Foto bumi biru. Environmentalisme merupakan kekhawatiran dampak perilaku manusia terhadap
kelestarian bumi dan sistem alam.
Environmentalisme adalah filosofi, ideologi[1][2][3] dan gerakan sosial yang luas mengenai
masalah konservasi lingkungan dan peningkatan kesehatan lingkungan. Environmentalisme
mendukung pelestarian, restorasi dan / atau perbaikan lingkungan alam, dan dapat disebut
sebagai sebuah gerakan untuk mengendalikan pencemaran atau melindungi keanekaragaman
tumbuhan dan satwa.[4] Untuk alasan ini, konsep-konsep seperti etika lahan, etika lingkungan,
keanekaragaman hayati, ekologi dan hipotesis biophilia hipotesis merupakan hal yang dominan.
Pada inti nya, environmentalisme adalah upaya untuk menyeimbangkan hubungan antara
manusia dan berbagai sistem alam di mana manusia bergantung sedemikian rupa sehingga semua
komponen mendapat perlakuan yang sesuai untuk kelestariannya. Lingkungan hidup dan
masalah lingkungan sering diwakili oleh warna hijau,[5]
Pada prakteknya, environmentalism berkaitan erat dengan ekologi, sebab ekologi menyediakan
informasi tentang bagaimana kerusakan lingkungan mempengaruhi mahluk hidup dan bagaimana
cara memperbaikinya.
Salah satu contoh pertama adalah orang-orang Bishnois di Rajasthan, India, yang rela mati demi
mencegah penebangan pohon-pohon di desa mereka atas perintah raja.
Beberapa tokoh modern adalah John Muir dan Henry David Thoreau. Thoreau tertarik akan
hubungan antara manusia dan lingkungan hidup dan mempelajari hal ini dengan cara hidup dekat
dengan alam dengan gaya hidup sederhana.
Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada
wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerahdaerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang
kritis dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan
karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau
dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat
menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah
banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian
yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpanggilir, agar unsurunsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu
jenis tanaman.
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota
tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di
daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Ekosistem
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[1] Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.[1]
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal
balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.[1] Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada.[1]
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem.[2] Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.[2] Pengertian ini
didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama
dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi
cocok untuk kehidupan".[2] Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer
dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.[2]
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat
ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran
yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.[3]
Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang
sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.[1] Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem
dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber
makanannya.[1] Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran
Daftar isi
1 Komponen pembentuk
o
1.1 Abiotik
1.2 Biotik
2 Ketergantungan
o
3 Tipe-tipe Ekosistem
o
3.3 Buatan
4 Lihat Pula
5 Referensi
Komponen pembentuk
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium
atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.[4] Sebagian besar
komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.[2] Komponen abiotik dapat berupa
bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu[2]:
1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan
energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme).
Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen
abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang
disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya .[4] Komponen heterotrof disebut juga
konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil.[4] Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.[4]
Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati.[4] Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang
dimakan berukuran lebih besar.[1] Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen.[4] Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.[4] Ada pula pengurai yang disebut
detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu
kayu.[4] Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu[2]:
1. aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
Ketergantungan
Rantai makanan
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik
dan abiotik[2].
Antar komponen biotik
Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti[2]:
1. siklus karbon
2. siklus air
3. siklus nitrogen
4. siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.[2] Ulah
manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung
mengganggu keseimbangan lingkungan.[2]
Tipe-tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.[5]
Akuatik (air)
Ekosistem sungai
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.[5] Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.[5] Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.[5]
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai
55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.[5] Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25 C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat
batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang
disebut daerah termoklin.[5]
Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki
produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi[1]. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari
antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.[5] Komunitas hewannya antara lain
berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.[5]
Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.[5] Tumbuhan yang
hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.[5]
Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.[5] Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air[5]. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.[5]
Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan
lumba-lumba.[5]
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai.[1] Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi.[1]
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.[4]
Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.[4]
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora.[4] Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.[1]
Kedalamannya lebih dari 6.000 m.[4] Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya.[4] Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.[4]
Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di
lingkungan laut[6]. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.[6] Seperti
halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang
merayap yang efektif untuk berbiak.[6] Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan
rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan
sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara.[6] Sebagai sumber daya hayati, lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.[6]
Terestrial (darat)
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang
panjang.
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.[2]
Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.[2] Iklim sangat penting untuk
menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu.[2] Pola
ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.[2]
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.[5] Ciri-cirinya adalah curah hujan 200225 cm per tahun.[5] Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang
lainnya tergantung letak geografisnya.[5] Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang
pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).[5] Dalam hutan basah terjadi
perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme.[5] Daerah tudung
cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar
25 C.[5] Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek
sebagai epifit.[5] Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung
hantu.[5]
Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi
temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.[6] Sabana yang terluas di dunia terdapat di
Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.[6] Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.[1]
Padang rumput.
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.[4] Ciri-ciri
padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.[4] Tumbuhan yang ada terdiri atas
tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.[4] Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan
ular.[4]
Gurun.
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.[6] Ciri-ciri ekosistem
gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).[6] Perbedaan suhu antara siang dan
malam sangat besar.[6] Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil[6]. Selain itu,
di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.[6] Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa
hewan nokturnal lain.[6]
Hutan gugur.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah
curah hujan merata sepanjang tahun.[4] Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.[4]
Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk,
dan rakun (sebangsa luwak).[4]
Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya
adalah suhu di musim dingin rendah.[5] Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.[5] Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.[5]
Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi.[5] Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.[5] Contoh
tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan
rumput alang-alang.[5] Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.[5]
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.[6] Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang
rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.[6] Ekosistem karst
mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem
lain.[6]
Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.[5]
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.[1] Contoh ekosistem
buatan adalah[5]:
bendungan
sawah irigasi
perkebunan sawit
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.[2] Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti
polusi dan panas.[2]
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.[1] Semua ekosistem dan kehidupan selalu
bergantung pada bumi.[1]
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia yang
medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan atau
lingkungan tempat hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki
beragam variasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik berupa bahan
organik, senyawa anorganik, serta faktor yang memengaruhi distribusi
organisme, antara lain:
1. Suhu
Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas akan
membutuhkan energi untuk dapat meregulasi temperatur dalam
tubuh.
2. Air
Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme.
Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap
ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.
3. Garam
Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam
organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial
mampu untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan dengan
kandungan garam yang tinggi.
4. Cahaya matahari
Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga yang terjadi pada
lingkungan air, fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat
dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari
yang sangat besar dapat membuat peningkatan suhu, hal ini dapat
mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.
Biotik
Biotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu organisme.
Komponen biotik merupakan suatu komponen yang menyusun ekosistem
selain komponen abiotik. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup
sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu heterotrof atau konsumen dan
dekomposer atau pengurai :
1. Heterotrof / konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan dari
bahan-bahan organik yang telah disediakan oleh organisme lain
sebagai sumber makanannya. Komponen heterotrof disebut konsumen
makro atau fagotrof karena makanan yang dimakan berukuran kecil.
Yang tergolong golongan heterotrof adalah manusia, hewan, mikroba,
dan jamur.
2. Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang menguraikan
bahan-bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati.
Pengurai disebut konsumen makro atau sapotrof. Hal ini karena
makanan yang telah dikonsumsi memiliki ukuran yang lebih besar.
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil dari penguraian tersebut
dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Yang tergolong golongan pengurai atau
dekomposer adalah bakteri dan jamur. Tipe dekomposisi ada tiga,
yaitu:
1. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan
Tipe-Tipe Ekosistem
Akuatik (air)
o
Ekosistem estuari
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air
laut. Estuari sering dipagari dengan lempengan lumpur intertidal yang
cukup luas. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang sangat
tinggi serta memiliki banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang dapat
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, fitoplankton, dan
ganggang. Komunitas hewannya seperti cacing, ikan, kerang, dan
kepiting.
Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae memiliki
kemampuan untuk dapat tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin.
Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah. Air
sungai dingin serta jernih dan memiliki sedikit kandungan sedimen.
Aliran air dan gelombang secara konstan dapat memberikan oksigen
pada air. Ekosistem sungai dihuni oleh beberapa hewan seperti
gurame, kura-kura, dan sebagainya.
Ekosistem lamun
Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan dengan
temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial atau ekosistem darat dapat
dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat berperan penting untuk
menentukan mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat
tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat berbagai gangguan
misal seperti petir, kebakaran, penebanganan pohon, dan sebagainya.
o
Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah
hujan 40 60 inci per tahun, tetapi temperatur serta kelembaban
masih tergantung terhadap musim. Hewan yang hidup di sabana
antara lain serangga serta mamalia seperti zebra, hyena, dan singa.
Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan
sekitar 25-30 cm per tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas
atau peresapan air yang tinggi, dan drainase aliran air yang cepat.
Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri atas tumbuhan
terna dan rumput. Hewannya antara lain: bison, serigala, anjing liar,
zebra, gajah, jerapah, serangga, dan sebagainya.
Gurun
Hutan gugur
Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4
musim dan memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis
pohon dalam ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat.
Hewan yang terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain rusa,
rubah, beruang, dan rakun.
Taiga
Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah
tropik. Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang rendah. Hutan
taiga seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga
antara lain moose, beruang hitam, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada saat musim gugur.
Tundra
Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran
kutub utara serta terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan
pada ekosistem tundra yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.
Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah:
Bendungan
Sawah irigasi
Perkebunan sawit