Anda di halaman 1dari 10

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi
dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang
harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di
dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
c. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air
yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya
lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur
yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal
tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah
menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara
menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap
tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya
miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran
air hujan.
d. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas,
salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar
oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap
organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan
agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara
tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan
dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah
dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter
pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun
kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa
dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah
lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan
kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet
yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu
udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.
Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab
hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga
penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota
laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang
di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai
disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami
terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
a) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.
b) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
c) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
d) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut
akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian
flora dan fauna di antaranya adalah:
a) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
b) Melarang kegiatan perburuan liar.
c) Menggalakkan kegiatan penghijauan.
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah:
a) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
b) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
c) Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
d) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.
e) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan Dengan Baku Mutu
Lingkungan (BML)

smkn1anjatan.sch.id
madingku.smkn1anjatan.sch.id

Diposkan oleh Lidia Febriantie di 22.24 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang
meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam
sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk
kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan
manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi
berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap
kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
1. Dampak pembangunan
Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang merupakan
kemajuan dan perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin dicapai.
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, yang tujuan jangka panjangnya dititik
beratkan pada pembangunan di bidang ekonomi dengan sasaran utama mencapai
keseimbangan antara bidang pertanian dan industri, serta terpenuhinya kebutuhan pokok
rakyat. Dengan demikian sasaran pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Focus dari kajian ini sebenarnya adalah pembangunan di bidang industri. Dimana
pembangunan di sector ini adalah suatu pembangunan yang sangat banyak memiliki
dampak baik positif maupun negative.
DAMPAK POSITIF
a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
c.Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
d. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industi
DAMPAK NEGATIF
a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
b. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang
binatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain
lain.
2. Penurunan kualitas lingkungan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta dorongan
pertumbuhan ekonomi telah memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas
lingkungan.
Penurunan kualitas lingkungan telah dipelajari oleh berbagai pakar ekonomi
kependudukan, bahwa tekanan pertumbuhan penduduk hanyalah salah satu kunci yang
menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang terjadi saat ini.
Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan berbagai
masalah berikut :
1. mutasi gen
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat
persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar.
Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa
perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan
perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat Mutasi terjadi
karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat
yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun
buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk
menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian Mutasi sangat jarang
terlihat, hal ini disebabkan :
- Mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena
jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali
- gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala Mutasi tidak dapat diamati sebab
individu segera mati sebelum dewasa
- gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot
tidak akan terlihat
2. dampak rumah kaca
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah
kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi
akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua;
yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan
pendapat.
Akibat yang dialami Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan
adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya
gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang
panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
3. hujan asam
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar
difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur
mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh
Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi
istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Terjadinya hujan asam
harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu
keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik,
namun juga pada lingkungan abiotik,.
4. pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah
satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan
polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan
terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Akibat dari pencemaran air adalah terjadinya banjir, Erosi, Kekurangan sumber air, Dapat
membuat sumber penyakit, Tanah Longsor, Dapat merusak Ekosistem sungai.

smkn1anjatan.sch.id
madingku.smkn1anjatan.sch.id
Diposkan oleh Lidia Febriantie di 22.21 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

A. PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN


Di dalam istilah sehari-hari, pembangunan berwawasan lingkungan hidup sering
dikemukakan sebagai pembangunan berkelanjutan. Adapun pengelolaan lingkungan hidup
merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan,
dan pengendalian lingkungan hidup.
Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan tersebut memberikan gambaran
bahwa minimal terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berwawasan
lingkungan hidup yang berkelanjutan yaitu:
1. pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana;
2. pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; dan
3. peningkatan kualitas hidup generasi.
Jika terdapat pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, terdapat pula
pengelolaan lingkungan hidup yang kurang bijaksana. Kegiatan yang tidak bijaksana
merupakan tindakan pengrusakan lingkungan. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya
alam yang tidak bijaksana akan menimbulkan perubahan secara langsung maupun tidak
langsung terhadap sifat fisik dan hayati lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Bentuk-bentuk kegiatan yang tidak bijaksana, antara lain sebagai berikut:
a) Berburu binatang yang telah dilindungi oleh undang-undang dapat memusnahkan binatang
langka.
b) Menangkap ikan di sungai, danau, maupun laut dengan menggunakan bahan peledak,
listrik, atau racun akan mematikan seluruh jenis ikan.
c) Pembangunan rumah, permukiman, dan fasilitas sosial di daerah sempadan sungai dan di
daerah resapan air.
d) Menebang kayu di hutan lindung secara sewenang-wenang mengakibat kan hutan menjadi
gundul. Hutan yang gundul akan memperbesar peluang terjadinya erosi, kekeringan, dan
tanah tandus.
e) Melakukan sistem ladang berpindah.
f) Membuang limbah rumah tangga maupun industri secara sembarangan.
Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan hidup, antara lain:
a) tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan
hidup;
b) terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan
tindakan yang melindungi lingkungan hidup;
c) terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang;
d) tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e) terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
f) terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangu nan, seperti pencemaran
tanah, air, dan udara.
Dalam kegiatan proyek-proyek pembangunan yang berskala besar, sebelum proyek
itu dilaksanakan diwajibkan menyusun suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Amdal) yang telah diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999.
Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup. Amdal
merupakan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting
terhadap suatu usaha dan atau kegiatan. Adapun bagi proyek-proyek yang sudah berjalan,
dan sebelumnya tidak dilengkapi dengan dokumen Amdal, akan dilakukan audit lingkungan.
Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung
jawab usaha untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan
kebijaksanaan atau standar yang telah ditetapkan.
Dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, peran serta masyarakat juga
sangat dibutuhkan. Dalam hal ini masyarakat memiliki hak sebagai berikut :
a) Setiap orang memiliki hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
b) Setiap orang memiliki hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran
dalam pengelolaan lingkungan hidup.
c) Setiap orang memiliki hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain hak, masyarakat juga memiliki kewajiban yang porsinya sama dan harus dilaksanakan
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain
sebagai berikut :
a) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah
dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
b) Setiap orang yang melakukan usaha berkewajiban memberikan informasi yang benar dan
akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
c) Masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Kemajuan tingkat pembangunan pada setiap sektor kehidupan masyarakat dewasa
ini membawa implikasi terhadap adanya perilaku manusia yang memiliki wawasan terhadap
pelestarian lingkungan hidup sebagai habitat bagi akumulasi dan interaksi berbagai
komponen biotik dan abiotik. Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup mutlak
diperlukan demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan
alam Indonesia dapat diwariskan pada generasi yang akan datang.
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan
berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya
perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat
negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana
menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang
terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam
secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
Komponen-Komponen Lingkungan Diantara komponen-komponen lingkungan yang
penting, adalah
a) Biologi, mencakup sub-komponen:
 Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
 Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
b) Geofisik, mencakup sub-komponen:
 Iklim
 Fisiografi
 Hidrologi
c) Kimia, mencakup sub-komponen:
 Kualitas udara
 Kualitas air
 Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
 Demografi industri dan kependudukan
 Sosial ekonomi
 Sosial budaya
Pembangunan kita sangat perlu diperhatikan dan banyak yang perlu diatasi
termasuk masalah lingkungan, namum pengalaman menunjukan, pembangunan dapat
menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh tentang dampak negatif pembangunan
antara lain :
a) Pembangunan pengembangan sumber daya air yang telah menimbilkan banyak masalah
kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah menciptakan habitat
baru atau memperbaiki habitat baru yang ada bagi berbagai sektor penyakit, antara lain :
banyak jenis nyamuk yang menjadi sektor penyakit malaria, demam berdarah, encephalis,
filariasis, lalat yang menjadi sektor penyakit tidur dan buta sungai, serta siput yang menjadi
vektor bilharziasis.
b) Pencemaran udara oleh banyak mobil yang terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor,
Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk Jakarta saja
pencemaran udara telah banyak menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk
tahun 2006 diperkirakan sebesar US$ 625 juta.
c) Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah. Kerusakan tata
guna lahan dan tata air di daerah Puncak dan Lembang adalah contoh lain. Karena
kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi banjir meningkat.
Di Jakarta dan di Bandung banjir sudah menjadi kejadian rutin dalam musim hujan.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspadai. Pada satu pihak
kita tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa pembangunan kita
pasti ambruk. Di pihak lain kita harus memperhitungkan dampak negatif dan berusaha
untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya. Pembangunan itu harus berwawasan
lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan
sampai pada waktu operasi pembangunan itu. Dengan pembangunan berwawasan
lingkungan, pembangunan dapat berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai ”pembangunan yang
memenuhi kebutuhannya sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.” Pembangunan berkelanjutan mengandung arti,
lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan terus menerus karena tidak ada
habisnya sumber daya yang menjadi modal pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal
buatan manusia, seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasaran pembangunan.
Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan
pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan. Tegusurnya permukiman
rakyat kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak adat dan hak mengolah atas tanah
mereka, sedang mereka tidak dapat banyak menikmati hasil pembangunan, merupakan
salah satu sebab penting terjadinya kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial
yang makin meningkat sehingga perlu kita waspadai dalam proses pembangunan.
Kesenjangan yang makin meningkat antara kelompok masyarakat yang satu dengan
kelompok yang lainnya akan meningkatkan kecemburuan dan keresahan sosial sehingga
gejolak sosial dengan mudah dapat tersulut, bahkan dapat meledak.

Anda mungkin juga menyukai