Solusi Pemecahan Masalah Terhadap Rusaknya Hutan Mangrove
Untuk konservasi hutan mangrove, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan
Keppres No. 32 tahun 1990. Kawasan hutan mangrove adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara lain: 1. Penanaman kembali hutan mangrove (reboisasi) Peningkatan pengelolaan hutan mangrove agar diperoleh nilai lingkungan dan nilai ekonomi yang seimbang, dengan mengupayakan rehabilitasi hutan yang telah rusak sebagai prioritas utama dengan melakukan reboisasi. Reboisasi dilakukan untuk memulihkan fungsi ekologis ekosistem mangrove yang sangat besar artinya bagi kehidupan biota laut dan juga bagi manusia 2. Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan keuntungan kepada masyarakat antara lain terbukanya peluang kerja sehingga terjadi peningkatan pendapatan masyarakat. 3. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi, dll. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya. 4. Pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan perlu dilakukan dengan pengawasan dan penanganan limbah yang memenuhi peraturan yang sudah dicanangkan, sehingga kehidupan biota laut di wilayah pesisir tetap lestari. 5. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab. 6. Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi, khususnya di wilayah pesisir. 7. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan lokal tentang konservasi. 8. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir. 9. Program komunikasi konservasi hutan mangrove. 10. Penegakan hukum. 11. Perbaikan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Artinya dalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir masyarakat sangat penting dilibatkan yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu juga mengandung pengertian bahwa konsep-konsep lokal (kearifan lokal) tentang ekosistem dan pelestariannya perlu ditumbuhkembangkan kembali sejauh dapat mendukung program tersebut. 12. Membentuk jaringan kerja pengelolaan dan rehabilitasi hutan mangrove di seluruh Indonesia. 13. Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, baik negeri maupun swasta (LSM) 14. Mengembangkan Sumber Daya Manusia, dengan cara memberikan kesempatan training atau sekolah.
Santoso, U. 2007. Permasalahan dan solusi pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi
Bengkulu. Jurnal Perhutani, Volume 2.
Pramudji. 2004. Penanganan Hutan Mangrove Di Kawasan Pesisir Indonesia: Suatu
Program Yang Sangat Mendesak. Sumber:www.oseanografi.lipi.go.id