Pasal 1
Dalam peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktik kefarmasian oleh Apoteker.
• Pasien tanpa resep dokter akan langsung dilayani, Tenaga Teknis Kefarmasian akan
mengambil barang, menghargai dan diserahkan dengan penjelasan.
• Pasien yang membawa resep kredit maupun tunai, TTK akan memeriksa kelengkapan dan
melakukan skrining resep, meminta data pasien, kemudian menghargai resep, Setelah itu,
TTK menanyakan kepada pasien apakah obat tersebut akan diambil semua atau sebagian
saja. Jika sebagian TTK akan membuatkan copy resep lalu mengambilkan obat, melakukan
peracikan obat bila ada resep racikan, diberi etiket dan memberikan informasi obat kepada
pasien sambil menyerahkan obatnya.
• Pasien yang membawa resep BPJS maupun PRB, TTK akan memeriksa kelengkapan resep
dan melakukan skrining resep, meminta data pasien sesuai dengan persyaratan yang
berlaku untuk pengambilan obat tersebut. Apabila pasien menebus obat dengan
menggunakan resep PRB, apabila ada obat yang tidak tersedia diapotek maka TTK kan
memberikan copy resep dan menyuruh menebus obat diapotik yang aa Program Rujuk
Balik atau menyuruh pasien kembali jika obat sudah terdedia di Apotek.
Penyimpanan resep
• Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan
Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan
cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
• Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat
digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.