Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TEKNIK KONSERVASI LINGKUNGAN

NAMA : NIDA AMALIYA HASANAH

STAMBUK : F13120067

KELAS : B

S1 – TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan konservasi merupakan suatu kawasan yang dikelola dan dilindungi dalam rangka
pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Penetapan status sebuah kawasan menjadi
kawasan konservasi ternyata tidak dengan otomatis berarti habitat dan keanekaragaman yang
berada di kawasan tersebut terlindungi dengan baik. Kawasan-kawasan konservasi di seluruh
Indonesia mempunyai masalah konservasi yang mengancam kelestariannya. Salah satu
ancaman terhadap kawasan konservasi berasal dari kegiatan masyarakat dalam memenuhi
berbagai kebutuhan hidup seperti bahan makanan, pakaian dan bahan bangunan yang diambil
dari dalam kawasan. Selain itu sebagian masyarakat juga melakukan aktifitas perladangan
berpindah, kegiatan pariwisata dan bahkan bermukim di kawasan konservasisehingga
menyebabkan tekanan terhadap kawasan tersebut.
Berbagai aktifitas sosial kemasyarakatan yang berkembang di wilayah ini seperti
kepariwisataan, perdagangan, transportasi dan kegiatan ekonomi lainnya termasuk kegiatan
penambangan galian C, kegiatan pengambilan hasil hutan dan kegiatan pertanian yang
membuka tutupan vegetasi pada lahan dengan tingkat kemiringan tinggi oleh warga di sekitar
kawasan cagar alam yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka adalah
kegiatan-kegiatan yang apabila tidak terkontrol dan diawasi dengan baik akan menjadi
persoalan yang pelik di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu teknik konservasi
2. Apa saja teknik- teknik konservasi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu teknik konservasi
2. Mengidentifikasi tentang teknik-teknik konservasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Teknik Konservasi


Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi
alam. Konservasi (conservation) adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah,
konservasi berasal dari bahasa Inggris conservation, yang artinya pelestarian atau
perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi dapat diartikan adalah
sebagai berikut:

1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama
tingkatannya;

2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber
daya alam (fisik);

3. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau
transformasi fisik;

4. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan;

5. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keanekaragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.

Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang
dikandungnya terpelihara dengan baik (Piagam Burra, 1981). Konservasi adalah
pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter Salim dan Yenny
Salim, 1991). Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan suatu kawasan, kawasan
itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan fungsi utama lindung atau
budidaya (Undangundang No. 32 Tahun 2009). Kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan. Konservasi itu sendiri berasal dari kata Conservation yang
terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian
mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun
secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang
merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of
nature resource (pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana).

Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi di mana konservasi dari
segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya alam untuk sekarang,
sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumber daya alam untuk
sekarang dan masa yang akan datang. Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi
didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut.

1. Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi keperluan


manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary). 2.
Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antarwaktu (generasi) yang optimal
secara sosial (Randall, 1982). 3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah,
mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas
kehidupan manusia yang meningkat, sedangkan dalam kegiatan manajemen antara
lain meliputi survei, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan
latihan (IUCN, 1968). 4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh
manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan
dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
2.2 Teknik – teknik Konservasi
1. Metode Vegetatif
Metode vegetatif yaitu metode yang menggunakan tanaman atau bagian tanaman untuk
mengurangi daya tumbuk air hujan dengan tanah. Tujuannya adalah agar air hujan tidak
langsung bertabrakan dengan tanah, mengurangi laju dan jumlah air di permukaan
sehingga mengurangi erosi tanah.
Teknik vegetative meliputi :
a. Pertanian Lorong
Pertanaman Lorong atau (alley cropping) adalah melakukan penanaman tanaman perdu
leguminosa yang ditanam berbaris dan rapat (10 cm – 25 cm) mengikuti kontur tanah
atau sebagai pagar. Umumnya cara ini dilakukan pada lahan dengan kondisi miring untuk
menahan erosi.
Teknik ini terbukti efektif dalam menghambat erosi. Melalui pembuatan tanaman lorong,
maka secara alami 3-4 tahun kemudian akan tercipta teras dengan sendirinya. Oleh sebab
itu, metode ini juga populer dikeanal dengan teras kredit.
b. Sistem Silvopastura
Sistem Silvopastura adalah salah satu dari sistem tumpangsari, yaitu menanam tanaman
pakan dibawah tegakan pohon, seperti rumput gajah dan setaria. Sehingga tanaman pakan
tersebut juga dapat digunakan untuk konsumsi hewan ternak.
Beberapa penerapan teknik silvoapstura di Indonesia antara lain
tanaman pakan di hutan tanaman industri
tanaman pakan di hutan sekundar
tanaman pohon sebagai penghasil pakan ternak
tanaman pak sebagai pagar hidup.
c. Pemberian Mulsa
Pemberian Mulsa adalah menutupi tanah dengan mulsa agar permukaan tanah tidak
terkena air hujan secara langsung. Mulsa tersebut berupa sisa tanaman, hasil pangkasan
tanaman, dan lain sebagainya.
Penggunaan mulsa cukup efektif untuk mencegah erosi, terutama akibat erosi percik.
Selain itu, mulsa akan memberikan bahan-bahan organik pada tanah melalui proses
dekomposisi.
2. Metode Mekanik
Metode Mekanik, yaitu perlakuan fisik yang diberikan kepada tanah dengan membuat
bangunan untuk mengurangi aliran permukaan air, sehingga tidak terjadi erosi dan dapat
meningkatkan penggunaan tanah.
Berikut ini adalah beberapa metode mekanik yang umumnya diterapkan:
Pengolahan tanah
Teras
Guludan (pembuatan pematang tanah secara sejajar dengan garis kontur)
Penghambat
Waduk
Rorak / parit (saluran air buntu untuk sedimentasi)
Pembuatan drainase
Irigasi
Lubang resapan (biopori)
Sumur resapan
3. Metode Kimia
Metode Kimia, selain metode vegetatif dan mekanik terdapat pula metode kimia untuk
mecegah erosi. Tanah akan diberikan soil conditioner untuk memperbaiki struktur tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknik konservasi lingkungan ialah upaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
Metode konservasi tersebut terdiri dari 3 macam metode yaitu metode vegetative, metode
mekanik, metode kimia

Anda mungkin juga menyukai