Nama Anggota:
Asiah 230211041
2023
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
dari banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah inidapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang
menyokong negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak
terombang-ambing oleh persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya
ideologi merupakan hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan
distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat sesuatu yang bersifat dialektis
antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin
realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal.
Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga
membentuk masyarakat menuju cita-citanya. Indonesia pun tak terlepas dari hal itu,
dimana Indonesia memiliki dasar negara yang sering kita sebut Pancasila.
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat)
tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan
kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa
yang diyakini kebenarannya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang
mendiami Negara tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang
dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek
suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit
menjadi milik atau ciri khas seseorang atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi
bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian
yang secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu
masyarakat (Prayitno, 1989:1)
Indonesia adalah suatu Negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa lain.
Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama pancasila yang terdiri dari
lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia
1.2 Rumusan Penulisan
PEMBAHASAN
Pancasila adalah lima sila dengan satu kesatuan yang berasal dari nilai-nilai luhur
dan bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang majemuk dan
beragam dalam artian Bhinneka Tunggal Ika. Objek materi filsafat adalah
mempelajari segala hakikat sesuatu baik material konkrit (manusia, binatang, alam,
dll). dan abstrak (nilai, ide, moral dan pandangan hidup). Seperti dibagian awal
paragraf, bahwa pengertian pancasila sebagai sistem filsafat adalah dasar mutlak
dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas, tentunya dengan saling
mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya.
Misalnya: ketika kita mengkaji sila kelima yang intinya tentang keadilan, maka
harus dikaitkan dengan sila - sila yang lain yaitu
Artinya adalah semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara berpedoman pada Pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum bangsa dan negara republik Indonesia. Orang yang berfikir
filsafatan adalah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang lebih rendah
derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, selalu berpikiran
positif,kritis, serta bersifat arif dan juga bijaksana, universal, dan selalu optimis
(percaya diri).
Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila merupakan hasil dari buah pemikiran,
penilaian,dan refleksi filosofis dari bangsa Indonesia sendiri. Ideologi Pancasila
berbeda denganideologi-ideologi lainnya karena dalam isi Pancasila diambil dari nilai
budaya bangsa danreligi yang telah melekat erat, sehingga jiwa pancasila adalah
jiawa bangsa Indonesia sendiri,sedangkan ideologi lain seperti liberalis, sosialis,
komunis, dan lain sebagainya merupakanhasil dari buah pemikiran filsafat orang.
b. Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia
Manusia berfilsafat dikarenakan dilihat dari kata filsafat itu sendiri. Filsafat
merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya menurut aliran masing-masing.
Manusia berfilsafat di karenakan ada sesuatu yang diyakini kebenarannya menurut
insting dan kenyakinan dalam menilai sesuatu hal.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi pilar yang penting dalam
kehidupan pemerintah dan masyarakatnya. Pilar-pilar itu tercermin dalam tiap-tiap
sila Pancasila. Penerapan atau implementasi sila-sila dalam Pancasila merupakan hal-
hal yang wajib di lakukan oleh setiap warga negara. Namun, di zaman sekarang
implementasi Pancasila hanya menjadi teori di sekolah, kampus atau lembaga
pendidikan lainnya. Pancasila hanya dijadikan suatu simbol tanpa ada tindakan
konkret bagi terwujudnya Masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Mahasiswa
yang merupakan agent of change yang sebenarnya menggerakan implementasi
Pancasila kini mulai hilang semangat.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia
bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan
dari sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan
kesatuan dari sila-silaPancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu
terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa
dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan
kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri
sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling
berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain.
Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang
menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar
filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar
hidup bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam
kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat,
kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya
juga terdapat kesamaan. Secara hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-
perbedaan itu juga memiliki kesamaan, bangsa Indonesia berasal dari keturunan
nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki kesatuan darah. Dapat
diungkapkan
pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu juga mempunyai
kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia pernah
dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih
penting lagi adalah bahwa setelah merdeka, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan
tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah
yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada
persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal dengan wawasan “Bhineka
Tunggal Ika”.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan,
segala bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan
merupakan persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan
kepentingan bersama harus diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan
lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas, menuntut bahwa
kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan lainnya. Negara
harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi semua
golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga
bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan
Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan
diridengan golongan terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang
paling kuat,melainkan Negara mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan
semua golongan yang paling kuat, melainkan Negara mengusahakan tujuannya
dengan memperhatikan semua golongan dan semua perseorangan. Negara
mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar
ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat
pancasila,dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini para
pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA