Anda di halaman 1dari 2

Konservasi pada Tingkat Komunitas

Melindungi habitat berupa komunitas hayati yang uth merupakan cara palig efektif unutk
melestarikan seluruh keanekaragaman hayati. Kawasan yang dilindungi atau kawasan koservasi
merupakan merupakan wilayah darat maupun laut yang dicanangkan dan diwujudukan untuk
melindungi keanekaragaman hayti dan budaya terkait, serta dikelola secara legal dan efektif.
Perlindungan komunitas hayati dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya mewujudkan
kawasan konservasi, mengelola kawasab tersebut secara efektif, menerapkan upaya konservasi
di luar kawasan konservasi, memperbaiki kounitas hayati pada habitat yang telah rusak.

Kawasan yang dilindungi

Bagian yang penting dibahas dalam kawasan yang dilindungi adalah dasar penetapan kawasan
dilindungi, upaya menggalang dukungan bagi kawasan yang dilindungi, serta pengelolaan
kawasan yang dilindungi. Dalam menggalang dukungan bagi kawasan ditekankan perlunya
mengintegrasikan kawasan yang dilindungi ke dalam prohram tatat guna tanah didaerah tersebut,
san perlu dikembangkan pula komunikasi seta hubuhngan masyarakat Bagi kawasan dilindungi.

Penentuan kawasan yang dilindungidapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara
yang dilakukan yaitu:

1. Kebijakan pemerintah. Umumnya kebijakan ini dihasilkan pada tingkat nasional,


misalnya peraturan pemerintah. Disamping itu, kebijakan dapat dilakukan pda tingkat
regional maupun local, misalnya peraturan daerah atau peraturan desa.
2. Pemebelian lahan yang dilakukan oleh perseorangan maupun organisasi konservasi.
Sebagai contoh, sebuah kemitraan gelobal telah mengalokasikan sejumlah dana unutk
mewujudkan konsensi hutan tanpa penenbangan di Sumatera.
3. Mendukung budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
4. Pendirian stasiun penelitian lapangan (yang menggabungkan perlindungan hayati dan
penelitian dengan pendidikan konservasi) oleh universitas maupun instansi penelitian
lainnya.

Klasifikasi kawasan yang dilindungi

IUCN telah mebentuk system klasifikasi kawasan yang dilindungi yang mencakup berbagai
intensitas penggunaan habitat oleh manusia, dari sekala kecil hingga besar. System kawasan
tersebut dengan berbagai modifikasinya tealh digunakan di berbagai Negara termasuk di
Indonesia.

Pembagian kawasan konservasi menurut IUCN terdiri atas 6 kelompok:

I. Cagar alam murni (stric natires reserves) beserta daerah habitat alami (wilderness
areas) yang merupakn kawasan-ksawasan yang melindungi biota dan proses alami
dalam keadaan (raltif) utuh.
II. Taman nasional merupakan wilayah uas dengan keindahan alam dan pemandangan
yang khas, serta sangat penting unutk tujuan ilmiah, pendidikan, dan rekreasi, baik
dalam sekala nasional ataupun internasional.
III. Monument-monument nasional dan bentukan-bentukan alam (landmarks) merupakan
kawasan alami yang berukuran relative kecil yang bertujuan untuk melestarikan suatu
ketuthan biologi. Geologi atau kebudayaan yang bersifat khusus dan menarik.
IV. Suaka alam dan xagar alam yang dikelola, serupa dengan cagar alam murni, namun
oada kedua kawasan inimasih diperbolehkan campur tangan manusia, untuk
mempertahankan ciri-ciri komunitas yang khas dan mendukung spessies tertentu.
V. Bentang alam darat dan laut dilindungi, dalam kawasan ini diwujudkan dan
diterapkan harmonisasi manusi dan lingkungan.
VI. Kawaasan yang dilindungi dengan sumber daya alam yang dikelola, kawasan yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan termasuk air, satwa
liar, pengembalaan ternak, kayu, wisata, dan pemancingan. Dimana semuanya
dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek pelestarian dan keberlanjutan
keanekaragaman hayati.

Di Indonesia jenis kawasan yang dilindungi beserta keriterianya dapat dijabarkan sebagai
berikut:

1. Cagar alam : umumnya berukuran kecil, habitat raouh yang tak terganggu dengan
kepentingan pelestarian yang tinggi, keunikan ala, habitat spesies langa tertentu, dan lain-
lain.
2. Suaka margasatwa : umumnya kawasan berukuran sedang atatu luas dengan habitat yang
relative utuh serta memiliki kepentingan pelestarian sedang hingga tinggi.
3. Taman nasional : kawasan luas yang relative tidak terganggu yang mempunyai nilai
alami yang menonjol dan disertai kepentingan pelestarian yang tinggi, berpotensi besar
untuk rekreasi, mudah dicapai pengunjung, dan memberikan manfaat yang besar bagi
wilayah tersebut.
4. Taman wisata : kawasan alam atau lanskap yang kecil atau tempat yang menarik dan
mudah dicapai pengunjung, dimana nilai pelestarian relative rendah, atau tidak terganggu
oleh kegiatan pengunjung dan pengelolaan yang berorientasi rekreasi.
5. Taman buru : habitat alam atau semi alami yang berukuran sedang sampai besat yang
memiliki potensi satwa yang boleh diburu, yairu jenis satwa besar.
6. Hutan lindung : kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang sampai besar, pad
alokasi yang curam, tinggi mudah tererosi, serta tanah yang terbasuh hujan, di mana
penutup tanah berupa hutan adalah mutlak diperlukan untk melindungi kawasan
tangkapan air, mencegah longsor dan erosi.

Anda mungkin juga menyukai