Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memanfaatkan berbagai sumberdaya yang ada di lingkungannya untuk hidup.


Kita mengambil makanan dari apa yang tumbuh dan hidup di darat dan di air. Kita menghirup
oksigen dari udara. Kita mengguna-kan batubara, minyak dan bahan alam lainnya untuk
menghasilkan energi ataupun menjalan-kan pabrik-pabrik. Pabrik-pabrik itu menghasil-kan
barang-barang yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia.

Kepada lingkungan, manusia mengem-balikan limbah sisa-sisa pemakaiannya. Sisa


makanannya di buang sebagai kotoran manusia. Sisa kegiatan sehari-hari dibuang sebagai
sampah. Setelah mengambil oksigen dari udara, manusia mengembalikan karbon dioksida
(CO2) ke udara. Demikian pula manusia mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dalam jumlah
besar sebagai hasil dari pembakaran bahan bakar di pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor.

Semua limbah itu diterima oleh lingkungan dan diolah oleh alam menjadi zat-zat
berguna. Kotoran manusia dan hewan ternak didekomposisi dan menjadi pupuk yang
menyuburkan tanah untuk memproduksi makanan lagi bagi manusia. Karbon dioksida (CO2)
diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang dengan bantuan klorofil dan sinar matahari diubah
menjadi karbohidrat yang berupa gula, pati, serat dan keju. Benda-benda yang dihasilkan
itu digunakan untuk makanan, pakaian, perumahan dan bahan bakar bagi manusia.

Di daerah pedalaman yang berpenduduk tidak padat, kegiatan industri belum banyak
dan pohon-pohon hijau masih menutupi sebagian besar permukaan bumi, sehingga masih
didapati keseimbangan antara pembuangan limbah dan kemampuan alam mengolahnya
kembali. Dengan kata lain terdapat keseimbangan antara kegiatan manusia dan daya
dukung lingkungan. Akan tetapi industri yang makin banyak, lalu lintas makin padat dan
pohon-pohon makin sedikit. Keseimbangan disini terganggu pembuangan limbah melebihi
batas kemampuan alam untuk mengolahnya kembali. Dimana-mana akan terlihat limbah-
limbah berserakan yang belum sempat diolah oleh alam. Demikian pula di dalam air dan
udara. Lingkungan yang demikian dikatakan tercemar (pencemaran udara). Pencemaran
udara disebabkan oleh terdapatnya zat limia di dalam lingkungan di atas ambang batas yang
ditentukan. Udara yang bersih merupakan campuran dari berbagai jenis gas.

Saat ini di belahan manapun di dunia, industri telah menjadi harapan baru setelah era
agraris berakhir. Sejak revolusi industri di Inggris dimulai, era industri dunia dimulai (abad
18). Dua ratus tahun kemudian, negara-negara industri baru bermunculan baik di Eropa,
Amerika bahkan di Asia. Industri memang membuat wajah dunai tampak makin maju,
misalnya : kendaraan bermotor sebagai salah satu produk industri. Namun disisi lain
berdampak negatif terhadap lingkungan hidup manusia. Mesin-mesin kendaraan itu
menggunakan bahan bakar minyak bumi. Hasil pembakaran bahan bakar tersebut
menghasilkan unsur CO dan CO2. Kedua gas itu merupakan satu diantara gas-gas lain
yang menyebabkan suhu bumi meningkat. Tatkala CO dan CO2 menumpuk di udara akan
menghasilkan efek seperti rumah kaca terhadap cahaya matahari yang akan masuk ke bumi.
Bumi seolah-olah dilapisi oleh kedua gas tadi. Akibatnya, bumi terasa lebih panas dari
biasanya, disebut Pemanasan Global (Global Warming).

B. Tujuan Penulis

Dapat memberikan alternative penyelesaian, terkait masalah pemanasan global,


menggunakan teknologi rendah yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
ALTENATIF PENYELESAIN

A. Penanaman pohon mangrove di bibir pantai

Hutan magrove merupakan sekumpulan pepohonan yang tumbuh di area sekitar garis
pantai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut serta berada pada tempat yang
mengalami akumulasi bahan organik dan pelumpuran. Hutan mangrove yang juga biasa
dikenal dengan sebutan hutan bakau ini merupakan sebuah ekosistem yang bersifat khas
karena adanya aktivitas daur penggenangan oleh pasang surut air laut. Pada habitat ini hanya
pohon mangrove / bakau yang mampu bertahan hidup dikarenakan proses evolusi serta
adaptasi yang telah dilewati oleh tumbuhan mangrove. Hutan mangrove memiliki fungsi yang
sangat besar bagi lingkungan hidup kita diantarnya yakni

1) sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai,
dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak
mengikis tanah di garis pantai.

2) Sebagaimana fungsi tumbuhan yang lain, mangrove juga memiliki fungsi sebagai
penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen (O2).

3) Hutan mangrove memiliki peran sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut
seperti ikan-ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan. Selain binatang laut,
bagi hutan mangrove yang ruag lingkupnya cukup besar sering terdapat jenis binatang
darat di dalamnya seperti kera dan burung.

Dari beberapa fungsi hutan bakau yang telah dipaparkan di atas, tentunya hal yang paling
esensial bagi kelangsungan hidup kita adalah fungsi hutan mangrove sebagai penghasil
oksigen (O2) dan penyerap gas karbondioksida serta sebagai pencegahan abrasi. Rusaknya
hutan mangrove dapat mengakibatkan hilangnya fungsi-fungsi di tersebut. Bayangkan jika
hutan rusak, tak ada lagi sesuatu yang mampu menghasilkan oksigen (O2) untuk kita
bernapas, tidak adalagi sesuatu yang dapat menyerap gas (CO2) yang merupakan gas racun
dab berbahaya bagi tubuh manusia, serta tak ada lagi suatu pertahanan kokoh yang mampu
menahan laju abrasi. Saat ini keadaan hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai Indonesia
begitu memperihatinkan. Sebagian besar rusak dan diantaranya habis akibat aktivitas
penebangan dan lain-lain. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan
hidup kita.
Mengingat begitu pentingnya hutan mangrove bagi kelangsungan lingkungan hidup kita,
perlu adanya solusi untuk penanggulangan masalah yang selama ini terjadi pada hutan
mangrove. Solusi yang dapat kita lakukan diantaranya yakni ;

1) perlu adanya lahan konservasi terhadap hutan mangrove dalam rangka penjagaan dan
pelestarian hutan agar fungsi-fungsi mangrove dapat dioptimalkan sebaik mungkin.

2) melakukan reboisasi atau penanaman kembali terhadap hutan mangrove yang telah
rusak. Dalam hal ini perlu adanya keterlibatan antara pemerintah dan warga secara
teknis dalam pelaksanaan reboisasi.

3) Perlu adanya manajemen tata ruang yang baik terhadap wilayah pesisir pantai
berhutan mangrove, sehingga dapat berpotensi ekonomis dalam hal pariwisata. Provit
yang diperoleh dari wisata alam ini dapat digunakan untuk keterbutuhan pelestarian
mangrove.

4) perlu adanya penyuluhan dalam rangka memahamkan masyarakat terhadap


pentingnya kelestarian hutan mangrove bagi lingkungan hidup.

5) Sanksi hukum yang tegas terhadap siapapun yang merusak kelestarian hutan
mangrove. Kelestarian lingkungan hidup amatlah penting bagi kita. Menjaga
mangrove merupakan bagian dari tindakan nyata atas kepedulian kita terhadap
lestarinya alam dan kehidupan. Mulai dari diri sendiri, marilah jaga lingkungan demi
hidup dan kehidupan.

B. Mengelolah sampah organic dan anorganik

Sampah merupakan sisa dari suatu barang atau produk yang dibuang karena tidak lagi
digunakan. Ia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik yang mudah terurai secara
alami seperti sisa makanan dan kulit buah. Jenis kedua adalah sampah anorganik yang sulit
terurai seperti botol plastik dan kaleng. Meski sebagai suatu barang yang sudah tidak lagi
digunakan, sebenarnya beberapa jenis sampah dapat disulap menjadi barang yang kembali
bermanfaat.

Tujuan pengelolaan sampah pengelolaan sampah yang baik antara sampah organik dan
sampah anorganik perlu digalakkan dan ditaati oleh setiap orang. Selain untuk membuat sisa
barang untuk menjadi kembali berguna dan bermanfaat, tujuan pengelolaan sampah yang
teratur dapat pula mengurangi jumlah sampah yang terus bertambah.

Manfaat pengolahan sampah yang baik akan dirasakan oleh manusai itu sendiri. Ada
beberapa manfaat yang sangat menguntungkan bagi manusia ketika menyadari pentingnya
pengolahan sampah dengan baik. Kelima manfaat pengolahan sampah tersebut antara lain:

1. Menghemat Energi

Pengolahan sampah menjadi sebuah energy baru dapat menghemat energy yang
dibutuhkan oleh manusia. Energi yang dimaksud tentunya sangat beragam mulai dari bahan
bakar, pupuk kom pos, dan masih banyak lagi. Pemanfaaatan sampah menjadi bahan
bakar tentunya dapat menghemat energy lebih tinggi dari pada harus menggunakan batu bara
sebagai energy utamanya. Semua ini telah diraskan oleh masyarakat yang hidup di Swedia
dimana pemakaian bahan bakar lebih hemat 0.061 SEK/Kwh dibandingkan menggunakan
batu bara.

2. Mengurangi polusi

Pemakaian sumber daya alam yang berlebihan dapat mengakibatkan tingkat polusi
semakin tinggi dan menyebabkan pemanasan global. Pengolahan lahan merupakan jalan yang
terbaik untuk mengurangi polusi yang ada, sehingga bumi tetap aman dan terjauh dari global
warming. Memang dalam peroses pengraiannya menjadi bahan siap pakai membutuhkan
waktu yang cukup lama. Seperti contoh pembuatan pupuk dari bahan kimia memang mudah
ditemukan dan hasilnya lebih menjamin bagi hasil panen para petani. Berbeda dengan pupuk
kompos yang terbuat dari pengolahan sampah organik yang cukup ribet, proses pembuatan
yang cukup lama, dan kadang hasilnya kurang maksimal.

Selain itu pengurangan polusi juga dapat terjadi terhadap air yaitu dengan
memanfaatkan air limbah menjadi bahan bakar, energy listrik, dan digunakan pula untuk
pengairan pertanian. Dan dalam mengurangi polusi udara pengolahan sampah yang benar
dapat membuat bahan nitrogen sehingg dapat dihirup oleh semua makhluk secara bebas.

3. Menghemat SDA

Manfaat pengolahan sampah dengan baik dapat pula menghemat sumber daya alam
yang ada. Sehingga bahan alam dapat terawat dengan baik. Seperti penggunaan tissue yang
terbuat dari serat p ohon yang membuat hutan menjadi rusak yang kemudian berpengaruh
terhadap ekosistem yang ada didalamnya. Seperti contoh satu pohon dapat menghasilkan dua
pack tissue, sedangkan satu pohon saja dapat menghasilkan oksigen menghidupi tiga orang
makan hal ini membuat kita sadar bahwa tissue yang kita gunakan telah mengurangi kadar
okigen di bumi. Sebenarnya penggunaan tissue dapat diganti dengan kain serbet. Sehingga
ketersediaan sumber daya alam tetap stabil.

4. Ekonomis

Dengan modal krativitas dan ketekunan, sampah akan menjadi berharga. Sehingga
selain menghasilkan barang yang menarik tetapi juga pengeluaran biaya yang lebih sedikit.
Hal inilah yang akan diraskan ketika dapat memanfaatkan sampah sebagai bahan untuk
menghasilkan barang dengan nila jual tinggi. Seperti yang dilansir dari liputan6.com seorang
wanita asal Solo mendapat kesempatan keliling Eropa hanya bermodalkan sampah non
organik menjadi fasion yang mengagumkan.

5. Menghemat Uang

Kebutuhan akan suatu barang membuat manusia harus mengeluarkan uang untuk
membelinya. Namun bagi mereka yang tahu manfaat pengolahan sampah dengan baik dan
benar dapat menghemat biaya pengeluaran.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/60-pentingnya-hutan-mangrove-
bagi-lingkungan-hidup3 (13 April 2022)

https://indramayukab.go.id/peduli-perubahan-iklim-pt-kpi-ru-vi-balongan-adakan-
seminar-lingkungan/ (13 April 2022)

Ramlan, Muhammad, 2002, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.3, No. 1: 30-32

Anda mungkin juga menyukai