Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL WAWANCARA

"Pancasila Sebagai Sistem Filsafat"

DISUSUN OLEH :

NAMA : TAUFIQ

NIM : A42121093

KELAS : C

DOSEN PENGAMPU :

ROY KULYAWAN,S.Pd,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan
yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil wawancara ini dengan
maksimal. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW, hamba dan Rasul Allah, juga kepada para kerabat dan para sahabat beliau.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ishak Mustari,S.Pd sebagai syarat
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah. Adapun tujuan lain dibuatnya laporan ini yaitu untuk
menciptakan karakter siswa yang berani bertanya, bersikap dan berpenampilan dengan baik, serta
bekerjasama dalam kelompok.

Dalam menyusun laporan ini, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Roy Kulyawan,S.Pd,M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Bapak Ishak Mustari,S.Pd selaku
narasumber.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan
masukan dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikkan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Palu, 8 November 2021

Penyusun

TAUFIQ

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang memiliki fungsi tersendiri,
tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan. Filsafat adalah upaya manusia mencari
kebijaksanaan hidup dalam membangun peradaban manusia. Pancasila adalah ideologi dasar dalam
kehidupan bernegara Indonesia. Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk
dicari landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang berkembang. Maka dari itu
Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan pembangunan nasional.

B. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas Ulangan Tengah Semester (UTS) pada mata kuliah Pendidikan Pancasila

2. Sebagai acuan pembelajaran mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat

3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat

C. Metode

Dikerjakan secara berkelompok kecil, namun dalam penyusunan laporan dikerjakan secara individu.

Adapun metode yang digunakan dalam proses pembuatan laporan ini yaitu dengan mewawancarai salah
seorang narasumber yang memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai "PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT".

BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan


Hari/Tanggal : Senin, 8 November 2021

Waktu : 15.00 WITA s/d selesai

Tempat : Stadion Gelora Jiwa

B. Laporan Hasil Wawancara

Narasumber : Ishak Mustari,S.Pd

Pewawancara : Taufiq

C. Hasil Wawancara

Pewawancara : Mengapa Pancasila disebut sebagai sistem filsafat?

Narasumber : Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem
(Ruslan Abdul Gani). Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang
hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

Pewawancara : Apa saja ciri-ciri filsafat Pancasila?

Narasumber : Ciri-Ciri Filsafat Pancasila :

1. Kepercayaan pada Tuhan Yang Esa.


2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Kesatuan Indonesia.
4. Demokrasi Dipandu oleh Kebijaksanaan Batin dalam Kebulatan Suara yang Berasal dari
Musyawarah di Antara Perwakilan
5. Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia.

Pewawancara : Bagaimana penerapan Pancasila sebagai sistem filsafat di lingkungan kampus?

Narasumber : Beberapa penerapan Pancasila sebagai sistem filsafat di kampus antara lain sebagai
berikut :

• Adanya rasa tolong menolong, saling menghargai atau toleransi dan tidak mengolok atau
mencomooh agama yang di anut antar mahasiswa sehingga para mahasiswa memiliki rasa
nyaman,aman, dan tentram walaupun memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Tidak lupa juga
antar mahasiswa untuk saling mengingatkan dan menjalankan perintah serta menjauhi larangan
sesuai dengan kepercayaan yang di anut.
• Menciptakan keadilan dengan tidak membeda-bedakan ketika hendak berteman atau berbaur
dan saling membantu satu sama lain antar mahasiswa. Memiliki tenggang rasa dan juga mengakui
persamaan hak,kewajiban, dan kedudukan yang sama antar sesama mahasiswa.
• Mencintai dan melestarikan warisan dan juga budaya Indonesia dengan belajar dan menerapkan
nya di kehidupan sehari-hari terutama di kampus. Menanamkan rasa persatuan, kesatuan, gotong
royong, dan rela berkorban di diri para mahasiswa serta harus mementingkan kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi.
• Para mahasiswa haruslah melakukan musyawarah jika hendak memperoleh keputusan bersama
dan tidak saling memaksakan kehendak antar mahasiswa ketika hendak berpendapat. Saling
menghargai dan bersikap adil dalam mengungkapkan pendapat maupun mendengarkan
pendapat yang di ajukan. Keputusan akhir pada saat musyawarah harus di setujui seluruh pihak
yang berpartisipasi dan menerima serta menghargai hasil musyawarah tersebut.
• Menanamkan sikap adil antar sesama mahasiswa. Menciptakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban serta menjalankan kewajiban masing-masing dan menghargai hak orang lain. Menaati
dan mematuhi peraturan yang terdapat di sila-sila Pancasila dan juga kita harus mementingkan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi sehingga terciptanya rasa keadilan di diri para
mahasiswa dan di lingkungan sekitar kampus.

Pewawancara : Bagaimana penerapan Pancasila dalam konteks kehidupan berbangsa?

Narasumber : Mengimani adanya Tuhan yang Maha Esa serta mematuhi perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Menerapkan toleransi antar umat beragama. Tidak melakukan pemaksaan dan
menghormati kebebasan beragama. Tidak merendahkan atau mencemooh agama maupun pemeluk
agama lain

Pewawancara : Apakah kehidupan masyarakat di sekitar telah sesuai dengan nilai-nilai pancasila?

Narasumber : Belum. Dikarenakan hilangnya semangat nilai-nilai pancasil dan semakin membuat
masalah baru bagi bangsa, semangat yang menjadi kebanggaan Negara terhadap dunia mulai tersorot,
hilangnya pemahaman akan persatuan yang menyerang saraf Pancasila, hilangnya pemahaman akan
persatuan dan kesatuan dan berdampak buruk bagi sesama warga negara.
Pewawancara : Apa saja karakter atau ciri-ciri kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila?

Narasumber : Ciri-ciri kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai - nilai Pancasila adalah dasarnya
bukan keyakinan idelogis sekelompok orang dan nilai-nilai sifatnya dasar secara garis besar.

Pewawancara : Apa tantangan dalam penerapan Pancasila di era reformasi?

Narasumber : Tantangan dalam penerapan Pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa
persatuan dan kesatuan di antara sesama warga bangsa. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan
ditandai dengan konflik antar daerah, dan tawuran antar pelajar. Selain itu, tindakan kekerasan yang
dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan.

Pewawancara : Apa fungsi filsafat Pancasila?

Narasumber : Dengan filsafat Pancasila, kita dapat mengetahui sifat kehidupan pedesaan dan semua
aspek yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan sosial dan kelangsungan hidup negara. Dengan
filsafat Pancasila kita dapat menemukan kebenaran yang penting tentang sifat negara, gagasan negara,
dan tujuan negara Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Analisis

Pancasila adalah filsafat bangsa Indonesia yang diperoleh sebagai hasil perenungan mendalam para tokoh
pendiri negara (the founding fathers) ketika mereka berusaha menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan
dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia. Hasil perenungan itu kemudian secara
resmi disahkan bersamaan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) tahun
1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Filsafat
Negara Republik Indonesia. Kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila Pancasila, juga jelas
merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan untuk menyatakan adanya satu
tujuan yang hendak dicapai secara bersama sehingga dapat disebut sebagai sistem. Pengertian suatu
sistem, sebagaimana dikutip oleh Kaelan (2000: 66) dari Shrode dan Don Voich memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: 1) suatu kesatuan bagian-bagian; 2) bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri; 3)
saling berhubungan, saling ketergantungan; 4) kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan
bersama (tujuan sistem); dan 5) terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

B. Kesimpulan

1. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pancasila sebagai sistem filsafat memliki fungsi
tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan.

2. Jika dilihat dari jawaban narasumber yang saya wawancarai, ia memiliki pemahaman dan pengetahuan
yang lebih banyak mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini.

C. Saran

Kita sebagai generasi milenial Indonesia harus memiliki pemahaman mengenai Pancasila sebagai sistem
filsafat karena masih banyak dari sebagian masyarakat Indonesia yang belum memiliki kesadaran tentang
pentingnya filsafat Pancasila.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai