Anda di halaman 1dari 15

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM

Pengertian Konservasi
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan
servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya
(keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use) (Theodore Roosevelt, 1902).

Pendapat lain tentang konservasi adalah penggunaan SDA untuk kebaikan secara optimal dalam jumlah
dan jangka waktu sesuai daya dukungnya atau suatu tindakan untuk mencegah pengurasan SDA dengan
cara pengambilan yang tidak berlebihan sehingga dalam jangka panjang SDA tetap tersedia.
Pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaataannya secara bijaksana dan bagi sumber daya
terbaruhi menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keragaman

Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya
konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan
ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk
sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang
dan masa yang akan datang.

Gifford Pinchot mengartikan konservasi sebagai penggunaan sumber daya alam untuk kebaikan secara
optimal, dalam jumlah yang terbanyak dan untuk jangka waktu yang paling lama.

Wantrup menyatakan bahwa konservasi persediaan sumber daya alam berarti memelihara persediaan
secara permanen, tanpa pengurangan dan perusakan, jelas tidak banyak gunanya.

Konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut:


1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah
yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).

1
2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial
(Randall, 1982).
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia
sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan
manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan
(IUCN, 1968).
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau
memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang
(WCS, 1980).

Berdasarkan pengertian tersebut, konservasi mencakup berbagai aspek positif, yaitu perlindungan,
pemeliharaan, pemanfaatan secara berkelanjutan, restorasi, dan penguatan lingkungan alam (IUCN,
1980). Pengertian tersebut juga menekankan bahwa konservasi tidak bertentangan dengan pemanfaatan
aneka ragam varietas, jenis dan ekosistem untuk kepentingan manusia secara maksimal selama
pemanfaatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan.

Disimpulkan:
Konservasi diartikan sebagai suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan
sumberdaya alam sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya secara berkelanjutan
untuk generasi manusia saat ini, serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dan aspirasi-aspirasi generasi generasi yang akan datang.

Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 golongan, yaitu:


1. Konservasi In Situ
Konservasi in situ adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan didalam habitat aslinya.
Konservasi in situ mencakup kawasan suaka alam (Cagar Alam dan suaka Marga Satwa) dan kawasan
pelestarian alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata Alam)

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 yang dimaksud dengan Cagar Alam
adalah kawasan suaka alam yang karena keadaaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan

2
ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara
alami. Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnuya dapat dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya. Taman Nasional Adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, rekreasi.Taman Hutan Raya adalah kawasan
pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk periwisata dan rekreasi alam.

2. Konservasi Ek Situ
Dilakukan oleh lembaga konservasi, seperti kebun raya, arboretum, kebun binatang, taman safari dan
tempat penyimpanan benih dan sperma satwa. Kebun Raya adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai
tempat koleksi tumbuh-tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis atau penting bagi ilmu pengethuan,
penelitian dan pendidikan botani serta sebagai tempat rekreasi.

Contoh : Kebun Raya Purwodadi. Arboretum adalah kebun pohon-pohonan yang merupakan salah satu
bentuk konservasi plasma nuftah hasil buatan manusia. Kebun Binatang adalah tempat/wadah
pengumpulan berbagai macam satwa yang dipelihara, diperagakan untuk umum dalam rangka pengadaan
sarana rekreasi alam yang sehat untuk mendidik dan mengembangkan budaya masyarakat dalam
memelihara keseimbangan, kelestarian lingkungan.

Tindakan, Langkah, Manfaat, dan Tujuan Konservasi


Tindakan Konservasi
• Melakukan perencanaan terhadap pengambilan SDA
• Eksploitasi SDA secara efisien dengan limbah sedikit mungkin
• Mengembangkan SDA alternatif
• Menggunakan unsur teknologi yang sesuai agar dapat menghemat dan tidak merusak lingkungan
untuk mengurangi, membatasi dan mengatasi pencemaran lingkungan

3
Manfaat Konservasi
1. Menciptakan Lingkungan yang sehat
2. Wahana pengembangan ilmu pengetahuan
3. Memberi suasana permanen yang menyegarkan
4. Tercapainya keselarasan, keserasian, keseimbangan, antara manusia dan lingkungan hidup,
5. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak
melindungi dan membina lingkungan hidup,
6. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan,
7. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup,
8. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana,
9. Melindungi kekayaan ekosistem essensial dan memelihara proses-proses ekologi dan
keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
10. Melindungi kekayaan biodiversity, komunitas, spesies, dan genetik (plasma nutfah)
11. Melindungi spesis endemik, relik dan langka.
12. Merlindungi ekosistem yang menarik dan unik.
13. Melindungi ekosistem dari kerusakan alami seperti bencana erosi, abrasi dan interusi pada
ekosistem pantai dan muara.
14. Dapat memelihara kualitas lingkugan pantai dan laut.

Tujuan Konservasi
1. Kelestarian ekosistem dan sumberdaya laut
2. Keberlanjutan produksi bahan makanan dan jasa lingkungan laut.
3. Kesejahteraan masyarakat dan pendapatan pemerintah.
4. Kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
5. Mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan aliran permukiman
6. Memperbaiki tanah yang rusak atau kritis
7. Mengamankan dan memelihara produktifitas tanah agar tercapainya produksi setinggi-tingginya
dalam waktu yang tidak terbatas
8. Meningkatkan produktivitas lahan usaha tani
9. Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga agar tidak hancur

4
10. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hidup sebagai tujuan
membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Macam-macam Konservasi
1. Konservasi Tanah
Konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan
kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah.
Contoh Konservasi Tanah ; Pertanaman lorong, tumpangsari, Pemberian mulsa dimaksudkan untuk
menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan., pengolahan tanah, guludan, dan
terasering.

Upaya konservasi tanah bertujuan untuk :


1. Mencegah erosi.
2. Memperbaiki tanah yang rusak.
3. Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar tanah dapat digunakan secara berkelanjutan.

2. Konservasi Air
Penghematan air atau konservasi air adalah perilaku yang disengaja dengan tujuan mengurangi
penggunaan air segar, melalui metode teknologi atau perilaku sosial.

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jauh ke tanah untuk pertanian seefisien
mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang dapat merusak serta tersedianya air
pada musim kemarau.
Contoh Konservasi Air ; waduk, rorak, perbaikan drainase dan irigasi
Persoalan konservasi tanah dan air adalah kompleks dan memerlukan kerjasama yang erat antara
berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti ilmu tanah, biologi, hidrologi, dan sebagainya. Pembahasan
tentang konservasi tanah dan air ini selalu tidak akan terlepas dari pembahasan tentang siklus hidrologi.
Siklus hidrologi ini meliputi proses-proses yang ada di dalam tanah, badan air, dan atmosfer, yang pada
intinya terdapat dua proses yaitu evaporasi dan presipitasi yang dikendalikan oleh energi matahari

5
Upaya konservasi air bertujuan untuk:
1. Untuk menjamin ketersediaan untuk generasi masa depan, pengurangan air segar dari sebuah
ekosistem tidak akan melewati nilai penggantian alamiahnya.
2. Penghematan energi - Pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas pengolahan air limbah
mengonsumsi energi besar.
3. Konservasi habitat - Penggunaan air oleh manusia yang diminimalisir untuk membantu
mengamankan simpanan sumber air bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi aliran
air, termasuk usaha-usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis air lain
(pemeliharaan yang lama).

3. Konservasi Lingkungan
Konservasi Lingkungan adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang
dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan
untuk pemanfaatan, masa depan.

Sasaran konservasi Lingkungan untuk ;


1. Tercapainya keselarasan, keserasian, keseimbangan, antara manusia dan lingkungan hidup,
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak
melindungi dan membina lingkungan hidup,
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan,
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup,
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana

4. Konservasi SDA
Manusia menggunakan sumberdaya alam, baik biotik maupun abiotik, untuk mendukung kelangsungan
hidupnya di muka bumi. Kebutuhan akan sumberdaya alam cenderung meningkat terus karena adanya 2
(dua) faktor utama yaitu:
a. Pertumbuhan penduduk yang pesat;
b. Perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya alam.

6
Akibat dari penggunaan sumber daya alam yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan (carriying
capacity) seperti terjadi sekarang ini telah merugikan manusia itu sendiri. Hal ini karena keseimbangan
alam terganggu,sehingga tak jarang justru menimbulkan bencana bagi manusia. Seperti timbulnya erosi,
banjir, polusi, hama tanaman, dan penyakit yang sulit diatasi, serta punahnya keanekaragaman hayati

Sasaran konservasi yang ingin dicapai menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, yaitu:
1. Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan bagi
kelangsungan pembangunan dankesejahteraan manusia (perlindungan sistem penyangga
kehidupan);
2. Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya sehingga
mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang memungkinkan
pemenuhan kebutuhan manusia untuk menggunakan sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan
(pengawetan sumber plasma nutfah);
3. Mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin
kelestariannya. Akibat sampingan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang bijaksana, belum
harmonisnya penggunaan dan peruntukan tanah serta belum berhasilnya sasaran konservasi
secara optimal, baik di darat maupun di perairan, maka dapat mengakibatkan timbulnya gejala
erosi genetik, polusi, dan penurunan potensi sumber daya alam hayati (pemanfaatan secara
lestari)

Upaya untuk melakukan konservasi sumberdaya alam ;


1. Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem yang ada.
2. Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan.
3. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.
4. Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri.
5. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan dibidang konservasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
6. Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan pemberian
pal-pal batas) peradaran flora dan fauna.

7
7. Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan serta
dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan

Hambatan Konservasi
Hambatan Fisik
Hambatan fisik yang dihadapi dalam kegiatan konservasi adalah hambatan yang berkenaan dengan letak
geografis sumber daya alam. Letak sumber daya alam yang tidak bisa dijangkau oleh manusia merupakan
hambatan bagi manusia untuk mengelola maupun melestarikannya. Misalnya daerah lereng bukit atau
tebing, daerah ini akan menyulitkan kita untuk melakukan reboisasi, padahal lahan tersebut sangat
membutuhan reboisasi untuk mencegah longsor atau erosi.

Hambatan Ekonomi.
Hambatan ekonomi biasanya berkenaan dengan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan konservasi.
Kurangnya permodalan dalam kegiatan konservasi akan menyebabkan kurangnya pelatihan dan
pendidikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui arti pentingnya konservasi bagi
kelangsungan hidup manusia. Ketidaktahuan masyarakat tersebut akan menyebabkan perbedaan
keinginan antara kepentingan masyarakat dengan kepentingan pemerintah. Di satu sisi pemerintah
melakukan konservasi, sementara di sisi lain masyarakat melakukan deplisi, sehingga konservasi tidak
bisa berjalan atau menjadi sesuatu yang sia-sia.

Hambatan Kelembagaan
Konservasi tidak bisa dilakukan karena adanya kebiasaan atau adat istiadat masyarakat setempat yang
menghambat kegiatan konservasi. Bahkan ada adat istiadat yang cenderung menguras sumber daya alam
dan merusak lingkungan. Dengan adanya hambatan tersebut konservasi tidak bisa dilakukan, kecuali bisa
mengubah adat atau kebiasaan masyarakat tersebut.

Hambatan Teknologi
Seperti dijelaskan pada pembahasan-pembahasan sebelum-nya, bahwa teknologi mempunyai peran
terhadap pencegahan habisnya sumber daya alam dan rusaknya lingkungan. Jadi keterbatasan teknologi
akan menjadi penghambat untuk melakukan kegiatan konservasi. Kemajuan teknologi yang cukup pesat

8
akan menyerap kekayaan (eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta
terbatasnya sarana prasarana.

Pengertian Deplisi
Deplisi berasal dari kata “deplation”, yang suatu cara pengambilan sumber daya alam secara besar-
besaran. Deplisi ini merupakan implikasi paling awal yang terjadi akibat penggunaan sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan manusia.

Pada tingkat perorangan (mikro) deplisi biasanya terjadi demi untuk memenuhi kebutuhan akan bahan
hidup. Sedangkan pada tingkat negara (makro) deplisi terjadi untuk mempercepat proses pembangunan
yang lebih tinggi, apalagi untuk negara yang sedang berkembang dimana tingkat pembangunannya masih
rendah.

Bagi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, DEPLESI berarti pengurasan sumber daya yang
ada secara besar-besaran.

Bagi sumberdaya alam yang dapat pulih, DEPLESI walaupun dapat dengan usaha konservasi, namun
dampaknya terhadap lingkungan hidup masih tetap akan membekas dan membutuhkan waktu lama untuk
pemulihannya.

Dengan kata lain DEPLESI dapat diartikan sebagai perubahan distribusi antar waktu dalam tingkat
penggunaan ke masa sekarang.

Ssedangkan KONSERVASI menunjukkan perubahan distribusi antar waktu dalam tingkat


penggunaan ke masa yang akan datang.

Penyebab Terjadinya Deplesi


Menurut para ahli lingkungan, sebenarnya yang menyebabkan terjadinya deplisi pada dasarnya dapat
disebabkan oleh dua kelompok;

9
a. kelompok pertama adalah kelompok kapasitas
kelompok ini yang mempunyai tujuan untuk memaksimumkan laba, sehingga mereka ini berusaha untuk
menggali sumberdaya alam sebanyaknya dalam waktu secepat mungkin untuk mendapatkan keuntungan
secepatnya.
b. Kelompok kedua adalah kelompok yang miskin
Sedangkan kelompok ini bertujuan untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Kelompok ini terpaksa
mengurus sumberdaya alam karena kemiskinannya tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan yang
sesungguhnya adalah tempat mereka sendiri sebagai tempat untuk hidup.

Bagaimanapun atau pada kelompok manapun penggunaan sumberdaya secara besar-besaran dengan
tidak memikirkan bagaimana keadaan dimasa depan, deplisi ini akan menjadi hal yang sangat merugikan
karena berlangsung secara terus-menerus dan mengekspolitasi tanpa memandang sisi lain.

Dampak Deplesi :
a. Kepunahan Flora/Fauna
b. Kelangkaan Flora/Fauna
c. Menipisnya Lapisan Ozon
d. Erosi
e. Kebakaran Hutan
f. Global Warming/Pemanasan Global, dll

Pengertian Persediaan
Persediaan (Cadangan) adalah Sumberdaya Alam yang sudah kita ketahui (identified) dan bernilai
ekonomis, Sumber daya alam bisa disebut cadangan jika sudah diketahui baik dari segi jumlah atau
besarnya deposit yang sudah terukur dalam satu satuan seperti ton, dan telah diketahui manfaatnya.
Sebagai akibat kebutuhan informasi mengenai kondisi pasar dan teknologi baru, cadangan akan meningkat
bila :
• Ada penemuan baru (discovery)
• Peningkatan cadangan yang telah terbukti (extension)
• Revisi (revision) akibat kebutuhan informasi mengenai kondisi pasar dan teknologi baru.

10
Kelangkaan Persediaan
Kelangkaan adalah jumlah barang atau sumberdaya yang diketahui dan bernilai ekonomis yang kurang
dari kebutuhan yang diharapkan, sehingga menjadi masalah yang mesti dipecahkan.

Kelangkaan dapat diklasifikasikan menjadi:


• Kelangkaan absolut (absolute scarcity)
• Klangkaan relatif (relative scarcity)

1. Kelangkaan absolut (absolut scarcity)


Kelangkaan absolut sering juga disebut “malthusian scarcity” karena konsep kelangkaan absolut
pertama kali diperkenalkan oleh Robert Malthus. Dikenal dengan pandangan Pesimis atau Pandangan
Konservatif

Kelangkaan absolut didefinisikan sebagai fenomen kelangkaan sumber daya alam secara fisik Sistem
ekonomi sering tergantung pada satu sumber daya esensial yang memiliki batas tertentu dalam
ketersediaannya secara fisik.
Jika sumber daya alam ini habis maka akan menentukan batas-batas fisik pada proses ekonomi baik
prduksi maupun konsumsi. Periode kelangkaan absolut ini mulai terjadi ketika permintaan (demand) akan
suatu sumber daya alam akan melebihi penawarannya (supply), yang pada gilirannya kalau hal ini terus
terjadi akan mengakibatkan pengurasan sumberdaya alam dan habisnya sumberdaya alam.

2. Kelangkaan relatif (relative scarcity)


Kelangkaan relative sering juga disebut “ricardian scarcity”.Kelangkaan relatif terjadi ketika suatu
sumberdaya masih cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan tetapi distribusinya tidak merata bagi yang
membutuhkan sumberdaya alam tersebut. Dikenal dengan pandangan Eksploitatif.

11
Gambar. Perspektif Ricardian terhadap Sumberdaya Alam

Kelangkaan sumberdaya alam harus memiliki tiga ciri penting:


a. Mengacu masa depan
Indikator ini mempertimbangkan pola permintaan masa depan, sumber-sumber alternatif bagi sumber
daya alam yang tidak bisa diperbaharui, perubahan dalam biaya ekstraksi atau pengolahan dan
sebagainya.
b. Komparabilitas-bisa diperbandingkan (comparability)
Indikator yang ideal harus dimungkinkan adanya perbandingan langsung diantara sumber daya
alternatif untuk mengidentifikasi permasalahan yang paling serius dihadapi sumber daya alam,
terutama yang berkenaan dengan kelangkaan. Perbandingan ini tidak hanya untuk menilai tingkat
kelangkaan tetapi juga sejauh mana seriusnya kelangkaan tersebut dan hal ini harus dipertimbangkan
dalam penilaian kelangkaan sumber daya alam.
c. Komputabilitas-bisa dihitung (computability)
Indikator ini mempertimbangkan bahwa kelangkaan sumber daya harus bisa diperhitungkan dan
dianalisa berdasarkan informasi yang tersedia atau informasi yang bisa diperoleh secara terbuka.
12
Pengukuran Ketersediaan Sumberdaya Alam

13
14
Pengukuran Kelangkaan Sumberdaya Alam

15

Anda mungkin juga menyukai