Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVASI

Oleh : Ja Posman Napit u

Pengampu : Prof. Dr.Djoko M arsono,M .Sc

Program St udi : Konservasi Sumberdaya Alam Dan Lingkungan

Sekolah Pasca Sarjana


Universitas Gadjah Mada
Jogjakart a , 2007
Pengelolaan Kaw asan Konservasi

A. Latar Belakang

Berdasarkan ket ent uan Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tent ang Kehut anan kit a mengenal mengenai

hut an dan klasifikasinya, sebagai berikut :

1. Kawasan hut an adalah wilayah t ert entu yang dit unjuk dan atau dit et apkan oleh Pemerint ah untuk

dipert ahankan keberadaannya sebagai hut an tet ap. Pemerint ah menet apkan hutan berdasarkan

fungsi pokok at as : Hut an konservasi, hut an lindung, dan hutan produksi

2. Hut an konservasi adalah kawasan hut an dengan ciri khas t ert entu, yang mempunyai fungsi pokok

pengawet an keanekaragaman t umbuhan dan satwa sert a ekosist emnya. t erdiri dari :

· Kawasan hut an suaka alam adalah hut an dengan ciri khas t ert entu, yang mempunyai fungsi pokok

sebagai sebagai kawasan pengawet an keanekaragaman tumbuhan dan sat wa sert a ekosist emnya,

yang juga berfungsi sebagai wilayah sist em penyangga kehidupan

· Kawasan hut an pelest arian alam adalah hutan dengan ciri khas t ert entu, yang mempunyai fungsi

pokok perlindungan sist em penyangga kehidupan, pengawet an keanekaragaman jenis t umbuhan dan

sat wa, sert a pemanfaat an secara lest ari sumberdaya alam hayat i dan ekosist emnya, dan taman buru

adalah kawasan hut an yang dit et apkan sebagai t empat wisat a berburu.

Sedang dalam ket ent uan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumberdaya Alam

Hayat i dan Ekosist emnya, kit a mengenal m engenai kawasan konservasi dan klasifikasinya sebagai

berikut :

1. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas t ert entu, baik di darat an maupun di perairan

yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawet an keanekaragaman t umbuhan dan satwa

sert a ekosist emnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sist em penyangga kehidupan, yang

mencakup

a. Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mem punyai kekhasan

t umbuhan, satwa dan ekosist emnya at au ekosist em t ert entu yang perlu dilindungi dan

perkembangannya berlangsung secara alami.

b. Kawasan suaka margasat wa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa

keanekaragaman dan at au keunikan jenis sat wa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan

pembinaan t erhadap habit at nya.


2. Kawasan Pelest arian Alam adalah kawasan dengan ciri khas t ert ent u, baik di darat an maupun

diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sist em penyangga kehidupan, pengawet an

keanekaragaman jenis t umbuhan dan sat wa, sert a pemanfaat an secara lest ari sumberdaya alam

hayat i dan ekosist emnya, yang mencakup :

a. Kawasan t aman nasional adalah kawasan pelest arian alam yang m empunyai ekosist em asli, dikelola

dengan sist em zonasi yang dimanfaat kan unt uk keperluan penelit ian, ilmu penget ahuan, pendidikan,

menunjang budidaya, pariwisat a dan rekreasi.

b. Kawasan t aman wisat a alam adalah kawasan pelest arian alam dengan t ujuan ut ama unt uk

dimanfaat kan bagi kepent ingan pariwisat a dan rekreasi alam.

c. Kaw asan t aman hut an raya adalah kawasan pelestarian alam untuk t ujuan koleksi t umbuhan dan

at au satwa yang alami at au bukan alami, jenis asli dan at au bukan asli, yang dimanfaat kan bagi

kepentingan penelit ian, ilmu penget ahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisat a dan

rekreasi alam.

B. Taman Nasional

Krit eria Penet apan Kawasan Taman Nasional (TN) adalah sebagai berikut :

1. Kawasan yang dit et apkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis

secara alami;

2. M emiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun sat wa dan

ekosist em nya sert a gejala alam yang masih utuh dan alam i;

3. M emiliki sat u at au beberapa ekosist em yang masih ut uh;

4. M emiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai pariwisat a alam;

5. M erupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Int i, Zona Pemanfaat an, Zona Rimba dan Zona

lain yang karena pert imbangan kepent ingan rehabilitasi kawasan, ket ergant ungan penduduk sekit ar

kawasan, dan dalam rangka mendukung upaya pelest arian sumber daya alam hayat i dan

ekosist emnya, dapat dit et apkan sebagai zona t ersendiri.

Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat ant ara lain :

1. Ekonomi, dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis, sebagai contoh

potensi t erumbu karang merupakan sumber yang memiliki produkt ivit as dan keanekaragaman yang

t inggi sehingga membant u meningkat kan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa

negara.
2. Ekologi, dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di darat an maupun

perairan.

3. Est etika, memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai usaha pariwisat a

alam / bahari.

4. Pendidikan dan Penelit ian, merupakan obyek dalam pengembangan ilmu penget ahuan, pendidikan

dan penelit ian.

5. Jaminan M asa Depan, keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun

di perairan memiliki jaminan unt uk dimanfaat kan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik

unt uk generasi kini dan yang akan datang.

Kawasan t aman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawet an

keanekaragaman jenis t umbuhan dan sat wa beserta ekosist emnya. Suat u kawasan t aman nasionali

kelola berdasarkan sat u rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi,

t eknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan t aman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar

kegiat an yang menunjang upaya perlindungan, pengawet an dan pemanfaat an kawasan.

Pengelolaan Taman nasional didasarkan at as sist em zonasi, yang dapat dibagi at as : Zona int i, Zona

pemanfaat an Zona rimba; dan at au yang dit et apkan M enteri berdasarkan kebut uhan pelest arian

sumberdaya alam hayat i dan ekosist emnya.

• ·Krit eria zona int i, yait u : mempunyai keanekaragaman jenis t umbuhan dan sat wa besert a

ekosist emnya mewakili formasi biot a t ertent u dan at au unit -unit penyusunnya mempunyai kondisi

alam, baik biot a maupun fisiknya yang masih asli dan at au tidak at au belum diganggu manusia

mempunyai luas yang cukup dan bent uk t ert entu agar menunjang pengelolaan yang efekt if dan

menjam in berlangsungnya proses ekologis secara alami mempunyai ciri khas pot ensinya dan dapat

merupakan cont oh yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi mempunyai komunit as

t umbuhan dan atau sat wa besert a ekosist emnya yang langka at au yang keberadaannya t erancam

punah.

• Krit eria zona pemanfaat an, yait u : mempunyai daya t arik alam berupa t umbuhan, sat wa at au

berupa formasi ekosist em t ert entu sert a formasi geologinya yang indah dan unik mempunyai luas

yang cukup untuk menjamin kelest arian potensi dan daya t arik unt uk dimanfaat kan bagi pariwisat a

dan rekreasi alam kondisi lingkungan di sekit arnya mendukung upaya pengembangan pariwisat a

alam.
• Krit eria zona rimba, yait u : kawasan yang dit et apkan mampu mendukung upaya perkembangan dari

jenis sat wa yang perlu dilakukan upaya konservasi memiliki keanekaragaman jenis yang mampu

menyangga pelest arian zona int i dan zona pemanfaat an merupakan t empat dan kehidupan bagi

jenis sat wa migran tert ent u.

Upaya pengawet an kawasan t aman nasional dilaksanakan sesuai dengan sist em zonasi pengelolaannya:

• Upaya pengaw et an pada zona int i dilaksanakan dalam bent uk kegiat an :

perlindungan dan pengamanan invent arisasi pot ensi kawasan penelit ian dan pengembangan dalam

menunjang pengelolaan.

• Upaya pengawet an pada zona pemanfaat an dilaksanakan dalam bent uk kegiat an :

perlindungan dan pengamanan invent arisasi pot ensi kawasan penelit ian dan pengembangan dalam

menunjang pariwisat a alam

• Upaya pengaw et an pada zona rimba dilaksanakan dalam bent uk kegiat an :

perlindungan dan pengamanan invent arisasi pot ensi kawasan penelit ian dan pengembangan dalam

menunjang pengelolaan pembinaan habit at dan populasi sat wa.

Pembinaan habit at dan populasi sat wa, meliput i kegiatan :

1. pembinaan padang rumput

2. pembuat an fasilit as air minum dan at au t empat berkubang dan mandi sat wa

3. penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan sat wa

4. penjarangan populasi sat wa

5. penambahan t umbuhan at au sat wa asli, at au

6. pemberant asan jenis t umbuhan dan sat wa pengganggu.

Beberapa kegiat an yang dapat mengakibat kan perubahan fungsi kawasan taman nasional adalah :

1. merusak kekhasan potensi sebagai pembent uk ekosistem

2. merusak keindahan dan gejala alam

3. mengurangi luas kawasan yang t elah dit ent ukan

4. melakukan kegiat an usaha yang t idak sesuai dengan rencana pengelolaan dan at au rencana

pengusahaan yang t elah mendapat perset ujuan dari pejabat yang berwenang.

Sesuat u kegiat an yang dapat dianggap sebagai t indakan permulaan melakukan kegiat an yang berakibat

t erhadap perubahan fungsi kaw asan adalah :

a. M emot ong, mem indahkan, merusak atau menghilangkan t anda bat as kawasan

b. M embawa alat yang lazim digunakan unt uk mengambil, menangkap, berburu, menebang, merusak,

memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam kawasan.


Taman nasional dapat dimanfaat kan sesuai dengan sist em zonasinya :

Pemanfaat an Zona int i :

1. penelit ian dan pengem bangan yang menunjang pemanfaat an

2. ilmu penget ahuan

3. pendidikan

4. kegiat an penunjang budidaya

Pemanfaat an zona pemanfaat an :

1. pariwisat a alam dan rekreasi

2. penelit ian dan pengem bangan yang menunjang pemanfaat an

3. pendidikan dan at au

4. kegiat an penunjang budidaya

Pemanfaat an zona rimba :

1. penelit ian dan pengem bangan yang menunjang pemanfaat an

2. ilmu penget ahuan

3. pendidikan

4. kegiat an penunjang budidaya

5. wisat a alam t erbatas.Taman Nasional adalah kawasan pelest arian alam yang mempunyai ekosist em

asli, dikelola dengan sist em zonasi yang dimanfaatkan untuk t ujuan penelit ian, ilmu penget ahuan,

pendidikan, menunjang budidaya, pariwisat a dan rekreasi alam.

C. Cagar Alam

Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan

t umbuhan, satwa dan ekosist emnya at au ekosist em t ertent u yang perlu dilindungi dan

perkembangannya berlangsung secara alami.

Adapun Krit eria untuk penunjukkan dan penet apan sebagai kaw asan cagar alam :

1. mempunyai keanekaragaman jenis t umbuhan dan satwa dan t ipe ekosist em;

2. mewakili formasi biot a t ertent u dan at au unit -unit penyusunnya;

3. mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak at au belum diganggu

manusia;

4. mempunyai luas yang cukup dan bent uk tert ent u agar menunjang pengelolaan yang efekt if dan

menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami;


5. mempunyai ciri khas pot ensi dan dapat merupakan cont oh ekosist em yang keberadaannya

memerlukan upaya konservasi; dan at au

6. mempunyai komunit as t umbuhan dan atau sat wa beserta ekosist emnya yang langka at au yang

keberadaannya t erancam punah.

Pem erint ah bert ugas mengelola kawasan cagar alam. Suat u kawasan cagar alam dikelola berdasarkan

sat u rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan

sosial budaya.

Rencana pengelolaan cagar alam sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar

kegiat an yang menunjang upaya perlindungan, pengawet an dan pemanfaat an kawasan.

Upaya pengaw et an kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bent uk kegiat an :

1. perlindungan dan pengamanan kawasan

2. invent arisasi potensi kawasan

3. penelit ian dan pengembangan yang menunjang pengawet an.

Beberapa kegiat an dilarang karena dapat mengakibat kan perubahan fungsi kaw asan cagar alam adalah :

1. melakukan perburuan t erhadap sat wa yang berada di dalam kawasan

2. memasukan jenis-jenis t umbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan

3. memot ong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan t umbuhan dan sat wa dalam dan

dari kawasan

4. menggali at au membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan t umbuhan dan satwa dalam

kawasan, at au

5. mengubah bent ang alam kawasan yang mengusik at au mengganggu kehidupan t umbuhan dan satwa

Larangan juga berlaku terhadap kegiat an yang dianggap sebagai t indakan permulaan yang berkibat pada

perubahan keut uhan kawasan, sepert i :

mem ot ong, mem indahkan, merusak atau menghilangkan t anda bat as kawasan, at au

membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, mengangkut , menebang, membelah, merusak,

berburu, mem usnahkan sat wa dan tumbuhan ke dan dari dalam kaw asan.

Sesuai dengan fungsinya, cagar alam dapat dimanfaat kan unt uk

1. penelit ian dan pengembangan

2. ilmu penget ahuan

3. pendidikan

4. kegiat an penunjang budidaya.


D. Suaka M argasatwa

Kawasan suaka margasat wa, adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa

keanekaragaman dan at au keunikan jenis sat wa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan

pembinaan t erhadap habit at nya.

Adapun krit eria untuk penunjukkan dan penet apan sebagai kawasan suaka margasat wa:

1. merupakan t empat hidup dan perkembangbiakan dari jenis sat wa yang perlu dilakukan upaya

konservasinya;

2. merupakan habit at dari suat u jenis sat wa langka dan at au dikhaw at irkan akan punah;

3. memiliki keanekaragaman dan populasi sat wa yang tinggi;

4. merupakan t empat dan kehidupan bagi jenis sat wa migran t ert ent u; dan atau

5. mempunyai luasan yang cukup sebagai habit at jenis sat wa yang bersangkut an.

Pemerint ah bert ugas mengelola kawasan suaka margasat wa. Suat u kawasan suaka margasat wa dikelola

berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,

ekonomis dan sosial budaya. Rencana pengelolaan suaka margasat wa sekurang-kurangnya m emuat

t ujuan pengelolaan, dan garis besar kegiat an yang menunjang upaya perlindungan, pengawet an dan

pemanfaat an kawasan.

Upaya pengaw et an kawasan suaka margasat wa dilaksanakan dalam bent uk kegiat an :

1. perlindungan dan pengamanan kawasan

2. invent arisasi potensi kawasan

3. penelit ian dan pengembangan yang menunjang pengawet an.

4. pembinaan habit at dan populasi sat wa

Pembinaan habit at dan populasi sat wa, meliput i kegiatan :

1. pembinaan padang rumput

2. pembuat an fasilit as air minum dan at au t empat berkubang dan mandi sat wa

3. penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan sat wa

4. penjarangan populasi sat wa

5. penambahan t umbuhan at au sat wa asli, at au

6. pemberant asan jenis t umbuhan dan sat wa pengganggu.

Beberapa kegiat an yang dilarang karena dapat mengakibat kan perubahan fungsi kawasan suaka

margasat wa alam adalah :

1. melakukan perburuan t erhadap sat wa yang berada di dalam kawasan

2. memasukan jenis-jenis t umbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan


3. memot ong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan t umbuhan dan sat wa dalam dan

dari kawasan

4. menggali at au membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan t umbuhan dan satwa dalam

kawasan, at au

5. mengubah bent ang alam kawasan yang mengusik at au mengganggu kehidupan t umbuhan dan satwa

Larangan juga berlaku terhadap kegiat an yang dianggap sebagai t indakan permulaan yang berkibat pada

perubahan keut uhan kawasan, sepert i :

1. memot ong, mem indahkan, merusak at au menghilangkan t anda bat as kawasan, at au

2. membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, mengangkut, menebang, membelah, merusak,

berburu, mem usnahkan sat wa dan tumbuhan ke dan dari dalam kaw asan.

Sesuai dengan fungsinya, cagar alam dapat dimanfaat kan untuk penelit ian dan pengembangan

1. ilmu penget ahuan

2. pendidikan

3. wisat a alam t erbat as

4. kegiat an penunjang budidaya.

Kegiat an penelit ian di at as, meliput i :

Penelit ian dasar, penelit ian untuk menunjang pemanfaat an dan budidaya.Kawasan suaka margasatwa

adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan at au keunikan jenis

sat wa yang unt uk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan t erhadap habit at nya.

E. Taman W isata Alam

Kawasan t aman wisat a alam adalah kawasan pelestarian alam dengan t ujuan utama unt uk

dimanfaat kan bagi kepent ingan pariwisat a dan rekreasi alam.

Adapun krit eria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan t aman wisat a alam:

1. mempunyai daya t arik alam berupa tumbuhan, sat wa atau ekosist em gejala alam sert a formasi

geologi yang menarik;

2. mempunyai luas yang cukup unt uk menjamin kelest arian fungsi pot ensi dan daya at arik unt uk

dimanfaat kan bagi pariwisat a dan rekreasi alam;

3. kondisi lingkungan di sekit arnya mendukung upaya pengem bangan pariwisat a alam.

Kawasan t aman wisat a alam dikelola oleh pemerint ah dan dikelola dengan upaya pengawet an

keanekaragaman jenis t umbuhan dan satwa besert a ekosist emnya. Suat u kawasan t aman wisat a alam
dikelola berdasarkan sat u rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi,

t eknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan t aman wisat a alam sekurang-kurangnya memuat t ujuan pengelolaan, dan garis

besar kegiat an yang menunjang upaya perlindungan, pengawet an dan pemanfaat an kawasan.

Upaya pengaw et an kawasan t aman wisat a alam dilaksanakan dalam bent uk kegiat an :

1. perlindungan dan pengamanan

2. invent arisasi potensi kawasan

3. penelit ian dan pengem bangan yang menunjang pelest arian pot ensi

4. pembinaan habit at dan populasi sat wa.

Pembinaan habit at dan populasi sat wa, meliput i kegiatan :

1. pembinaan padang rumput

2. pembuat an fasilit as air minum dan at au t empat berkubang dan mandi sat wa

3. penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan sat wa

4. penjarangan populasi sat wa

5. penambahan t umbuhan at au sat wa asli, at au

6. pemberant asan jenis t umbuhan dan sat wa pengganggu.

Beberapa kegiat an yang dapat mengakibat kan perubahan fungsi kaw asan t aman wisat a alam adalah :

1. berburu, menebang pohon, mengangkut kayu dan sat wa at au bagian-bagiannya di dalam dan ke luar

kawasan, sert a memusnahkan sumberdaya alam di dalam kawasan

2. melakukan kegiat an usaha yang menimbulkan pencemaran kawasan

3. melakukan kegiat an usaha yang t idak sesuai dengan rencana pengelolaan dan at au rencana

pengusahaan yang t elah mendapat perset ujuan dari pejabat yang berwenang.

Sesuai dengan fungsinya, taman wisat a alam dapat dimanfaat kan untuk :

1. pariwisat a alam dan rekreasi

2. penelit ian dan pengembangan (kegiat an pendidikan dapat berupa karya wisat a, widya wisat a, dan

pemanfaat an hasil-hasil penelit ian sert a peragaan dokument asi t ent ang pot ensi kawasan wisat a

alam t ersebut ).

3. pendidikan

4. kegiat an penunjang budaya.


F. Taman Hutan Raya

Kawasan Taman Hut an Raya adalah kawasan pelest arian alam unt uk t ujuan koleksi tumbuhan dan atau

sat wa yang alami at au bukan alami, jenis asli dan at au bukan asli, yang dimanfaat kan bagi kepent ingan

penelit ian, ilmu penget ahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisat a dan rekreasi.

Adapun krit eria penunjukkan dan penet aan sebagai kawasan t aman hut an raya :

1. M erupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buat an baik pada kawasan yang ekosist emnya

masih utuh ataupun kawasan yang ekosist emnya sudah berubah;

2. M emiliki keindahan alam dan atau gejala alam; dan

3. M empunyai luas yang cukup yang memungkinkan unt uk pembangunan koleksi t umbuhan dan at au

sat wa baik jenis asli dan at au bukan asli.

Kawasan t aman hut an raya dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan

keanekaragaman jenis t umbuhan dan satwa besert a ekosist emnya. Suat u kawasan t aman wisat a alam

dikelola berdasarkan sat u rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi,

t eknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan t aman hut an raya sekurang-kurangnya memuat t ujuan pengelolaan, dan garis

besar kegiat an yang menunjang upaya perlindungan, pengawet an dan pemanfaat an kawasan.

Upaya pengaw et an kawasan taman hut an raya dilaksanakan dalam bent uk kegiat an :

1. perlindungan dan pengamanan

2. invent arisasi potensi kawasan

3. penelit ian dan pengembangan yang menunjang pengelolaan

4. pembinaan dan pengembangan t umbuhan dan at au satwa. Pembinaan dan pengembangan

bert ujuan unt uk koleksi.

Beberapa kegiat an yang dapat mengakibat kan perubahan fungsi kaw asan t aman hut an raya adalah :

1. merusak kekhasan potensi sebagai pembent uk ekosistem

2. merusak keindahan dan gejala alam

3. mengurangi luas kawasan yang t elah dit ent ukan

4. melakukan kegiat an usaha yang t idak sesuai dengan rencana pengelolaan dan atau rencana

pengusahaan yang t elah mendapat perset ujuan dari pejabat yang berwenang.

Sesuat u kegiat an yang dapat dianggap sebagai t indakan permulaan melakukan kegiat an yang berakibat

t erhadap perubahan fungsi kaw asan adalah :


1. memot ong, memindahkan, merusak at au menghilangkan t anda bat as kawasan

2. membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, menangkap, berburu, menebang, merusak,

memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam kawasan.

Sesuai dengan fungsinya, t aman hutan raya dapat dimanfaat kan unt uk :

1. penelit ian dan pengembangan (kegiat an penelit ian meliput i penelit ian dasar dan penelit ian unt uk

menunjang pengelolaan kawasan t ersebut ).

2. ilmu penget ahuan

3. pendidikan

4. kegiat an penunjang budidaya

5. pariwisat a alam dan rekreasi

6. pelest arian budaya.

G. Taman Buru

Taman buru adalah suat u kawasan yang didalamnya t erdapat pot ensi sat wa buru, yang

diperunt ukan untuk rekreasi berburu. Sampai dengan Desember 2001, t aman buru yang telah dit unjuk

sebanyak 14 lokasi dengan luas 239.392,70 hekt ar.Taman buru adalah suatu kawasan yang didalam nya

t erdapat pot ensi sat wa buru, yang diperunt ukan unt uk rekreasi berburu. Sampai dengan Desember

2001, t aman buru yang t elah dit unjuk sebanyak 14 lokasi dengan luas 239.392,70 hekt ar.

H. Daftar Pustaka.

BTNKS. 2007., Balai Taman Nasional Kerinci Sebelat . www.phka.go.id/ kerinci_sebelat

Dephut .2007, KawasanKonservasi. PHPA WWW.Dephut .go.id/ phka/ kawasan_konservasi

M arsono. 2004, Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Pengelolaan Kawasan KOnservasi. Bigraf

Publishing kerja sama dengan Sekolah Tinggi Tehnik Lingkungan “ YLH” , Jogjakart a

Anda mungkin juga menyukai