Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PPKN

PANCASILA SEBAGAI FILOSOFI,IDEOLOGI, SEBAGAI SUMBER HUKUM


SERTA ALAT PEMERSATU BANGSA

Disususun Oleh:
Kelompok 2
Lisa
Muh.Ilman
Nurazizah Jafar

Dosen Pengampu:Drs.MUZAKKIR,M.A
Kelas :PAI12
Fakultas/Prodi :Tarbiyah,PAI
Angkatan :2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat,Taufik dan
Hidayahnyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih
sangat kurang. Oleh karena itu kami harap kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

12 OKTOBER 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Penulisan...............................................................
BAB II Pengertian Pancasila Filosofi, Ideologi dan sebagai sumber hukum serta alat
pemersatu bangsa
II.1 Sejarah Pancasila sebagai Filosofi………………………………… VI
II.2 Pancasila sebagai Ideologi........................................ VIII
II.3 Pancasila sebagai Sumber Hukum Serta Alat Pemersatu
Bangsa.................................. XII

BAB III PENUTUP


III.1 KESIMPULAN......................................................XIX
SARAN............................................................... XXIII
III.3 DAFTAR PUSTAKA………………………….. XXIV

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tiap manusia memiliki pandangan hidup, yang memandang bagaimana hidupnya, dan apa
dan bagaimana harus menjalani hidup. Begitu pula bangsa Indonesia memiliki pandangan
hidupnya sendiri, berbeda dengan pandangan hidup bangsa lain. Pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah Pancasila. Suatu bangsa sebagai kumpulan individu pastilah mempunyai
nilai-nilai yang dijunjung tinggi sebagai kultur normatif yang memberikan arah setiap
keputusan dan kegiatannya. Nilai-nilai ini disebut pula sebagai pandangan hidup bangsa
yang merupakan kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu yang diyakini kebenarannya
sehingga menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Tanpa pandangan hidup, bangsa akan
goyah dan kehilangan pegangan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,
baik dari dalam negeri maupun luar negeri, lebih-lebih dalam percaturan nasional.
Pertanyaan akan pandangan-pandangan hidup sebelumnya ini termasuk ranah filsafat.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia juga sebagai dasar Negara.
Pancasila memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi bagi Indonesia sebagai Negara.
Negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh dan
kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Mempelajari Pancasila lebih
dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus
diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang
lebih bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi
negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.

1.2Rumusan Masalah
Mengapa Pancasila disebut sebagai suatu sistem filsafat?
Apa arti Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia?
Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam Pancasila sebagai sumber hukum serta alat
pemersatu bangsa.
Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
Negara Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Filosofi Pancasila

Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senaantiasa dan menyertai kehidupan manusia.
Secara terminologis atau apa yang terkandung dalam istilahnya, kata “filsafat” memiliki
banyak arti. Semua aliran filsafat mempunyai definisi sendiri-sendiri. Secara etimogis istilah
“filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya
“hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom” (Nasution, 1973). Jadi secara harfiah istilah
filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang dimaksudkan adalah
melakukan perbuatan atas dorongan kehendak yang baik berdasarkan akal yang benar
sesuai dengan rasa kemanusiaan. Istilah “Pancasila” berasal dari kata Sanskerta
“pancasyila” (panca=lima, syila=dasar atau azas) yang diartikan “lima dasar”. Selanjutnya
kedua istilah itu digabungkan menjadi “Filsafat Pancasila” yang berarti “Cinta kebijaksanaan
yang berlandaskan lima asas” atau “cinta kebijaksaan dengan berpedoman pada lima
prinsip”.
Filsafat secara umum termasuk juga filsafat pancasila mempunyai tujuan yang sesuai
dengan dasar filsafat tersebut. Pancasila dengan dasar sebagai pandangan hidup bangsa
dan dasar filsafat negara, maka tujuan filsafat pancasila secara umum adalah untuk
menandingi filsafat komunis dan filsafat liberalis, tujuan ini berhasil atau tidaknya tergantung
dari ketangguhan pancasila yang di dukung oleh penalaran kefilsafatan.
Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu
asas peradaban. Sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasi oleh sila-sila lainnya. Secara
demikian ini maka pancasila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud
dengan sistem adalah satu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Terjadi dalam suatu lingkungan yang komples (Shore dan Voich, 1974:22)
Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung
dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang
Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa
yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Nilai Dasar
Fundamental Bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia
Dasar Filosofis
Dasar pemikiran filosofis dari sila-sila pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah
sebagai berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara republik Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan
serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
Nilai-nilai Pancasila sebagai Filsafat Negara
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar
Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia
dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara. Nilai nilai Pancasila
yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan kewarganegaraan,
kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai-nilai Pancasila bersibat obyektif dan subyektif,
artinya hakikat nilai-nilai pancasila bersifat universal atau berlaku dimanapun, sehingga
dapat diterapkan di negara lain. Nilai –nilai pancasila bersifat objektif, maksudnya :
Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan adanya sifat
umum universal dan abstrak. Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam
kehidupan bangsa Indonesia

2.2 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas
(Al-Marsudi, 2001:57). Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi
filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia
untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menganggap sebagai suatu
kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.Termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat maka filsafat Pancasila itu
berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh
seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia. Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila
sebagai satu rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum,dasar
moral,kaidah fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari
pusat sampai ke daerah-daerah.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam nilai-nilai
sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh
masyarakatnya. Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam ideologi Pancasila tersebut,
sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan karakter manusia Indonesia yang
ideal, sebagaimana yang diharapkan para penggali dari pancasila itu sendiri.
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia Sebagai ideologi bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya(cultural bond)yang berkembangan secara
alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi
negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur
bangsa. Menurut Dr.Alfian Pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi
Pancasila sebagai ideologi Negara,yaitu :
Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
Pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara.
Pancasila sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu:
Kesatuan/Persatuan,kebebasan,persamaan,kepribadian dan prestasi. Kelima prinsip inilah
yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan
personal-personal di dalamnya. Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat
internasional,Pancasila juga mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung
daya tahan dari ideologi itu. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada
kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap
bertahan sebagai ideologi terbuka,nilai dasarnya tetap dipertahankan namun nilai praktisnya
harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa
Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus
bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu
adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–upaya
tersebut antara lain :
Melalui dunia pendidikan,dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada
setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
Lebih memasyarakatkan pancasila.
Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap pancasila.
Menolak dengan tegas faham-faham yang bertentangan dengan pancasila.
Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia
Hal ini berarti bahwa Pancasila melekat erat pada kehidupan bangsa
Indonesia,dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia. Segala
Aktivitas bangsa Indonesia disemangati oleh Pancasila.
Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia:
Hal ini berarti bahwa sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia
mempunyai ciri-ciri khas yang dapat
Membedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian,
dan kepribadian bangsa Indonesia adalah
Pancasila.
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia:
Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
Dipergunakan sebagai petunjuk,penuntun,dan pegangan dalam
Mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam kehi-
Dupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia:
Falsafah berasal dari kata Yunan “philosophia”. Philos atau philein
Berarti to love (mencintai atau mencari). Sophia berarti wisdom,
Kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi secara harfiah,filsafat berarti
Mencintai kebenaran. Dengan demikian,Pancasila sebagai falsafah
Hidup bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa,Pancasila oleh
Bangsa Indonesia diyakini benar-benar memiliki kebenaran. Filsafat berarti pula pandangan
hidup,sikap hidup,pegangan hidup,atau tuntunan hidup.

2.3Pancasila Sebagai Sumber Hukum Serta Alat Pemersatu Bangsa

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan
Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat beragam. Mulai dari
suku,budaya,ras,bahasa,agama. Saat ini Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan 269 juta
penduduk,dan 714 suku,serta 1100 bahasa. Karena keberagaman tersebut Indonesia
dikenal sebagai negara yang sangat kaya. Dengan kekayaan yang kita miliki sebagai warga
Indonesia ini sepatutnya kita turut bangga. Namun dengan adanya keberagaman yang
berarti banyaknya perbedaan yang otomatis akan membuat berbagai macam konflik. Maka
dari itu kita sebagai warga Indonesia ini harus menjaga serta mencintai keberagaman yang
kita miliki ini sehingga tidak terjadi perpecahan diantara warga Indonesia. Maka dari itu
diciptakanlah suatu pedoman hidup yang disebut juga dengan ideologi negara, yaitu
pancasila. Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang dapat menyatukan
keberagaman yang ada di Indonesia ini menjadi satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia. Di
dalamnya terkandung lima nilai penting sebagai pedoman bangsa Indonesia.
Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana sila ini mengandung arti pengakuan
atas keberadaannya Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya. Dan manusia
beriman diwujudkan dalam ketaatannya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Dalam sila ini berarti juga Tuhan yang
majemuk,tidak memihak suatu golongan tertentu. Artinya semua agama dan kepercayaan
masyarakat Indonesia berada dalam sila pertama ini. Setiap orang harus menghargai
agama dan kepercayaan mereka masing-masing,dengan menghargai kepercayaan orang
lain dan tidak menghina ataupun mengganggu saat orang tersebut sedang melakukan
ibadah. Dengan adanya sila pertama ini, keberagaman tentang kepercayaan dan agama di
Indonesia ini dapat tetap terjaga jika dijalankan dengan benar. Dalam kehidupan sehari hari
sila pertama ini dapat diamalkan dengan mempercayai adanya Tuhan. Saat mempercayai
adanya Tuhan maka kita akan berhati-hati dalam menjalani hidup. Menolak adanya Tuhan
sama dengan melanggar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu kita juga
harus memeluk suatu agama tertentu. Di Indonesia terdapat enam negara resmi yaitu Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Agama merupakan
bagian dari identitas kita sebagai warga negara Indonesia. Makna kemerdekaan beragama
bagi Indonesia begitu besar, karena di masa penjajahan sering terjadi pemaksaan untuk
memeluk agama tertentu. Kemudian sebagai penganut suatu agama hendaknya
menjalankan ibadah sesuai perintah Agama masing-masing. Karena beragamnya
agama,maka sifat toleransi sangatlah dibutuhkan. Dengan adanya toleransi akan
mengurangi konflik yang terjadi dan makin menghargai dan menghormati agama lain.
Kemudian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini mengandung arti
setiap manusia adalah makhluk yang sama. Walau berbeda
suku,budaya,agama,bahasa,setiap manusia tetaplah sama dan sederajat. Dengan kata lain
setiap masyarakat Indonesia itu sama dan sederajat serta mereka semua memiliki hak dan
kewajiban yang sama sebagai warga negara. Sehingga seharusnya keberagaman yang ada
tidak menjadi konflik diantara masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sehari hari pun dapat
dilakukan dengan menghormati hak orang lain. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban
masing masing. Sebagai umat manusia sebaiknya tidak boleh hanya memikirkan
kepentingan diri sendiri saja namun juga kepentingan orang lain. Misalnya saat seseorang
sedang membutuhkan hiburan dengan menonton televisi, namun adik atau kakaknya
sedang butuh waktu berkonsentrasi untuk belajar. Maka sebagai orang yang menghargai
hak orang lain hendaklah orang tersebut mengurangi volume suara tersebut.
Selanjutnya sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Disini sangatlah jelas bahwa sila ini
merupakan perwujudan dari mengatasi paham perseorangan, golongan, suku bangsa.
Dalam sila ini menggambarkan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia harus Bersatu
dan mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia lebih dari kepentingan perorangan,
golongan, maupun suku bangsa. Karena setiap masyarakat Indonesia adalah warga negara
Indonesia, maka tidak ada lagi yang namanya perorangan,kelompok,dan lain sebagainya.
Namun yang ada hanyalah bangsa Indonesia sebagai pemersatu sehingga tidak ada lagi
perpecahan diantara setiap masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari seperti
bangga akan karya Bangsa. Membeli produk-produk dalam negeri,bukan produk import.
Karena sebenarnya dari segi kualitas produk produk dalam negeri tidak kalah dengan
produk luar negeri. Kemudian juga menggunakan Bahasa Indonesia, karena Bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan.
Sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Pancasila bukan hanya membahas tentang perbedaan
suku,ras,budaya,dan agama,namun juga perbedaan pendapat yang dapat dipecahkan
masalahnya pada sila keempat ini. Sila ini menyatukan segala perbedaan pendapat yang
ada di seluruh masyarakat Indonesia dan dijadikan suatu keputusan dengan adanya
demokrasi secara musyawarah. Musyawarah ini membuat semua kepentingan individu
maupun golongan dapat terpenuhi,sehingga tidak akan ada yang merasa dirugikan dalam
pengambilan suatu keputusan. Dalam kehidupan sehari hari dapat dicontohkan dengan
saling menghargai pendapat. Terkadang dalam melakukan suatu tugas membutuhkan
pendapat dari orang lain juga supaya tugas tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif.
Disaat seperti ini menghargai pendapat orang lain sangatlah dibutuhkan. Kemudian juga
menerima kritik dari orang lain. Dengan adanya kritik dari orang lain,maka sebagai orang
yang mengamalkan sila keempat hendaklah menerimanya dengan lapang dada dan
mengintrospeksi diri sendiri serta memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Dan yang terakhir adalah sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Disini sangat jelas membahas tentang keadilan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Keadilan yang dimaksud berlaku bagi seluruh aspek kehidupan termasuk hak
dan kewajiban tiap masing individunya. Selain itu kita juga harus mementingkan
kepentingan orang lain terlebih dahulu,bukan kepentingan diri kita sendiri. Dan juga jika
seseorang melanggar akan diberikan sanksi yang adil sesuai dengan apa yang telah
diperbuatnya,serta hukuman tersebut berlaku sama kepada setiap orang yang melanggar
juga. Dengan adanya keadilan ini masyarakat akan merasakan kesetaraan dan tidak ada
yang merasa dirugikan.
Maka dari itu dengan adanya pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, diharapkan
setiap individu masyarakat menanamkannya dalam diri masing-masing untuk mengamalkan
sikap pancasila tersebut. Sehingga keberagaman yang ada di Indonesia ini bukan
menimbulkan suatu konflik tetapi menjadi aset yang berharga untuk memajukan Indonesia.
Sikap ini pasti tidak dapat dilakukan jika sejak kecil masyarakat Indonesia tidak pernah
diajarkan mengenai pancasila. Maka dari itu sejak dini hendaklah setiap warga Indonesia
sudah mengetahui tentang pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dan
menanamkannya dalam diri masing-masing serta mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat, dengan sila-silanya saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara
dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang disebut pula sebagai ideologi nasional atau
ideologi Negara. Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal serta menjadi orientasi dalam hidup oleh
seluruh masyarakatnya. Pancasila beserta kelima silanya itu dijadikan sebagai pandangan dan
pegangan hidup serta dijadikan sebagai pembimbing dalam segala macam praktik kehidupan
menyangkut berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
Dan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum memberi makna bahwa sistem hukum nasional
wajib berlandaskan Pancasila. Juga, Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan
bangsa. Hal ini berarti, Pancasila juga menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan
Indonesia sekaligus juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaan- perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai