Rizal winata_A42121158
KELAS C/PJKR21
A. KAWASAN KONSERVASI
1. Kawasan Konservasi
Kawasan konservasi memiliki arti yang luas, yaitu kawasan
konservasi sumber daya alam hayati dilakukan. Dalam peraturan
perundang-undang Indonesia yang ada, tidak memuat definisi mengenai
kawasan konservasi secara jelas. Definisi kawasan konservasi yang
berbeda diberikan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan, yaitu kawasan yang
ditetapkan sebagai kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, taman
buru dan hutan lindung. Sementara itu istilah-istilah yang lebih dikenal
adalah kawasan lindung. Dimana secara umum kawasan konservasi
mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan/mengawetkan daya dukung
mutu, fungsi, dan kemampuan lingkungan secara seimbang. (MIPL,2010).
Konservasi keanekaragaman hayati yang diwujudkan dalam bentuk
kawasan konservasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konsep
pembangunan berkelanjutan untuk mengelola sumberdaya alam dan
ekosistemnya yang meliputi aspek pemanfaatan, pengawetan, dan
perlindungan sehingga bermanfaat dan mendukung kehidupan manusia
(Saefullah,2017). Hermawan et al. (2014) menyatakan bahwa esensi dari
sebuah kawasan konservasi adalah berbasis wilayah tertentu; bertujuan
untuk keanekaragaman hayati: membutuhkan suatu pengelolaan: ada
otoritas pengelola untuk menjamin penyelenggara upaya konservasi. 7
Di Indonesia istilah kawasan yang dilindungi dikenal dengan
kawasan konservasi atau kawasan hutan konservasi. Menurut UU No. 41
Tahun 1990 sebagai berikut :
1. Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu,
baik di daratan maupun perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan
ekosistemnya juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga
kehidupan.
a. Cagar Alam (CA), adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya
atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya
berlangsung secara alami. Setiap orang dilarang melakukan
kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan kawasan
cagar alam. Cagar alam hanya dapat dimanfaatkan secara langsung
untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan budidaya.
b. Suaka Margasatwa (SM), adalah kawasan suaka alam yang
mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman atau keunikan jenis
satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya. Kegiatan yang dapat dilakukan di
dalam suaka marga satwa adalah kegiatan bagi kepentingan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata dalam
jumlah yang terbatas (menikmati 8 keindahan alam dengan syarat
tertentu) serta kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.
2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik di darat atau pun di perairan yang mempunyai fungsi
perlindungan sisitem peyangga kehidupan, pengawettan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari terhadapn
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam
terdiri atas:
a. Taman Nasional (TN) kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi.
b. Taman Hutan Raya (Tahura), kawasan pelestarian alam untuk
tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang alami atau buatan, jenis
asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
budaya, pariwisata dan rekreasi.
c. Taman Wisata Alam (TWA), kawasan pelestarian alam yang
terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
2. Tujuan Konservasi
Untuk mewujudkan langkah konservasi yang tepat, kita perlu
menentukan strategi dalam pelaksanaannya. Salah satu cara sebelum
menyusun strategi konservasi adalah dengan mengetahui tujuan
konservasi. Setelah memahami tujuan konservasi, maka pelaksanaannya
dapat dilakukan dengan jelas dan terarah.
Dalam Strategi Konservasi Dunia oleh IUCN 1980, tujuan-tujuan
konservasi adalah:
a) Konservasi bertujuan untuk memelihara proses ekologi
penting dan sistem pendukung kehidupan,
b) Melestarikan keanekaragaman genetik,
c) Upaya konservasi dilakukan guna memastikan pemanfaatan
spesies dan ekosistem yang berkelanjutan.
Secara umum, tujuan konservasi adalah sebagai berikut:
a) Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang dianggap
berharga agar tidak hancur, berubah atau punah,
b) Melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara
langsung seperti membersihkan, memelihara, dan
memperbaiki secara fisik atau dari faktor lingkungan yang
dapat merusak benda-benda tersebut,
c) Memanfaatkan kembali bangunn atau tempat yang fungsinya
sudah tidak dipergunakan dengan cara memperbarui atau
mengembalikan fungsinya seperti semula sehingga dapat
mencegah terjadinya kegiatan pembukaan baru yang bersifat
mengalihkan fungsi awalnya.
Pemerintah melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2009 menetapkan Hari Konservasi Alam Nasional setiap
tanggal
10 Agustus. Peringatan ini merupakan salah satu upaya dalam
mengingatkan masyarakat bahwa konservasi adalah bagian penting dalam
pembangunan. Sehingga konservasi alam senantiasa berlanjut dan
dipertahankan untuk pemenuhan kebutuhan di masa sekarang dan
mendatang.
3. Manfaat Konservasi
Seperti ruang lingkup konservasi yang beragam, manfaat konservasi
juga bervariasi. Fungsi dan kegunaan konservasi dapat dibagi menjadi 2
aspek yaitu manfaat ekologi dan ekonomi.
Berikut ini penjelasan masing-masing aspeknya yaitu:
1. Manfaat Konservasi Secara Ekologi Manfaat konservasi yang
bisa diperoleh terhadap ekosistem, diantaranya sebagai berikut:
a) Melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara
proses–proses ekologi maupun keseimbangan ekosistem
secara berkelanjutan,
b) Melindungi berbagai spesies flora dan fauna yang langka
atau hampir punah,
c) Melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan
oleh faktor alam, mikroorganisme dan lain-lain,
d) Menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain
sebagainya,
e) Mencegah kerugian yang diakibatkan oleh suatu sistem
penyangga kehidupan. Contohnya ketika adanya
kerusakan hutan lindung, maka akan menimbulkan
kerusakan yang berdampak pada bencana.
2. Manfaat Konservasi Secara Ekonomi Konservasi juga dapat
dipandang dari segi ekonomi dari segi ekonomi berarti mencoba
mengalokasikan sumber daya alam untuk sekarang, dan terus
berlanjut hingga masa mendatang.
d) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan
suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka
margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut,
kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut,
taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, serta
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
Secara lebih detail kawasan lindung dijelaskan melalui Keputusan Presiden No.
32 Tahun
Hutan Lindung Wilayah hutan lindung seringkali adalah sebuah lembah sungai.
Hutan lindung memiliki struktur tanah yang peka terhadap erosi. Mayoritas
terletak di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut atau lebih. Struktur
tanah memiliki kemiringan 40% atau lebih. Memiliki faktor kemiringan, jenis
medan dan intensitas curah hujan akan mendapatkan skor tertentu.