Anda di halaman 1dari 2

 Konservasi lahan basah

Konservasi lahan basah adalah upaya untuk mempertahankan, mengelola, dan memulihkan ekosistem
lahan basah yang penting untuk keberlangsungan hidup manusia dan keanekaragaman hayati. Lahan
basah adalah wilayah yang diisi dengan air secara terus menerus atau intermiten dan memiliki jenis
tanaman dan hewan yang khas.

Beberapa cara untuk melakukan konservasi lahan basah antara lain:

1. Melindungi lahan basah dari kerusakan, seperti perusakan hutan atau pertanian yang tidak
terkontrol.
2. Menjaga kelestarian air di lahan basah dengan melakukan pengelolaan air yang baik.
3. Melakukan restorasi lahan basah yang rusak dengan mengembalikan fungsinya sebagai habitat
yang sehat dan produktif.
4. Mengatur penggunaan lahan untuk memastikan keberlangsungan lingkungan, seperti
membatasi pembangunan di daerah rawan banjir.
5. Melakukan edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya lahan basah dan upaya konservasinya.

Konservasi lahan basah sangat penting karena lahan basah merupakan sumber daya alam yang memiliki
nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan yang besar. Lahan basah memberikan berbagai manfaat, seperti
penyediaan air bersih, pangan, bahan baku industri, bahan obat-obatan, dan tempat rekreasi. Selain itu,
lahan basah juga berfungsi sebagai habitat bagi berbagai jenis satwa liar dan tumbuhan langka yang
harus dilindungi dan dilestarikan.

 Pengelolaan rawa dan lahan basah yang meliputi undang undang

Pengelolaan rawa dan lahan basah di Indonesia diatur dalam beberapa undang-undang, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya. Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan, pengawetan, dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, termasuk lahan basah dan rawa.
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Undang-undang ini mengatur
tentang pengelolaan hutan dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, termasuk lahan basah dan
rawa yang merupakan ekosistem hutan.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Undang-undang ini mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu dan
berkelanjutan, termasuk lahan basah dan rawa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Kawasan Ekosistem Rawa.
Peraturan pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan kawasan ekosistem rawa, termasuk
pemanfaatan, pemeliharaan, dan perlindungan lingkungan di dalamnya.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut. Peraturan pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan ekosistem gambut, yang juga
termasuk dalam jenis lahan basah.

Selain undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut, pengelolaan lahan basah dan rawa di
Indonesia juga diatur oleh beberapa kebijakan dan program pemerintah, seperti Rencana Aksi Nasional
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (RAN-SDAE) dan Program Pemerintah
Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (P3MDH).

Anda mungkin juga menyukai