PROMOTOR SANITASI
KOTA ANDALAN
Daftar Isi
A.
B.
Pendahuluan ......................................................................................................................................... 3
1.
Latar Belakang................................................................................................................................... 3
2.
3.
4.
5.
6.
Modul-2:.............................................................................................................................................. 16
Modul-3:.............................................................................................................................................. 20
Modul-4:.............................................................................................................................................. 22
Modul-5 :............................................................................................................................................. 24
Modul-6:.............................................................................................................................................. 28
Modul-7:.............................................................................................................................................. 35
Modul-8:.............................................................................................................................................. 37
Lampiran-lampiran .............................................................................................................................. 39
Lampiran-1: Pre-test/Post test ............................................................................................................... 39
Lampiran-2: Lembar Isian Pre-Test ......................................................................................................... 42
Lampiran-3: Test Kepribadian MBTI ....................................................................................................... 43
Lampiran-4: Beberapa Hal Penting Memandu Diskusi Kelompok Terarah............................................ 46
Page 2 of 49
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kementrian Kesehatan telah mencapai sukses besar dengan pelaksanaan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) di daerah pedesaan dan saat ini telah memulai inisiatif
untuk memperluas pelaksanaannya di daerah perkotaan. Buku Panduan Meningkatkan
Gaya Hidup dan Kesehatan Promosi Sanitasi Kesehatan yang disusun oleh Tim IUWASH
ditujukan bagi mereka yang bermaksud atau bertugas atau yang akan mempromosikan
sanitasi perkotaan di Indonesia.
Buku tersebut ditujukan sebagai referensi atau bahan bacaan bagi tokoh masyarakat,
sanitarian dan petugas kesehatan lainnya, kaderPKK, akademisi maupun anggota
masyarakat yang tergerak untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku dan
perbaikan kondisi sanitasi perkotaan di Indonesia.
Untuk mempermudah proses penyampaian buku panduan kepada para pelaku
promotor sanitasi di tingkat lapangan dibutuhkan modul bagi para Pelatih (trainer).
Modul lokalatih untuk Pelatih (trainer) ini membedah satu persatu cakupan materi
dalam buku Panduan Meningkatkan Gaya Hidup dan Kesehatan Promosi Sanitasi
Kesehatan tim IUWASH.
2. Tujuan Lokalatih
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Lokalatih ini peserta mampu melatih dalam lokalatih Promotor
Sanitasi Perkotaan Andalan.
b. Tujuan Khusus
1) Setelah mengikuti Lokalatih ini peserta mampu melatihkan:
2) Mengenal potret diri
3) Menerapkan teknik belajar orang dewasa
4) Kompetensi dan ketrampilan dasar promotor sanitasi
5) Langkah-langkah persiapan promosi sanitasi
6) Cara perencanaan promosi sanitasi bersama masyarakat
7) Cara promosi sanitasi di tingkat masyarakat dan rumah tangga
Page 3 of 49
3. Desain Lokalatih
Lokalatih untuk Promotor Sanitasi Perkotaan ini bertujuan untuk mempersiapkan para
pelatih untuk mengimplementasikan Buku Panduan Meningkatkan Gaya Hidup dan
Kesehatan Promosi Sanitasi Kesehatan.
Untuk tujuan tersebut maka disusunlah desain Lokalatih sebagai berikut:
Waktu
Hari I
Modul
Materi
I
Pembukaan, orientasi dan bina
suasana
08.30 10.00
Outpout
10.00 10.15
Rehat Kopi
II
10.15 12.15
12.15 13.30
Ishoma
III
13.30 14.30
14.30 14.45
Rehat Kopi
Page 4 of 49
14.45 15.45
IV
15.45 16.45
Hari II
08.00 08.30
08.30 11.15
11.15 11.30
VI
12.30 13.30
13.30 15.30
15.30 15.45
15.45 17.45
Hari III
08.00 08.30
09.30 09.45
11.15 12.30
08.30 09.30
09.45 11.15
11.30 12.30
VII
VIII
12.30 13.30
Untuk membuat penerapan modul ini lebih mudah, maka dipergunakan berbagai alat
bantu lainnya:
a.
b.
c.
Lembar latihan
Page 5 of 49
d.
Studi kasus
e.
Permainan peran
4. Metode Lokalatih
Modul lokalatih ini menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogy)
yang dipadukan dengan pendekatan Appreciative Inquiry. Pendekatan ini
memungkinkan adanya partisipasi yang penuh dari peserta dengan prinsip apresiatif.
a. Pendidikan Orang Dewasa (Andragogy)
Andragogy dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Namun
karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mapu mengarahkan
dirinya sendiri, maka dalam andragogy yang terpenting dalam proses interaksi
belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu
sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (learner
centered teaching).
Dalam andragogy peran guru, pengajar, pembimbing atau pelatih adalah
mempersiapkan perangkat atau prosedur untuk mendorong dan melibatkan secara
aktif seluruh warga belajar, yang kemudian dikenal dengan pendekatan partisipatif,
dalam proses belajar yang melibatkan elemen-elemen:
Page 6 of 49
Oleh karena itu, dalam memproses interaksi belajar dalam lokalatih orang dewasa,
kegiatan dan peranan pelatih bukanlah memindahkan pengetahuan dan ketrampilan
kepada peserta. Peranan dan fungsi pelatih mendorong dan melibatkan seluruh
peserta dalam proses interaksi belajar mandiri, yaitu proses belajar untuk
memahami permasalahan nyata yang dihadapinya, memahami kebutuhan
belajarnya sendiri, dapat merumuskan tujuan belajar, dan mendiagnosis kembali
kebutuhan belajarnya sesuaiperkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Dengan begitu, maka tugas dan peranan pelatih bukanlah memaksakan program
atau kurikulum dari atas, dari instansi, dari dinas, yang mereka buat di atas meja
terlepas dari kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.
b. Metode Appreciative Inquiry
Appreciative Inquirymeyaikin manusia merupakan pusat kapasitaas yang tak
terbatas. Appreciative Inquiry berusaha menyingkap kapasitas manusia tersebut
sehingga terwujud sisi terbaiknya. Kapasitas manusia yang terhubung dengan
kapasitas manusia yqng lain mempunyai kekuatan untuk mengkonstruksikan
realitas, menciptakan perubahan yang diidamkan.
Appreciative merupakan upaya untuk menghargai, merasakan sumber kehidupan,
meningkatkan nilai, dan mengakui keberadaan. Dengan bersikap apresiatif kita
menghargai kapasitas orang lain sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan
dan perannya dalam menghidupkan kehidupan. Dengan pengakuan ini, kita
membuat relasi dan keberadaan bersama (co-edxisting) dengan yang lain. Dalam
relasi yang apresiatif ini kita bisa bersama-sama menciptakan perubahan yang kita
idamkan.
Inquiry berarti keingintahuan, menyelidiki dan mengkaji, serta mengajukan
pertanyaan. Dengan melakukan penyelidikan, kita berarti memilih menjadi pemula
yang penuh rasa intgin tahu dengan berjuta pertanyaan. Kita menolak untuk berpuas
diri dengan pengetahuan yang ada. Kita menjadi pembelajar yang meyakini setiap
orang dan setiap hal mempunyai keunikan yang layak untuk dipelajari. Dengan
penyelidikan ini, kita mendapatkan pemahaman baru, kemungkinan baru dan ideide baru.
Appreciative Inquiry atau penyelidikan yang apresiatif adalah sebuah pendekatan
yang menyelidiki kekuatan, harapan dan kemungkinan baru bagi senbuah komunitas
atau organisasi. Pendekatan ini berbasis kekuatan/asset untuk menciptakan inovasi
Page 7 of 49
social. Sifatnya yang improvisasional, membuat setiap orang bisa bisa berkreasi
menciptakan metode dn tekniknya sendiri.
Bagaimana Appreciative Inquiri bekerja?
a. Definition. Menemukan focus. Tahap ini kita merumuskan apa yang menjadi
focus perubahan kita. Bisa berdasarkan berbagai persoalan yang kita temui. Bisa
berasal dari harapan-harapan kita yang belum terwujud. Persoalan dan harapan
itu kita membingkai ulan (re-framing) pada sasaran yang akan kita capai di masa
depan. Kita ajak komunitas untuk menentukan topic afirmatif dan intervensi
perubahan yang akan kita jalankan.
Ciri topic afirmatif itu adalah: pertama, topic tersebut bersifat positif. Kedua,
topic tersebut dibutuhkan. Ketiga, topic tersebut merangsang pembelajaran.
Keempaty, topic tersebut meaning pembahasan tentang masa depan yang
diinginkan.
b. Discovery. Menemukan kekuatan. Setelah menemukan topic afirmatif, kita
melakukan penyelidikan seputar topic tersebut. Penyelidikan mengenai asset,
potensi, praktek terbaik dan modal yang menghidupkan topic afirmatif tersebut
di masa lalu dan masa kini. Kita kenali dan akui apa yang telah berjalan dengan
baik dari topic tersebut.
Pada tahap ini, anggota komuinitas saling berbagi cerita dan saling menginspirasi
satu sama lain. Para anggota komunitas mulai saling percaya dan bersedia
membangun relasi social yang lebih menghargai. Pada akjirnya, komunitas
menemukan value atau inti positif yang perlu dibawa ke masa depan.
c. Dream. Menemukan impian. Pada tahap ini, komunitas diajak membayangkan
masa depan idaman bila topic afirmatif tersebut telah terwujud. Komunitas
diundang untuk menjelajahi kemungkinan-kemungkinan positif yang diinginkan
di masa depan. Imaji yang menarik energy semua orang untuk bergerak dan
memandu tindakan di masa yang akan datang.
design produk, design ini kita terjemahkan dalam bentuk prinsip yang nantinya
akan memandu arah dan tindakan kita.
e. Destiny. Menemukan inovasi. Ketika prinsip design telah dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah menciptakan inovasi yang bisa mendekatkan impian menjadi
kenyataan. Organisasi atau komunitas perlu membangun sebuah system
dukungan agar setiap orang dapat menjalankan tindakan inovatif yang
diusulkan. Kita perlu menunjukkan dukungan atas inisiatif perubahan yang
diajukan. System dukungan ini meminimalkan syarat seseorang dalam
melakukan tindakan perubahan, membebaskan orang untuk melakuikan
perubahan.
Dari kedua metode ini, peseta akan diajak menggali atyau mengeluarkan
pengalaman-pengalaman mereka selama ini karena pada dasarnya peserta sudah
punya bekal pengalaman yang banyak dan berbeda-beda. Dari penggalian
pengalaman ini, selanjutnya peserta diajak untuk mendiskusikan, menilai dan
menganalisanya. Hasil dari analisa ini, dicoba untuk dikembangkan model atau
prinsip-prinsip baru berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
Secara teknis beberapa metode yang digunakan untuk memaksimalkan proses
pemnelajaran ini adalah sebagai berikut: ceramah, Tanya jawab, curah pendapat,
permainan terstruktur, bedah film, diskusi kelompok, diskusi pleno.
Page 9 of 49
Page 10 of 49
lokalatih. Untuk peralatan tulis seperti: metacard atau metaplan, board maker besar,
stick note, spidol kecil, krayon, kertas plano, gunting, lakban kertas, double-tape dan
lem kertas, lebih baik disimpan pada satu tempat dan ditata dengan rapih sesuai
jenisnya masing-masing. Biasanya disimpan di atas sebuah meja yang disediakan
disamping kanan atau kiri U-shape tempat duduk peserta. Tujuannya agar tidak
mengganggu peserta pada saat mengikuti sesi, dan memudahkan pelatih atau peserta
untuk mengambil peralatan jika dibutuhkan.
Posisi layar proyektor diletakkan di depan tata tempat duduk U-shape , agar semua
peserta dapat melihat materi presentasi dengan jelas. Untuk LCD proyektor, sebaiknya
diletakkan di atas meja kecil agar tidak mengganggu pandangan peserta, dan tempatkan
di depan berdekatan dengana layar proyektor. Untuk menyimpan laptop, sediakan meja
biasanya disimpan disamping meja peralatan. Sediakan kable koneksi proyektor yang
panjang untuk mengantisipasi jika posisi LCD proyektor dan tempat menyimpan laptop
agak jauh.
Tempatkan flipchart pada kedua sisi tempat duduk U-shape. tujuannya agar mudah bagi
pelatih atau peserta jika memerlukannya, dan mudah untukmenembalikan lagi
ketempat semula ketika akan menggunakan alat bantulain. Flipchart dibutuhkan sebagai
alat bantu dalam meletakkan kertas plano saat menulis catatan pada proses lokalatih.
6. Daftar Periksa Lokalatih
Dibawah ini adalah daftar periksa peralatan dan perlengkapan yang perlu diopersiapkan
untuk sebuah lokalatih. Untuk jumlah peralatan yang dibutuhkan disesuaikan dengan
lama waktu lokalatih, jumlah peserta dan kemampuan finasial penyelenggara.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Jumlah
1 bh
1-2 bh
1 bh
No
14.
15.
16.
Jumlah
2 pack
30 bh
2 bh
1 bh
2 bh
1 bh
1 bh
1 bh
2 bh
1 rim
100 lbr
@ 50 lbr
30 bh
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
@2-3 bh
30 bh
5 bh
8 bh
1-2 bh
2 bh
1-2 bh
1 bh
30 bh
1 paket
Page 12 of 49
B. Modul-1:
Perkenalan, Orientasi Lokalatih, Bina Suasana dan Pre-test.
Pengantar
Seorang pelatih berpengalaman akan meluangkan waktu yang memadahi untuk memastikan
pembukaan suatu lokalatih berkesan baik, dand peserta mendapatkan informasi yang lengkap
tentang bagaimana lokaltih dikelola. Pada awal swesi ini, kita berkesempatan membangun
fondasi yang kuat untuk membangun kepercayaan peserta kepada materi lokalatih dan pelatih.
Tantangan para pelatih pada sesi ini adalah bagaimana mengajak peserta untuk meninggalkan
zona nyamannya, seperti duduk berkemlompok dengan teman akrab lama, berbicara seadanya,
menjaga kelakuan atau penampilan (jaga image), mengmbil posisi duduk menyudut dan lainlain. Suasana akrab dan emosi positif yang dikembangkan dalam lokalatih akan membantu
pencapaian tujuan lokalatih lebih baik.
Pelatih yang baik juga akan menyiapkan pre-test atau semacam alat bantu untuk mengukur
peningkatan kapasitas peserta yang dilakukan sebelum lokalatih berlangsung. Pemetaan
terhadap penguasaan materi lokalatih antar peserta juga berguna untuk merancang metode
lokalatih yang berbeda agar semua peserta mendapatkan pengalaman belajar yang
bermanfaat.
Rencana Belajar
Tujuan:
1. Bina suasana
2. Menyelaraskan harapan peserta, panitia dan pelatih
3. Membangun komitmen/kesepakatan antara peserta, panita dan pelatih demi kelancaran
proses lokalatih
4. Mengetahui kapasitas pengetahuan peserta sebelum lokalatih.
Waktu: 120 menit
Metode: Diskusi kelompok.
Alat Bantu: Lembar balik, metaplan, LCD
Page 13 of 49
Proses Belajar:
No
1.
2.
3.
4.
KEGIATAN
METODE
MEDIA
DURASI
Ceramah
LCD
(menit)
30
Penugasan
Metaplan
15
Diskusi
Metaplan
20
Ceramah
Page 14 of 49
6.
7.
Ceramah
LCD
30
Penugasan
Lembar
test
15
Ceramah
120
Page 15 of 49
C. Modul-2:
Potret Diri dan Pembelajaran Orang Dewasa
Pengantar
Sebagai seorang pelatih yang baik perlu mengenali diri para peserta, seperti nilai-nilai,
kepercayaan, kebutuhan, cara pandang, pengalaman dan kemampuannya. Setiap aspek itu
berpengaruh pada sikap dan perilaku seorang pelatih untuk mengefektifkan lokalatih yang
dirancangnya. Penyegaran dan penyempurnaan metode dan pendekatan dalam memandu
pertemuan merupakan kebutuhan bagi pelatih agar terhindar darirutinitas dan situasi
monoton. Disisi lain, pemotretan diri dapat membantu peserta untuk mengetahui bagaimana
dirinya sesungguhnya sebagai pemimpin dan pelatih, apa keunggulannya dan bagaimana
dirinya dapat bermanfaat bagi orang lain.
Untuk memilih metode belajar pada sebuah lokalatih perlu dipahami terlebih dahulu tentang
fakta otak manusia, yakni memahami bagaimana cara otak bekerja mengelola informasi atau
pengetahuan yang didapatkan. Proses lokalatih juga mesti dapat mendorong peserta
menangkap makna dari pembelajaran atau mampu melihat hubungan yang dipelajarinya
dengan kenyataan sehari-hari dalam kehidupannya.
Rencana Belajar
Tujuan: pada akhir sesi, peserta mampu melatihkan cara
1. Mengenali berbagai aspek dari diri, nilai-nilai, kepercayaan, kebutuhan, cara
pandang dan pengalaman dari peserta ketika melakukan aktifitas promosi sanitasi
2. Belajar orang dewasa, memahami kebiasaan, gaya belajar, cara penerimaan dan
hasil belajar orang dewasa.
Waktu
: 120 menit
Metode
Alat bantu
: LCD projector, laptop, lembar test MBTI, spidol besar, lakban kertas, kertas
plano
Page 16 of 49
Proses
No
1.
2.
3.
4.
KEGIATAN
METODE
Permainan
MEDIA
DURASI
(menit)
10
Ceramah
LCD
Penugasan
LCD
15
Ceramah,
penugasan
LCD
30
Page 17 of 49
5.
6.
7.
8.
Ceramah
LCD
15
Ceramah
LCD
25
Ceramah
Lembar
bailk
Ceramah
Lembar
10
Page 18 of 49
9.
kepribadian MBTI.
Bagikan hasil penilaian test kepribadian MBTI
Jelaskan secara singkat cara membaca hasil
penilaian test MBTI
Sampaikan penilaian test MBTI secara umum
Ajak peserta untuk membacanya setelah sesi
berakhir, termasuk membuka diri jika konsultasi
individu.
Tutuplah sesi dengan ucapan terima kasih dan ajak
peserta tepuk tangan. Jangan lupa menyampaikan
materi yang akan diperoleh peserta pada sesi
berikutnya.
test
ceramah
Catatan:
Lembar bacaan Apakah Potret Diri? terlampir.
Lembar isian test MBTI terlampir
Format test kepribadian MBTI terlampir.
Page 19 of 49
D. Modul-3:
Kompetensi dan Ketrampilan Dasar Promotor Sanitasi
Pengantar
Setiap promotor masyarakat dituntut memiliki kompetensi dasar dan ketrampilan, yang
meliputi pengetahuan dasar, ketrampilan dan sikap, termasuk didalamnya seorang promotor
sanitasi.
Melalui modul-3 ini peserta diajak curah pendapat dan diskusi kelompok untuk menyamakan
persepsi, pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang berkaitan dengan materi bahasan , karena
pada dasarnya semua peserta telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang materi
yang sedang dibahas.
Rencana Belajar
Tujuan:
Dengan menyelesaikannya tugas-tugas dari modul ini diharapkan peserta mempunyai
pemahaman dan sikap yang sama tentang materi bahasan.
Waktu: 60 menit
Metode: Diskusi kelompok dan curah pendapat
Alat Bantu: Lembar balik, metaplan, LCD
Proses Belajar:
Peserta akan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Kelompok-1: Pengetahuan dasar yang harus dimiliki seorang promotor sanitasi
Kelompok-2: Ketrampilan dasar yang harus dimiliki seorang promotor sanitasi
Kelompok-3: Sikap dasar yang harus dimiliki seorang promotor sanitasi
Page 20 of 49
Peserta diharapkan mengacu kepada Buku Panduan Meningkatkan Gaya Hidup dan
Kesehatan
Langkah-langkah :
No
KEGIATAN
METODE
MEDIA
1.
Ceramah
Lembar
balik
2.
3.
4.
DURASI
(menit)
5
Lembar
balik
10
Diskusi
Lembar
balik
30
Diskusi
Lembar
balik
Ceramah
60
Page 21 of 49
E. Modul-4:
Sistem Sanitasi Perkotaan dan Lingkungan
Yang Mendukung Promosi Sanitasi
Pengantar
Modul-4 ini berusaha mengajak peserta untuk memahami dasar-dasar promosi sanitasi
perkotaan, dengan referensi dari buku Meningkatkan Gaya Hidup dan Kesehatan melalui
metode belajar orang dewasa.
Rencana Belajar
Tujuan:
Dengan menyelesaikannya tugas-tugas dari modul ini diharapkan peserta memahami dan bisa
menjelaskan dengan baik segala seluk beluk tentang promosi sanitasi perkotaan.
Waktu: 60 menit
Metode: Obrolan warung kopi dan pameran mini.
Alat Bantu:
Lembar balik, metaplan, gambar-gambar dan sebagainya.
Referensi dari Buku Meningkatkan Gaya Hidup dan Kesehatan
Proses Belajar:
Peserta akan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Kelompok-1: STBM, Karakteristik perkotaan, Tugas promotor saniasi, Sistem sanitasi perkotaan
dan Pengarusutamaan gender dalam kegiatan promosi sanitasi.
Kelompok-2: Lingkungan yang mendukung pengembangan sanitasi perkotaan
Kelompok-3: Motivasi untuk berinvestasi dalam sanitasi
Page 22 of 49
Langkah-langkah :
No
KEGIATAN
METODE
MEDIA
1.
Ceramah
Lembar
balik
Ceramah
Lembar
balik
Diskusi
kelompok
30
3.
Diskusi
4.
Diskusi
Lembar
balik,
manila
kartun
berwarna,
meta
plan, dsb
Lembar
balik
Lembar
balik
2.
3.
DURASI
(menit)
5
15
5
60
Page 23 of 49
F. Modul-5 :
Memahami Kebutuhan Masyarakat, Advokasi Kepada Tokoh
dan Sosialisasi Program kepada Masyarakat
Pengantar
Pada modul sebelumnya, peserta telah mengenali siklus promosi sanitasi, yakni sejak,
memahami kebutuhan masyarakat melalui pengumpulan data secara partisipatip, advokasi
kepada tokoh kunci di masyarakat dan sosilasi program (pengenalan program ) kepada
masyarakat, penyusunan rencana kerja bersama masyarakat, promosi sanitasi di tingkat
masyarakat dan monitoring secara partisipatip
Melalui modul-5 ini peserta akan diajak mempraktekkan tiap tahapan dalam siklus promosi
sanitasi, melalui permainan peran. Peserta akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, yang
masing-masing kelompok akan memerankan kegiatan di setiap tahap dalam siklus promosi
sanitasi. Permainan peran mulai yang dimainkan oleh kelompok pertama sampai dengan yang
terakhir akan merupakan rangkaian proses dalam siklus promosi sanitasi.
Rencana Belajar
Tujuan:
Peserta mengalami dan mempraktekkan kegiatan menggali kebutuhan secara partisipatip
dengan masyarakat, melakukan advokasi dengan tokoh masyarakat dan melakujkan sosialisasi
program kepada masyarakat.
Waktu: 150 menit
Metode: Permainan peran
Alat Bantu:
Lembar balik dan metaplan.
Referensi dari Buku Meningkatkan Gaya Hidup dan Kesehatan.
Data dasar Keruhan Kembang Jambu.
Page 24 of 49
Proses Belajar:
Peserta akan dibagi ke dalam 3 kelompok kecil, sebagai berikut:
Kelompok-1: Memahami kebutuhan masyarakat secara partisipatip
Kelompok-2: Melakukan advokasi kepada tokoh kunci di masyarakat
Kelompok-3: Melakukan sosialisasi program.
Setiap kelompok akan memainkan peran sesuai tugasnya dan dipandu dengan langkah-langkah
sebagai berikut di bawah ini.
Langkah-langkah untuk Kelompok-1: Memahami kebutuhan masyarakat secara partisipatip.
No
KEGIATAN
METODE
MEDIA
1.
Ceramah
Lembar
balik
Ceramah
Lembar
balik
2.
DURASI
(menit)
5
15
Page 25 of 49
Kelompok-3:
Menjelaskan kondisi yang memprihatinkan di kelurahan yang
didukung dengan data yang kuat.
Mendiskusikan pendapat masyarakat
terhadap kondisi
tersebut dan saran-saran mereka guna pemecahan masalah
ini.
Mendiskusikan tentang alur proses program yang akan
dijalankan.
Mendiskusikan tentang peran serta masyarakat yang
dibutuhkan dalam menyukseskan program ini dan memancing
komitmen mereka.
4.
5.
6.
7.
Diskusi
kelompok
Diskusi
Lembar
balik
Lembar
balik
25
Diskusi
Lembar
balik
Lembar
balik
10
Diskusi
Total
90
5
150
Jumlah RW
Jumlah RT
Jumlah Rumah/keluarga
Jumlah Jiwa
Jumlah keluarga mampu
Jumlah keluarga menengah
Jumlah keluarga kurang mampu
Jumlah keluarga yg gunakan jamban kedap air
Jumlah keluarga yg gunakan jamban cubluk
5
50
250
1250
25
75
150
10
150
Page 26 of 49
10 .
11.
12.
13.
90
Page 27 of 49
G. Modul-6:
Bekerja Dengan Masyarakat Dalam Promosi Sanitasi
Pengantar
Pada modul sebelumnya, peserta telah mengenali dan mengalami siklus promosi sanitasi,
mulai tahapan memahami kebutuhan masyarakat melalui pengumpulan data secara
partisipatip, advokasi kepada tokoh kunci di masyarakat dan sosialasi program (pengenalan
program ) kepada masyarakat.
Melalui modul-6 ini peserta akan diajak mempraktekkan tiap tahapan dalam bekerja dengan
masyarakat dalam promosi sanitasi, mulai dari mempraktekkan cara-cara pemicuan, menyusun
rencana kerja bersama masyarakat dan monitoring serta evaluasi secara partisipatip.
Sebagaimana dalam Modul sebelumnya, dalam modul-6 peserta akan dibagi dalam kelompokkelompok kecil, yang masing-masing kelompok akan memerankan kegiatan di setiap tahap
dalam siklus promosi sanitasi. Permainan peran ini akan dimainkan untuik memerankan situasi
yang sebenarnya di Kelurahan Kembang Jambu, sehingga semua kelompok menggunakan
dengan data dasar yang sama dari Kelurahan Kembang Jambu sebagaimana tercantum di atas.
Melalui modul-5 dan 6, peserta akan merasakan dan memahami urutan proses dalam promosi
sanitasi secara partisipatip.
Rencana Belajar
Tujuan:
Peserta bisa merasakan dan memahami dalam proses bekerja bersama masayarkat dalam
kegiatan promosi sanitasi.
Waktu: 300 menit
Metode: Permainan peran. Diskusi kelompok dan curah pendapat.
Alat Bantu: Lembar balik dan metaplan.
Page 28 of 49
Proses Belajar:
Peserta dibagi dalam 5 kelompok kecil, yakni:
Kelompo-1: Mempraktekkan cara pemicuan melalui metode pembuatan peta sosial.
Kelompok-2: Mempraktekkan cara pemicuan melalui metode susur kampung
Kelompok-3: Mempraktekkan cara pemicuan melalui metode alur penularan penyakit
(diagram F.)
Kelompok-4: Mempraktekkan menyusun rencana kerja promosi bersama masyarakat.
Kelompok-5: Mempraktekkan menyusun monitoring dan evaluasi partisipatip
melalui peta sosial dan pengisian formulir.
Setiap kelompok akan mempraktekkan sesuai tugasnya dan dipandu oleh langkah-langkah yang
telah disusun. Langkah-langkah tersebut bisa dimodifikasi sesuai kesepakatan kelompok.
Langkah-langkah untuk kelompok-1: Peta Sosial
No
KEGIATAN
METODE
MEDIA
1.
Ceramah
Lembar balik
Diskusi
Lembar balik
dan alat tulis
10
Diskusi
Lembar balik
dan alat tulis
15
Diskusi
Lembar balik
dan alat tulis
Diskusi
Lembar balik
dan alat tulis
10
Diskusi
Lembar balik
dan alat tulis
10
Diskusi
Lembar balik
dan alat tulis
10
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DURASI
(menit)
5
Page 29 of 49
8.
Ceramah
5
60
KEGIATAN
METODE
MEDIA
DURASI
(menit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ceramah
Lembar balik
Ceramah
Lembar balik
dan alat tulis
Simulasi
Alat
tulis
dan bendera
kuning
10
Curah
pendapat
Lembar balik
dan alat tulis
10
Curah
pendapat
Lembar balik
dan alat tulis
10
Curah
pendapat
Lembar balik
dan alat tulis
15
Page 30 of 49
7.
penggeraknya.
Fasilitator menyimpulkan, memberi motivasi dan
mengucapkan terima kasih atas partisipasinya. Sesi ditutup
Ceramah
Lembar balik
5
60
KEGIATAN
METODE
MEDIA
1.
Ceramah
Lembar balik
Diskusi
kelompok
Kartu
alur
penularan
penyakit
diare/diagram
F
20
Curah
pendapat
Lembar balik
15
Curah
pendapat
Lembar balik
15
Ceramah
Lembar balik
5
60
2.
3.
4.
5.
DURASI
(menit)
5
KEGIATAN
METODE
MEDIA
Ceramah
Lembar balik
DURASI
(menit)
5
Page 31 of 49
2.
Diskusi
kelompok
Lembar balik
10
Diskusi
kelompok
Lembar balik
Diskusi
kelompok
Lembar balik
20
Jumlah rumah
Jumlah keluarga
Jumlah jiwa
Berapa rumah yang sudah
memiliki/menggunakan jamban standar , berapa
yang masih menggunakan jamban tidak kedap air
dan berapa rumah yang masih BABS
5) Fasilitas sarana air bersih seperti apa yang dimiliki
oleh masing-masing rumah, misalnya berapa yang
gunakan sumur, gali, sumur pompa, air PDAM,
dsb.
6) Dimana saja tempat-tempat yang biasa digunakan
untuk BAB secara terbuka
3.
4.
Page 32 of 49
Kegiatan 2.1
Kegiatan 2.2.
Dst.
5.
Diskusi
kelompok
Lembar balik
15
5
Ceramah
Lembar balik
KEGIATAN
METODE
MEDIA
DURASI
Ceramah
Lembar balik
Curah
pendapat
Lembar balik
Curah
Lembar balik
15
(menit)
1.
2.
3.
Page 33 of 49
kita membuat format pemantauan yang mencatat pointpoint tersebut pada langkah-2 tersebut diatas dari waktu
ke waktu?
Kalau peserta menyetujui, maka fasilitator memberikan
kesempatan kepada peserta untuk menciptakan formulir
pemantauannya
Selanjutnya, fasilitator membuka peta social yang pernah
dibuat diawal program (sebaiknya fsilitator telah
menyiapkan peta social tersebut).
Fasilitator menjelasakan bahwa ini adalah peta social yang
kita buat bersama di awal program dulu. Kemudian
mempersilakan peserta untuk menghitung:
1) Jumlah seluruh rumah
2) Jumlah rumah yang sudah menggunakan jamban
kedap air (HIJAU)
4) Jumlah rumah yang menggunakan jamban tidak kedap
air (KUNING)
5) Jumlah rumah yang penghuninya masih BABS
(MERAH).
pendapat
dan Diskusi
kelompok
Curah
pendapat
Lembar balik
5.
Curah
pendapat
Lembar balik
6.
Curah
pendapat
4.
7.
8.
Diskusi
kelompok
5
Lembar balik
Lembar balik
15
5
60
Page 34 of 49
H. Modul-7:
Pendanaan untuk Sanitasi
Pengantar
Melaui modul ini peserta akan memandu diskusi kelompok terarah yang membicarakan
penggalian dana, baik yang akan digunakan untuk membangun jamban sehat individual, operasi
dan pemeliharaan jamban komunal maupun penyedotan terjadwal jamban-jamban masyarakat
yang ada di kelurahan ini.
Penting untuk diketahui oleh para promotor bahwa diskusi ini diarahkan kepada pendanaan
mandiri atau non subsidi.
Rencana Belajar
Tujuan:
Peserta merasakan situasi dimana promotor sedang berdiskusi dengan kelompok masyarakat
untuk menggali pendanaan untuk sanitasi.
Waktu: 90 menit
Metode: Permainan peran. Diskusi kelompok dan curah pendapat.
Alat Bantu: Lembar balik dan metaplan.
Proses Belajar:
Peserta akan dibagi dalam 3 kelompok dengan bahasan-bahasannya, sebagai berikut:
Kelompok-1: Memandu penggalian dana untuk membangun jamban individual
Kelompok-2: Memandu pengalian dana untuk operasi dan pemeliharaan IPAL Komunal
Kelompok-3: Memandu penggalian dana untuk penyedotan tinja terjadwal
Page 35 of 49
Ketiga-tiganya kemungkinan akan mengarah kepada perlunya wira usaha sanitasi, sebagai salah
satu alternative sumber pendanaan.
Langkah-langkah:
No
KEGIATAN
METODE
MEDIA
DURASI
Ceramah
Lembar
balik
Curah
pendapat
Lembar
balik
75
Curah
pendapat
dan Diskusi
kelompok
Ceramah
Lembar
balik
Lembar
balik
(menit)
1.
2.
3.
4.
90
Page 36 of 49
I. Modul-8:
RTL dan Post Test
Pengantar
Modul ini bertujuan menuntun peserta untuk merencanakan rencana tindak lanjut paska
pelatihan ini.
Rencana Belajar
Tujuan:
Tersusunnya rencana tindak lanjut untuk pelatihan promotor di lapangan yang dilakukan oleh
para pelatih yang dilatih dalam pelatihan pelatih ini.
Waktu: 60 menit
Metode: Diskusi kelompok dan curah pendapat.
Alat Bantu: Lembar balik dan metaplan.
Proses Belajar:
No
KEGIATAN
METODE
MEDIA
DURASI
(menit)
1.
2.
3.
Presentasi RTL
4.
Ceramah
Lembar balik
Curah
pendapat
Diskusi
kelompok
Curah
pendapat
Lembar balik
40
Lembar balik
10
Lembar balik
5
60
Page 37 of 49
Format RTL
No
Kegiatan
Tujuan
kegiatan
Sasaran
Lokasi
Pelaksana
Jadwal
Page 38 of 49
J. Lampiran-lampiran
Lampiran-1: Pre-test/Post test
PETUNJUK:
1. Bacalah soal dengan seksama dan pilihlah jawaban yang paling tepat dengan
memberikan tanda silang pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Evaluasi ini bersifat mandiri, tidak diperbolehkan bekerja sama.
3. Alokasi waktu untuk mengerjakan evaluasi ini adalah 30 menit,
4. Jangan lupa untuk mengisikan identitas Anda pada lembar jawaban yang tersedia.
SOAL PILIHAN GANDA
1. Pengertian sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah ..
a. Pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
b. Sanitasi total yang dipimpin oleh masyarakat.
c. Program untuk menyediakan prasarana sanitasi bagi masyarakat di daerah
kumuh padat perkotaan melalui konsep pemberdayaan masyarakat.
d. Program nasional untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat.
2. Promosi sanitasi kota adalah ...
a. Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat kota dalam sanitasi yang
higienis melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat.
b. Proses dimana masyarakat perkotaan dan rumah tangga didorong untuk
berinvestasi dalam meningkatkan sarana sanitasinya, sesuai standar yang
berlaku, dan merawat sistem sanitasinya.
c. Tindakan preventif untuk mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga
kesehatan melalui menumbuhkan kesadaran alami dari masyarakat perkotaan
dalam meningkatkan sarana sanitasinya.
d. Kegiatan penambahan pengetahuan yang diperuntukkan bagi masyarakat
perkotaan melalui penyebaran pesan untuk mencapai tujuan hidup sehat
dengan cara mempengaruhi prilaku masyarakat baik itu secara individu atau
pun kelompok dengan menyampaian pesan.
3. Tugas promotor sanitasi perkotaan adalah sebagai berikut, kecuali .......
a.
b.
c.
d.
5. Promosi sanitasi di tingkat masyarakat dapat dilakukan dengan alat bantu sebagai
berikut, kecuali:
a.
b.
c.
d.
Pemetaan Fisik
Pemetaan Sosial
Penelusuran kampung (transect)
Alur penularan penyakit
6. Sumber pembiayaan untuk Pendanaan sanitasi Kota dapat berasal seperti dibawah
ini, kecuali .....
a.
b.
c.
d.
7. Berikut adalah cara masuknya kuman dan bakteri dan tinja/kotoran manusia masuk
ke dalam tubuh manusia, kecuali...........
a.
b.
c.
d.
Jari tangan
Udara
Makanan
Tanah
8. Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui dari tokoh masyarakat pemangku
kepentingan di kelurahan, kecuali....
a.
b.
c.
d.
Page 40 of 49
12. Pemangku lintas sektor utama dalam permasalahan sanitasi kota adalah sbb:
a. Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan
b. Dinas Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan
c. Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan
Lingkungan Hidup, Bappeda
d. Badan Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan,
Dinas Pendidikan
Page 41 of 49
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
4 (=menguasai)
5 (=sangat menguasai)
Kompetensi Dasar
Memahami tentang informasi dasar tentang promosi sanitasi
Memahami peran promotor sanitasi
Tahu dan mampu memulai kegiatan promosi sanitasi bersama masyarakat
Tahu dan mampu memandu perencanaan promosi sanitasi bersama
masyarakat
Tahu dan mampu melakukan proses pemicuan masyarakat
Tahu dan mampu melakukan promosi di tingkat rumah tangga
Tahu dan mampu mengembangkan wirausaha sanitasi
Tahu dan mampu mengembangkan pendanaan sanitasi
Tahu dan mampu melakukan pemeliharaan sanitasi dan CTPS
Tahu dan mampu melakukan evaluasi dan pemantauan program promosi
sanitasi
Komunikasi Interpersonal
Menyimak dengan baik, sehingga mampu menggambarkan persoalan secara
menyeluruh, dari pendapat-pendapat yang beragam
Mahir menggunakan metode bertanya untuk menggali pendapat peserta
Sudah biasa memandu kelompok sampai mencapai consensus
Tahu cara membantu kelompok membuat rencana kerja
Cepat membaca situasi dan berimprovisasi, menyesuaikan diri dengan
perkembangan proses
Mengelola Dinamika Kelompok
Memberikan perhatian lebih kepada peserta yang tidak aktif
Mampu mengatasi situasi bila ada peserta yang membuat kacau jalannya
proses
Tahu bagaimana caranya mengakhiri perdebatan dalam kelompok
Dapat mengenali kapan proses diskusi mulai melenceng, dan tahu bagaimana
mengembalikannya kea rah semula
Mendesain Proses
Berpengalaman merancang proses yang partisipatif
Mampu meyakinkan orang lain pada prinsip partisipasi
Mampu malakukan presentasi di depan sekelompok petinggi
Skor
Page 42 of 49
Page 43 of 49
Page 44 of 49
Page 45 of 49
Pembukaan Pemandu
Dalam tahap ini pemandu memulai dengan memperkenalkan diri, kemudian memberikan
penjelasan singkat tentang :
tujuan diskusi
bahwa dalam diskusi ini tidak jawaban yang salah, karena semua masukan
dibutuhkan
bahwa apapun pendapat peserta tidak akan membuat pemandu tersinggung atau
senang, jadi tak usah ragu menyampaikannya
bahwa diskusi ini dilaksanakan secara bebas, dan setiap orang boleh
mengemukakan pendapatnya, apa saja, asal tidak memotong pembicaraan orang
lain
Tahap Pemanasan
Tahap ini sangat penting, utamanya untuk memcahkan kebekuan diantara anggota
kelompok. Suasana kelompok yang beku bisa mengganggu kelancaran arus
komunikasi diskusi kelompok. Oleh karena itu, sebaiknya diskusi jangan dilanjutkan
dulu sebelum nampak cairnya kebekuan itu.
Dalam tahap ini biasanya peserta diminta memperkenalkan diri : nama, jumlah
anak, jenis kelamin tiap anaknya,sudah berapa lam menikah, apa yang menjadi
hobinya atau kesenangannya, hobi suami dan anak-anaknya, dan pertanyaanpertanyaan lain yang ringan dan disenangi oleh peserta.
Dalam tahap pemanasan ini sebaiknya Pemandu dapat memberikan perhatian yang
tulus kepada setiap peserta dan jangan membuat penilain yang negatif terhadap
peserta, terlepas dari apapun yang dikatakannya.
Page 46 of 49
Tahap diskusi
Setelah peserta kelompok menampakkan kesantainnya dan tidak beku, maka tahap
ini siap dimulai.
Tujuan diskusi ini adalah untuk menggali sedalam-dalamnya tentang pengetahuan,
sikap dan perilaku peserta berkaitan dengan sanitasi di kelurahan yang
bersangkutan. Dengan demikian diakhir pembahasan akan diperoleh bahan untuk
mengarahkan peserta untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri yang sedang
mereka hadapi, yang berkaitan dengan peningkatan kondisi sanitasi.
Gunakan teknik orang ketiga. Misalnya: "Anda tampaknya yakin benar bahwa anda
tidak pernah terkena diare walau BABS. Bagaimana dengan teman-teman anda ?"
Gunakan kata-kata pancingan antara lain seperti:
Page 47 of 49
Merangsang anggota kelompok untuk bicara satu sama lain dan bukan hanya
kepada pemandu.
Tahu kapan harus melakukan penggalian dan kapan harus diam.
Melakukan penggalian tanpa mengarahkan responden.
Terus terang mengatakan kurang paham atas apa yang dikatakan responden.
Menyimak apa yang dikatakan responden, sehingga anggota lain melakukan serupa.
Peka terhadap apa yang tersirat, untuk lebih memahami dan mengungkap perasaan
responden yang sesungguhnya.
Tidak menganggap apa yang dikatakan responden sama dengan apa yang dilakukan
atau dimaksudkan.
Mendorong untuk mengungkapkan perbedaan pendapat secara jujur dan tidak
memaksakan.
Mendorong peserta diskusi yang pendiam untuk bicara.
Mencegah adanya anggota yang mendominasi atau mengganggu.
Ramah, namun tegas. Memadukan sikap disiplin dan penuh pengertian.
Memberikan kebebasan tetapi tetap menjaga alur diskusi.
Page 48 of 49
Page 49 of 49