Anda di halaman 1dari 10

KONSTRUKSI KOLAM

Konstruksi & Disain Kolam sangat berpengaruh pada Sistem Tehnis dan keberhasilan dalam
menjalankan Budidaya. Untuk tebar diatas 150 ekor/m3 diperlukan konstruksi kolam dari plastik
atau semen beton.

KOLAM LELE DARI TERPAL PLASTIK-tanpa saluran pembuangan.


Konstruksi dan disain kolam sangat menentukan sistem budidaya yang akan dilakukan, karena
dengan sistem ini nanti juga akan menggambarkan Sarana, Prasarana, modal, skill SDM tingkat
penguasaan
tehnis-tehnis
Budidaya.
Untuk lebih mudah membagi sistem Tehnologi, modal, sarana dan Prasarana pada Budidaya Lele
maka sistem Budidaya bisa dibagi menjadi 3 sistem, yaitu :
1. Sistem TRADISIONAL, pada sistem ini kepadatan tebar bibit Lele < 50 ekor / m3, pakan
yang diberikan bisa berupa pakan buatan sedikit sekali, dan masih bergantung pada pakan alami
yang tumbuh dikolam ikan seperti jentik2, zooplankton, diatom dll. Konstruksi kolam bisa dibuat
dengan tanah seluruhnya.
2. Sistem SEMI INTENSIF, kepadatan tebar bibit lele 50 150 ekor /m 3. Pakan sudah mulai
lebih banyak bergantung pada pakan buatan/pelet, sedangkan pakan mengandalkan pakan alami
atau pakan segar lain jumlahnya tidak bisa banyak.Konstruksi kolam masih bisa menggunakan
tanah yang pada dinding-dindingnya dipadatkan,atau pada pinggiran kolam bisa dari semen atau
plastik, untuk mengurangi porositas air kolam.
3. Sistem Intensif, kepadatan > 150 ekor/m3, Pakan sudah 100 % bergantung pada pakan buatan
dengan protein yang seusuai dengan fase-fase pertumbuhannya. Konstruksi kolam sudah full dari
Plastik ataupun beton semen. Sehingga memutus faktor pengaruh terhadap media lingkungan,
jadi sepenuhnya masuk dalam kontrol manajemen kita.
Kolam sebagai wadah tempat budidaya harus dipersiapkan mulai dari awal pemilihan sistem
Budidaya yang akan diterapkan. Sarana dan prasarana pendukung juga harus dihitung dan
dipersiapkan sesuai dengan kepadatan tebar bibitnya.

HUBUNGAN KEPADATAN, KONSTRUKSI DAN PAKAN


DISAIN KOLAM, sangat menentukan tingkat manajemen tehnis yang akan kita jalankan
nantinya. Untuk Sistem Pembesaran pada Lele disain kolam akan menentukan tingkat daya
sanggah media terhadap produktifitas pertumbuhan ikan lele. Karena Pada kolam yang dangkal
kedalaman < 1 m, akan menentukan sedikit atau banyaknya lele yang bisa dengan leluasa
tumbuh dan hidup, jadi penghitungan Volume media air kehidupan ikan lele adalah jumlah ikan
per meter kubiknya. Semakin dalam kolamnya maka akan semakin banyak bisa mengisi kolongkolong air untuk hidup ikan lele, tetapi dengan syarat ke homogenan kualitas air didasar, tengah
dan permukaan harus bagus.
Maka semakin dalam kolam dengan kepadatan tebar ikan semakin tinggi maka akan diperlukan
sarana-sarana tambahan, seperti pompa air yang diperlukan untuk mengaduk masa air menjadi
homogen antara lapisan bawah dan atas. Pompa ini sangat berpengaruh membuat tingkat kualitas
air kolam menjadi lebih baik.
Disain dan Kostruksi kolam penting sekali diperhatikan, karena menentukan tingkat kemudahan
dalam manajemen Kualitas dan Kuantitas Air, yang terpenting adalah bagaimana cara membuat
masa air sehomogen mungkin, yang nantinya pengadukannya akan dibantu oleh POMPA, jadi
dengan konstruksi sebagaimanapun bentuknya asalkan tidak porus maka kualitas air bisa
distabilkan. Lebih lanjut dibahas dalam manajemen kualitas Air secara Praktis.

PERSIAPAN PEMBUATAN KOLAM BETON


Penentuan jenis kolam dari tanah, plastik ataupun beton yang terpenting adalah bisa menyimpan
masa air selama masa budidaya atau tidak porus.Hal ini penting sekali diperhitungkan karena air
yang porus akan berpengaruh sekali terhadap kestabilan kualitas dan kuantitas air selama masa
Budidaya, maka pertumbuhan pun akan bisa terpengaruh dari perubahan-perubahan yang tidak
stabil ini disamping faktor cuaca.
Kolam tanah, persiapan awal selain pemadatan dinding dan tanah dasar supaya tidak porus, maka
untuk Budidaya Lele yang sangat perlu diperhatikan adalah dinding atau dasar yang padat
membuat Lele tidak mudah bersembunyi membuat lubang, disamping pada dasar dan dinding
kolam yang tidak rata permukaannya membuat kotoran tidak mudah terbilas hanyut dalam
pembuangan. Sehingga kotoran akan mudah menumpuk pada titik yang tidak rata tsb, hal ini
akan terjadi titik daerah mati atau dead zone .
dead zone, adalah terjadinya titik daerah mati, dimana terjadi penumpukan Bahan Organik atau
sampah yang terkumpul pada area-area tertentu. Daerah ini Kadar amoniak dan gas-gas beracun
mulai tinggi sehingga tidak disukai oleh ikan. Apabila ada pakan ikanyang jatuh pada titik-tik ini
maka ikan tidak akan mau makan, atau daerah ini temapt menjadi sarangnya beberapa bakteri
phatogen yang menyebabkan sakit pada ikan.
Pemberian kapur atau LIMING pada kolam tanah sangat mutlak diperlukan, karena kapur ini
fungsinya
sebagai
:
1. Buffer atau penyagga agar PH di air tidak melonjak naik pada sore hari dan turun pada waktu
menjelang
pagi
hari.
2. Sebagai sumber menyuplai CO2 ( carbondioksida ) dari unsur kapur yaitu Bicarbonat
(H2CO3)2- yang akan menyuplai digunakan untuk fotosintesa phytoplankton ( mikroalga hijau ).
BEBEAPA JENIS KAPUR TABEL.

JENIS-JENIS KAPUR YANG DIGUNAKAN DALAM PERIKANAN


Menurut pengalaman penulis, pemberian pupuk kandang untuk ditanah, saat ini kurang
diperlukan lagi. Karena justeru akan membuat kondisi lingkungan menjadi kelewat subur pada
masa budidaya nantinya. Permasalahan yang sering terjadi nantinya malahan adalah bagaimana
menge rem terjadinya saat-saat meluncur pada kondisi lingkungan yang kearah kelewat subur.
Pembentukan penumbuhan phytoplankton dapat dilakukan dengan cara memancing pemupukan,
tetapi setelah kondisi pemberian pakan yang rutin pada ikan, sisa-sisa pakan ini justeru akan
menjadi
sumber
bahan
Organik
yang
akan
diubah
menjadi
pupuk yang subur oleh siklus mikroorganisme dikolam dalam sistem-sistem Probiotik yang
diterapkan nantinya.
Membuat warna Hijau pada Kolam Tanah untuk persiapan tebar Bibit, ini sangat penting sekali
dilakukan, karena untuk mendapatkan lingkungan air yang nyaman untuk hidup bibit-bibit lele.
Pada Lingkungan air yang berwarna Hijau daun maka Suplai Oksigen (O2) dari hasil fotosintesa
sangat membantu untuk kenyamanan hidup bibit. Disamping Phytoplankton ini juga sebagai
selimut alami yang berfungsi menjaga kestabilan fluktuasi suhu air perbedaan pada siang Hari
dan malam harinya.
Teknologi inilah yang menjadikan perkembangan pengetahuan yang sangat berarti untuk di
ketahui oleh para petani ikan. Karena sementara ini sebagian besar petani ikan masih berkiblat
pada dunia pertanian,dimana bagaimana carnya membuat lingkungan menjadi subur untuk
tumbuhnya phytoplankton atau zooplankton sebagai makanan ikan. Tetapi kenyataannya yang
terjadi dilapangan malahan memberi beban yang sangat berlebih pada ligkungan air, sedangkan
pakan alami tumbuhnya tidak sesuai dengan jumlah biomasa ikan. Pakan alami sangat membantu
perkembangannya bila dilakukan dalam sistem pendederan secara alami, yaitu untuk bibit-bibit
dari ukuran 1 sampai 2 Cm.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk kolam tanah dan plastik maupun beton agar menjadi Hijau
adalah
sbb
:
- Masukkan air bersih, kalau air dari sawah atau sungai karena sudah mengandung bibit
phytoplankton dan kadar Bahan Organik yang terlarut relatif lebih tinggi, maka akan lebih
mudah dalam pembentukan warna airnya. Tetapi apabila sumber airnya adalah air dari sumber
mata air atau sumur, maka perlu dipancing dengan adanya pemupukan menggunakan pupuk Urea

sebanyak 5 grm/M3 dan Kaptan atau Dolomit 100 grm/M3 langsung ditebar secara merata pada
permukaan kolam pada pagi hari setelah matahari terbit ( pk 7 9 pagi).
- Berilah perlakuan probiotik XTRO Sebanyak 10 ml/ m3 air dan ditebar merata pada permukaan
air.
- Lakukanlah pemberian kapur kaptan/dolomit, urea, dan Xtro ini selama 3 5 hari berturut-turut
sampai
didapat
warna
air
yang
hijau.
- Apabila sudah didapat warna air yang hijau maka berarti air sudah siap tebar bibit, tetapi secara
berkala masih perlu dilakukannya perawatan atau maintenance, agar warna hijau akan tetap
stabil ( lebih jelas akan diterangkan dalam strategi membuat warna air hijau dalam GREEN
WATER
SYSTEM
)
- Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat menjadi
Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit. Tetapi pada kolam tanah karena
mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik maka akan mudah didapat kondisi
lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering terjadi
gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena
kotoran
yang
berlebih.
- Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air, tetapi
dengan kepiawaian kita dalam mengolah air maka justeru pada kolam ini mudah sekali
mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan
penurunan daya dukung Lingkungan air lebih mudah sekali dalam mengendalikannya.
KOLAM PLASTIK atau BETON, Pada kolam ini apabila konstruksinya sudah disiapkan dengan
baik dan tidak ada kebocoran pada konstruksinya maka bisa dimasukkan air setinggi 60 70 Cm
untuk membuat warna air menjadi Hijau.
PEMBUATAN WARNA AIR MENJADI HIJAU INI SANGAT MUTLAK HARUS
DILAKUKAN UNTUK BISA DILAKUKAN TEBAR BIBIT, untuk kolam-kolam dengan
sistem budidaya Out door karena suplai Oksigen sudah 100 % bergantung pada sistem
Fotosintesa pada Phytoplankton yang berwarna Hijau Muda segar di kolam.
LAKUKAN PERSIAPAN UNTUK TEBAR BIBIT APABILA HAL WARNA AIR SUDAH
DIDAPAT STABIL. Dinamika Jenis-jenis warna Air kolam, dan kualitas air nanti akan dibahas
lebih lanjut pada GREEN WATER SYSTEM.

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA LELE


Pemilihan Lokasi Budidaya sangat menentukan tingkat keberhasilan dan tingat kesulitan dalam
melakukan usaha Budidaya Lele. Disamping penentuan lokasi juga akan menggambarkan besar
kecilnya beban biaya yang akan kita keluarkan .

LETAK LOKASI GEOGRAFIS MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN


Pemilihan lokasi sangat menentukan dalam keberhasilan Budidaya Lele, tetapi dengan tehnik
manipulasi dalam Sistem Intensif maka kelemahan-kelemahan yang didapat dalam pemilihan
lokasi bisa di minimalkan dengan menambahkan beberapa prasarana.
Lele termasuk dalam ikan yang habitatnya hidup di daerah tropis rawa-rawa, sehingga kebiasaan
hidupnya mempunyai kisaran suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 27 31 derajad Celcius,
sesuai dengan kehidupan ikan-ikan tropis. Tetapi tidak perlu berkecil hati bagi rekan-rekan yang
tinggal didaerah yang beriklim sejuk, kebiasaan hidup lele ini bisa kitga optimalkan dengan
berbagai macam strategi dalam tehnik-tehnik budidaya.
SUHU, sangat berpengaruh dlm sistem Metabolisme tubuh lele. Sehingga apabila suhunya
rendah lele akan mengurangi nafsu makannya dan tidak terlal banyak bergerak. Hal inilah yang
sering menjadi kendala para petani, dalam keadaan nafsu makan yang turun, maka kondisi tubuh
lele akan menurun, sehingga akan mudah sekali terserang oleh penyakit. Dan biasanya apabila
manajemen kesehatan lingkungan Airnya buruk, maka berbagai jenis penyakit akan mudah
muncul.
SUMBER AIR, adalah sangat menentukan dalam budidaya. Karena semakin padat tebar bibit,
maka kebutuhan air akan lebih banyak. Tetapi dengan menggunakan Tehnik PROBIOTIK maka
pergantian air akan lebih minimal. Tetapi Sumber Air yang berlimpah akan sangat membantu
petani untuk menekan biaya. Disamping prasyarat-prasyarat secara kualitas air Harus terpenuhi.
Dimana lele masih mampu hidup sampai kadar garam 10 15 promil.
Kualitas air yang perlu diperhatikan sebagai Faktor penghambat pertumbuhan yang paling
utama, dan apabila diupayakan secara tehnis bisa tetapi menambah biaya investasi yang tidak
sedikit, adalah permasalahan kadar Logam berat yang terkandung dalam air tanah. hal ini
menurut pengalaman penulis, kadang banyak diabaikan petani dalam penentuan letak pencarian
lahan. Tetapi setelah berlangsungnya budidaya bisa mengakibatkan permaslahan-permasalahan
yang cukup serius. Karena pengaruhnya disamping terhadap tingkat daya konsumsi Ikan Lele
terhadap Oksigen dan juga berpengaruh terhadap kekestabilan jenis-jenis plankton yang bagus.
Ada beberapa strategi yang bisa untuk mensiasati memperoleh kestabilan kualitas air.

Kuantitas Air, Penggunaan Air dari sungai bisa di manfaatkan atas dasar pertimbangan kadar
Bahan Organik yang terlarut atau istilahnya Kotoran Organik, biasanya terlihat dari warna air
sungai yang cenderung kecoklatan cerah atau susu. Tetapi setelah dicapai umur lebih dari satu
bulan Pemeliharaan Pembesaran Lele untuk sistem Intensif ( tingkat kepadatan yang tingi, mis
>150 ekor/m3 ), tidak disarankan pemakaian air dari sungai yang mempunyai kadar Bahan
OrganikTerlarut tinggi, karena air yang kita tambahkan justeru akan memberikan beban berat
bagi keseimbangan Kualitas air di dalam Kolam Lele. Pengenceran atau penggantian air
sebaiknya dari Air Sungai yang telah diendapkan dalam penampungan atau air sumur bor.
Sehingga lebih mudah pengontrolan meningkatnya Jumlah Bahan Organik Terlarut di Air.
KEAMANAN, adalah faktor sosial yang sangat perlu diperhitungkan, karena ikan yang kita
tebar dikolam, pada ukuran konsumsi bisa sewaktu-waktu dijarah atau dimaling sehingga
kacaulah beberapa bulan usaha kita untuk mencari keuntungan.
LETAK GEOGRAFIS, Mudah dijangkau dan pengawasan, hal ini juga sangat perlu
dipertimbangkan. Karena sering terjadi pembuatan kolam dilakukan jauh dari keramaian dan
jangkauan, sehingga diawal kita masih bersemangat dalam budidaya, tetapi setelah terkena
masalah maka seringkali akan meluluhkan semangat dan akan kurang terperhatikan usaha ini
karena sulitnya letak geografis.

PERSIAPAN KOLAM TANAH (TRADISIONAL)


PERsiapan kolam tanah (tradisional)
- Pengolahan Tanah Dasar
Pengolahan tanah dasar terdiri dari pencangkulan dan perataan. Setelah itu,
dinding kolam diperkeras untuk mencegah kebocoran dan tanggul yang
rusak diperbaiki.
- Pembuatan kamalir sebagai tempat berlindung ikan atau benih sekaligus
mempermudah pemanenan.
- Penebaran Kapur Pertanian
pengapuran bertujuan untuk memberantas bibit hama, penyakit, serta
memperbaiki kualitas dan menaikkan pH tanah. Dosis kapur ang diberikan
sebanyak 20-200 gram/m2, tergantung pH awal tanah.

- Pemberian pupuk
Pemupukan dilakukan dengan pupuk kandang berupa kotoran ternak
(kotoran ayam kering) yang dikombinasikan dengan pupuk buatan. Pupuk
yang diberikan yaitu pupuk kandang sebanyak 500-700 gram/m2 , urea
15gram/m2, TSP 10 gram/m2 dan ZA (NH4NO3) 15 gram/M2.
- Pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air yang diberi saringan

untuk mencegah kaburnya ikan.


- Pengisian air
Pengisian air dilakukan dengan menutup pintu pengeluaran dan membuka
pintu pernasukan sehingga air mengalir dan menggenangi kolam setinggi
50-75 cm
- Penumbuhan pakan alami
Dilakukan dengan cara membiarkan kolam yang telah tergenang air selama
7 hari untuk merangsang tumbuhnya pakan alami berupa plankton.
TEBAR LELE DENGAN KEPADATAN TINGGI, 400 EKOR BIBIT/M3

Penguasaan Tehnik-tehnik Budidaya Lele menentukan Jumlah kepadatan tebar dan tingkat
keberhasilan Biomasa Panen yang dihasilkan, maka disamping prasarana, Modal maka SDM
sangat menentukan tingkat keberhasilan

KOLAM PEMBESARAN LELE DENGAN KEPADATAN 400 EKOR/M3


Meningkatnya jumlah kepadatan tebar Bibit lele, maka secara langsung akan meningkatkan
jamlah Pakan yang diperlukan dan akan berakibat semakin tinginya tingkat kotoran dan sisa
pakan yang dihasilkan. Kendala-kendala yang dialami oleh para rekan-rekan petani pemula,
kebiasaan tebar yang rendah yaitudibawah 200 ekor/m3 air. Kendala dan masalah yang didapat
cukup dengan rutin pergantian air dan tebar pakan sudah bisa didapatkan pertumbuhan yang
optimal. Tetapi apabila musim penghujan tiba warna air yang sebelumnya hijau segar mendadak
berubah menjadi hijau kusam atau coklat, akan juga diiringi timbulnya beberapa masalah di air,
lele mulai menggantung-nggantung diujung kolam, keluar bercak-bercak putih ditubuh nafsu
makan mulai turun dan bahkan tak jarang akan diiringi dengan kematian lele secara berkala.
Masalah-masalah klasik ini akan selalu muncul apabila petani tidak mau menerapkan sistem
Budidaya yang berwawasan dan berkiblat pada kesimbangan Lingkungan Air.
Bagaimana bisa melakukan tebar Lele dengan kepadatan yang tinggi yaitu 200 ekor/m3 lebih
dengan pertumbuhan dan kesehatan ikan yang terus Optimal ???.

Kita akan mengupas secara bertahap semua aspek yang perlu dikuasai oleh petani sehingga
mempunyai jurus-jurus yang jitu dalam menstrategi budidaya Lele.
Jurus yang perlu dikuasai adalah :
1. Mengerti sifat dan karakter jenis ikan yang akan dibudidayakan, kebiasaan makan, kebiasaaan
hidup,
mudah
stress
atau
tidak
bila
dibudidayakan
dengan
kepadatan
tebar
yang
tinggi.
2.
Mengeuasai
tehnik
Manajemen
atau
pengaturan
Kualitas
Air.
3.
Bisa
menghitung
Jumlah
Pakan
yang
diperlukan
4. Mempersiapkan sarana yang sesuai dengan kepadatan tebar bibit ikan, karena tingkat
kepadatan ikan sangat menentukan prasarana yang diperlukan, tentunya akan mensegmentasi
Sistem Budidaya yang akan dijalankan. ( Tradisional, SemiIntensif atau Intensif ).
Dalam Sistem Budidaya Perikanan dibagi beberapa tahapan tehnis yang disesuaikan dengan Fase
ukuran
besar
ikan
dan
tingkat
kepadatannya.
Tahapan Tehnis Budidaya itu perlu disegementasi dengan beberapa pertimbangan, antara lain :
1.
Jenis
pakan,
ukuran
pakan
2.
Tingkat
kepekaan
terhadap
kepadatan
bibit
(
penjarangan
).
3. Kecepatan pertumbuhan yang tidak sama ( teknik grading / pemilahan ), untuk didapatkan
ukuran besar ikan yang sama. Karena untuk kebanyakan jenis ikan mempunyai naluri
Kanibalisme
dalam
pola
makan.
4. Panjangnya waktu yang diperlukan mulai dari ukuran bibit sampai dengan ukuran Konsumsi.
Sehingga secara ekonomis disegmentasi tahapan-tahapan pembesarannya.
Adapun Tahapan Segemtasi yang dilakukan sesuai dengan teknologi masing-masing adalah :
1. PEMBIBITAN, Pada tahap ini Manajemen Induk dan bibit perlu dikuasai untuk mendapatkan
bibit
yang
bagus,
seragam
dan
pertumbuhan
cepat
serta
rata.
2. PENDEDERAN, Tahap ini pada fase bibit dipersiapkan pada ukuran siap tebar ke kolamkolam
pembesaran.
3. PEMBESARAN, Tahap pembesaran ikan sampai didapat ukuran konsumsi.
Petani ikan apa bila sudah menguasai tehnik-tehnik dasar dalam Budidaya maka dapat
dilakukannya pembesaran Ikan Lele dengan kepadatan yang sangat tinggi yaitu 200 ekor/m3
keatas. Kalau dikuasai teknik dalam budidaya Lele dengan sistem Intensif, Lele mampu hidup
pada stresing kepadatan tebar yang ekstrim tinggi tetapi pertumbuhannya masih dalam range
waktu standard budidaya, yaitu sekitar 75 Kg/m3 daging ikan Lele, jadi kalau 1 Kg isi 10 ekor,
maka
lele
mampu
hidup
dengan
pertumbuhan
yang
normal
pada
kepadatan tebar 750 ekor/m3.
Apakah syarat-syarat kehidupan yang bisa dicapai, untuk melakukan teknologi intensif itu ?
- OKSIGEN, sebagai LIMITING FACTOR perlu disediakan pada jumlah yang optimal,
walaupun lele mempunyai Labirynth yang bisa digunakan secara langsung mengambil Oksigen
di
udara.
- Kualitas Air yang Optimal sehingga terbentuknya Air berwarna Hijau di awal Budidaya
( TEKNIK GREEN WATER SYSTEM, reff: secara berkala akan diulas khusus tehnik ini).

Manajemen
Pakan
dan
Kualitas
Pakan.
Kuantitas
Air
cukup.
- Kualitas Bibit yang bagus ( seragam dan dari jenis induk yang terpilih/ tidak in dreeding ).
MENGAPA DILAKUKAN OUT DOOR ( KOLAM-KOLAM DILUAR RUANGAN ),
APAKAH TIDAK MEMUNGKINKAN DILAKUKAN INDOOR SYSTEM ??
Indoor system, sangat mungkin juga dilakukan,tetapi prasarananyapun harus disesuaikan
memakai kincir air atau blower untuk suplai Oksigen dibadan air. Karena Kalau Indoor System
sudah tidak memungkinkan dilakukan Budidaya dengan Tehnik GREEN WATER SYSTEM,
yaitu suplai Oksigen sebagian besar bergantung pada fotosinseta Phytoplankton.
Menyambung dengan Posting kami di TRUBUS ON LINE, yang mempunyai anemo yang tinggi
terhadap permasalahan pembesaran Lele, maka tulisan-tulisan kami akan kami mulai dari tehnik
Pembesaran dahulu, untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan
persayaratan-persyaratan tehnis yang diperlukan untuk dapat melakukan penebaran Lele dengan
Tehnik penebaran yang tinggi.
Tingkat keberhasilan dalam BUdidaya lele tergantung, pada beberapa hal al :
1. PEMILIHAN LOKASI
2. KONSTRUKSI & DISAIN KOLAM
3. PERSIAPAN KOLAM
4. PENEBARAN BIBIT
5. MANAJEMEN PAKAN
6. MANAJEMEN KUALITAS AIR DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai