e = 0, 869
n =
n =
n = 0,465
=
=
= 1,244
4.4 Mencari Berat Isi Jenuh ( )
= 17
4.5 Mencari Derajat Kejenuhan (S)
S =
S =
S = 0,91
BAB 2
ATTERBERG LIMITS
2.1 Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh besaran batas cair tanah, sehingga dapat
digunakan untuk menentukan sifat dan klasifikasi tanah.
Yang dimaksud dengan batas cair tanah adalah kadar air minimum dimana sifat suatu
jenis tanah berubah dari keadaan cair menjadi plastis. Metode ini dimaksudkan sebagai
pegangan dalam pengujian untuk menentukan batas cair tanah dengan cara cassagrande.
Metode pengujian ini dilakukan terhadap tanah baik berbutir halus atau butiran kasar dari
saringan 0,42 mm (no.40).
Keadaan yang paling penting adalah batas cair dan batas plastis yang disebut sebagai
batas-batas Atterberg. Batas cair menurut definisi adalah kadar air tanah pada batas antara
keadaan cair dan plstis.
Penentuan batas cair menggunakan alat yang disebut Casagrande Tool untuk kadar air yang
berbeda dan dihitung untuk jumlah ketukan tertentu.
Penentuan kadar air:
Ww = W wet – W dry
Wd = W dry – W tare
Ww
W% = x100%
Wd
Dimana:
Ww = berat air
W wet = berat contoh + wadah basah
W dry = berat contoh + wadah kering
W tare = berat wadah
Wd = berat contoh kering
W = kadar air
2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian batas cair adalah sebagai berikut :
1. Alat batas cair standar, mangkok (bersih), kering dan tidak goyang, dan harus
diperiksa apakah tinggi jatuh mangkok alat batas cair tersebut sudah tepat 1,0
cm;
2. Alat pembuat alur, ( bersih), kering, dan tidak aus yang terdiri dari :
1) alat pembuat alur standar ASTM untuk tanah yang berpasir;
2) alat pembuat alur standar casagrande untuk tanah kohesif;
3. Mangkok pengaduk (mixing disk) benda uji dari porselin;
4. Batang pengaduk (spatula) dari baja tahan karat panjang 12,5 cm;
5. Cawan kadar air minimal 4 buah, diberi tanda kemudian ditimbang untuk
menentukan beratnya;
6. Botol berisi air suling;
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram;
8. Desikator berisi silika sel;
2.4 Pelaksanaan
Benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya. Dan mengulangi
langkah (b) sampai (f) 6 kali berturut-turut dengan variasi kadar air yang
berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 - 10.
BATAS CAIR
Kedalaman
No. Contoh 1 2 3 4 5 6
Jumlah Pukulan 54 49 42 37 23 18
Berat Cawan + Tanah Basah Gr 19,33 21,51 30,67 19,6 29,04 29,45
Berat Cawan + Tanah Kering Gr 17,22 18,67 25,43 16,83 24,66 23,81
Berat Air Gr 2,11 2,84 5,24 2,77 4,38 5,64
Berat Cawan Gr 8,87 8,87 9,05 9,01 12,49 8,87
Berat Kering Gr 8,35 9,8 16,38 7,82 12,17 14,94
Kadar Air % 25,27 28,98 31,99 35,42 35,99 37,75
BATAS PLASTIS
Kedalaman
No. Contoh 1 2
Berat Cawan + Tanah Basah Gr 11,87 12,02
Berat Cawan + Tanah Kering Gr 11,26 11,2
Berat Air Gr 0,61 0,82
Berat Cawan Gr 9,26 8,43
Berat Kering Gr 2 2,77
Kadar Air % 30,50 29,60
Rata-Rata % 30,05
SAMPLE 0%
BATAS CAIR (LL) BATAS PLASTIS (PL)
JUMLAH KADAR
No. No. KADAR AIR
PUKULAN AIR
1 54 25,27
2 49 0,00 1 30,50
3 42 31,99
4 37 35,42
5 23 35,99 2 29,60
6 18 37,75
RATA-RATA 30,05
Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) Index Plastis (IP)
35,87 30,05 5,82
Grafik :
2.6 Kesimpulan
Hasil praktikum dan grafik Atterberg Limits, maka diperoleh data sebagai berikut :
Berdasarkan klasifkasi Unified tanah termasuk CL yang mana lempung tak organik
dengan plastisitas rendah sampai dengan sedang , lempung berkerikil, lempung berpasir,
lempung berlanau, lempung kurus ( clean clays).
BAB 4
ANALISA SARINGAN
3.1 Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah presentase
butiran baik agergat halus maupun agregat kasar.
Penentuan presetase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian
angka angka preentase digambarkan pada grafik pembagian butiran.
3.3 Peralatan
Kumulatif
Sieve WT. WT. WT.Soil Persen
Sieve Persen Persen
Openin Sieve Sieve + Retained Retined
No Retained Finer (%)
g (mm) (gr) Soil (gr) (gr) (%)
(%)
3/4. 606 606 0 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,700 588 588 0 0,00 0,0 100,0
3/8" 9,525 574 574 0 0,00 0,0 100,0
4 4,750 480 480 0 0,00 0,0 100,0
8 2,360 439 442 3 0,60 0,6 99,4
10 2,000 412 418 6 1,21 1,8 98,2
16 1,130 285 308 23 4,64 6,5 93,5
30 0,600 421 497 76 15,32 21,8 78,2
40 0,425 416 458 42 8,47 30,2 69,8
50 0,300 417 487 70 14,11 44,4 56
100 0,150 411 487 76 15,32 59,7 40,3
200 0,075 272 313 41 8,27 67,9 32,1
Pan 0,001 470 629 159 32,06 100,0 0
SUM 496 100,00
3.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, tanah < 50% melalui ayakan nomor 200 (berbutir
kasar). Sehingga, dalam grafik USCS tanah termasuk kelompok tanah CL-ML, dengan batas
cair (LL) rendah berdasar hasil atterberg limits. Dari analisa saringan tersebut juga dapat
disimpulkan bahwa butiran tanah tersebut termasuk well graded karena ukuran butiran tanah
terbagi merata (hampir semua ukuran butir ada).
BAB 4
ANALISA HIDROMETER
4.1 Tujuan
Tujuan metode ini untuk memperoleh gradasi tanah pada klasifikasi tanah.
18
k=
s w g
2r
D=
t
Dimana:
= Viskositas/kekentalan air (gr.detik/cm2).
w = Berat volume air (gr/cm2).
s = Berat volume butir (gr/cm2).
g = Percepatan gravitasi (cm/detik2).
D = butir.
r = Jarak permukaan campuran (suspensi) ke pusat volume
hydrometer (tabel).
t = Waktu.
Prosentase yang lewat (N) dapat dihitung dari:
R Ra
N=
WxAx100%
Dimana:
R = Pembacaan skala hydrometer dalam suspensi.
Ra= Pembacaan skala hydrometer dalam air.
W = Berat tanah/butir kering yang lolos saringan No. 200.
A = Faktor koreksi.
4.3 Peralatan
Peralatan yang dipakai dalam pengujian batas cair adalah sebagai berikut :
1. Peralatan yang digunakan sebagai berikut :
0 1. hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5-60 gram/liter)
atau untuk pembacaan berat jenis campuran (0,995-1,038)
2. 2. tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, dengan diameter 6,5 cm.
3. 3. termometer (0-50)0C ketelitian 0,10C.
4. 4. pengaduk mekanis dan mangkuk pengurai.
5. 5. saringan no.10 (2,00 mm), no.20 (0,84 mm), no 40 (0,42 mm),
no.80 (0,177 mm), no.100 (0,149 mm), no.200 (0,074 mm).
6. 6. timbangan kapasitas 500 gram dengan ketelitian 0,01 gram
7. 7. oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110 ±5)⁰C.
8. 8. tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml.
9. 9. batang pengaduk gelas.
10.pengukur waktu.
4.4 Pelaksanaan
2. Mencampurkan tanah tersebut dengan 100 mm air suling yang dicampur dengan 5 gr
calgon/water glass kedalam mangkok yang berisi tanah tersebut. selama 24 jam.
4. Kemudian menutup dengan tangan dan mengocok kembali gelas ukur berulang-ulang.
Setelah itu mendiamkan 30 detik dan memasukkan hydrometer kedalam suspensi
dan menyiapkan stop watch.
6. Setelah pembacaan 2 menit selesai, hydrometer dipindah kedalam tabung yang berisi
air suling yang telah dipersiapkan. Kocok kembali suspensi tersebut hentikan testnya,
jangan dilakukan pembacaan pada 2 menit pertama. Untuk pembacaan ini dan
selanjutnya, hydrometer dimasukkan tepat sebelum dimulai.
8. Temperatur dan pembacaan hydrometer dalam tabung air suling setiap 20 atau 30
menit dicatat. Untuk mempertahankan temperatur dalam suspensi tetap sama
ditambahkan air dingin atau air panas dalam bak.
9. Bagian atas tabung ditutup untuk menghindari penguapan dan untuk menghindari
pemasukan debu-debu dai udara, dan yang lainnya.
10. Melakukan pembacaan sampai pembacaan hydrometer mendekati 1......, yaitu sekitar
1.001, atau sampai pembacaan yang dinginkan ( 24 jam).
11. Setelah pembacaan akhir, suspensi dimasukkan kedalam disk yang besar/talam agar
tidak kehilangan tanah.
12. Mengeringkan suspensi dengan oven, mendinginkan dalam desikator dan ditimbang
dengan ketelitian 0.01 gram.
1606.a.(Rh + k – 1)
p= Ws x 100 % ……………. (2)
Keterangan :
p = persen berat butiran yang mengendap.
Rh = pembacaan hidrometer
k = koreksi suhu sesuai dengan bahan pengurai (tabel 2)
a = faktor kalibrasi (tabel 1)
Ws = berat kering benda uji (gram)
Keterangan :
Hr = dalam efektif pembacaan hydrometer
H1 = jarak dari pembacaan Rh ke leher hidrometer (cm)
h = jarak dari leher ke ujung bawah kepala hidrometer (cm)
Vh = volume kepala hidrometer (ml) atau berat hidrometer (gram)
A = luas penampang tabung gelas ukur (cm2)
3) bila benda uji yang diambil dari contoh mengandung fraksi tertahan saringan
no.200, maka perhitungan persen berat butiran dihitung berdasarkan dari seluruh
contoh.
4.6 Kesimpulan
5.1 Tujuan
Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah basah untuk
mengetahui tingkat daya dukung tanah, dan menentukan kadar air optimum pada
kepadatan tanah maksimum
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi
tanah dengan memadatkan di dalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan
menggunakan alat penumbuk 4,54 kg atau 10 lb dan tinggi jatuh 45,7 cm atau 18”.
Cara uji ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah yang dipadatkan di dalam sebuah cetakan berukuran tertentu dengan penumbuk
2,5 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 305 mm. Cara uji ini mencakup
ketentuan-ketentuan mengenai peralatan, cara pengujian dan contoh uji, cara pengerjaan,
perhitungan, dan pelaporan.
5.3 Peralatan
5.4 Pelaksanaan
o Timbang cetakan diameter 102 mm (4”) dan keping alas dengan ketelitian 5
gram (B1 gram).
o Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu, dan menempatkan pada
landasan yang kokoh
o Mengambil salah satu dari keenam benda uji diaduk dan dipadatkan di dalam
cetakan dengan ketentuan sebagai berikut :
o Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi kelebihan
tanah yang diratakan setelah leher sambung dilepas tidak lebih dari 0,5 cm.
o Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk dengan tinggi jatuh 304,8 mm
(12”). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan tebal yang kira-kira sama dan
masing-masing dipadatkan dengan 25 tumbukan.
o Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan lepaskan
leher sambung.
o Ratakan kelebihan tanah dengan pisau perata sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan.
o Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram
(B2 gram).
o Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada
keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W)
dari benda uji sesuai dengan PB-0210-76 atau PB-0117-76 MPBJ.
5.4.2 Cara Modified Proctor
a. Untuk modified proctor menggunakan mold (6”) dan proctor
hammer pemadatan seberat 10 lb.
b. Jumlah lapisan per mold adalah 5 lapis.
c. Jumlah tumbukan per lapis untuk mold (6”) 56 kali tumbukan.
d. Prosedur pemadatan sama dengan pemadatan standard.
COMPACTION TEST
6.1 Tujuan
Menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang
dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
6.4 Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm atau 1,95” luas 1935 mm2
atau 3 inchi2 dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm atau 4”
a. Mengambil sample tanah kering udara sebanyak 5 sample kira-kira 5 kg per sample.
b. Kemudian bahan tersebut disemprot dengan air sampai kadar air optimum dengan
toleransi 3%, hal ini dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pada waktu percobaan pemadatan, setiap sample tanah disimpan dalam kantong
plastik tertutup sehingga kadar airnya tidak berubah. Masing-masing kantong
plastik diberi tanda nomor percobaan dan kadar airnya.
2. Sesudah kadar air semula diketahui, kantong plastik yang berisi sample tanah
dengan kadar air diambil yang paling mendekati kadar air optimum.
3. Sample tanah yang akan dipakai pada percobaan CBR disemprot dengan air
sehingga warnanya hampir mendekati warna tanah dalam kantong plastik tadi.
Lakukan hal ini dengan seksama mengingat toleransi yang ijinkan hanya 3 %.
c. Membiarkannya selama 24 jam agar kadar air merata lalu tutup rapat-rapat agar
tidak terjadi penguapan.
6.5 Pelaksanaan
a. Meletakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg atau
10 lb atau sesuai dengan perkerasan.
b. Untuk benda uji yang direndam, beban harus sama dengan beban yang dipergunakan
waktu perendaman.
Pertama, meletakkan keping pemberat 2,27 kg atau 5 lb untuk mencegah
mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat.
Pemberatan selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda
uji.
c. Kemudian mengatur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukan beban permulaan sebesar 4,5 kg atau 10 lb. Pembebanan permulaan ini
diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan
permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi
di-nol-kan.
d. Memberikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit atau 0,05”/menit.
e. Mencatat pembacaan pembebanan pada penetrasi 0,312 mm atau 0,0125”; 0,62 mm
atau 0,025”; 1,25 mm atau 0,05”; 0,187 mm atau 0,075”; 2,5 mm atau 0,10”; 3,75 mm
atau 0,15”; 5 mm atau 0,20”; 7,5 mm atau 0,30”; 10 mm atau 0,40”; dan 12,5 mm
atau 0,50”.
f. Mencatat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12,5 mm atau 0,50”.
g. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar air dari lapisan atas
benda uji setebal 25,4 mm atau 1”.
h. Bila diperlukan kadar air rata-rata maka pengembalian benda uji untuk kadar air dapat
diambil dari seluruh kedalaman.
Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-kurangnya 100 gram untuk tanah
berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gram untuk tanah berbutir kasar.
NILAI CBR
0,1 4,5700
0,2 6,4742
Rata-Rata 5,5221
Sample No. 2 (25x Tumbukan)
PENETRASI
Waktu Penurunan Pembacaan Dial Beban
( min ) ( inch ) (Dev) (lbs)
0 0 0 0
0,25 0,0125 2 45,7
0,5 0,025 4 91,4
1 0,05 6 137,1
1,5 0,075 7 159,95
2 0,1 9 205,65
3 0,15 11 251,35
4 0,2 13 297,05
6 0,3 16 365,6
8 0,4 19 434,15
10 0,5 21 479,85
NILAI CBR
0,1 6,8550
0,2 6,6011
Rata-Rata 6,7281
0,1 12,9483
0,2 12,6944
Rata-Rata 12,8214
BAB 7
KEKUATAN GESER LANGSUNG
7.1 Tujuan
Tujuan metode ini untuk menyeragamkan dalam memperoleh data parameter yang
akurat mengenai pengujian kuat geser langsung tanah yang tidak terkonsolidasi tanpa
drainase.
Metode ini digunakan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian kuat
geser langsung tanah tidak terkonsolidasi tanpa drainase.
Metode pengujian ini meliputi persyaratan ketentuan benda uji, peralatan dari cara uji.
Yang dimaksud dengan :
a. kohesi tanah (C) adalah kekuatan saling mengikat antara butir tanah;
b. sudut geser dalam tanah (φ) adalah sudut yang terbentuk akibat kekuatan antara
butir tanah;
c. tegangan geser (τ) adalah tegangan yang ditimbulkan dalam arah sejajar
penampang;
d. tegangan normal (σ) adalah tegangan yang timbulkan dalam arah tegak lurus
penampang;
e. kuat geser langsung adalah perlawanan geser maksimum pada tanah uji geser
langsung.
7.3 Peralatan
7.4 Pelaksanaan
Cara pengujian kuat geser langsung dilakukan menurut urutan sebagai berikut :
1) timbang benda uji yang akan diuji;
2) masukan benda uji ke dalam cincin pengujian yang telah terkunci menjadi satu
serta pasangkan batu pori pada bagian atas dan bawah benda uji;
3) pasang stang penekan vertikal untuk memberi beban normal pada benda uji dan
diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama dengan beban yang
diberikan pada stang tersebut;
4) pasang penggeser benda uji pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar
pada bagian atas cincin penguji, atur pembacaan arloji geser sehingga
menunjukkan angka nol, kemudian buka kunci cincin pemeriksaan;
5) berikan beban normal pertama sesuai dengan manual alat yang bersangkutan
yang diperlukan setelah pembebanan pertama diberikan isi kotak cincin
pengujian dengan air sampai penuh di atas permukaan benda uji, jaga
permukaan ini supaya tetap selama pemeriksaan;
6) lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan baca arloji geser
secara berkala, sesuai dengan kecepatan penggeseran;
7) berikan beban normal pada benda uji kedua sebesar dua kali beban normal pada
pengujian pertama;
8) ulangi pekerjaan no. 1) s.d 6);
9) berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar tiga kali beban normal
pertama;
10) ulangi pekerjaan no. 1) s.d 6);
11) hitung gaya geser (P) dengan mengalikan pembacaan arloji geser dengan angka
kalibrasi cincin penguji;
12) hitung tegangan geser maksimum (τ)−dengan rumus 2);
13) buat grafik hubungan antara tekanan normal (σ) dan tegangan geser maksimum
(τ);−
14) hubungan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus yang
memotong sumbu vertikal (τ)−untuk kohesi (C) dan memotong sumbu
Horizontal (σ) untuk sudut geser tanah (φ);
3. Buatlah grafik hubungan antara tekanan normal () denagn tegangan geser maksimum
() hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus dan
memotong sumbu vertical pada harga kohesi (c) dan memotong sumbu horizontal ()
dengan sudut-sudut geser tanah () sesuai dengan persamaan : = c + tan
DIRECT SHEAR
Kalibrasi = 0,562
A = 31,8029
8 Kg 16 Kg 24 Kg
Waktu
Ring Konsol Shear Ring Konsol Shear Ring Konsol Shear
15 2 1 30 5 3 68 0 0 0
30 5 4 110 9 5 140 4 3 35
45 7,5 9 195 11 4 200 7 6 100
60 9 16 282 13 0 260 10 8 151
75 11 24 343 14,5 5 328 12 7 216
90 11 37 422 15 11 390 13 5 283
105 14 13 421 15 4 360
120 14 18 421 16 6 371
135 16 7 371
150
165
180
195
210
225
240
255
270
285
D= 6,365
A= 31,8029
t= 2
V= 63,60576
Tegangan Geser Maksimum
τ8 = 0,1944 11
τ16 = 0,2651 15
τ24 = 0,2827 16
Tegangan Normal
𝜎= 𝑁/𝐴
σ8 = 0,2515
σ16 = 0,5031
σ24 = 0,7546
Beban τ σ
8 0,19 0,25
16 0,27 0,50
24 0,28 0,75
tan Φ = 0,1756
Φ = 0,1739 rad
= 9,9610 degree
C 0,0449
Grafik :
BAB 8
KUAT TEKAN BEBAS
8.1 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh nilai kuat tekan bebas tanah kohesif.
8.3 Peralatan
L
e
Lo
e = Regangan aksial
Ao
A=
1 e
P
t= (kg/cm2)
A
P = n x B (kg)
9.1 Tujuan
9.2.7 manometer
alat untuk mengukur perbedaan tekanan yang diuji dengan media air.
9.2.8 pengatur tekanan otomatik
sejenis pengaman yang dipasang pada kompresor agar tekanan tidak melebihi
kemampuan kompresor.
9.2.9 pengatur tekanan tetap (regulator)
alat yang dapat mengatur tekanan agar selalu berada dalam keadaan tetap.
9.2.10 tekanan air pori
tekanan hidrostatik dalam ruang pori antarbutir yang terisi air.
9.2.11 uji kelulusan air
uji yang dilakukan pada benda uji tanah untuk mengetahui karakteristik atau koefisien
kelulusan air dengan tekanan tetap.
Dua metode yang digunakan yaitu:
1. Constant head
2. Falling head
9.3 Peralatan
Rangkaian peralatan uji kelulusan air dengan injeksi air bertekanan tetap di
laboratorium, baik pada tanah terganggu maupun tanah tidak terganggu. Peralatan
uji ini terdiri atas beberapa kelompok peralatan, yang meliputi peralatan sel benda
uji tanah, alat ukur konstan, tangki air, alat ukur tekanan, cabang silang, pipa ukur,
dan perlengkapan lainnya
9.4 Pelaksanaan
Prosedur pengujian
1. Penjenuhan sistem sebelah kanan benda uji
o Hilangkan udara dalam sel dan pipa-pipa plastik dengan mengalirkan air
bertekanan 20 kPa.
o Buka keran pengatur tekanan tetap dan sekrup lubang udara sebelah kiri
benda uji tanah, untuk penjenuhan sistem sebelah kanan benda uji tanah.
o Buka keran pengatur pemasukan air buret dan sekrup lubang udara sebelah
kanan benda uji tanah, untuk penjenuhan sistem sebelah kanan benda uji
tanah.
o Tutup semua keran dan sekrup lubang udara setelah semua sistem menjadi
jenuh air.
f. Lepaskan tutup tabung atas dengan cara membuka baut-bautnya lalu masukkan batu
pori
g. Masukkan campuran tanah tadi kedalam tabung lalu dipadatkan dengan alat perojok
dengan ketinggian 6 cm
h. Letakkan batu pori diatasnya, pegas, lalu tutup kembali tabung sample tersebut.
i. Setelah benda uji siap dalam tabung sample, hubungkan slang intik ke corong lalu
isi corong tersebut dengan air sampai penuh
j. Setelah air mengalir dan keluar dari lobang slang bawah, pasang slang hingga air
menuju burette dengan ketinggian 5 cm lalu kran burette dikunci
l. Setelah constant kunci kran burette ,matikan stop watch secara bersamaan
b. Lepaskan tutp tabung atas dengan cara membuka baut-bautnya lalu masukkan batu
pori
c. Masukkan campuran tanah tadi kedalam tabung lalu dipadatkan dengan alat perojok
dengan ketinggian 6 cm
d. Letakkan batu pori diatasnya, pegas, lalu tutup kembali tabung sample tersebut.
e. Hubungkan slang intik dari kran burette (dalam posisi terkunci) lalu masukkan air
dari burette sampai penuh
f. Buka kran burette, hidupkan stopwatch biarkan air mengisi seluruh tabung,
tambahkan air secara terus menerus sampai konstan
g. Kunci kran burette, matikan stop watch secara bersamaan catat ketinggian air dari
lubang pengeluaran
1. Kadar Air
4. Derajat kejenuhan
5. Berat jenis
6. angka pori
PERMEABILITY TEST
No Test No. 1 2
1 Permeameter
Diameter, D cm 6,34 6,07
Area, A cm2 31,5500 28,9200
2 Stand Pipe
Diameter, D Cm 0,08 1,44
Height Cm 31 31
Area, A cm2 1,6300 1,6300
3 Sample Length, L Cm 6 6
4 Q, quantity of fluid flow cm3 70 71
o
5 Temperature, T C 31 31
6 Elapsed Time for Flow
from h0 to h sec 1224 1293
7 Permeability at T oC cm/sec 0,009 0,010
8 Average Coeffcient of Permeability 0,010
9.6 Kesimpulan
BAB 10
KONSOLIDASI
10.1 Tujuan
Menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah yaitu sifat perubahan isi dan proses
keluarnya air dari dalam pori tanah yang diakibatkan adanya perubahan tekanan vertikal yang
bekerja pada tanah tersebut.
Pembebanan di atas suatu lapisan tanah akan mengakibatkan keluarnya kandungan air
pori dari lapisan tanah tersebut dan mengecilnya volume tanah (disebut sebagai
konsolidasi). Umumnya konsolidasi terjadi dalam satu arah atau disebutone
dimensional consolidation. Pergerakan yag terjadi dalam arah horizontal dapat
diabaikan karena tertahan oleh lapisan tanah sekelilingnya. Selama peristiwa
konsolidasi berlangsung, beban diatasnya akan mengalami penurunan (settle).
10.3 Peralatan
a. Consolidation Frame
b. Frame
c. Loading Seat
d. Consolidometer
e. Satu Set Loads
f. Sample Tube
g. Extruder
h. Dial Indikator
i. Wire Saw
j. Moisture Contain Test Set
k. Wash Bottle
l. Stopwatch
m. Vernier Caliper
n. Spatula
10.4 Pelaksanaan
c.Timbang benda uji, lalu keluarkan benda uji dengan menggunakan extruder
d. Masukkan benda uji ke dalam ring benda uji lalu himpit dengan menggunakan
batu pori
f. Buka baut pengatur lengan, hidupkan stopwatch secara bersamaan lalu baca dial
indikator pada stopwatch menunjukkan angka 0 (dibawah 5”); 9,8” ; 15” ; 30” ;
1’ ; 2’ ; 4’ ; 8’ ; 15’ ; 30’ ; 1 jam ; 2 jam; 4 jam; 8 jam; 24 jam.
1. Hitung berat tanah basah, berat isi, dan kadar air sebelum dan sesudah
percobaan
2. Hitung tinggi efektif benda uji denga rumus :
Ht =
eo =
5. Hitung perubahan angka pori (Δe) pada setiap pembebanan dengan rumus
Δe =
e = eo-Δe
Sr =
Sr = derajat kejenuhan
W = kadar air
G = berat jenis tanah
E = angka pori
BEBAN KG 0,825 1,65 3,3 6,6 13,2 26,4 6,6 0,825
Kg/cm^
TEKANAN 0,25 0,5 1 2 4 8 2 0,25
2
0 DETIK 0 0 0 0 0 0 0 0
10 DETIK 3,9 14,5 31,5 72,5 101 159 169 157,8
15 DETIK 4 14,8 32,5 74 102 160 169,2 157,8
30 DETIK 4,1 15 33,1 76,5 104 162,5 170 157,9
1 MENIT 4,75 15,4 34,5 78 106,5 165,5 170,2 157,9
2 MENIT 5,1 16,1 36,2 80 119 169 170,5 157,9
4 MENIT 5,9 17 38,1 81,5 122,5 172 170,8 157,9
8 MENIT 7,1 18,1 40 85 125,1 175 171 157,9
15 MENIT 8,3 19,4 41,9 87,5 127,5 176,5 171 157,9
30 MENIT 9,1 20,2 43,5 89 129,8 179 171 157,9
1 JAM 10 21,1 44,9 90,5 131,1 180 171 158
2 JAM 10,3 22 45,8 91,5 132,5 181,5 171 158
4 JAM 11,1 22,8 46,7 92,5 133,5 182,5
8 JAM 11,5 23,1 48,6 93 134,5 183,5
24 JAM 12,1 24,2 48,9 94,5 135 185
BAB 11
SONDIR
11.1 Tujuan
1. Mengetahui cara pemakaian dan perhitungan alat sondir
2. Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah.
3. Perlawanan Penetrasi Konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas.
4. Hambatan Lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap persatuan luas.
11.3 Peralatan
a) Mesin sondir ringan (2 ton)
b) Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai kebutuhan dengan
panjang masing-masing 1 meter
c) Konus
d) Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas;
e) Sondir ringan 0 – 50 kg/cm2 dan 0 – 250 kg/cm2
f) Empat buah angker dengan perlengkapannya
g) Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih oil, minyak hidraulik (castrol oil, SAE 10) dan
lain-lain.
11.4 Pelaksanaan
1. Pasang dan mengatur mesin sondir secara vertikal ditempat yang akan diperiksa,
dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat ke dalam tanah.
2. Pengisian minyak hidraulik harus bebas dari gelembung udara.
3. Pasang konus atau bikonus sesuai kebutuhan pada ujung pipa pertama.
4. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
5. Tekanlahpipa untuk memasukkan Konus atau Bikonus sampai kedalaman tertentu,
umumnya 20 cm.
6. Tekanlah batang, apabila dipergunakan Bikonus maka penetrasi ini akan
menggerakkan ujung Konus kebawah sedalam 4 cm dan pembacaan manometer
sebagai perlawanan Penetrasi Konus (PK). Penekanan selanjutnya akan
menggerakkan Konus beserta selubung kebawah sedalam 3 cm dan baca manometer
sebagai hasil Jumlah Perlawanan (JP) yaitu Perlawanan Penetrasi Konus dan
Hambatan Lekat (HL).
7. Apabila dipergunakan Konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
penekanan pertama (PK).
8. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur,
pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
11.5 Pembahasan
Sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk memperkirakan
letak tanah yang paling keras. Dari tes sondir kita dapat memperoleh nilai perlawanan
penetrasi konus. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung
konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang. Nilai
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada
manometer. Jenis-jenis penetrometer:
1. Standart type (Mantel konus)
Pada jenis ini yang diukur adalah perlawanan pada ujung (konus), hal ini
dilakukan dengan menekan setang dalam yang segera menekan konus tersebut
kebawah sedangkan seluruh casing luar tetap diluar. Gaya yang dibutuhkan untuk
menekan konus tersebut kebawah diukur dengan suatu alat pengukur. Alat pengukur
yang diletekan pada kekuatan rangka didongkrak. Setelah pengukuran konus, stang
dalam dan casing luar dimasukan sampai pada kedalaman berikutnya dimana
pengukuran selanjutnya dilakukan hanya dengan menekan stang dalamnya saja
2. Friction sleeve (adhesion jacket type/bikonus)
Pada jenis ini dapat diukur secara sekaligus nilai konus dan hambatan
lekatnya. Hal ini dilakukan dengan menekan stang dalam seperti biasa. Pembacaan
nilai konus dan hambatan lekatnya dilakukan setiap 20 cm. Dengan alat sondir yang
hanya mungkin mencapai pada kedalaman 30 cm atau lebih, bila tanah yang
diselidiki adalah lunak maka alat ini sangat cocok di Indonesia, karena disini banyak
dijumpai lapisan lempung.