Konstruksi & Disain Kolam sangat berpengaruh pada Sistem Tehnis dan keberhasilan dalam
menjalankan Budidaya. Untuk tebar diatas 150 ekor/m3 diperlukan konstruksi kolam dari plastik
atau semen beton.
sebanyak 5 grm/M3 dan Kaptan atau Dolomit 100 grm/M3 langsung ditebar secara merata pada
permukaan kolam pada pagi hari setelah matahari terbit ( pk 7 9 pagi).
- Berilah perlakuan probiotik XTRO Sebanyak 10 ml/ m3 air dan ditebar merata pada permukaan
air.
- Lakukanlah pemberian kapur kaptan/dolomit, urea, dan Xtro ini selama 3 5 hari berturut-turut
sampai
didapat
warna
air
yang
hijau.
- Apabila sudah didapat warna air yang hijau maka berarti air sudah siap tebar bibit, tetapi secara
berkala masih perlu dilakukannya perawatan atau maintenance, agar warna hijau akan tetap
stabil ( lebih jelas akan diterangkan dalam strategi membuat warna air hijau dalam GREEN
WATER
SYSTEM
)
- Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat menjadi
Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit. Tetapi pada kolam tanah karena
mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik maka akan mudah didapat kondisi
lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering terjadi
gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena
kotoran
yang
berlebih.
- Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air, tetapi
dengan kepiawaian kita dalam mengolah air maka justeru pada kolam ini mudah sekali
mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan
penurunan daya dukung Lingkungan air lebih mudah sekali dalam mengendalikannya.
KOLAM PLASTIK atau BETON, Pada kolam ini apabila konstruksinya sudah disiapkan dengan
baik dan tidak ada kebocoran pada konstruksinya maka bisa dimasukkan air setinggi 60 70 Cm
untuk membuat warna air menjadi Hijau.
PEMBUATAN WARNA AIR MENJADI HIJAU INI SANGAT MUTLAK HARUS
DILAKUKAN UNTUK BISA DILAKUKAN TEBAR BIBIT, untuk kolam-kolam dengan
sistem budidaya Out door karena suplai Oksigen sudah 100 % bergantung pada sistem
Fotosintesa pada Phytoplankton yang berwarna Hijau Muda segar di kolam.
LAKUKAN PERSIAPAN UNTUK TEBAR BIBIT APABILA HAL WARNA AIR SUDAH
DIDAPAT STABIL. Dinamika Jenis-jenis warna Air kolam, dan kualitas air nanti akan dibahas
lebih lanjut pada GREEN WATER SYSTEM.
Kuantitas Air, Penggunaan Air dari sungai bisa di manfaatkan atas dasar pertimbangan kadar
Bahan Organik yang terlarut atau istilahnya Kotoran Organik, biasanya terlihat dari warna air
sungai yang cenderung kecoklatan cerah atau susu. Tetapi setelah dicapai umur lebih dari satu
bulan Pemeliharaan Pembesaran Lele untuk sistem Intensif ( tingkat kepadatan yang tingi, mis
>150 ekor/m3 ), tidak disarankan pemakaian air dari sungai yang mempunyai kadar Bahan
OrganikTerlarut tinggi, karena air yang kita tambahkan justeru akan memberikan beban berat
bagi keseimbangan Kualitas air di dalam Kolam Lele. Pengenceran atau penggantian air
sebaiknya dari Air Sungai yang telah diendapkan dalam penampungan atau air sumur bor.
Sehingga lebih mudah pengontrolan meningkatnya Jumlah Bahan Organik Terlarut di Air.
KEAMANAN, adalah faktor sosial yang sangat perlu diperhitungkan, karena ikan yang kita
tebar dikolam, pada ukuran konsumsi bisa sewaktu-waktu dijarah atau dimaling sehingga
kacaulah beberapa bulan usaha kita untuk mencari keuntungan.
LETAK GEOGRAFIS, Mudah dijangkau dan pengawasan, hal ini juga sangat perlu
dipertimbangkan. Karena sering terjadi pembuatan kolam dilakukan jauh dari keramaian dan
jangkauan, sehingga diawal kita masih bersemangat dalam budidaya, tetapi setelah terkena
masalah maka seringkali akan meluluhkan semangat dan akan kurang terperhatikan usaha ini
karena sulitnya letak geografis.
- Pemberian pupuk
Pemupukan dilakukan dengan pupuk kandang berupa kotoran ternak
(kotoran ayam kering) yang dikombinasikan dengan pupuk buatan. Pupuk
yang diberikan yaitu pupuk kandang sebanyak 500-700 gram/m2 , urea
15gram/m2, TSP 10 gram/m2 dan ZA (NH4NO3) 15 gram/M2.
- Pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air yang diberi saringan
Penguasaan Tehnik-tehnik Budidaya Lele menentukan Jumlah kepadatan tebar dan tingkat
keberhasilan Biomasa Panen yang dihasilkan, maka disamping prasarana, Modal maka SDM
sangat menentukan tingkat keberhasilan
Kita akan mengupas secara bertahap semua aspek yang perlu dikuasai oleh petani sehingga
mempunyai jurus-jurus yang jitu dalam menstrategi budidaya Lele.
Jurus yang perlu dikuasai adalah :
1. Mengerti sifat dan karakter jenis ikan yang akan dibudidayakan, kebiasaan makan, kebiasaaan
hidup,
mudah
stress
atau
tidak
bila
dibudidayakan
dengan
kepadatan
tebar
yang
tinggi.
2.
Mengeuasai
tehnik
Manajemen
atau
pengaturan
Kualitas
Air.
3.
Bisa
menghitung
Jumlah
Pakan
yang
diperlukan
4. Mempersiapkan sarana yang sesuai dengan kepadatan tebar bibit ikan, karena tingkat
kepadatan ikan sangat menentukan prasarana yang diperlukan, tentunya akan mensegmentasi
Sistem Budidaya yang akan dijalankan. ( Tradisional, SemiIntensif atau Intensif ).
Dalam Sistem Budidaya Perikanan dibagi beberapa tahapan tehnis yang disesuaikan dengan Fase
ukuran
besar
ikan
dan
tingkat
kepadatannya.
Tahapan Tehnis Budidaya itu perlu disegementasi dengan beberapa pertimbangan, antara lain :
1.
Jenis
pakan,
ukuran
pakan
2.
Tingkat
kepekaan
terhadap
kepadatan
bibit
(
penjarangan
).
3. Kecepatan pertumbuhan yang tidak sama ( teknik grading / pemilahan ), untuk didapatkan
ukuran besar ikan yang sama. Karena untuk kebanyakan jenis ikan mempunyai naluri
Kanibalisme
dalam
pola
makan.
4. Panjangnya waktu yang diperlukan mulai dari ukuran bibit sampai dengan ukuran Konsumsi.
Sehingga secara ekonomis disegmentasi tahapan-tahapan pembesarannya.
Adapun Tahapan Segemtasi yang dilakukan sesuai dengan teknologi masing-masing adalah :
1. PEMBIBITAN, Pada tahap ini Manajemen Induk dan bibit perlu dikuasai untuk mendapatkan
bibit
yang
bagus,
seragam
dan
pertumbuhan
cepat
serta
rata.
2. PENDEDERAN, Tahap ini pada fase bibit dipersiapkan pada ukuran siap tebar ke kolamkolam
pembesaran.
3. PEMBESARAN, Tahap pembesaran ikan sampai didapat ukuran konsumsi.
Petani ikan apa bila sudah menguasai tehnik-tehnik dasar dalam Budidaya maka dapat
dilakukannya pembesaran Ikan Lele dengan kepadatan yang sangat tinggi yaitu 200 ekor/m3
keatas. Kalau dikuasai teknik dalam budidaya Lele dengan sistem Intensif, Lele mampu hidup
pada stresing kepadatan tebar yang ekstrim tinggi tetapi pertumbuhannya masih dalam range
waktu standard budidaya, yaitu sekitar 75 Kg/m3 daging ikan Lele, jadi kalau 1 Kg isi 10 ekor,
maka
lele
mampu
hidup
dengan
pertumbuhan
yang
normal
pada
kepadatan tebar 750 ekor/m3.
Apakah syarat-syarat kehidupan yang bisa dicapai, untuk melakukan teknologi intensif itu ?
- OKSIGEN, sebagai LIMITING FACTOR perlu disediakan pada jumlah yang optimal,
walaupun lele mempunyai Labirynth yang bisa digunakan secara langsung mengambil Oksigen
di
udara.
- Kualitas Air yang Optimal sehingga terbentuknya Air berwarna Hijau di awal Budidaya
( TEKNIK GREEN WATER SYSTEM, reff: secara berkala akan diulas khusus tehnik ini).
Manajemen
Pakan
dan
Kualitas
Pakan.
Kuantitas
Air
cukup.
- Kualitas Bibit yang bagus ( seragam dan dari jenis induk yang terpilih/ tidak in dreeding ).
MENGAPA DILAKUKAN OUT DOOR ( KOLAM-KOLAM DILUAR RUANGAN ),
APAKAH TIDAK MEMUNGKINKAN DILAKUKAN INDOOR SYSTEM ??
Indoor system, sangat mungkin juga dilakukan,tetapi prasarananyapun harus disesuaikan
memakai kincir air atau blower untuk suplai Oksigen dibadan air. Karena Kalau Indoor System
sudah tidak memungkinkan dilakukan Budidaya dengan Tehnik GREEN WATER SYSTEM,
yaitu suplai Oksigen sebagian besar bergantung pada fotosinseta Phytoplankton.
Menyambung dengan Posting kami di TRUBUS ON LINE, yang mempunyai anemo yang tinggi
terhadap permasalahan pembesaran Lele, maka tulisan-tulisan kami akan kami mulai dari tehnik
Pembesaran dahulu, untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan
persayaratan-persyaratan tehnis yang diperlukan untuk dapat melakukan penebaran Lele dengan
Tehnik penebaran yang tinggi.
Tingkat keberhasilan dalam BUdidaya lele tergantung, pada beberapa hal al :
1. PEMILIHAN LOKASI
2. KONSTRUKSI & DISAIN KOLAM
3. PERSIAPAN KOLAM
4. PENEBARAN BIBIT
5. MANAJEMEN PAKAN
6. MANAJEMEN KUALITAS AIR DAN KESEHATAN LINGKUNGAN