Anda di halaman 1dari 12

Ekosistem Lingkungan : Pengertian, Masalah, dan Pengendalian

Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (Biotik maupun
Abiotik) secara utuh dan menyeluruh yang saling mempengaruhi dan saling tergantung dengan yang
lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam. Departemen
Kehutanan (1997)

Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan
lingkungannya (lingkungan abiotik dan biotik) dan diantara keduanya saling memengaruhi. Odum
(1993)

Ekosistem terbagi menjadi 2 yakni:

1. Ekosistem Alami

ekosistem yang terbentuk secara alami oleh alam contohnya seperti ekosistem darat dan ekosistem
air.

2. Ekosistem Buatan

suatu ekosistem yang dibentuk dengan sengaja oleh manusia contohnya seperti ekosistem waduk,
ekosistem sawah, ekosistem perkebunan, ekosistem pemukiman, dan ekosistem tambak.

Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
mankhluk hidup lain.

Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi
termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian, lingkungan
hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan budaya.

Sama seperti halnya Ekosistem, Lingkungan juga terbagi menjadi 2 yakni:

1. Lingkungan Alami

Merupakan suatu wilayah atau ruang yang ditempati komponen abiotik maupun biotik yang telah
ada dengan sendirinya tanpa dibuat atau didominasi oleh manusia.

2. Lingkungan Buatan

Adalah lingkungan alami yang telah melalui campur tangan manusia. Artinya keberadaan lingkungan
tersebut telah banyak berubah dari keadaan aslinya dan dipengaruhi oleh manusia.

Ekosistem Lingkungan memiliki relasi yang kuat dengan Sumber Daya Alam (SDA) karena tanpa
adanya SDA sebagai sumber kehidupan tentu sebuah lingkungan tidak dapat dihuni dengan baik oleh
makhluk hidup. Didalam Sumber Daya Alam terdapat fungsi lingkungan hidup yang digunakan oleh
makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keselarasan ekositem lingkungan dengan
sumber daya alam tidak selalu berjalan baik ketika timbul suatu masalah mengenai ekosistem
lingkungan. Keselarasan dan relasi yang demikian erat lambat laun akan mengusik kehidupan
makhluk hidup.
Masalah Kerusakan Ekosistem Lingkungan

Salah satu permasalahan dunia yang menjadi tanggung jawab kita semua yakni masalah kerusakan
ekosistem lingkungan dimana hal ini apabila dibiarkan terus menerus akan menyebabkan fungsi
alam terganggu yang pada akhirnya merugikan makhluk hidup. Berikut beberapa masalah kerusakan
ekosistem lingkungan disekitar kita :

1. Kebakaran dan Kerusakan Hutan

Belum lama ini negeri kita dilanda masalah kebakaran hutan gambut di Pulau Sumatera dan
Kalimantan yang berdampak cukup besar tak hanya bagi Indonesia tetapi juga Negara-negara
tetangga. Selain itu masih banyak orang yang menutup mata dan telinga terkait dengan pentingnya
perlindungan hutan dan malah menjadi sang eksekutor. Tak cukup hanya dengan kebakaran,
kerusakan hutan pun terus mengancam yang disebabkan oleh perbuatan manusia yang
mengabaikan bahaya eksploitasi hutan. (Artikel terkait : Kerusakan Hutan di Indonesia – Macam dan
penyebabnya)

2. Pemanasan Global

Bumi yang merupakan satu-satunya planet yang dapat ditinggali oleh mahkluk hidup saat ini
kondisinya semakin memprihatinkan. Perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang
menghasilkan ‘efek rumah kaca’ yang membuat suhu dipermukaan bumi semakin panas dan menjadi
pemicu terkuat mencairnya es di kutub. (Artikel terkait : Pemanasan Global)

3. Penipisan Sumber Daya Alam

Bertambahnya jumlah penduduk dari hari ke hari tentu membuat penggunaan SDA contoh bahan
bakar fosil semakin besar dan yang menjadi masalah yakni penggunaan SDA tersebut pada
kenyataannya tidak mengikuti tata aturan yang tepat dan tidak diikuti pula dengan pelestarian.

4. Punahnya Keanekaragaman Hayati

Tidak hanya SDA tetapi flora dan fauna pun semakin lama semakin berkurang spesies dan habitatnya
atau dalam kata lain semakin ‘punah’. Lagi-lagi aktivitas manusia lah yang menjadi penyebabnya,
salah satu contohnya yakni punahnya spesies Harimau Jawa di Indonesia karena perburuan kulitnya.

5. Hujan Asam

Pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan berdirinya pabrik di era industri ini menjadi pemicu
terjadinya hujan asam. Senyawa nitrogen oksida dan sulfur dioksida hasil dari keluaran asap
kendaraan maupun limbah pabrik yang membumbung tinggi ke udara lalu bercampur dengan air
hujan dapat memiliki efek yang berbahaya pada kesehatan makhluk hidup dan lingkungan. (Artikel
terkait: Hujan Asam : Pengertian, Proses, Manfaat, dan Dampaknya)

Pengendalian Kerusakan Ekosistem Lingkungan

Meski kerusakan pada ekosistem lingkungan semakin hari semakin bertambah tetapi masih ada
cara untuk memperbaikinya sebelum terlambat. Berikut beberapa cara dalam pengendalian
kerusakan ekosistem lingkungan:
1. Penghijauan kembali

Atau dikenal pula dengan reboisasi, merupakan salah satu cara mengembalikan kondisi hutan yang
telah kering kerontang. Tak hanya itu, reboisasi dapat pula menjadi upaya pengendalian erosi tanah.
Meski tak selalu berhasil karena sifat fisik tanah dan kondisi tanah yang tak sebagus saat sebelum
terjadinya kebakaran atau kerusakan, namun bukan berarti tidak dapat ditumbuhi tumbuhan sama
sekali.

2. Peranan pemerintah

Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk melakukan penegakan hukum mengenai lingkungan
khususnya hutan. Diperlukan ketegasan atas hukuman dan sanksi yang dikenakan untuk para pelaku
pembakaran

3. Memperbanyak ruang terbuka hijau

Memperbanyak ruang terbuka hijau seperti taman kota atau hutan kota yang artinya
memperbanyak menanam pohon yang dapat menyerap gas karbon dioksida melalui proses
fotosintesis sehingga mengurangi bertambahnya gas rumah kaca.

4. Menekan produksi karbon dioksida

Menekan produksi gas karbon dioksida dengan cara menginjeksi atau menyuntikkannya kedalam
sumur-sumur minyak dibawah permukaan tanah sehingga tidak dapat menguar ke permukaan. Hal
ini sudah diterapkan di kilang minyak lepas pantai Norwegia.

5. Beralih sumber daya

Mulai beralih pada sumber daya terbarukan seperti halnya pemanfaatan tenaga surya atau bahan
bakar alternatif. Teknologi ramah lingkungan ini mungkin masih lemah secara ekonomis namun
apabila terus diberdayakan tentu akan membantu persediaan sumber daya alam yang semakin
menipis.

6. Melakukan Konservasi in-situ dan ex-situ

Konservasi in-situ dan konservasi ex-situ merupakan upaya dalam pelestarian flora dan fauna
dimana konservasi in-situ adalah konservasi didalam habitat aslinya sementara konservasi ex-situ
adalah konservasi diluar habitat aslinya.

7. Melakukan penyuluhan

Melakukan penyuluhan secara berkala mengenai pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati


kepada masyarakat luas tanpa memandang status sosial karena siapa pun berhak dan berkewajiban
untuk melindunginya.

8. Mengganti bahan bakar

Mengganti bahan bakar menjadi pilihan yang tepat untuk mengendalikan hujan asam yakni
dengan menggunakan bahan bakar non belerang seperti metanol, etanol, dan hidrogen. Selain itu
dapat pula dengan menerapkan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari. (Artikel
terkait : 9 Prinsip Etika Lingkungan Bagi Manusia).
Komponen Ekosistem – Abiotik, Biotik, Pengurai, Pola Makanan, Faktor, Pengertian, Para Ahli,
Satuan Makhluk Hidup : Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Komponen Ekosistem

Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan habitatnya. Ada yang
hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini tidak bertambah luas,
sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal ini menyebabkan makin
banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi sehingga ekosistem di muka bumi ini
semakin sempit.

Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam
komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan lingkungannya. Makhluk
hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya akan membentuk ekosistem.

Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan


lingkungannya. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya
dan cara untuk menjaga dan melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap
melangsungkan hidupnya.

Satuan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

Kesatuan dari makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan tempat tinggalnya membentuk
suatu kesatuan fungsional yang disebut Ekosistem. Organisasi makhluk hidup dalam ekosistem:

Individu : satu makhluk hidup tunggal yang berdiri sendiri

Contohnya : seekor ayam, seekor kambing, sebatang pisang.

Populasi : sekumpulan individu sejenis yang tinggal pada waktu dan tempat tertentu.

Contohnya: sepuluh pohon mangga di kebun, dua puluh ekor itik di kandang.

Komunitas : sekumpulan populasi yang berbeda-beda yang tinggal disuatu tempat tertentu secara
alami atau buatan. Komunitas meliputi komunitas air dan komunitas darat.

Contoh komunitas air alami : sungai, danau dan laut.

Contoh komunitas air buatan : akuarium, waduk dan kolam.

Contoh komunitas darat alami : hutan, padang pasir dan sabana.

Contoh komunitas darat buatan : sawah dan ladang.

Lingkungan : semua yang terdapat diluar atau disekitar makhluk.

Lingkungan biotik : terdiri dari makhluk hidup

Lingkungan abiotik : terdiri dari benda mati

Habitat : tempat suatu organisme mempertahankan dan melakukan aktifitas kehidupan.

Contoh : habitat teratai di air, habitat katak di darat dan di air.

Ekosistem : kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik.
Bioma : beberapa komunitas yang membentuk ekosistem yang khas.

Contoh : hutan cemara, hutan jati.

Biosfer : lapisan permukaan bumi yang digunakan makhluk hidup untuk melangsungkan
kehidupannya

Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal
balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik
sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme
juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.

Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: “organisme, khususnya mikroorganisme,
bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di
bumi cocok untuk kehidupan”. Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer
dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.

Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat
ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran
yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.

Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit
terhadap makanannya, yaitu bambu.

Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem
tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain,
manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris
bernama A.G.Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep itu bukan merupakan konsep yang baru.
Sebelum akhir tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang
berkaitan dengan ekosistam mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi di Amerika,
Eropa, dan Rusia.

Definisi Ekosistem Menurut Para Ahli

Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut:

Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi.
Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies. Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks, memiliki
keanekaragaman spesies yang tinggi.sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut
A.G.Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen-komponen
ekosistem.

Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun
abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan
yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997)

Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan
binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan
menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983 )

Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan
lingkungannya (biotik dan abiotik ) dan diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993)

Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997)

Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang tebentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983)

Komponen-komponen Dalam Ekosistem

Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu :

Komponen Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau
substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar
komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan
organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme. Komponen abiotik
adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati, meliputi :

Tanah

Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan
kemampuan menahan air.

Air

Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal
penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air,
salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.

Udara

Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang melingkupi
makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi
kehidupan makhluk hidup.

Cahaya matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya sebagai
faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
Suhu atau temperature

Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.

Komponen Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme).
Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik
(tidak bernyawa), Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup
yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam
ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Produsen

Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis.

Contoh : semua tumbuhan hijau

Konsumen

Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan yang
dihasilkan oleh produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.

Contoh : hewan dan manusia

Tingkatannya Konsumen

Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :

Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen

Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan

Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I.

Contoh : karnivora/hewan pemakan daging

Konsumen III/tertier adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II

Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.

Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas dalam
peristiwa makan dimakan.

Pengurai

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan
berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.

Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu
hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe
dekomposisi ada tiga, yaitu:
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kingdom Plantae : Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Dan
Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap

aerobik: oksigen adalah penerima elektron / oksidan

anaerobik: oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan

fermentasi: anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan
sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di
air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu,
mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat
hara.

Contoh : bakteri dan jamur.

Komponen Ekosistem

Pola Makanan Dalam Ekosistem

Makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan makanannya bisa dengan memproduksi makanan
sendiri atau memperoleh dari luar.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pedosfer : Pengertian, Ciri, Dan Faktor Terbentuknya
Beserta Jenisnya Secara Lengkap

Organisme Autotrof

Autotrof berasal dari kata autos artinya sendiri dan thrope artinya makanan. Jadi organisme autotrof
adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan bahan organik yang
terdapat di lingkungannya dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari.

Oleh karena itu, organisme yang mengandung klorofil termasuk ke dalam organisme autotrof dan
pada umumnya adalah tumbuhan hijau. Contohnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan
biji. Tumbuhan dalam ekosistem berkedudukan sebagai produsen/penghasil.

Organisme Heterotrof

Heterotrof berasal dari kata heteros artinya lain dan thrope artinya makanan. Jadi organisme
heterotrof adalah organisme yang mendapat makanan dari makhluk lain. Di dalam ekosistem
berperan sebagai konsumen dan pengurai.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekosistem

Penyebab perubahan ekosistem, antara lain:

Gangguan Alam

Misalnya banjir, tanah longsor, kekeringan, gunung meletus dan sebagainya.

Tindakan Manusia

Dibedakan menjadi dua, yaitu:


Tindakan positif terhadap Ekosistem

Reboisasi, dengan tujuan mencegah erosi dan banjir

Pembuatan Paru-paru Kota, yang bertujuan untuk sebagai sumber oksigen dan mengurangi polusi

Membuat sengkedan

Pemupukan secara teratur, bertujuan untuk menyuburkan tanaman dan mencukupi kebutuhan
mineral pada tanah

Tindakan Negatif terhadap Ekosistem

Penebangan hutan secara sembarangan

Perburuan secara liar

Penggunaan Pestisida yang berlebihan

Saran

Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu,
kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat tinggal kita.

Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang satu
dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
Komponen Biotik dan Abiotik Penyusun Ekosistem Beserta Contohnya

Ekosistem terbentuk karena adanya interaksi antara organisme-organisme dalam suatu wilayah dan
interaksinya dengan lingkungan atau benda tak hidup di sekitarnya. Organisme atau individu
merupakan satuan terkecil dari penyusun ekosistem.

Berdasarkan proses terbentuknya, dikenal dua jenis ekosistem, yaitu ekosostem alami dan ekosistem
buatan.

Hutan, laut, danau, dan rawa merupakan contoh dari ekosistem alami. Sedangkan akuarium, sawah,
dan waduk adalah contoh dari ekosistem buatan.

Setiap ekosistem tersusun dari komponen-komponen penyusunnya. Komponen penyusun ekosistem


terdiri atas komponen tak hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik).

Berikut ini penjelasan tentang komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem beserta contohnya.

1. Komponen Biotik

Komponen biotik merupakan bagian dari ekosistem yang terdiri atas semua organisme. Komponen
biotik terdiri dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan berbagai jasad renik (mikroorganisme).

Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan sebagai produsen,


konsumen, dan dekomposer.

a. Produsen

Produsen adalah organisme yang dapat memproduksi makanan, baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk organisme yang lain.

Semua tumbuhan dan organisme fotosintetis berperan sebagai produsen, karena dapat melakukan
proses fotosintesis.

Pembahasan Lengkap tentang Pengertian dan Tipe-tipe Ekosistem

Simbiosis Mutualisme : Pengertian, Contoh, dan Gambarnya

Pengertian Piramida Makanan dan Contohnya Dilengkapi Gambar

Jenis-jenis Piramida Makanan, Penjelasan, dan Contohnya

Pada peristiwa fotosintesis, air dan karbondioksida diubah menjadi karbohidrat dan oksigen. Karena
tumbuhan dapat membuat makanan sendiri, maka disebut sebagai organisme autotrof.

b. Konsumen

Konsumen adalah organisme yang memakan organisme lain karena tidak dapat membuat makanan
sendiri.

Manusia dan hewan di dalam ekosistem berperan sebagai konsumen. Hal tersebut disebabkan
kehidupan keduanya sangat bergantung pada produsen, baik langsung maupun tidak langsung.
Hewan-hewan pemakan rumput, seperti belalang, tikus, kerbau. kambung, dan kelinci disebut
sebagai konsumen tingkat satu (primer). Konsumen tingkat satu adalah konsumen yang memakan
langsung produsen.

Organisme yang secara tidak langsung bergantung pada produsen disebut sebagai konsumen tingkat
dua (sekunder) dan konsumen tingkat tiga (tersier).

Contoh konsumen tingkat dua adalah katak, burung pemakan ulat, dan kucing. Sedangkan ular,
elang, dan harimau merupakan contoh dari hewan konsumen tingkat tiga.

Berdasarkan jenis makanannya, hewan atau organisme dalam ekosistem dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.

Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, misalnya sapi, kambing, dan kerbau. Karnivora
merupakan hewan pemakan daging, contohnya harimau, singa, dan srigala.

Omnivora merupakan hewan pemakan daging dan tumbuhan, contohnya ayam, bebek, dan tikus.

c. Pengurai (Dekomposer)

Pengurai (dekomposer) merupakan organisme yang dapat menguraikan bahan organik menjadi
bahan anorganik dari sisa-sisa organisme yang telah mati.

Bahan-bahan anorganik hasil penguraian menyebabkan tanah menjadi subur karena tanah kaya akan
zat hara.

Organisme yang tergabung dalam kelompok dekomposes adalah bakteri dan jamur. Apabila bumi ini
tidak ada pengurai, maka pasti akan dipenuhi dengan timbunan sampah dan sisa-sisa organisme.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan bagian dari ekosistem yang terdiri atas benda tak hidup yang berada
di sekitar organisme. Komponen abiotik, antara lain cahaya, matahari, udara, air, dan suhu.

a. Cahaya Mahahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi semua organisme di bumi. Melalui bantuan
cahaya matahari, karbondioksida, dan air, maka proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat
dan juga oksigen.

b. Udara

Udara tersusun atas berbagai macam gas, seperti oksigen, hidrogen, karbon dioksida, dan nitrogen.
Semua organisme memerlukan udara untuk dapat melakukan berbagai aktivitas.

Misalnya, oksigen diperlukan organisme dalam proses pernapasan (respirasi) untuk mengoksidasi
karbohidrat sehingga menghasilkan energi.

Gas karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis,
sedangkan nitrogen diperlukan organisme sebagai bahan baku pembuatan protein.

c. Air

Semua organisme yang ada di bumi memerlukan air untuk dapat bertahan hidup. Tumbuhan akan
layu bahkan mati apabila kekurangan air.
Hewan dan manusia pun akan mati jika kekurangan air. Di dalam tubuh, air berfungsi untuk pelarut
zat, termasuk zat makanan yang dikonsumsi oleh setiap organisme.

d. Suhu

Suhu merupakan komponen penting bagi kelangsungan hidup organisme di bumi. Setiap organisme
memerlukan suhu tertentu untuk hidupnya.

Itulah sebabnya mengapa tumbuhan yang biasa hidup di daerah panas, seperti kaktus, akan mati
atau terhambat pertumbuhannya jika ditanam di daerah dingin.

Demikian ulasan mengenai komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem beserta contohnya.
Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai