Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan

Para ahli memperkirakan makin hari makin banyak manusia membuat

kerusakan dan pencemaran lingkungan yang tidak dapat diperbaiki. Menyadari hal

tersebut, kini manusia kian menyadari bahwa kerusakan dapat merugikan manusia itu

sendiri. Oleh karena itu upaya-upaya untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan

lingkungan sudah sepatutnya dilakukan. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk

mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan yaitu :

1. Secara administratif, pada umumnya dilakukan oleh pemerintah dengan cara

mengeluarkan kebijakan dalam bentuk undang-undang dan peraturan untuk

mencegah pencemaran lingkungan.

2. Secara teknologis, dapat dilakukan dengan mengadakan unit pengolahan

limbah terhadap limbah yang ditimbulkan oleh suatu industri sebelum dibuang

ke lingkungan, agar limbah tidak mencemari lingkungan.

3. Secara edukatif atau pendidikan, dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dan

kampanye mengenai pentingnya lingkungan sehat, bersih, indah, dan lestari.

Dengan demikian secara umum untuk mengurangi lajunya perusakan

lingkungan, maka sangat perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengatasi kerusakan

tersebut. Beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu :

4
5

1. Sosialisasi pentingnya pengetahuan tentang lingkungan hidup dan bahaya

kerusakan lingkungan.

2. Menyusun peraturan perundang-undangan seperti penguatan dan pengayaan

peraturan yang sudah ada.

3. Mereformasi Sisdiknas yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

siap pakai.

4. Memberikan sanksi hukum yang berat dan tegas kepada para penjahat

lingkungan.

5. Perlu ada “statement” dan komitmen politik dari pemerintah yang menyatakan

bahwa pelaku kejahatan lingkungan sebagai pelaku kejahatan yang luar biasa

dan harus diperangi bersama.

Pemerintah sebagai penanggungjawab terhadap kesejahteraan rakyatnya

memiliki tanggung jawab untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Upaya-

upaya untuk mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup tidak hanya

merupakan tanggung jawab dari pemerintah tetapi juga merupakan tanggung jawab

individu dan masyarakat.

a. Upaya yang dilakukan pemerintah

1) Pengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur

tentang Tata Guna Tanah.

2) Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup.


6

3) Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang

AMDAL.

4) Pada Tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian

Lingkungan, dengan tujuan pokoknya :

 Menanggulangi kasus pencemaran

 Mengawasi bahan berbahaya dan beracun

 Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan

5) Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

b. Upaya pelestarian lingkungan hidup oleh masyarakat bersama pemerintah

1) Pelestarian tanah, dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan

menanam pohon atau penghijauan kembali terhadap tanah yang gundul.

2) Pelestarian udara, upaya ini dilakukan untuk menjaga udara agar tetap

bersih dan sehat. Hal itu dilakukan dengan cara:

 Menggalakkan penanaman pohon atau tanaman hias di sekitar kita

 Pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran.

 Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat

merusak lapisan ozon.


7

c. Pelestarian Hutan

Pelestarian hutan dapat dilakukan dengan cara tidak melakukan

pembalakan liar karena pembalakan liar merupakan salah satu penyebab

utama terjadinya kerusakan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai

Kerusakan laut dan pantai banyak disebabkan oleh ulah manusia. Salah

satu contohnya banyak terjadi abrasi, hal itu karena hilangnya hutan bakau

disekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gemburan ombak.

e. Pelestarian Flora dan Fauna

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna

diantaranya adalah :

1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

2) Melarang kegiatan perburuan liar.

3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

2.2 Perlindungan dan Pengawetan Alam

Kerusakan lingkungan itu sering terjadi dan semua itu disebabkan oleh

tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab dan menuruti kemauannya sendiri

tanpa memperhitungkan akibatnya. Sebab manusia hidup itu tergantung dari

lingkungan dan lingkungan yang baik membuat kehidupan manusia semakin baik.

Untuk menjaga supaya alam tetap seimbang, maka perlu adanya perlindungan dan

pengawetan alam. Sedangkan perlindungan dan pengawetan alam itu merupakan cara
8

untuk melindungi dan melestarikan alam, supaya terjadi keseimbangan dalam

ekosistem. Upaya yang dilakukan manusia untuk melindungi dan mengawetkan alam

adalah:

1. Mengadakan reboisasi atau penanaman hutan yang gundul.

2. Menghindari kebakaran hutan.

3. Penggunaan energi non migas.

4. Mencegah polusi udara dan air.

5. Membuat sengkedan (membuat lahan miring dengan bertingkat-tingkat).

6. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

7. Menghemat kekayaan alam.

8. Mencegah masuknya penyakit dari luar.

9. Melindungi hewan dan tanaman supaya tidak punah.

Perlindungan dan Pengawetan Alam di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu

sebagai berikut :

a) Cagar alam.

Penamaan ini berlaku di daerah yang keadaan alam (tanah, flora, dan

keindahan) mempunyai nilai yang khas bagi ilmu pengetahuan dan

kebudayaan serta bagi kepentingan umum sehingga dirasa perlu untuk

dipertahankan dan tidak merusak keadaannya. Cagar alam dapat diartikan pula

sebagai sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna di

dalamnya.
9

b) Suaka margasatwa.

Istilah ini berlaku untuk daerah-daerah yang keadaan alamnya (tanah,

fauna, dan keindahan) memiliki nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan

kebudayaan sehingga perlu dilindungi.

Kedua istilah di atas kemudian dipadukan menjadi Perlindungan dan

Pengawetan Alam (PPA).

2.3 Nilai-nilai dalam Perlindungan Alam

Nilai-nilai yang terkandung dalam perlindungan alam meliputi nilai ilmiah,

nilai ekonomi, dan nilai budaya yang saling berkaitan. Secara terperinci, nilai-nilai

yang dimiliki dalam perlindungan dan pengawetan alam dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Nilai ilmiah

Nilai ilmiah yaitu kekayaan alam, misalnya, hutan dapat digunakan sebagai

tempat penelitian biologi untuk pengembangan ilmu (sains). Misalnya, botani,

proteksi tanaman, dan penelitian ekologi.

2. Nilai ekonomi

Nilai ekonomi yaitu perlindungan alam ditujukan untuk kepentingan ekonomi.

Misalnya pengembangan daerah wisata. Hal ini akan mendatangkan berbagai

lapangan kerja. Hutan dengan hasil hutannya, dan Taut dapat menjadi sumber

devisa bagi negara.


10

3. Nilai budaya

Nilai budaya yaitu flora dan fauna yang khas maupun hasil budaya manusia

pada suatu daerah dapat menimbulkan kebanggaan tersendiri, misalnya Candi

Borobudur, komodo, dan tanaman khas Indonesia (melati dan anggrek).

4. Nilai mental dan spiritual,

Nilai mental dan spiritual misalnya dengan perlindungan alam, manusia dapat

menghargai keindahan alam serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa sumber daya alam hayati

terdiri dari hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroba yang dapat kita

manfaatkan untuk kesejahteraan hidup manusia. Pemanfaatan sumber daya

tersebut antara lain di bidang sandang, pangan, papan, dan perdagangan. Oleh

karena dimanfaatkan oleh berbagai tingkatan manusia dan berbagai

kepentingan, maka diperlukan campur tangan berbagai pihak dalam

melestarikan sumber daya alam hayati. Pihak-pihak yang memanfaatkan

sumber daya alam balk negeri maupun swasta memiliki kewajiban yang sama

dalam pelestarian sumber daya alam hayati. Misalnya, pabrik pertambangan

batu bara, selain memanfaatkan batu tiara diharuskan pula untuk mengolah

limbah industrinya agar tidak mencemari daerah sekitamya dan merusak

ekosistem. Pabrik-pabrik, seperti pabrik obat-obatan, selain memanfaatkan

bahan dasar dari hutan diwajibkan pula untuk melakukan penanaman kembali

dan mengolah limbah industrinya (daur ulang) agar tidak merusak lingkungan.
11

2.4 Etika Lingkungan

Manusia umumnya bergantung pada keadaan lingkungan sekitar (alam) yang

berupa sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan sehari-hari, seperti

pemanfaatan air, udara, dan tanah yang merupakan sumber alam yang utama.

Lingkungan yang sehat dapat terwujud jika manusia dan lingkungan dalam kondisi

yang baik.

Krisis lingkungan yang terjadi pada saat ini adalah efek yang terjadi akibat

dari penggelolaan atau pemanfaatan lingkungan manusia tanpa menghiraukan etika.

dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi oleh manusia berakar dalam

krisis etika atau krisis moral.

Manusia kurang peduli terhadap norma-norma kehidupan atau mengganti

norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya

sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani.

Alam dieksploitasi begitu saja dan mencemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya

terjadi penurunan kualitas sumber daya alam seperti punahnya sebagian spesies dari

muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan

alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-

hari manusia.

Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika

berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.

Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan

etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk
12

berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi

adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan.

Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral

pada diri setiap orang.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup

lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam

bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang

menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan

lingkungan tetap terjaga.

Hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika

lingkungan sebagai berikut:

a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehingga

perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.

b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk

menjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.

c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan

energi.

d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk

makhluk hidup yang lain.


13

1. Jenis-Jenis Etika Lingkungan

Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi

selanjutnya dibedakan dan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika

ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika

pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang

menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan

manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung

usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.

a. Ekologi dangkal (Shallaw ecology)

Ekologi dangkal merupakan paradigma yang menekankan pada

aspek pemenuhan kebutuhan manusia. Konsep ini mendudukkan

lingkungan sebagai sarana yang dimanfaatkan demi kebutuhan manusia.

Dengan demikian, ekologi dangkal bersifat antroposentris dalam artian

mendudukkan manusia sebagai makhluk superior yang punya wewenang

bebas dalam melakukan eksploitasi dan pemanfaatan lingkungan demi

kebutuhannya.

Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut

ini :

a) Manusia terpisah dari alam.

b) Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan

tanggung jawab manusia.


14

c) Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.

d) Kebijakan dan manajemen sumber daya alam untuk kepentingan

manusia.

e) Norma utama adalah untung rugi.

f) Mengutamakan rencana jangka pendek.

g) Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk

khususnya dinegara miskin.

h) Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

b. Ekologi dalam (Deep ecology)

Ekologi dalam merupakan etika yang memandang bahwa manusia

merupakan bagian integral dari lingkungannya. Konsep ini menempatkan

sistem etika baru dan memiliki implikasi positif dalam kelestarian alam.

Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk

kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut

penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.

Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia

dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas

disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang dan

tumbuhan serta alam.

Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :


15

a) Manusia adalah bagian dari alam.

b) Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh

manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.

c) Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan

sewenang-wenang.

d) Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.

e) Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.

f) Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.

g) Menghargai dan memelihara tata alam.

h) Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.

i) Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif

yaitu sistem mengambil sambil memelihara.

Kedua Etika Lingkungan memiliki beberapa perbedaan-perbedaan

seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika lingkungan ini memberi

jawab langsung atas pertanyaan mengapa terjadi kerusakan lingkungan.

Namun paling tidak dengan adanya gambaran etika lingkungan ini dapat

sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai oleh manusia dalam

melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan demikian etika lingkungan

berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang ditawarkan untuk

mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai