Anda di halaman 1dari 8

SUMBER DAYA ALAM PULIH

SERTA STRATEGI
PENGOLAHANNYA
DISUSUN OLEH:
R004

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Muhammad Safri, S.E., M.Si.
Definisi Sumber Daya Alam
 Slamet Riyadi (Darmodjo, 1991/1992) mendefinisikan Sumber Daya Alam sebagai segala isi yang
terkandung dalam biosfer, sebagai sumber energi yang potensial, baik yang tersembunyi di dalam
litosfer (tanah), hidrosfer (air) maupun atmosfer (udara) yang dapat dimanfaatkan untuk
pemenuhan kebutuhan manusia secara langsung maupun tidak langsung.

 Herman Haeruman Js (Kaligis, 1986) menyatakan bahwa: Sumber Daya Alam adalah sumber daya
yang terbentuk karena kekuatan alami misalnya tanah, air dan perairan, biodata, udara dan ruang,
mineral, bentang alam (landscape), panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut dan arus laut.

 Dapat disimpulkan sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang
bukan dibuat manusia, dan yang terdapat di permukaan bumi, baik itu berada di dalam tanah, laut
ataupun air dan di udara, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia maupun
organisme lain secara langsung maupun tidak langsung.
Energi terbarukan
(Renewable Energy)

energi yang berasal dari sumber-sumber alamiah seperti sinar matahari, angin, hujan,
geothermal dan biomassa. Pada tahun 2006 sekitar 18% konsumsi energi dunia berasal dari
sumber-sumber energi  terbarukan dan jumlah ini cenderung meningkat terus dari tahun ke
tahun. Saat ini belum tersedia teknologi yang dapat mengambilalih produksi energy dari
bahan bakar fosil, namun beberapa teknologi yang disebutkan di atas sangat menjanjikan
dan berpotensi dikembangkan di Indonesia.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui merupakan sumber daya alam yang jika
persediaannya telah berkurang atau habis, akan dapat diproduksi kembali.

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), misalnya: Hewan, tumbuhan,
mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan
memiliki daya regenerasi (pulih kembali)

Meskipun tumbuhan, hewan dan mikroorganisme dapat diperbaharui, tetapi dalam


pemanfaatannya harus diikuti dengan pemeliharaan dan pelestariaannya. Apabila tumbuhan
dimanfaatkan terus menerus tetapi tidak dirawat maka akan terancam kelestariannya,
bahkan kemungkinan akhirnya akan punah. (Syamsuri: 2002)
Eksploitasi yang berlebihan terhadap SDA milik umum dapat dibatasi dengan beberapa cara :

1. Mengidentifikasi hak penguasaan atau hak pemilikan SDA tersebut dan memperayakan pada
kehendak masing-masing penguasa yang bersangkutan. Misal penegasan hak penguasaan (property
right) adalah diakuinya zone 200 mil dari pantai

2. Dengan cara pengawasan misalnya berupa penerapan pembatasan alat tangkap ikan

3. Dengan cara pembatasan jumlah ikan yang ditangkap atau jumlah pohon yang boleh ditebang.
Peraturan Undang-Undang Yang Mengatur
Pengelolaan Sumber Daya Alam Pulih :
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
UU ini adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
2. Undang-undang Nomor tahun 2004 tentang Perikanan.
Undang-undang Perikanan ini terdiri dari 17 bab dan 110 pasal yang pada intinya mengatur dan meberikan landasan hukum
bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan secara optimal dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Salah satu aspek yang diatur dalam UU ini adalah wilayah dan pengelolaan perikanan. Disebutkan bahwa wilayah
pengelolaan perikanan mencakup perairan Indonesia. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), dan sungai, danau, waduk,
dan genangan air lainnya yang dapat digunakan untuk kegiatan pembudidayaan ikan.
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Penegasan tentang sifat keutuhan dan kesalingterkaitan sumber daya alam tampak dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Undang-undang ini mengartikan sumber daya alam hayati
sebagai unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa)
yang bersama dengan unsur non hayati di sekitamya yang secara keseluruhan membentuk ekosistem. Unsur-unsur dalam
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada dasamya saling tergantung antara satu dengan yang lain dan saling
mempengaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem.
Di dalam pengelolaan SDA hayati perlu adanya pertimbangan sebagai berkut :

1. Teknologi yg dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk


kemampuan SD untuk pembaruannya.

2. Sebagian hasil panen harus digunakan utk menjamin pertumbuhan SDA hayati

3. Dampak negative pengelolaannya harus dikelola, misalnya dengan daur ulang

4. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya.


TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai